Jalan utama ibu kota yang selalu di padati oleh kendaraan yang mana pemiliknya sering kali tidak bisa mengalah dan bersabar ini, menjadi drama yang seperti tidak akan pernah berakhir. Asap polusi yang sudah tak terkontrol pun menambah tekanan pada darah yang mulai mendidih.
"Jika aku punya sayap sudah pasti aku akan terbang dan terhindar dari drama macet ini. Dan andai ada pintu ajaib yang bisa membawaku kemana saja, aku pasti sudah bersantai sambil menyeruput kopi di ruangan ku sebelum jam kerja di mulai"
Begitulah curahan hati seorang gadis muda di laman sosial medianya yang tengah terjebak dalam kemacetan di jalan ibu kota. Biasanya ia selalu bergumam atau pun bernyanyi selagi menunggu giliran untuk melaju. Namun kali ini ia terlihat sangat menikmati suasana tersebut tanpa gumaman dan nyanyian.
Gadis muda itu bernama Dhara Zenaira, ia berusia 28 tahun. Saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju tempatnya bekerja. Ya, Dhara merupakan wanita karir yang tengah mengabdikan dirinya di salah satu perusahaan kecantikan asal Korea Selatan.
Meskipun terlihat sangat menikmati drama macet tersebut, namun sebenarnya Dhara sangat khawatir kalau sampai dirinya telat tiba di kantor.
"Ini hari terakhir gue, seharusnya gue bisa lebih loyal dan datang lebih pagi dari biasanya. Sekarang gue malah..."
"Pasrah deh gue mau sampai jam berapa pun stuck disini" Gumamnya sambil terus melihat jam yang melekat di lengan kirinya.
Yap... Ini hari terakhir Dhara bekerja di perusahaan tersebut setelah hampir lima tahun mengabdikan dirinya hingga ia berhasil menjadi kepala departemen dengan reputasi yang baik.
Bukan tanpa alasan, Dhara meninggalkan perusahaan tersebut bukan karena ia tidak puas, melainkan ia akan di pindah tugaskan di perusahaan pusat yang berada di Korea Selatan. Kepercayaan dan reputasinya itu ia dapatkan dari kerja kerasnya selama beberapa tahun terakhir. Daebak!
"Dharaaa!"
Suara yang tidak asing itu menyambut kedatangan Dhara yang baru saja terbebas dari jerat kemacetan. Dari kejauhan terlihat tiga orang sahabat yang menunggunya mendekat dengan mata yang berbinar. Langkah kakinya semakin cepat diiringi pula dengan air mata yang satu persatu mulai membasahi pipinya.
"Peluk!" Ucap Dhara merengek kepada para sahabatnya dan mereka pun memeluk Dhara begitu erat.
"Jaga diri baik-baik disana ya" Ucap Resa.
"Lo harus tetap sehat dan sehat!" Ujar Putri.
"Jangan lupa kabarin gue kalau ada info oppa Korea yang jomblo" Ucap Angel si paling random yang seketika membuat teman-temannya tertawa.
"Lo tenang aja gue pasti kabarin lo kalau oppa Koreanya masih ready stock" Sahut Dhara kembali memecahkan suasana.
"Anyway, Kalian juga harus baik-baik disini, harus sehat dan semangat terus. Kita juga harus sering-sering berkabar dan full team lagi nanti kalau gue balik ke Indonesia" Sambungnya sambil mengusap air mata yang terus membasahi pipinya.
Suasana haru begitu terasa di ruangan tersebut setelah Dhara dan para sahabatnya mengucapkan kata demi kata perpisahan. Sungguh perpisahan itu memang sangat menyakitkan, terlebih bagi mereka yang sudah sejak awal berjuang bersama di perusahaan tersebut.
"Gue pamit ya" Ucap Dhara dengan kalimat terakhirnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan mereka.
Langkah kakinya mulai membawa Dhara berlalu dan meninggalkan ruangan tersebut. Satu persatu kolega yang ia jumpai pun tak luput mengucapkan kata perpisahan. Sungguh hari ini benar-benar sangat menyakitkan.
Suara ricuh yang terdengar dari setiap sudut gedung itu pasti akan sangat di rindukan. Suasana pagi yang menyengarkan dengan segelas kopi panas yang selalu menjadi pilihan. Bercanda dan tertawa adalah hal yang paling menyenangkan, meskipun hanya sebentar setidaknya pikiran bisa lebih jernih sebelum akhirnya berhadapan dengan setumpuk berkas yang harus segera di kerjakan.
"Terimakasih banyak karena sudah mengisi lembaran di hidup gue dengan cerita-cerita yang indah, lucu, bahkan cerita konyol sekalipun"
Dhara mengucapkan kata perpisahan di dalam hatinya selagi berjalan melewati koridor demi koridor sebelum akhirnya ia benar-benar meninggalkan tempat tersebut.
...*****...
Bandara Soekarno-Hatta.
Malam harinya, Dhara beserta keluarga sudah tiba di Bandara dua jam sebelum keberangkatannya. Disana juga ada Farhan, kolega yang akan terbang bersama Dhara guna mengantarnya juga untuk menghadiri meeting di Korea Selatan.
"Kamu baik-baik disana ya, jangan aneh-aneh dan selalu kabari keluarga. Jaga kesehatan ya" Ucap Ibu yang hampir menangis.
"Sehat-sehat ya nak. Jaga diri baik-baik. Jangan sesekali kamu kecewakan orang yang sudah mempercayai kamu disana" Ujar Ayah sambil mengelus rambut putrinya.
"Sehat dan semangat selalu ya dek. Jangan lupa kabari kakak kalau ada apa-apa" Sambung Danish, sang Kakak.
"Iya kak, jangan sering-sering ngonser loh disana! Nanti aku iri" Ucap Dania, sang adik yang membuat keluarga tertawa karena celetukannya.
"Saya titip anak saya ya" Ucap Ayah kepada Farhan.
"Baik om tante, saya pastikan perjalanan Dhara aman dan fasilitasnya disana akan jauh lebih baik dari yang om dan tante bayangkan" Sahut Farhan tersenyum.
"Terimakasih banyak ya. Kamu juga baik-baik disana dan semoga urusan kamu berjalan lancar" Ucap Ibu.
"Terimakasih om tante. Ehh, kalau begitu saya dan Dhara pamit ya" Ucap Farhan.
Ayah, Ibu, Danish dan juga Dania bersamaan memeluk Dhara. Derai tangis mereka pun semakin pecah. Berat rasanya meninggalkan keluarga dengan jarak yang sangat jauh. Namun hal itu tidak menjadi halangan bagi Dhara yang selalu haus akan ilmu. Baginya dengan mengantongi restu keluarga ia pasti akan sanggup menjalani hari seorang diri tanpa mereka yang selalu menemani.
"Dhara pamit ya" Ucapnya sambil tersenyum.
Setelah itu Dhara dan Farhan mulai memasuki kabin pesawat yang akan membawa mereka ke Korea Selatan. Tidak lama kemudian, pesawat itu pun mulai mengudara dan perlahan meninggalkan Indonesia.
Dear Seoul,
Terus dan selalu baik-baik sama Dhara ya. Bantu Dhara untuk tumbuh, bantu Dhara untuk kuat dan bantu Dhara untuk sembuh. See you tanah kelahiranku, Dhara janji enggak akan buat keluarga disana khawatir. Dhara janji akan mengubah garis takdir Dhara menjadi lebih baik, Dhara janji. Percayalah.
Tulis Dhara pada foto yang ia unggah di laman sosial medianya sesaat sebelum ia terbang menuju Korea Selatan.
Perjalanan udara dari Indonesia menuju Korea Selatan yang memakan waktu hampir delapan jam itu dimanfaatkan Dhara untuk beristirahat. Ia mulai memejamkan matanya dan tertidur seperti Farhan yang saat itu sudah terlelap.
...*****...
Incheon International Airport.
Tepat pukul 06.00 pagi, Dhara dan Farhan sudah tiba di Korea Selatan dengan aman dan selamat. Mereka pun telah bertemu dengan seseorang yang di utus untuk menjemputnya. Kini mereka sudah dalam perjalanan menuju rumah tinggal karyawan, tempat dimana Dhara akan menetap selama di Korea Selatan.
"Wah, daebak!".
Kalimat itu selalu terucap setiap kali Dhara merasa takjub dengan suasana Seoul yang sebelumnya hanya ia lihat melalui drama atau pun situs yang ia ikuti. Sungguh Dhara amat terpesona dengan keindahan Seoul.
"Dharaaa!".
Seperti dejavu, lagi-lagi kedatangannya disambut histeris. Dhara terkejut, ia menjatuhkan tas yang semula akan ia kaitkan di bahunya. Speechless, ia benar-benar terharu dengan pertemuan ini. Ia menangis dan menutupi wajahnya yang mulai memerah. Setelah itu...
...........
"Dharaaa!"
Seperti dejavu, lagi-lagi kedatangannya disambut histeris. Dhara terkejut, ia menjatuhkan tas yang semula akan ia kaitkan di bahunya. Speechless, ia benar-benar terharu dengan pertemuan ini. Ia menangis dan menutupi wajahnya yang mulai memerah. Setelah itu ia berjalan perlahan sambil sesekali menghapus air mata yang terus membasahi pipinya.
"Peluk!" Tangisnya semakin pecah setelah berhasil meraih tubuh seseorang yang memanggilnya dan di peluknya dengan sangat erat.
"Gu... Gue enggak mimpi kan?" Ucapnya terbata-bata.
"Lo makin berisi Ra, gue sampe sesak di peluk sama lo" Celetukan yang diiringi tangis itu membuat Dhara tertawa dan langsung melepaskan pelukannya.
"Lo mah merusak suasana Bel, kan ceritanya lagi terharu bisa ketemu lagi sama lo" Ucap Dhara kepada sahabatnya, Bella.
Bella, salah satu sahabat Dhara yang telah berjuang bersama dari tahun pertama mereka di JK Corp. Indonesia. Dari tahun ke tahun mereka berenam selalu bersama dalam segala situasi. Namun suatu hari Bella harus meninggalkan mereka sebab ia akan di mutasi ke Korea Selatan sama seperti Dhara saat ini. Terhitung dua tahun sudah Bella bekerja disini, di tempat yang selalu di idam-idamkan Dhara.
"Yuk kita ngobrol di kamar lo ya, lo pasti capek banget kan. Kasihan juga Farhan" Ucap Bella yang kemudian meraih koper Dhara yang di berikan Farhan.
"Di tas lo enggak ada barang yang gampang pecah kan? Dramatis banget pertemuan lo berdua, sampai tas di buang gitu aja" Ucap Farhan memberikan tas tersebut kepada Dhara.
"Yah, di tas gue ada telur asin. Ancur banget pasti, gimana dong!" Seru Dhara dengan nada panik.
"Telur asin? Serius lo?" Tanya Bella yang juga terbawa panik.
"Ya ampun Ra, ngapain juga si lo..."
"Tapi bohong! Gue enggak mungkin bawa telur asin Han, random banget dong gue kalau sampai beneran bawa" Ucap Dhara sambil tertawa dan langsung menerima cubitan dari Bella yang terlihat sangat panik.
"Awwhh..." Dhara mengerang kesakitan.
"Cantik-cantik random banget lo! Nyebelin" Seru Bella lalu tertawa.
"Ya udah yuk naik" Sambungnya.
Bella mulai berjalan sambil membawa koper milik Dhara untuk mengantar sahabatnya itu ke studio yang akan menjadi rumah singgahnya selama berada di Korea Selatan.
Studio yang dimaksud Bella adalah sebuah kamar dari gedung yang memiliki banyak ruang dan di peruntukkan khusus untuk staff JK Corp. yang datang dari berbagai negara, atau lebih simplenya bisa di sebut dengan mess karyawan.
Selang beberapa menit kemudian Dhara dan Bella sudah berada di kamar yang akan di tempati oleh Dhara. Kamar tersebut tertata dengan sangat rapih berkat Bella yang sehari sebelumnya sudah membersihkan juga merapihkan ruangan tersebut.
"Gimana Seoul? Sesuai dengan ekspektasi lo enggak?" Tanya Bella.
"Sepanjang perjalanan dari bandara sampai kesini gue cuma bisa bilang, Wah daebak!" Sahut Dhara terlihat sangat senang.
"Secinta itu lo sama Korsel" Ucap Bella.
"Lebih tepatnya gue cinta sama salah satu warga Korsel" Jelas Dhara sambil tertawa.
"Hm... Udah berani ya bahas soal cinta?" Tanya Bella.
"Bukan cinta itu yang gue maksud. Stop ya!" Sahut Dhara seketika marah.
"Iya iya Sorry... Habis lo tiba-tiba bilang cinta" Ucap Bella menyesal.
"Ya udah, sekarang lo istirahat. Nanti malam kita ke Myeongdong, makan malam di kaki lima. Mau kan?" Sambungnya sambil tersenyum membujuk Dhara.
"Heol~" Sahut Dhara penuh semangat.
Setelah bersepakat menentukan makan malam, Dhara mulai menata dan merapihkan barang-barang yang ia bawa dari Jakarta. Dan seperti tidak kenal lelah, Dhara benar-benar baru bisa beristirahat setelah hampir dua jam merapihkan kamarnya.
Kini rasa lelah itu mulai terasa, kantuk pun sudah menyerangnya sejak tadi. Dhara yang baru saja menyelesaikan makan siangnya memutuskan untuk beristirahat sejenak melepas lelah setelah perjalanan udara yang lumayan memakan waktu lama.
...Happy Family...
.........
Ayah, Ibu, Kakak, Adek. Dhara udah sampai di Korea pagi tadi. Dhara baru selesai beres-beres, sekarang mau istirahat dulu soalnya nanti malam Bella mau ajak Dhara jalan-jalan. Kalian enggak perlu khawatir, Dhara pasti baik-baik aja disini. Doain Dhara ya.
.........
Setelah mengirim pesan untuk keluarga, Dhara pun tertidur lelap dikamar barunya.
Myeongdong, Seoul.
Seperti yang sudah mereka sepakati siang tadi, Dhara dan Bella kini sudah berada di Myeongdong Street. Malam ini menjadi kali pertama Dhara menjelajahi Korea Selatan. Terlihat dari sorot matanya yang berbinar, Dhara sangat bahagia bisa merasakan sesuatu yang selama ini hanya ada dalam angan-angannya.
Dhara dan Bella mulai menelusuri jalan ramai nan panjang yang mana di sisi kanan dan kirinya terdapat banyak sekali tenda makanan yang mengular. Jajanan kaki lima Myeongdong street memang selalu menjadi incaran para turis maupun warga lokal.
"Makanan apa yang mau lo coba untuk pertama kalinya disini?" Tanya Bella.
"Tteokbokki" Sahut Dhara sambil melihat-lihat suasana sekitar yang begitu ramai.
"Ok. Gue tahu Tteokbokki yang paling enak disini. Tapi gue mau beli bungeoppang dulu mumpung sepi" Ucap Bella.
Setelah Bella menghampiri penjual bungeoppang tersebut, Dhara pun mengikutinya. Namun...
Bruukk!
"Awwhh" Dhara mengerang kesakitan setelah hampir terjatuh karena tertabrak oleh seseorang di depannya.
"Astaga! Mian, mianhaeyo~". Ucap pria yang menabrak Dhara.
"Ehh... Gwaenchanha" Ucap Dhara.
"Ada yang luka?" Tanya pria tersebut dengan sedikit ke khawatiran di wajahnya.
"Eng... Enggak. Saya enggak apa-apa. Kamu?" Sahut Dhara yang kemudian menanyakan hal yang sama kepada pria yang menabraknya.
"Saya baik-baik aja. Sungguh, maafkan saya. Saya enggak perhatikan jalan karena terburu-buru" Jelas pria tersebut.
"Enggak apa-apa. Saya cuma kaget aja" Ucap Dhara tersenyum.
"Ehm, ok. Kalau begitu saya permisi, dan sekali lagi saya minta maaf" Ucap pria tersebut yang kemudian berlalu meninggalkan Dhara.
Dhara mengangguk dan terus memperhatikan pria tersebut yang sudah berjalan cukup jauh dari tempatnya tertabrak.
"Wah daebak! aksen Korea lo bagus banget Ra. Cocok banget lo jadi warga Seoul" Seru Bella yang sudah selesai mendapatkan makanan yang di incarnya.
"Enggak sia-sia kan gue belajar bahasa Korea selama dua tahun lebih. Akhirnya bisa gue praktikan langsung di sini" Sahut Dhara sambil tersenyum bangga terhadap dirinya sendiri.
"Iya iya yang lebih pintar dari gue. Gue mah apa, baru bisa bahasa Korea setelah dua tahun tinggal disini" Ucap Bella meledeki sahabatnya.
"Tapi aksen lo udah keren banget sih. Persis kayak warga Seoul seutuhnya". Ucap Dhara menyanjung sahabatnya.
"Eh by the way, lo kenapa bisa ngobrol sama orang itu?" Tanya Bella sambil menggigit bungeoppangnya dan memberikan satu untuk Dhara.
"Dia lagi buru-buru terus enggak sengaja nabrak gue" Sahut Dhara.
"Terus kenapa lo lihatin dia sampai serius banget gitu?" Tanya Bella lagi.
"Dia jelas lebih tua dari gue, tapi wajahnya adem banget kayak enak aja di lihatnya. Sopan juga sih orangnya" Sahut Dhara tersenyum.
"Tapi gue ngerasa kayaknya gue kenal sama tuh orang deh. Dari belakang posturnya tuh kayak enggak asing" Jelas Bella.
"Ya... Mungkin benar dia orang yang lo kenal" Ucap Dhara mengangkat bahunya.
"Ya udah yuk, mau Tteokbokki kan?" Ajak Bella.
"Kajja~" Seru Dhara sangat excited menjelajahi kaki lima ala Korea Selatan.
Satu persatu makanan yang tersaji di sepanjang jalan tersebut sudah dirasakan Dhara, meskipun masih banyak lagi makanan yang harus ia coba di lain hari.
Malam semakin larut, perut pun rasanya sudah tidak sanggup untuk menampung makanan lebih banyak lagi. Mereka memutuskan untuk mengakhiri pemburuannya dan kembali ke studio.
Sesampainya di studio, Bella mengingatkan Dhara beberapa hal yang harus ia lakukan esok pagi. Ya, Dhara akan mulai bekerja di senin pertamanya besok.
"Pokoknya besok lo harus lebih dulu temuin Kim Dong Wook Kwajang-nim. Ruangannya ada di lantai 5" Jelas Bella.
"Kim Dong Wook?"
...........
Malam itu terasa seperti kebahagiaan berpihak kepada Dhara, karena salah satu mimpinya kini telah menjadi nyata. Sudah sejak lama ia mendamba-dambakan Seoul, berharap untuk bisa sekedar berkunjung dan bertemu dengan idol yang ia sukai. Tetapi kenyataannya sekarang ia bukan hanya bisa berkunjung melainkan sesuatu yang lebih besar dari pada itu.
Malam yang semakin larut membawa Dhara dan Bella kembali ke studio. Dhara berhasil mengakhiri hari pertamanya di Seoul dengan sangat baik berkat bantuan sang sahabat, Bella.
Dhara dan Bella berdiri di depan pintu kamar mereka yang secara kebetulan kamar tersebut bersebelahan. Hal itu tentunya sangat mempermudah mereka dalam segala hal, juga membuat Dhara merasa lebih aman dan nyaman.
"Pokoknya besok lo harus lebih dulu temuin Kim Dong Wook Kwajang-nim. Ruangannya ada di lantai 5" Jelas Bella.
"Kim Dong Wook?" Ucap Dhara memastikan.
"Hm. Beliau HRD manager yang bakal ngurusin semua hal tentang lo mulai dari masalah pekerjaan sampai masalah percintaan!" Sahut Bella meledeki sahabatnya.
"Udah deh Bel, enggak usah aneh-aneh lo!" Seru Dhara tertawa.
"Masih aja sensitif kalau gue bahas soal cinta. Come on Ra, lo butuh waktu berapa lama lagi sampai lo bisa bangkit?" Ucap Bella.
"Bel..." Ucap Dhara dengan wajah yang memerah.
"Iya deh iya. Ya udah sana lo istirahat, jangan maraton drakor loh ya! Besok harus fresh" Ucap Bella.
"Hm. Thank you buat hari ini! Bye" Sahut Dhara lalu melangkah masuk ke kamarnya.
Kini Dhara sudah menyelesaikan serangkaian aktivitasnya sebelum tidur. Selang beberapa menit kemudian ia pun terlelap dan mungkin bermimpi indah, sebab beberapa kali ia tersenyum dalam keadaan matanya sudah terpejam. Mungkinkah karena kesan pertamanya dengan Seoul sangat menyenangkan?.
...*****...
"Selamat pagi my Seoul"
Dhara mengawali paginya dengan suara yang parau. Ia menyingkap selimut dan mengisi daya ponsel, lalu tiba-tiba ia menepuk keningnya setelah teringat sesuatu.
"Astaga. Harusnya kemarin gue beli sim card dulu bukan malah langsung makan Tteokbokki. Hah! Dhara Dhara" Gumamnya sambil menggelengkan kepala.
Tanpa membuang waktu lagi Dhara pun bergegas menyiapkan segala sesuatu yang akan ia bawa di hari pertamanya, setelah itu ia pun bersiap.
...Ricky...
...Last seen 22:35...
Dhara, jaga diri lo baik-baik disana ya. Sorry banget gue baru tahu kalau lo di mutasi ke Korea. Gue enggak sempat buat kasih kado ke lo, gue nyesal Ra. Meskipun nantinya lo enggak akan terima kado dari gue, seenggaknya gue udah berusaha untuk itu. Anyway, lo harus tetap sehat dan semangat disana. See you Ra!
.........
"Lo kenapa enggak pernah kapok sih Ky?" Gumam Dhara saat sedang berdiri di depan pintu kamarnya sambil menunggu Bella.
"Ky? Ricky maksud lo?" Tanya Bella secara tiba-tiba dan membuat Dhara terkejut.
"Ah! Lo... isshh, ngagetin tahu enggak!" Ucap Dhara kesal.
"Lo yang terlalu fokus sampai enggak sadar gue udah berdiri dari sekitar satu menit yang lalu" Sahut Bella.
"Masa sih?" Tanya Dhara.
"Masa sih! Ricky masih suka chat lo? Enggak capek apa tuh orang berkali-kali di buat kecewa sama lo!" Ucap Bella sambil tertawa.
"Hei!"
"Bukan salah gue dong, kan dari awal juga gue udah bilang kalau gue enggak bisa! Ehh, dia malah keras kepala terus-terusan kasih gue kado lah barang ini barang itu" Jelas Dhara.
"Itu artinya dia beneran cinta sama lo!" Seru Bella.
"Ya itu dia masalahnya, gue enggak bisa balas cinta dia makanya gue selalu tolak apa pun yang dikasih ke gue" Ucap Dhara dengan nada sedikit tinggi.
"Sstt... Udah ayo berangkat aja deh!" Seru Bella mendamaikan kegaduhan yang terjadi karena ulahnya sendiri.
"Lo tuh senang banget ya mancing-mancing emosi gue!" Gumam Dhara.
"Iya iya maaf. Masih pagi udah marah-marah aja" Ucap Bella.
"Ya habisnya lo tuh..."
"Stop! Pikiran lo harus tenang, adem, enggak boleh marah-marah. Inget, ini hari pertama lo!" Tegas Bella menyela pembicaraan Dhara dan mengajaknya untuk segera berangkat.
Dhara memanyunkan bibirnya sedangkan wajahnya pun sudah memerah sebab sangat kesal dengan Bella yang selalu membahas masalah hati dan percintaan.
Bukan tanpa alasan, Dhara selalu sensitif jika membahas masalah cinta di karenakan ia memiliki masa lalu yang amat pahit dan menyakitkan hatinya juga begitu menyiksa dirinya. Sudah hampir selama tiga tahun terakhir Dhara bergelut dengan rasa takutnya akan cinta yang menyebabkan ia seperti memiliki trauma terhadap hal tersebut.
JK Corp. Seoul.
Jarak antara studio dengan perusahaan tempatnya bekerja tidaklah jauh, hanya butuh waktu sekitar lima menit untuk sampai disana. Suasana pagi di Seoul saat ini sangat sejuk hingga membuat Dhara menginginkan segelas kopi untuk menghangatkan tubuhnya.
"Gue mau kopi deh Bel" Ucap Dhara sambil melihat-lihat sekeliling, berharap ada cafe yang tidak terlalu jauh dari kantornya.
"Di samping subway ada cafe, mau kesana?" Ucap Bella.
"Heol~" Sahut Dhara dengan senang hati.
Kemudian setelah mereka mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, saatnya bagi Dhara dan Bella untuk berpisah menuju ruang kerja masing-masing. Terutama bagi Dhara, saat ini ia sedang berada di lift untuk segera menuju ke lantai 5 untuk menemui Kwajang-nim.
Setibanya disana...
"Kim Dong Wook, Kim Dong Wook, Kim Dong Wook" Ucap Dhara seraya berbisik sambil berjalan dan melihat sisi kanan dan kirinya untuk mencari ruangan yang ia tuju.
"Departemen produksi? Apa nantinya itu akan jadi ruang kerja gue?". Gumamnya setelah melihat beberapa ruangan yang ia lewati.
Setelah beberapa saat dalam pencarian...
"Nah! Ini dia yang gue cari"
"Huft, semoga gue enggak gugup dan aksen gue tetap bagus"
Dhara berhasil menemukan ruangan manager HRD yang ternyata tidak terlalu jauh dari ruangan yang nantinya akan ia tempati. Dhara merapihkan baju juga rambutnya sambil sesekali menarik nafas agar tidak gugup dan tidak mengecewakan di hari pertamanya bekerja.
Tok tok tok.
"Permisi" Ucap Dhara setelah mengetuk pintu.
"Masuk" Terdengar suara dari dalam ruangan yang memintanya untuk masuk.
Dhara pun mulai membuka pintu dihadapannya dan perlahan melangkah memasuki ruangan tersebut lalu menghampiri atasannya.
"Selamat pagi Kwajang-nim" Ucap Dhara menyapa atasannya.
"Selamat pagi" Sahut Kwajang-nim yang kemudian mendongakkan kepalanya yang semula berfokus pada berkas di meja kerjanya.
"What???" Ucap Dhara dalam hati.
Ia sangat terkejut setelah mengetahui siapa atasannya, lantas ia pun menutupi mulutnya dengan kedua tangan dan membelalakkan matanya.
"Ka... Kamu..." Ucap Kwajang-nim setelah melihat Dhara.
Dhara masih dengan mulutnya yang tertutup kedua tangan. Tampaknya Dhara dan juga Kwajang-nim merasakan sesuatu yang sama. Sesuatu seperti apa yang membuat mereka sampai begitu terkejut?
...........
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!