BAB 9

Ramainya suara pengunjung juga suara dentingan sumpit yang beradu dengan mangkuk ramyeon memang sudah menjadi ciri khas di restauran ini dan bahkan sering terjadi juga di restauran lain.

Dhara yang saat itu tengah bersama dengan Kim Dong Wook Kwajang-nim tampak menyukai suasana di tempat tersebut. Terlihat dari ekspresinya yang begitu senang hingga tak henti-henti tersenyum sambil matanya menelusuri setiap sudut restauran tersebut.

"Kabari saya kalau kamu mau kesini lagi. Saya bisa temani kamu kapan pun kamu mau makan ramyeon disini" Ucap Kwajang-nim yang membuat Dhara membelalakkan matanya.

"Kamsahamnida, tapi saya bisa kesini sendiri atau sama teman yang lain, karena saya enggak mau nantinya pacar Kwajang-nim jadi salah paham sama saya" Sahut Dhara.

Kim Dong Wook Kwajang-nim tertawa setelah mendengar jawaban dari Dhara. Ia menggelengkan kepalanya sambil sesekali menyeruput kuah ramyeon yang baru saja di sajikan.

"Apa saya terlihat seperti seseorang yang memiliki pasangan?" Ucap Kwajang-nim tersenyum.

"Saya enggak yakin kalau Kwajang-nim itu single, karena kalau saya lihat Kwajang-nim itu..." Ucap Dhara dan berhenti sesaat.

"Saya kenapa?" Tanya Kwajang-nim menatap Dhara sambil tersenyum.

"Ehh, Aniyo!" Sahut Dhara tersenyum dan menggelengkan kepala.

"Kenapa kamu tetap mengajak saya untuk makan ramyeon kalau kamu berpikir saya sudah punya pasangan?" Ucap Kwajang-nim masih dengan senyumannya.

"Jadi benar Kwajang-nim punya pacar?" Seru Dhara terkejut.

"Saya cuma refleks aja ajak Kwajang-nim makan ramyeon sekaligus sebagai balasan karena Kwajang-nim sudah baik sama saya dari hari pertama saya disini" Ucap Dhara terlihat khawatir akan timbul kesalahpahaman dengan pasangan dari atasannya itu.

"Mianhae Kwajang-nim, saya enggak berpikir sejauh itu" Sambungnya lesu.

Kim Dong Wook Kwajang-nim kembali tertawa mendengar celotehan Dhara yang terlihat begitu khawatir. Dhara sangat mengkhawatirkan hal yang tidak ia inginkan akan terjadi.

"Gwaenchanha. Kamu tidak perlu khawatir, tebakan kamu meleset" Ucap Kwajang-nim.

"Hm? Jinjja?" Seru Dhara bingung.

"Hm. Tebakan kamu sama sekali enggak benar" Sahut Kwajang-nim menganggukkan kepala.

"Gabjagi?" Ucap Dhara.

"Wae?" Tanya Kwajang-nim bingung.

"Kwajang-nim baru saja bicara santai sama saya?" Ucap Dhara.

"Enggak masalah kan? Anggap saja mulai hari ini kita berteman" Ucap Kwajang-nim membuat Dhara terdiam.

Rasanya... Rasanya seperti sedang mendengar Kim Dong Wook Kwajang-nim menyatakan cinta. Deguban jantungnya tak bisa ia kendalikan. Hatinya kembali berdebar untuk yang kesekian kalinya dan lagi-lagi itu karena sikap Kim Dong Wook Kwajang-nim yang sejak awal memang sudah sangat meresahkan Dhara.

Meskipun Dhara selalu mengingat apa yang pernah dikatakan oleh Bella bahwa Kim Dong Wook Kwajang-nim memang orang yang sangat baik, tetapi Dhara masih saja salah mengartikan. Dhara selalu merasa berdebar setiap kali melihat sikapnya yang lembut nan manis juga saat mendengar atasannya itu berbicara. Dhara benar-benar terpesona.

...*****...

"Saya tunggu diruangan saya sampai jam 3 sore ini ya"

Begitulah akhir dari meeting pagi ini. Hari ini adalah kali ketiga Dhara memimpin meeting untuk teamnya. Pesonanya sebagai kepala departemen sangat bersinar saat ia berdiri menghadap para koleganya. Menyampaikan setiap hal dengan jelas hingga sangat mudah untuk di pahami. Kecintaannya terhadap pekerjaan ini membuat Dhara terlihat begitu berambisi.

Beberapa hari terakhir Dhara tengah bekerja keras untuk produk baru yang akan segera ia rilis. Deadline yang seperti tiada akhir terus menghantuinya hingga membuat Dhara sesekali melewatkan jam makan siang, seperti hari ini.

"Dhara" Ucap salah satu koleganya setelah mengetuk dan membuka pintu ruangan Dhara.

"Hm? Iya Hyun~a, wae?" Ucap Dhara tanpa mengalihkan pandangan matanya.

"Aku baru lihat jam dan kita telat makan siang" Jelas Han Ji Hyun yang kemudian bersandar di sofa.

"Lagi?" Ucap Dhara pasrah.

"Hm" Han Ji Hyun hanya mengangguk lesu.

"Terus kamu mau diam disitu aja dan enggak lanjut kerja biar besok kamu skip lagi makan siangnya?" Ucap Dhara tertawa.

"Hah! Fighting Dhara! Hal su isseoyo~" Seru Han Ji Hyun bergegas meninggalkan ruangan Dhara dengan langkah yang gontai.

Melihat koleganya hampir frustasi karena pekerjaan, Dhara hanya tertawa dan kembali fokus bekerja. Melewatkan jam makan siang untuk yang kesekian kalinya adalah hal biasa. Yang terpenting baginya saat ini adalah ia bisa tetap fokus dalam menghandle semua pekerjaan.

Tok tok tok.

Pintu ruangan itu kembali terketuk setelah baru saja tertutup. Tidak lama setelah Han Ji Hyun pergi datanglah seorang pria sambil tersenyum dengan kedua tangannya yang sibuk membawa sesuatu.

"Kwajang-nim" Ucap Dhara yang segera membungkuk.

Ya, tamu itu Kim Dong Wook Kwajang-nim. Dhara yang merasa sedang tidak berurusan dengannya tampak kebingungan dengan kehadiran atasannya itu. Kim Dong Wook Kwajang-nim langsung saja duduk di sofa sebelum Dhara mempersilahkannya.

"Kamu pasti melewatkan makan siang lagi kan?" Ucap Kwajang-nim sambil menaruh bingkisan yang ia bawa di atas meja.

"Hm" Sahut Dhara mengangguk perlahan dan masih terlihat seperti kebingungan.

"Anja" Seru Kwajang-nim meminta Dhara untuk duduk di sampingnya selagi ia menyajikan sesuatu.

Lagi-lagi Dhara terpesona dengan sikap manis Kim Dong Wook Kwajang-nim, meskipun ia belum tahu betul apa yang akan dilakukan oleh atasannya. Dhara terdiam sambil terus memperhatikan semua makanan yang dibawa oleh Kim Dong Wook Kwajang-nim tersaji dengan baik.

"Ayo makan, kamu harus tetap makan sesibuk apa pun kamu. Beri jeda sebentar, jangan paksa diri kamu untuk terus bekerja" Ucap Kwajang-nim.

"Terkesan seperti perduli, padahal Kwajang-nim cuma butuh teman makan" Ucap Dhara lalu memanyunkan bibirnya.

Dhara memang wanita yang sangat ceria, humble dan humoris. Mendengar celetukan Dhara ditambah dengan ekspresi wajah yang sangat menggemaskan tentu saja membuat Kim Dong Wook Kwajang-nim tertawa.

"Ah jinjja! Hati saya terluka mendengarnya" Ucap Kwajang-nim sambil menggelengkan kepala dan tertawa.

"Benar kan?" Tanya Dhara yang juga tertawa.

"Mianhae" Sahut Kwajang-nim tersenyum.

"Tapi saya serius. Kamu harus tetap menjaga pola makan kamu, kesehatan itu yang utama" Ucap Kwajang-nim menatap tajam Dhara yang tengah menggigit beef burger pemberiannya.

"Hm. Arraseo" Sahut Dhara mengangguk sambil mengunyah makanannya.

"Kamu harus janji untuk tetap menjaga kesehatan kamu. Kamu harus traktir saya semangkuk ramyeon dan secangkir kopi kalau melewatkan makan siang lagi" Jelas Kwajang-nim yang juga sibuk bergelut dengan menu makan siangnya

"Itu lebih terdengar seperti ancaman" Celetuk Dhara kembali membuat Kwajang-nim tertawa.

"Aigoo... Gimana kamu bisa selucu itu" Ucap Kwajang-nim.

"Saya lucu?" Tanya Dhara menatap Kwajang-nim dengan serius.

"Ye, kamu sangat lucu dan menggemaskan" Sahut Kwajang-nim yang juga menatap Dhara begitu tajam.

Situasi yang sangat tidak di inginkan oleh Dhara kembali terjadi. Situasi seperti ini benar-benar membuat Dhara seperti akan kehilangan akal sehat. Hatinya terus berdebar, deguban jantungnya semakin cepat. Pikirannya pun tak lagi bisa ia kendalikan. Oh god, please!

...........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!