BAB 14

Bruukk!

Dhara menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur setelah dirinya tiba di studio. Lelahnya tak bisa di tutup-tutupi lagi. Nafasnya yang berat pun masih terdengar jelas. Sesekali ia pun menutupi wajahnya yang terlihat sangat lelah itu.

"Hah! Harusnya gue bisa jauh lebih fresh sekarang. Produk gue banyak yang suka tapi gue malah jadi enggak semangat gini" Gumam Dhara menghela nafas sekali lagi.

"Gue terus kepikiran sama yang di bilang Jin Young tadi. Duh, tuhan! Jangan sampai deh, enggak siap buat hancur lagi" Sambungnya yang kemudian membawa tubuhnya untuk kembali bersemangat.

"Sudahlah lupakan! Ayo Dhara, sekarang waktunya bersih-bersih dan bersiap makan malam" Ucap Dhara bersegera merapihkan kamarnya.

Seperti tak kenal lelah, Dhara yang baru saja selesai bekerja kini harus menerima kenyataan untuk bekerja lagi di rumah, merapihkan segala sesuatu yang berantakan sebab ulahnya sendiri. Hal itu terjadi setiap hari tetapi ia sama sekali tidak pernah mengeluhkan hal tersebut.

Selang beberapa jam setelah Dhara merapihkan kamarnya, kini ia sudah bersama dengan Bella dan Yuan. Malam ini Dhara dan kedua sahabatnya akan menikmati makan malam bersama setelah beberapa hari mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

"Bell, kalau lo jadi Dhara dan lo berhasil dengan produk yang lo rancang juga di sukai sama banyak orang, lo pasti senang kan?" Tanya Yuan kepada Bella mengawali obrolan mereka.

Mendengar pertanyaan Yuan yang di arahkan untuk Bella, seketika itu Dhara pun melirik Yuan dengan lirikan yang amat tajam. Namun Yuan tidak memperdulikannya.

"Hm. Pasti lah" Sahut Bella mengangguk.

"Pasti senang kan? Tapi... Dhara sama sekali enggak senang atau bahagia sedikit pun setelah produknya goal" Ucap Yuan membuat Bella terkejut.

"Hah? Ya enggak mungkin lah lo enggak euforia setelah kerja keras lo terbayar lunas!" Seru Bella yang membelalakkan matanya ke arah Dhara.

Dhara menghela nafas.

"Lo comel banget ya jadi cowok!" Celetuk Dhara kepada Yuan yang hanya tertawa meledekinya.

"Ada masalah apa lagi sih?" Tanya Bella yang mulai khawatir dengan sahabatnya.

"Enggak ada masalah apa-apa kok. Pikiran sama hati gue lagi enggak sejalan aja" Sahut Dhara lesu.

"Kenapa? Pasti alasannya dong" Ucap Bella.

Dhara kembali menghela nafas dengan wajahnya yang terlihat tidak bersemangat.

"Gue mau minta pendapat lo berdua deh soal kedekatan gue sama Kim Kwajang" Tanya Dhara membuat Bella dan Yuan kebingungan.

"Kedekatan lo sama Kwajang-nim? Ya normal-normal aja, emang kenapa?" Ucap Yuan.

"Iya kan? lo enggak lihat kita berdua kayak lagi pendekatan ke arah yang lain kan?" Ucap Dhara tersenyum kecil setelah mendengar jawaban dari Yuan.

"Oh, gue ngerti maksud lo" Seru Bella.

"Lo pasti khawatir kalau ternyata kedekatan lo sama Kwajang-nim itu lebih dari sekedar partner kerja kan?" Sambung Bella.

"Hm" Dhara mengangguk.

"Selama ini gue ngelihat lo sama Kwajang-nim tuh kayak lo nyaman dekat sama beliau. Terlepas dari ada atau enggaknya perasaan lain ya gue rasa sih wajar-wajar aja. Apalagi lo juga butuh banget terapi itu buat hati lo bisa sembuh dan kembali normal kayak dulu lagi" Jelas Bella.

"Yap, lo benar banget Bell. Dhara kita harus kembali kayak dulu lagi" Seru Yuan setuju.

"Udah waktunya buat lo bangkit Ra, entah dengan Kim Kwajang atau siapa pun itu. Gue benar-benar berharap lo bisa bertemu sama lelaki yang 100% bisa buat lo nyaman dan bahagia" Sambung Yuan tersenyum.

"Lo berdua mau lihat gue hancur lagi?" Tegas Dhara terlihat kesal.

"Hei Ra. Come on! Dua tahun lebih loh, dua tahun lebih Ra lo ada di kondisi yang kayak gini. Gue aja yang cuma sahabat lo mau loh lihat lo sebahagia dulu lagi, ya masa lo enggak mau nemuin kebahagiaan lo sendiri? Lo mau ngebiarin diri lo terus dalam kesakitan? Lo enggak percaya sama diri lo sendiri sampai lo seakan nyaman ada di kondisi sekarang?!" Ucap Yuan yang juga terlihat kesal.

"Betul sekali saudara Yuan!" Seru Bella.

"Apa sih, udah lah lo berdua enggak usah aneh-aneh . Enggak usah berharap terlalu jauh, kalian tuh enggak tahu sakitnya kayak gimana. Udah cukup gue menderita selama ini, enggak lagi-lagi deh" Tegas Dhara kembali pada emosinya yang selalu meluap jika membahas perihal hati.

"Ra, ada saatnya buat lo harus bisa meyakinkan diri bahwa enggak semua laki-laki se brengsek si Aldi!" Jelas Yuan dengan wajah yang memerah.

"Kenapa disebut namanya si, comel!" Ucap Bella sambil mencubit kecil tangan Yuan.

"Awh awh! Sakit Bell, sumpah sakit banget" Rintih Yuan sambil berusaha menyelematkan diri.

"Makanya kalau ngomong tuh hati-hati! Benar-benar comel banget lo ya jadi cowok" Ucap Bella yang masih belum melepaskan cubitannya.

Lagi-lagi Dhara menghela nafas berat dan bergegas memasukkan ponselnya ke dalam saku hoodie berwarna cream yang dikenakannya.

"Gue duluan" Ucap Dhara ketus lalu pergi tanpa memperdulikan kedua sahabatnya yang tengah bergelut.

"Eh Ra, mau kemana?" Ucap Yuan terkejut.

"Gara-gara lo nih!" Gumam Bella sambil berjalan cepat berusaha untuk menyusul Dhara.

"Kok gue?" Ucap Yuan yang tidak merasa bersalah dan mengikuti Bella.

"Ya emang gara-gara lo! Ngapain juga lo sebut nama si Aldi. Udah tahu Dhara lagi sensitif, lo malah berulah!" Ucap Bella dengan nada yang sedikit tinggi.

Malam itu Dhara benar-benar merasakan suasana hatinya yang sangat tidak karuan. Semangatnya semakin mengendur hingga membuatnya seakan melupakan hal besar yang baru saja membuatnya bahagia. Sekali lagi, perihal hati Dhara memang tidak pernah menganggap sepele hal tersebut.

Langkahnya yang cepat tak membawa Dhara kembali ke studio, melainkan ke sebuah cafe yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Disana ia duduk sendiri sambil memandangi setiap sudut jalan distrik gangnam yang sangat ramai. Ramai lingkungannya tetapi tidak untuk hatinya.

"Duduk sendiri dengan segelas kopi memang menenangkan, tapi kalau ada teman akan jauh lebih menyenangkan".

Dhara memalingkan wajahnya setelah mendengar suara yang tidak asing baginya. Betapa terkejutnya Dhara mengetahui siapa yang kini tengah berada di hadapannya. Pasalnya ia melarikan diri dari Yuan dan Bella sebab mereka terus membahas masalah kedekatannya dengan Kim Dong Wook Kwajang-nim. Lalu tiba-tiba saja orang yang sedang ada di pikirannya itu kini tepat ada di hadapannya.

Yap! Kebetulan saat itu Kim Dong Wook Kwajang-nim ternyata sedang berada di cafe yang sama. Dhara yang tengah bergelut dengan pikirannya kini terlihat sangat gugup dan kikuk. Ia kebingungan dan tidak tahu harus bagaimana menghadapi Kim Dong Wook Kwajang-nim.

"Wae? Ada masalah apa, saya siap jadi pendengar yang baik untuk kamu" Ucap Kwajang-nim sambil tersenyum menatap Dhara.

Dhara masih membisu, ia tidak merespon pertanyaan dari atasannya. Ia masih terdiam dengan pikirannya yang masih tidak sejalan.

"Ini apa lagi sih? Gue kesini karena menghindar dari obrolan yang mengarah ke Kwajang-nim, tapi kenapa malah ketemu disini? Hah!"

...........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!