BAB 17

Gyeongpodae, Gangneung.

Hembusan angin nan lembut dengan cuaca yang sejuk menjadi penyambut sempurna sore itu. Dhara dan Kim Dong Wook Kwajang-nim baru saja menginjakkan kaki mereka di salah satu pantai yang terkenal di Kota Gangneung, Korea Selatan.

Langit yang mulai memerah pun menyambut mereka dengan manja. Mega-mega merah yang hendak membawa sang matahari pergi itu terukir sangat indah di langit Gangneung. Dhara tersenyum sambil sesekali menghela nafas panjang seraya melepas penat setelah bergelut dengan pekerjaan.

Dhara terus melangkahkan kakinya demi menghampiri titik air yang lebih dekat. Dari raut wajahnya terlihat Dhara sangat menikmati liburan tanpa rencana ini. Sesampainya di tepi laut ia bermain air dengan menyentuhnya selagi air itu menghampirinya. Ia tersenyum bahkan tertawa dengan hal sederhana yang baru saja ia lakukan.

"Oppa!" Seru Dhara seraya berteriak memanggil Kwajang-nim yang masih jauh berdiri dan hanya memperhatikannya.

Ekspresi wajah terkejut dari Kim Dong Wook Kwajang-nim seketika saja membuat Dhara tertawa. Rasanya memang canggung tetapi itu salah satu hal yang di inginkan bahkan sudah di setujui oleh Kim Dong Wook Kwajang-nim yang menginginkan panggilan santai untuknya.

Tanpa kata dan hanya berbagi senyum Kim Dong Wook Kwajang-nim pun menghampiri Dhara dengan gaya jalannya yang santai.

"Kamu suka?" Tanya Kwajang-nim yang berdiri tepat di belakang Dhara.

"Hm" Dhara mengangguk kesenangan.

"Anggap saja ini bentuk dari permintaan maafku karena sudah buat kamu bad mood kemarin" Ucap Kwajang-nim yang kali ini membuat Dhara terkejut.

Dhara membalikkan tubuhnya dan menatap Kim Dong Wook Kwajang-nim. Ia sungguh terkejut dengan apa yang baru saja di ucapkan oleh atasannya itu.

"Wae?" Tanya Kwajang-nim hampir tertawa.

Dhara masih terdiam.

"Bukankah menyenangkan kalau kita bisa jauh lebih santai, terlebih kamu bisa berteriak "Oppa!" tanpa rasa ragu" Jelas Kwajang-nim meledeki Dhara.

"Ah jinjja! Itu kan sudah kita sepakati" Ucap Dhara tak mau kalah.

"Ne, justru itu aku juga akan lebih santai jika kita di luar kantor seperti ini" Sahut Kwajang-nim kembali tersenyum.

"Ok ok! Lakukan aja sesukamu" Ucap Dhara dengan tawa kecilnya.

"Hajiman... Gomawo! Ini kali pertamaku menginjakkan kaki di pantai Korea" Sambungnya dengan senyum seindah matahari yang hendak terbenam.

"Jinjja? Ini pertama kalinya kamu ke pantai sejak tinggal di Korea?" Seru Kwajang-nim terkejut.

"Hm. Oppa orang pertama yang mengajakku ke tempat seindah ini. Aku sangat berterimakasih untuk itu" Ucap Dhara.

"Terlebih kita datang di waktu yang tepat, senja memang sangat indah" Sambungnya sambil tersenyum.

"Nikmati senja itu selagi kita disini. Dan setelah hari ini kalau kamu mau pergi ke tempat-tempat yang belum pernah kamu kunjungi, mobilku siap mengantar kamu kemana saja" Ucap Kwajang-nim yang berdiri tepat di samping Dhara sambil menatap senja bersama.

"Mobilnya aja?" Tanya Dhara.

"Aniyo, maksudnya... Mobil itu pasti butuh sopir kan? Kecuali kalau kamu bisa menyetir sendiri" Sahut Kwajang-nim dengan tawanya.

"Aku bisa kok! Ya udah next week aku pinjam mobilnya tanpa sopir!" Ucap Dhara tertawa namun dengan ekspresi wajah yang kesal.

"Ne..." Sahut Kwajang-nim tersenyum dan kembali meledeki Dhara.

"Ah jinjja! Apa serunya liburan sendiri" Gumam Dhara yang terduduk tanpa alas di atas pasir pantai dan di ikuti oleh Kwajang-nim.

"Kenapa kamu terlalu mudah marah? Aku jadi senang gangguin kamu" ucap Kwajang-nim.

"Enggak gampang marah sih, cuma ya kesabaran aku emang setipis tisu" Sahut Dhara kembali membuat Kwajang-nim tertawa.

Selagi mereka bercanda dan tertawa, senja di langit Gangneung terus mengikuti matahari yang hampir siap untuk pergi. Dhara kembali menikmati juga mengabadikan moment tersebut dengan ponselnya. Tak lupa pula ia pun mengambil foto bersama dengan Kim Dong Wook Kwajang-nim untuk pertama kalinya.

Foto dengan latar belakang senja yang indah itu tentunya akan jauh lebih berkesan jika mereka berada disana dengan status hubungan yang lebih spesial. Namun terlepas dari apa pun hubungan mereka saat ini, nyatanya senja itu tetap memberikan kebahagiaan bagi Dhara juga Kim Dong Wook Kwajang-nim.

"Oppa. Kenapa bisa kepikiran buat ke pantai?" Tanya Dhara menatap Kwajang-nim.

"Hm, ya... Aku cuma berpikir siapa tahu suasana pantai bisa memperbaiki mood kamu dan kamu bisa jauh lebih fresh" Sahut Kwajang-nim.

"Pilihan yang tepat! Aku suka. Gomawo" Ucap Dhara kembali tersenyum.

"Next, kamu mau kemana lagi? Aku siap temani kamu, bukan hanya mobilku" Tanya Kwajang-nim dan mereka pun tertawa bersama.

...*****...

...KDW Kwajang-nim...

...Online...

^^^Oppa, sekali lagi makasih ya. Hari ini aku benar-benar senang dan merasa jauh lebih fresh dari sebelumnya.^^^

Ne... Lain waktu kita cari penyegaran lain ya.

^^^Heol! Aku tim yang duduk di bangku penumpang, ikut aja. Hehe...^^^

Akhir pekan nanti biar kamu yang putuskan tujuannya. Sebagai sopir aku hanya akan mengikuti perintah. Hehe...

^^^Baik pak sopir!^^^

Ya sudah, istirahat ya.

^^^Oppa juga.^^^

Jalja~

^^^Jalja~^^^

...*****...

Pesan singkat itu mungkin akan jadi penutup yang indah bagi sepasang kekasih. Dhara tersenyum selagi membaca ulang pesannya dengan Kim Dong Wook Kwajang-nim, ia terlihat seperti orang yang tengah kasmaran. Apakah benar begitu? Apa Dhara sudah bisa membuka kembali hatinya? Hm. Sepertinya tidak akan semudah itu.

Menjalani hari dan menghabiskan waktu bersama dengan Kim Dong Wook Kwajang-nim tidak hanya memberikan kesenangan dan kebahagiaan, tetapi lelah pun ikut terselip di dalamnya. Lelah yang mulai terasa membawa Dhara menuju kamar dan membaringkan tubuhnya. Tidak lama setelah itu Dhara pun sudah terlelap.

...*****...

Sungai Han.

"Ra udah ra... Capek banget gue" Ucap Bella dengan nafas yang terengah-engah.

Minggu pagi ini di bawah teriknya matahari Dhara dan Bella sudah berada di Sungai Han. Keberadaan mereka disana tentunya bukan tanpa alasan, Dhara dan Bella selalu mengawali hari minggu mereka dengan berolahraga, pola hidup sehat mereka selalu di terapkan dengan baik.

Setelah berlari cukup jauh, Bella berhenti dan duduk di bangku yang berada tepat di sampingnya. Sedangkan Dhara masih saja berlari tanpa memperdulikan temannya, sepertinya Dhara masih sanggup jika harus berlari setengah jam lagi.

Beberapa menit kemudian akhirnya Dhara mengakhiri sesi olahraganya pagi ini. Ia pun menghampiri Bella yang terlihat sudah berhasil mengembalikan energinya.

"Lo robot ya? Enggak ada capeknya ya lari hampir satu jam. Mau jadi atlet lo?" Gumam Bella menyambut kedatangan Dhara.

"Satu jam dari mana sih Bell, enggak usah lebay deh. Lagi pula bukan gue yang enggak ada capeknya tapi lo nya yang lemah" Sahut Dhara meledeki temannya.

"Iya gue lemah, iya!" Seru Bella seraya berteriak.

"Emang beda ya orang yang lagi kasmaran itu semangatnya kayak enggak akan pernah luntur" Sambung Bella meledeki Dhara.

"Kasmaran? Siapa yang lagi kasmaran?" Tanya Dhara meninggikan nada suaranya.

"Ya lo lah! Kemarin lo habis hangout sama Kwajang-nim kan? Menikmati sunset berdua di Gangneung" Sahut Bella semakin puas meledeki sahabatnya.

"Emang kalau best friend tuh enggak boleh ya hangout berdua? Gue sama Yuan aja sering kok pergi berdua tapi lo enggak pernah nyinyir!" Ucap Dhara tidak terima.

"Kalau lo sama Yuan mah gue enggak aneh. Nah kalau lo sama Kwajang-nim gue benar-benar penasaran" Jelas Bella.

"Enggak ada hal yang buat lo jadi penasaran gitu, enggak ada! Gue sama Kwajang-nim tuh pure dua rekan kerja yang lagi hangout bareng" Ucap Dhara membela diri.

"Kenapa sih kayak gitu aja di permasalahin banget" Sambungnya.

"Hei, come on! Mana ada sih dua orang dewasa kayak kalian sering habisin waktu bareng tapi pure sebagai rekan kerja tanpa melibatkan perasaan apa pun? Enggak ada Ra, bullsyit!" Celetuk Bella membuat Dhara memanyunkan bibirnya.

"Gue bukan marah ya, tapi justru gue senang kalau emang benar seperti itu. Gue ngelihat lo juga kayak lebih baik aja kalau lagi sama Kwajang-nim, jujur deh Ra. Lo suka kan sama Kwajang-nim?" Sambung Bella.

Dhara sangat terkejut dengan pertanyaan dari sahabatnya itu. Ia pun membelalakkan matanya dan terdiam untuk beberapa saat.

"Lo bilang apa tadi? Gue suka sama Kwajang-nim? Gue?" Tanya Dhara dengan tatapan sinis.

"Hm, lo suka kan?"

...........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!