BAB 18

Masih dengan suasana Sungai Han yang sejuk namun matahari yang semakin terik telah menguras semua tenaga dua wanita dewasa yang tengah mengawali akhir pekannya dengan berolahraga.

Perbincangan panas di bawah teriknya matahari perlahan seperti membakar tubuhnya, keringatnya semakin deras bercucuran dan tarikan nafasnya pun sudah tidak beraturan. Asap dari api yang membakarnya sudah membumbung tinggi.

Ingin rasanya ia berteriak dan memaki sahabatnya, namun Dhara mulai bisa mengendalikan dirinya. Atau mungkin ia sudah terbiasa dengan hal seperti ini sehingga ia memainkan triknya untuk mengatasi hal tersebut dengan baik.

"Lo bilang apa tadi? Gue suka sama Kwajang-nim? Gue?" Tanya Dhara dengan nada sinis.

"Hm, lo suka kan?" Bella memperjelas pertanyaannya.

"Harus berapa kali sih gue bilang sama lo, gue sama Kwajang-nim itu cuma rekan kerja biasa. There is nothing special di antara gue sama beliau" Jelas Dhara dengan menaikkan nada bicaranya.

"Hah! Ya udah lah terserah lo deh. Gue rasa sih lo cuma butuh waktu sedikit lebih lama lagi buat benar-benar sadar sama perasaan lo atau lo tahu perasaan Kwajang-nim yang sebenarnya!" Ucap Bella menghela nafas kasar.

"Udah lah enggak usah paksa diri lo buat menumpangi kapal gue sama Kwajang-nim, karena percuma! Enggak akan berlayar!" Ucap Dhara dengan santai.

"Terserah lo!" Sahut Bella berjalan dan meninggalkan Dhara.

"Enggak usah berharap terlalu jauh, atau kalau enggak ya lo aja yang pacaran sama Kwajang-nim" Seru Dhara yang tertinggal cukup jauh.

"Terserah!" Sahut Bella yang menyerah berdebat dengan sahabatnya.

"Ngapain juga sih lo tuh suruh-suruh gue buat pacaran, lo sendiri aja jomblo ngapain susah-susah nyuruh gue move on!" Ucap Dhara semakin asyik meledeki temannya.

"Terserah lo Dhara!" Sahut Bella seraya berteriak.

"Makanya lo tuh enggak usah mancing-mancing deh. Sekarang gue udah punya trik buat serang balik ke lo atau Yuan!" Jelas Dhara sambil tertawa.

"Lo emang keras kepala ya!" Seru Bella yang kini sudah tersusul oleh Dhara.

"Makanya berhenti ngeship gue sama Kwajang-nim!" Dhara tidak bosan meledeki Bella.

"Terserah gue!" Sahut Bella dengan wajah yang konyol meledeki Dhara.

"Awas lo ya!" Ancam Dhara yang kemudian berlari mengejar Bella.

Menyusuri jalan pulang dengan berlari bak tom and jerry yang tidak pernah rukun, Dhara dan Bella tertawa setelah menyadari tingkah konyol mereka yang seakan kekanak-kanakan. Setelah itu mereka pun kembali rukun dan saling merangkul. Begitu indah persahabatan mereka.

JK Corp. Seoul.

"Daripada mengeluarkan produk baru dengan jenis yang sama, bagaimana kalau kita kembangkan saja produk terakhir kita?" Ucap Dhara.

Pagi itu Dhara tengah memimpin meeting bersama timnya. Setelan yang simple dan make up yang terlihat natural sangat cocok untuk Dhara sehingga auranya pun tampak semakin bersinar. Terlebih ia berdiri dihadapan rekan kerjanya semakin membuat Dhara terlihat begitu berkarisma.

Pembahasaan demi pembahasaan rupanya telah selesai Dhara sampaikan. Ia pun segera menutup meeting yang sudah berjalan selama satu jam tersebut.

"Terimakasih untuk waktunya, sekarang ayo kita bersemangat dan kembali bekerja" Tutup Dhara dengan senyumnya.

"Fighting~" Seru peserta meeting pagi itu secara bersamaan. Terdengar pula suara tepuk tangan yang di hadiahi oleh para kolega untuknya.

Dhara dan beberapa koleganya melenggang pergi meninggalkan ruang meeting untuk segera kembali ke ruang kerja mereka masing-masing.

"Yuk mari kita putar otak lagi!" Ucap Dhara menyemangati dirinya setelah tiba di ruang kerjanya.

Layar monitor yang telah di hidupkan, jari jemari yang sudah siap berdansa di atas keyboard dan pandangan yang fokus tiba-tiba saja teralihkan oleh dering ponsel miliknya. Meskipun sudah siap dengan segalanya tetapi Dhara tetap harus memalingkan fokusnya sebentar untuk menjawab panggilan masuk yang sangat penting baginya. Ya, sang ibu memanggilnya melalui panggilan video.

...Happy Family...

...Is calling......

[Ibu]

Nak, apa kabar?.

[Ayah]

Nak, kamu sehat kan?.

^^^Annyeong yeorobun! Syukurlah Dhara sehat dan baik-baik aja disini. Ayah Ibu kakak sama adek sehat semua kan?^^^

[Ayah]

Syukurlah nak, kita semua disini sehat. Kamu sudah makan siang?.

[Ibu]

Ibu ganggu kamu kerja ya?.

^^^Enggak kok. Dhara baru aja...^^^

...*****...

Saat tengah melakukan panggilan video bersama keluarganya, tiba-tiba saja Kim Dong Wook Kwajang-nim datang menghampiri Dhara dengan membawa segelas kopi untuknya. Hal tersebut tentu saja membuat Dhara terkejut dan khawatir keluarganya berpendapat lain.

"Wae?" Tanya Dhara dengan menggunakan bahasa isyarat kepada Kwajang-nim yang juga terkejut karena tidak tahu bahwa Dhara tengah berbincang dengan keluarganya.

"Kopi" Sahut Kwajang-nim seraya berbisik.

Hal itu tentu saja membuat orang tua Dhara menjadi penasaran, pasalnya wajah Dhara terpampang jelas di kamera termasuk saat ia berbicara dengan Kim Dong Wook Kwajang-nim yang tanpa suara.

...Happy Family...

...Is calling......

[Ayah]

Kamu lagi ngomong sama siapa?.

[Ibu]

Ada teman kamu ya? atau ada atasan kamu? Nanti kamu kena marah enggak kerja sambil video call gini?.

^^^Eehh, itu... Hm, ada atasan Dhara. Tapi enggak apa-apa kok, beliau orangnya baik dan kesini bukan untuk pekerjaan. [Keceplosan]^^^

[Ayah]

Kalau bukan untuk pekerjaan terus ngapain?

^^^Eehh, enggak! Maksud Dhara... Hm^^^

[Dhania]

Wah, kayaknya si itu gebetannya kakak deh!

[Ibu]

Kayaknya si gitu, soalnya kakakmu bilang bukan soal pekerjaan, berarti kan ada hal lain.

^^^Apa sih dek! Enggak ada gebetan ya! Itu atasan Dhara bawain kopi, soalnya tadi Dhara titip sama beliau.^^^

[Kak Dhanis]

Titip beli kopi atau di beliin kopi?

[Ayah]

Kamu di beliin kopi sama atasan kamu?

[Ibu]

Atasan kamu atau pacar kamu?

[Dhania]

Hayo kak Dhara ngaku! Kakak udah punya gebetan kan disana? Dan itu pasti gebetan kakak yang bawain kopi? Iya kan?

^^^Ih apa sih ini berisik banget! Enggak kayak gitu ya! Udah deh, udah dulu ya Dhara mau lanjut kerja nanti pulang kerja Dhara hubungi lagi. Bye!.^^^

...*****...

Dhara yang sangat panik dengan serangan pertanyaan dari keluarganya seketika langsung mematikan ponselnya dan mengakhiri panggilan video tersebut.

"Saya ganggu ya?" Tanya Kwajang-nim yang masih berdiri di hadapan Dhara.

"Enggak kok" Sahut Dhara berusaha untuk tersenyum.

"Terus kenapa kamu seperti panik dan langsung..." Ucap Kwajang-nim tanpa melanjutkan perkataannya.

"Ehh, iya tadi karena Kwajang-nim ada disini dan saya pikir untuk hal penting jadi saya udahan aja video callnya" Sahut Dhara.

"Astaga maaf ya saya benar-benar tidak tahu. Tapi sepertinya tadi saya bisa menyapa keluarga kamu deh" Ucap Kwajang-nim tersenyum.

"Hah? Mau nyapa keluarga saya?" Seru Dhara terkejut.

"Hm, sekedar menyapa tidak apa kan?"

...........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!