BAB 15

"Duduk sendiri dengan segelas kopi memang menenangkan, tapi kalau ada teman bincang akan jauh lebih menyenangkan" Ucap Kwajang-nim yang kedatangannya membuat Dhara sangat terkejut.

Dhara terdiam sambil membelalakkan matanya, sungguh ia sangat terkejut. Pasalnya Dhara dengan sengaja meninggalkan Bella dan Yuan untuk menghindari pertanyaan serta pembahasan yang kritis, namun sang topik utama dari pembahasan tersebut justru ada di hadapan Dhara saat ini. Entah bagaimana ia akan menghadapinya.

"Wae? Ada masalah apa, saya siap jadi pendengar yang baik untuk kamu" Ucap Kwajang-nim sambil tersenyum menatap Dhara.

Dengan lirikan mata yang tak tentu arah, bibir yang ragu untuk berucap serta deguban jantung yang membuatnya hampir gila. Dhara masih terdiam dan terlihat sangat canggung.

"Kamu enggak nyaman ya kalau saya ada disini?" Tanya Kwajang-nim masih dengan senyumannya.

Mendengar pertanyaan tersebut Dhara mulai bereaksi dengan menggoyangkan tangannya.

"Enggak! Eeh, enggak apa-apa kok. Lagi pula kita ada di tempat yang sama dan kita kenal satu sama lain, kayaknya jauh lebih enggak nyaman kalau kita justru..."

"Sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiran kamu. Apa itu? Bukan kah harusnya kamu happy setelah apa yang sudah kamu lakukan hari ini?" Ucap Kwajang-nim menyela perkataan Dhara.

"Ehm, ya... Setiap hari pasti akan ada satu hal yang bisa merusak suasana" Sahut Dhara.

"Entah apa itu, yang jelas kamu harus tetap merayakan keberhasilan itu. Kerja keras kamu selama beberapa bulan akhirnya berbuah manis. Chukkae!" Ucap Kwajang-nim kembali tersenyum.

"Karena kamu sudah bekerja keras, hari ini saya akan traktir kamu dengan menu spesial dari cafe ini. Anggap saja hadiah untuk keberhasilan kamu" Sambungnya.

Dhara kembali terdiam dan membisu selama beberapa saat. Di perlakukan dengan baik membuatnya semakin ketakutan.

"Gwaenchanha, kamu tidak perlu merasa seperti terus merepotkan saya. Sebagai partner kerja yang baik kita harus bisa saling mensupport satu sama lain bukan? dan ini bentuk apresiasi saya untuk kerja keras kamu" Jelas Kwajang-nim sambil tersenyum dan berlalu meninggalkan Dhara.

Kata yang terucap dengan jelas dari bibir Kim Dong Wook Kwajang-nim seketika membuat Dhara tersenyum dan seperti mendapatkan kembali semangatnya.

"Yap, partner kerja!" Ucapnya dalam hati sambil tersenyum meyakinkan dirinya.

Mungkin memang benar sepahit itu masalalunya hingga membuat Dhara seperti sulit untuk menerima bentuk perhatian dari lelaki manapun. Ia tidak senang di sambut baik sebagai wanita tetapi ia bisa begitu bahagia ketika di sapa sebagai rekan kerja.

Masalalu bak virus yang sudah membuat Dhara berubah menjadi orang lain. Dhara benar-benar sangat tidak memperdulikan masa depannya sebagai wanita. Disaat teman-temannya satu persatu melepas masa lajang, memiliki pasangan yang bisa menemani di kala bosan, namun Dhara justru masih sangat nyaman dengan kesendirian. Kehancurannya di masa lalu membuatnya tak lagi menginginkan hal tersebut.

Mendengar perkataan Kim Dong Wook Kwajang-nim yang dengan jelas mengatakan "Partner kerja yang baik" membuatnya kembali santai dengan atasannya tersebut.

"Nah, ini spesial untuk kamu yang sudah bekerja dengan sangat keras" Ucap Kwajang-nim yang baru saja tiba dengan membawa beberapa menu spesial dari cafe tersebut.

"Kamsahamnida, kwajang-nim" Seru Dhara tersenyum.

"Sebenarnya akan lebih menyenangkan kalau kamu merayakan keberhasilan ini dengan semangkuk ramyeon. Sayangnya sudah terlalu malam dan kita sudah terlanjur ada di sini" Ucap Kwajang-nim setelah duduk di hadapan Dhara.

"Ah, itu benar-benar ramyeon yang sangat enak!" Sahut Dhara.

Kim Dong Wook Kwajang-nim melirik Dhara sambil tersenyum setelah mendengar koleganya itu seperti menginginkan ramyeon kesukaannya.

"Apa kamu ada waktu luang besok?" Tanya Kwajang-nim.

"Hm, seperti biasa" Sahut Dhara tertawa.

"Ok, besok kita makan ramyeon ya! Tunggu saya pukul tujuh malam" Ucap Kwajang-nim.

"Jinjja?" Ucap Dhara terkejut dengan ajakan mendadak dari atasannya.

"Hm! Kamu terlihat sangat menginginkan itu" Sahut Kwajang-nim mengangguk.

"Heol!" Seru Dhara sangat excited.

Dhara dan juga Kim Dong Wook Kwajang-nim saling melempar senyum setelah menyetujui ajakan tersebut. Sepertinya ramyeon itu benar-benar sangat enak sampai membuat kedua partner kerja ini ingin terus kembali. Entah karena rasa dari ramyeon tersebut atau memang karena rasa lain, hm.

...*****...

JK Corp. Seoul.

"Sunbae!" Teriak Jin Young yang terlihat berlari menghampiri Dhara.

"Wae?" Tanya Dhara kepada Jin Young yang baru saja tiba di hadapannya.

"Sunbae pasti mau makan siang kan?" Tanya Jin Young sambil tersenyum.

"Eeh sebenarnya cuma mau beli kopi dan kembali ke ruangan sih" Sahut Dhara.

"Ah!" Keluh Jin Young tampak lesu.

"Kenapa? Kamu mau titip makan siang?" Tanya Dhara kebingungan.

"Aniyo. Ya sudah, kalau begitu saya pamit. Saya pikir sunbae baru saja mau makan siang, kita bisa bareng" Sahut Jin Young tampak kecewa.

"Oh... Mianhae Jin Young, masih ada yang harus saya kerjakan" Ucap Dhara kembali tersenyum.

"Gwaenchanha. Kita bisa makan siang lain waktu" Ucap Jin Young membalas senyumnya.

"Hm" Dhara mengangguk.

Setelah Dhara menyetujui permintaan Park Jin Young, lelaki bertubuh tinggi dan berkulit putih itu pergi meninggalkan Dhara yang kembali berjalan untuk mendapatkan segelas kopi.

Tidak lama setelah itu Kim Dong Wook Kwajang-nim tiba-tiba sudah berada di samping Dhara dan mengikutinya berjalan sambil tersenyum.

"Gabjagi! Ah jinjja!" Seru Dhara seraya berteriak setelah terkejut mengetahui Kwajang-nim yang mengikutnya.

"Jalan cepat dan pandangan yang sangat fokus. Kamu mau kemana?" Ucap Kwajang-nim tertawa.

"Biasanya juga teriak panggil Dharaaaa! Kenapa tiba-tiba muncul gitu sih?!" Dhara mempraktikkan cara Kwajang-nim berteriak memanggilnya, setelah itu ia pun kembali melipat wajahnya.

"Kamu paham banget ya gimana cara saya manggil kamu" Ucap Kwajang-nim sambil tertawa.

"By the way, kamu mau kemana?" Sambungnya.

"Kopi" Sahut Dhara masih cemberut.

"Aigoo! Kan saya sudah pernah bilang. Sesibuk apa pun kamu, tetap harus di usahakan untuk makan siang. Kamu belum makan dan cuma mau minum kopi? Hm. Kajja!" Ucap Kwajang-nim yang kemudian meminta Dhara untuk mengikutinya.

"Mau kemana?" Tanya Dhara kebingungan namun tetap mengikuti atasannya.

"Sudah, ayo!" Sahut Kwajang-nim tanpa menoleh ke arah Dhara.

Dhara dan Kim Dong Wook Kwajang-nim berjalan beriringan menuju suatu tempat yang sejauh ini belum di ketahui oleh Dhara. Mereka menikmati suasana siang yang sejuk itu dengan obrolan ringan dan sesekali diiringi oleh tawa hingga tidak terasa akhirnya mereka pun sampai di salah satu restauran.

"Kwajang-nim" Ucap Dhara sambil memanyunkan bibirnya.

"Hm iya? Kamu mau pesan apa? Atau saya aja yang pesan? Enggak apa-apa kan? Ok!" Sahut Kwajang-nim membuat keputusan tanpa persetujuan Dhara.

"Jinjja! Kwajang-nim selalu aja berbuat sesuka hati tanpa tanya dulu tanpa..."

"Jadi kamu keberatan kalau saya bersikap seperti ini?" Tanya Kwajang-nim menyela perkataan Dhara.

"Ehh, bukan gitu maksudnya. Tapi... yaaa sebal aja karena enggak dikasih pilihan" Sahut Dhara.

"Ok. Kamu bebas mau makan apa pun, pilih sebanyak yang kamu mau. Bayar pakai ini" Ucap Kwajang-nim dengan ke gentle annya memberikan sebuah kartu.

"Enggak usah, saya bisa..."

"Tolong pesankan untuk saya juga, yang menurut kamu enak" Sambung Kwajang-nim kembali menyela perkataan Dhara.

"Kamsahamnida Kwajang-nim, maaf selalu merepotkan Kwajang-nim terutama soal makan" Ucap Dhara mengalah.

"Enggak masalah, sudah memastikan kamu makan dengan benar itu udah cukup buat saya" Jelas Kwajang-nim tersenyum.

"Saya tunggu disana ya" Sambungnya lalu pergi meninggalkan Dhara.

Perkataan yang terdengar santai namun ternyata memiliki arti yang begitu dalam. Dhara terdiam sambil memikirkan perkataan atasannya itu hingga membuatnya lupa bahwa ia sedang memesan makanan. Saat ia tersadar senyumnya seketika menghiasi wajahnya.

"Padahal tadi bisa aja gue makan bareng Jin Young. Entah kenapa Kwajang-nim tuh selalu aja buat sesuatu yang enggak mau gue lakuin malah jadi suatu keharusan yang benar-benar harus gue kerjain"

...........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!