BAB 7

Berbicara tentang hati, tempat dimana siapa pun bebas untuk bertamu. Namun tidak sembarang orang bisa singgah dan menetap disana. Hanya orang-orang dengan sifat dan sikap yang tuluslah yang pantas memilikinya.

Dhara pernah ada di posisi dimana ia sangat di sayangi, dicintai dengan tulus bahkan memilikinya adalah suatu keberuntungan untuk orang tersebut. Tahun demi tahun menjalani kisah asmara terindah memberikan kebahagiaan yang tak terhingga untuknya. Satu persatu kenangan terukir jelas dalam bayangnya.

Pintanya sederhana, hanya ingin menjadi cinta terakhirnya. Harapan itu segera terwujud hanya dengan beberapa hari lagi. Namun, suatu hari kepercayaan, ketulusan, serta kebahagiaan yang semula ia miliki kini telah runtuh tersapu oleh badai asmara yang begitu menyakitkan.

Sejak saat itu pandangannya tentang cinta tak lagi sama. Dhara menganggap semua cinta adalah omong kosong belaka. Ia tidak lagi bisa mempercayai cinta setelah di buat hancur berkeping-keping oleh cinta itu sendiri. Kesempurnaan dalam cinta tidaklah nyata, baginya semua hanya rekayasa.

Dua tahun sudah ia bergelut dengan rasa sakit yang hingga saat ini masih begitu menyiksa. Menangis begitu sering, bukan karena ditinggalkan olehnya tetapi teringat bagaimana hatinya dihancurkan. Ingin rasanya untuk kembali normal dan menjalin kasih dengan orang yang dicintai. Tetapi ia tidak ingin hal itu terjadi lagi sebab terlalu perih.

Hari ini Dhara kembali teringat oleh masa-masa kelamnya. Di perlakukan dengan sangat baik oleh orang yang baru pertama kali ia jumpai adalah penyebab utamanya.

"Tapi Ra, soal Kwajang-nim. Beliau emang baik banget, semua orang tahu itu. Makanya dia tuh di juluki "Angel" karena dia tuh benar-benar baik banget hatinya kayak malaikat" Ucap Bella saat sedang menenangkan Dhara yang tengah teringat oleh masa lalunya.

"Gue enggak masalah sama sikap baik beliau Bel, gue cuma takut sendiri. Gue takut nantinya hati gue tuh salah mengartikan kebaikan beliau. Lo paham kan?" Ucap Dhara sambil mengusap air matanya.

"Iya gue paham kok. Lo takut nantinya malah jadi suka karena dia terlalu baik kan?" Ucap Bella dan Dhara pun mengangguk.

"Justru bagus sih sebenarnya kalau lo jadi timbul rasa suka. Itu artinya hati lo udah membaik dan mungkin bisa terima siapa pun itu" Sambungnya.

"Hah! Udah lah Bel, gue capek. Malas juga kalau terlalu lama bahas hal itu, yang ada cuma buat gue nangis dan enggak selesai-selesai deh drama hati gue" Ucap Dhara mencoba untuk kembali tegar.

"Ya udah, yang penting lo udah tahu kalau Kwajang-nim tuh emang "Angel". Jadi lo enggak bisa sembarang mengartikan sikap dia ke lo nantinya. Salah-salah nanti lo malah beranggapan lain" Jelas Bella.

"Hm. Thank you" Sahut Dhara tersenyum.

"Ya udah sana mandi, siap-siap. Kita makan malam di Myeongdong lagi hari ini, special guest nya Yuan" Ucap Bella tertawa.

"Ah, Yuan Yuan! Nyebelin banget tuh anak. Bikin gue melow kayak gini" Ucap Dhara lalu beranjak dari sofa dan mengambil handuk untuk segera bersiap.

...***...

JK Corp. Seoul.

Suasana pagi yang sejuk saat itu menambah semangat bagi Dhara yang terhitung satu minggu sudah bekerja di JK Corp Seoul. Rasanya baru saja kemarin ia tiba disana, hm waktu memang berlalu begitu cepat.

Hari ini Dhara akan menghadiri meeting pertamanya di kantor dengan para petinggi perusahaan. Deguban jantungnya seperti tidak bisa di kendalikan, ia begitu gugup dengan meeting pertamanya. Dhara pun khawatir jika terus begini akan mengacaukan meeting tersebut. Sebab itulah setengah jam sebelum meeting di mulai Dhara memanfaatkan waktunya untuk meminum kopi guna merelaksasi pikirannya.

Waktu meeting pun tiba, Dhara sudah berada di ruangan tersebut bersama beberapa koleganya. Beberapa dari mereka adalah orang yang baru ia temui, hal itu tentu saja membuat Dhara menjadi semakin gugup. Tetapi sekali lagi ia mendoktrin pikirannya untuk tetap tenang selama meeting berlangsung.

Suasana meeting saat itu sangatlah tenang, Dhara sangat kagum dengan koleganya yang begitu khidmad dan fokus dengan materi meeting saat itu. Hingga akhirnya meeting tersebut selesai setelah berlangsung selama dua jam.

"Enggak berasa ya ternyata udah dua jam" Ucap kolega Dhara yang duduk di sampingnya.

"Cara penyampaiannya santai banget makanya enggak berasa tiba-tiba udah selesai" Sahut Dhara tertawa.

"Berarti mulai besok kita mulai bekerja dengan keras! Lembur dan lembur bahkan di akhir pekan pun kayaknya kita tetap kerja" Ucap kolega Dhara.

"Itu memang sudah porsi kita" Seru Dhara membuat koleganya tertawa.

Selagi bercengkrama dengan kolega yang duduk tepat disampingnya, Dhara melihat sekelilingnya sambil mengenali satu persatu peserta meeting hari itu. Hingga tidak sengaja ia melirik ke arah Kim Dong Wook Kwajang-nim yang saat itu pun sedang melihat ke arah Dhara.

Bertemunya dua bola mata yang tidak disengaja itu membuat Dhara sedikit terkejut. Tatapan sayu itu lagi-lagi menusuk hingga ke jantungnya, sangat tajam dan dalam.

Setelah pandangannya saling bertemu Dhara pun melempar senyum kepada Kim Dong Wook Kwajang-nim yang saat itu juga tengah bercengkrama dengan koleganya. Senyum itu terbalaskan dan membuat Dhara seperti merasa jantungnya berdebar. Hingga ia hanyut dalam lamunan dengan tatapan mata yang kosong.

"Dhara!" Panggil kolega yang menyadarkan Dhara dari lamunannya.

"Hah? Iya kenapa?" Sahut Dhara terkejut.

"Kamu kenapa, kok malah melamun?" Tanya koleganya.

"Ehh, enggak kok enggak apa-apa. Ehh, kita udah selesai kan?" Sahut Dhara gugup.

"Iya, ya udah yuk makan siang" Ajak koleganya itu.

"Kajja~" Seru Dhara setuju.

Dhara dan beberapa koleganya beranjak meninggalkan ruang meeting untuk makan siang. Dan ia menghela nafas lega karena berhasil lolos dari tatapan yang amat mematikan itu.

Satu jam setelah makan siang, Dhara bergegas kembali ke ruangannya. Kali ini ia memilih untuk menggunakan eskalator daripada lift seperti biasanya. Ia memandangi setiap sudut kantor dengan seksama.

"Semua detail di kantor ini tertata rapih, pemandangannya sangat memanjakan mata. Kenapa juga ya gue lebih pilih lift dari pada eskalator, padahal ini jauh lebih seru" Ucap Dhara.

"Apa ada banyak hal disini yang berbeda dengan JK Corp Indonesia?" Suara yang tidak asing itu membuat Dhara seketika menoleh ke sisi kanan belakangnya.

"Oh, Kwajang-nim" Ucap Dhara membungkuk.

Ya, Kim Dong Wook Kwajang-nim saat itu tepat berada di belakang Dhara. Mendengarkan celotehan Dhara membuatnya tersenyum bahkan hampir tertawa.

"Maaf, saya enggak tahu kalau ada Kwajang-nim di belakang saya" Sambungnya sambil tersenyum.

"Gwaenchanha" Sahut Kwajang-nim ikut tersenyum.

"Kamu sudah makan siang?" Tanyanya.

"Ehh... Su...dah" Sahut Dhara gugup.

"Kenapa setelah hari itu kamu seperti canggung tiap bertemu saya?" Tanya Kwajang-nim.

"Ehh, enggak. Enggak apa-apa Kwajang-nim. Saya cuma takut salah bicara aja" Sahut Dhara yang semakin gugup.

"Kamu tidak perlu sungkan dengan saya. Meskipun saya atasan kamu tapi saya akan lebih senang kalau kamu memperlakukan saya seperti teman, jadi santai saja ya" Ucap Kwajang-nim dengan senyuman termanisnya.

Dhara yang saat itu semakin gugup hanya bisa menganggukkan kepala. Ia kembali di buat terpana oleh pesona atasannya itu.

...........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!