BAB 10

Setiap hari adalah perubahan, perubahan untuk menjadi peibadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat untuk orang banyak. Ilmu yang selalu bertambah juga teman yang semakin banyak, menjadikan Dhara semakin mensyukuri setiap hari yang telah ia lewati. Baginya setiap hari yang ia jalani adalah kesempatan untuk memperbaiki segala sesuatu yang belum maksimal.

Hari ini terhitung enam bulan sudah Dhara menjadi warga Seoul. Berada jauh dari keluarga bukanlah hal yang mudah, namun ia selalu berusaha untuk tetap kuat dan tegar dalam bertahan melawan segala kerinduan yang setiap hari semakin bertambah.

Malam ini setelah selesai menghubungi keluarga untuk melepaskan rindu melalui panggilan video, Dhara bergegas menemui Bella untuk makan malam. Myeongdong adalah satu-satunya tempat yang selalu menjadi tujuan mereka untuk menghilangkan lapar dan dahaga di waktu malam.

Myeongdong, Seoul.

"Akhir-akhir ini gue sering banget deh lihat lo pergi berdua sama Kwajang-nim, kalian lagi ada projek apa sih?" Ucap Bella membuat Dhara tersedak.

Uhuk uhuk...

"Minum dulu Ra, minum" Ucap Bella panik kemudian menyodorkan minuman dingin miliknya.

Saat itu mereka tengah menyantap jajangmyeon sebagai menu makan malam kali ini. Di tengah lahapnya Dhara dalam menikmati makan malamnya, tiba-tiba saja Bella melontarkan pertanyaan yang membuatnya terkejut hingga tersedak.

"Lo enggak bisa basa-basi gitu ya Bel?" Ucap Dhara setelah menenggak air.

"Emang harus basa-basi dulu ya?" Tanya Bella dengan wajah polosnya.

"Ah jinjja!" Ucap Dhara kemudian menghela nafas.

"Emang apa bedanya kalau gue nanya langsung sama basa-basi dulu? Sama aja kan?" Ucap Bella kembali fokus dengan jajangmyeonnya.

"Emang kenapa kalau gue pergi berdua sama Kwajang-nim?" Tanya Dhara.

"Yaaa, enggak apa-apa sih sebenarnya. Gue cuma penasaran aja, soalnya kayak sering banget gitu" Sahut Bella.

"Siapa tahu kalian pacaran atau gimana, mau mastiin aja biar gue enggak berasumsi yang aneh-aneh" Sambungnya.

"Enggak ada hubungan apa pun di antara gue dan Kwajang-nim. Kita cuma rekan kerja yang suka makan siang bareng. Enggak usah mikir yang aneh-aneh lo!" Jelas Dhara.

"Apa bisa ya dua orang dewasa kayak kalian itu murni sebatas rekan kerja? Kayaknya enggak mungkin deh" Ucap Bella membuat Dhara kesal.

"Maksudnya enggak mungkin tuh gimana?" Tanya Dhara.

"Ya coba aja lo pikir, dua orang dewasa kayak kalian tuh enggak mungkin sering habisin waktu bareng tanpa perasaan apa pun. Kalau lo emang enggak ada perasaan apa pun, ya berarti Kwajang-nim yang punya perasaan lain buat lo" Jelas Bella membuat Dhara terdiam.

"Ah udah lah Bel, enggak usah ngaco! enggak usah mikir yang enggak-enggak deh Bel" Seru Dhara mengelak dengan tegas.

Ya, memang benar akhir-akhir ini Dhara dan Kim Dong Wook Kwajang-nim sering terlihat bersama ketika di kantor. Kedekatan mereka memang semakin intens belakangan ini. Namun tidak sedikit pun bagi Dhara menganggap kedekatan mereka sebagai pertanda lain. Baginya kedekatan mereka hanyalah murni sebagai rekan kerja.

Dari sudut pandang lain terutama bagi Bella, kedekatannya dengan Kim Dong Wook Kwajang-nim bukanlah hal biasa melainkan sesuatu yang lebih istimewa dari itu. Tetapi dengan trauma yang masih membekas, Dhara menepis anggapan tersebut.

"Gue enggak bermaksud apa-apa kok Ra, justru gue senang banget kalau memang akhirnya lo bisa buka hati lagi" Ucap Bella.

"Lo tahu persis gimana gue di buat hancur sama sesuatu yang udah buat gue begitu bahagia. Enggak semudah itu buat kembali percaya sama cinta atau apa lah itu" Ucap Dhara tegas.

"Gue paham kok Ra gimana sakitnya...".

"Lo enggak akan paham Bel, enggak akan. Karena lo enggak ada di posisi gue, jadi lo enggak tahu gimana susahnya gue setiap hari mencoba buat bisa bangkit sampai sekarang ini" Ucap Dhara memotong perkataan Bella.

"Ok. Gue emang enggak bisa ngerti apa yang selama ini lo rasain. Tapi sebagai sahabat gue cuma mau lo bisa bangkit dan bisa buka hati lo lagi. Gue mau lihat lo bahagia lagi kayak dulu, bahkan lebih dari itu" Ucap Bella dengan tulus.

"Bukan cuma gue, tapi gue yakin banget orang tua lo pun berharap lo bisa kembali kayak dulu" Sambungnya.

Dhara terdiam setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh sahabatnya. Bella memang salah satu sahabat yang paling mengerti dirinya, dan Bella pun memang sangat tulus menyanyangi Dhara sebagai sahabatnya. Bella juga salah satu orang yang selalu memberikan kekuatan bagi Dhara hingga ia bisa perlahan membaik seperti sekarang.

Mengenai hatinya yang tak kunjung pulih Dhara memang selalu sensitif. Kejadian di masalalu benar-benar membuatnya terpuruk dan seakan tidak lagi mempercayai cinta. Traumanya masih membekas dan masih saja terasa sakit ketika mengingatnya, meskipun kejadian itu sudah bertahun-tahun lamanya.

"Gue juga mau kok bisa sembuh dan kembali bahagia kayak dulu, tapi gue bisa apa Bel? Hati gue masih rapuh dan gue sendiri enggak tahu harus kayak gimana" Ucap Dhara dengan mata yang berbinar.

"Gimana mungkin gue bisa sembuh dan buka hati lagi sementara bayang-bayang masalalu itu masih ada, masih tergambar jelas Bel" Sambungnya.

"Ya udah, enggak usah di bahas lagi ya. Sorry udah buat lo jadi kayak gini, gue enggak bermaksud kesitu kok. Maaf ya Ra" Ucap Bella sambil mengelus punggung Dhara.

"Hm" Dhara mengangguk lesu.

Akhirnya Bella meminta maaf atas perkataannya yang secara tidak di sengaja telah mengungkit kembali masa-masa kelam yang pernah Dhara lalui. Bella telah menghancurkan suasana malam yang sejuk ini. Meskipun demikian tidak sedikit pun bagi Dhara merasa kesal dengan sahabatnya, perkataannya tadi hanya sebagai bentuk pelampiasan dari amarahnya dan Bella pun paham dengan hal tersebut.

Malam semakin larut, jajangmyeon pun sudah tersapu bersih dari wadahnya. Dhara dan Bella memutuskan untuk segera kembali ke studio dan beristirahat.

...*****...

JK Corp.

Keesokan harinya setelah makan siang, Dhara bergegas mengerjakan salah satu berkas yang harus segera ia berikan kepada Kim Dong Wook Kwajang-nim. Meskipun makanannya belum tercerna dengan baik dan nafasnya pun masih terengah-engah tetapi Dhara berusaha mengembalikan fokusnya untuk berkas tersebut.

Setelah hampir satu jam bergelut dengan beberapa lembar kertas yang membuat Dhara memutar otak, akhirnya berkas itu pun selesai ia kerjakan.

"Rasanya canggung sendiri deh kalau ketemu sama Kwajang-nim. Gara-gara Bella nih ngomong yang aneh-aneh" Gumamnya selagi berdiri di hadapan pintu ruangannya sebelum benar-benar melangkah ke ruangan Kwajang-nim.

"Huft! Santai aja Ra, Kwajang-nim enggak mungkin suka sama lo dan lo sendiri enggak bisa jatuh cinta sama siapa pun" Ucapnya meyakinkan diri.

"Kajja~" Dhara pun melangkahkan kakinya menuju ruangan Kwajang-nim.

Sesampainya disana dan setelah Dhara memberikan berkas tersebut...

"Mian, sudah buat kamu jadi terburu-buru selesaikan berkas ini" Ucap Kwajang-nim sambil tersenyum.

"Gwaenchanha. Mau ke Itaewon lagi?" Tanya Dhara.

"Hm" Kwajang-nim mengangguk.

"Ada apa sih di Itaewon, sampai Kwajang-nim sering banget kesana" Tanya Dhara penasaran.

"Enggak ada sesuatu yang istimewa sih, cuma memang harus kesana. Kamu mau ikut?" Ucap Kwajang-nim.

"Hah?" Seru Dhara terkejut dengan ajakan Kwajang-nim.

"Kamu mau ikut saya ke Itaewon, biar kamu bisa tahu apa yang buat saya selalu kesana?" Tanya Kwajang-nim kembali tersenyum.

"Emang boleh?" Tanya Dhara dengan wajah polosnya.

"Tunggu saya di halaman studio, nanti saya jemput kamu setelah saya berganti pakaian"

............

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!