Para bayi mulai tenang setelah Kuntilanak itu pergi. Bayi Jamal bergelayut turun dari Box bayi, ia kembali ke tempat tidur nya. Tidak lupa ia membenarkan selimut teman-temannya.
Sedangkan si Kuntilanak kembali berkumpul bersama rombongan nya dengan wajah sedih.
Sosok pocong melompat menghampiri Kuntilanak yang tengah gundah gulana.
" Kamu kenapa Kun?? Bukannya kamu tadi pamit mau menemui anakmu di Panti? Seharusnya kamu kan senang, ketawa-ketiwi. Ini kok malah manyun?"
Si Kuntilanak melirik Pocong, ia malu jika harus menceritakan kejadian yang sebenarnya.
Namun dalam hatinya si Kuntilanak berniat akan datang kembali dan pasti akan berhasil masuk ke dalam kamar anaknya.
*
*
Malam berikut nya, Kuntilanak itu kembali. Tentunya dengan penampilan baru. Matanya bergelantung sebelah, Hidung nya berongga dengan banyaknya belatung berlompatan.
Ia merangkak di bawah atap koridor menuju kamar bayi. Si Kuntilanak sangat yakin bahwa kali ini tidak akan ada yang menakuti nya lagi.
Bayi Jamal menengok melalui kaca jendela, ia bisa melihat bayangan makhluk yang mengerikan itu di cermin. Bibir tipis nya melengkung.
Segera bayi Jamal turun, ia berhasil menggerakkan tuas pintu dengan menaiki bantal yang disusun.
Lalu bayi Jamal melongokkan kepalanya terlebih dahulu, ia melihat makhluk yang kini berwujud lebih mengerikan daripada semalam telah mendekat.
Makhluk itu bergelantungan turun menapak lantai. Sorot matanya tajam, samar-samar ia bisa melihat bayi Jamal di ambang pintu.
KHHHRRRRRRRR
Ia keluarkan suara serau dari mulutnya, kedua kakinya melayang semakin mendekat.
Tepat di depan pintu, makhluk itu berhenti. Kepalanya tengleng ke kiri disertai suara kretek Kretek. Lalu berputar tiba-tiba menatap bayi Jamal.
Bayi Jamal melebarkan matanya, nafasnya tertahan. Wajahnya menampakkan ketakutan.
Si makhluk itu dengan percaya diri nya menggelindingkan kepalanya ke lantai, lalu bergulir ke hadapan Bayi Jamal.
Kelopak matanya terbuka, dan satu matanya langsung copot menggelantung.
Bayi Jamal menggigit jari, pandangan nya terangkat. Kini makhluk itu berdiri tanpa kepala.
Makhluk itu menyeringai, dari giginya keluar darah kental berbau anyir.
Tangan bayi Jamal terjulur pelan, ia meraba wajah busuk itu tanpa jijik.
Si Kuntilanak yang melotot jadi heran, apa yang dilakukan anak itu??
Tak disangka, bayi Jamal menggenggam bola mata yang menggelantung. Lalu memasukkan kembali ke rongga mata si Kuntilanak.
Tapi justru terbalik, bola mata yang ada pupilnya justru berada di dalam. Dengan tanpa sungkan, bayi Jamal mencolok kembali mata itu. Si Kuntilanak tersentak kesakitan,
" Cuuup cuuup" santai sekali Bayi Jamal menenangkan si Kuntilanak dengan menirukan gaya Aini mendiamkan bayi menangis.
Si Kuntilanak malah nurut lagi, kepalanya manggut-manggut. Bayi Jamal memasukkan kembali bola mata yang sebelumnya terbalik. Dan kini sudah benar, itu sangat melegakan.
Bayi Jamal berdiri sambil berpegangan ke kusen pintu. Tangannya membelai rambut kucel si Kuntilanak.
Tanpa ba-bi-bu, bayi Jamal melakukan ancang-ancang selayaknya pemain bola akan menendang di kotak pinalti.
BUK
Bayi Jamal menendang kepala si Kuntilanak hingga melambung jauh.
WAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Jeritan Kuntilanak mengaum jauh. Bayi Jamal melompat-lompat kegirangan sambil bertepuk tangan.
Alhasil, tubuh si Kuntilanak berjalan seperti orang buta. Tertabrak kesana-kemari, membuat bayi Jamal tertawa sampai terguling-guling.
*
Huhuhuhuhuhu
Si Kuntilanak menangis tersedu-sedu, ia kesusahan menyibak rambut yang menggulung wajah nya.
Sedangkan tubuhnya masih terbentur kesana-kesini mencari letak kepala nya.
" Tolong..." Serunya parau, ia berharap ada temannya yang bisa membantu nya.
Benar saja, pocong datang melompat menghampiri.
" Kun, apakah itu kamu??" tanya si pocong.
" Cong, tolong aku"
" Kamu kenapa?? Kok tinggal kepala doang?? Tubuh mu kemana?" Si pocong celingukan mencari tubuh Kuntilanak.
" Nggak tahulah nyungsep dimana tubuhku, Cong tolong angkat aku dan rapikan rambut ku" Pinta si Kuntilanak.
" Bagaimana caranya?? tangan ku di lilit begini Kun" Si pocong melihat kondisi dirinya yang tidak bisa berbuat banyak.
" Aduh Cong Cong... Kamu memang tidak berguna, tolong panggil teman kita yang lain dong buat bantuin aku" pinta Kuntilanak.
" Baiklah, tunggu sebentar"
Si pocong melompat pergi mencari bantuan.
Sejak dari pada itu, Kuntilanak tidak ingin datang ke tempat anaknya berada. Rasa trauma dan takut membuat nya tidak berani untuk mendekati area yayasan Al-Hikmah.
Meskipun sebenarnya dia cuma ingin melihat anaknya yang SE kamar dengan bayi Jamal.
Tapi kekuatan anak balita yang tidak ia ketahui siapa namanya membuat nya enggan datang kembali.
Bayi Jamal sendiri merasa jenuh karena tidak ada mainan untuk nya jika ia tidak bisa tidur malam.
Ia menunggu kedatangan Kuntilanak itu, tapi tak muncul-muncul.
Teman-temannya pada nyenyak sekali, tapi dirinya tidak bisa.
Maka ia akan keluar merangkak berkeliaran di sekitar yayasan.
Di satu malam, saat ia berkeliaran. Bayi Jamal melihat pengasuh nya si Aini tengah duduk menangis di taman dengan di temani oleh saleha dan Nurul.
Bayi Jamal mendekat tapi ia bersembunyi di balik gazebo menguping pembicaraan para pengasuh nya.
" Aku tidak tahu harus bagaimana sekarang?? , tega-teganya Kak Arsyad menjamin kan tanah ini untuk mengambil pinjaman ke Bank. Padahal dia tahu sendiri jika tanah ini sudah di wakaf kan dan tidak boleh diganggu gugat lagi" Aini menyeka air matanya.
Salehah dan Nurul dengan setia mendampinginya di sisi kanan dan kiri.
" Terus gimana Mbak?? Apa tanah ini akan disita sama Bank?" Tanya Nurul.
" Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi Nurul, aku akan menjual aset yang aku miliki untuk menebusnya" Jawab Aini yakin.
" Tapi Mbak akan kehilangan harta Mbak" tegur Salehah.
" Nggak apa-apa, bukan semuanya kok. Dari pada yayasan ini di gusur, lebih baik aku kehilangan sebagian harta benda ku. Setelah itu aku akan menyimpan sertifikat tanah ini ke loker bank" Aini terlihat pasrah.
Salehah dan Nurul tidak bisa berkata apa-apa lagi. Karena memang mereka sudah tidak memiliki rencana lain untuk membantu.
Arsyad yang tahu kalau hutangnya di bayar oleh adiknya, sangat lah geram. Padahal ia lakukan ini hanya untuk mendapatkan tanah yayasan.
Setahun yang lalu seseorang datang untuk bertanya mengenai tanah yayasan itu. Ada satu perusahaan besar yang sangat tertarik dengan tanah yayasan.
Mereka berniat untuk membangun sebuah anak perusahaan disana.
Tapi karena Aini menolak untuk menjual nya, terpaksa mereka mendatangi Arsyad, Kakak kandung Aini.
Arsyad yang sememangnya mata duitan pun tak menolak untuk membantu. Tapi ia harus menelan kecewa karena Aini bersikeras tidak akan menjual tanah wakaf kedua orang tua mereka.
Akhirnya Arsyad bercadang untuk mengambil pinjaman bank dengan jaminan sertifikat tanah wakaf yayasan.
Lumayan bisa dapat uang , itulah pikiran Arsyad. Toh Aini tidak akan tahu.
Tapi alih-alih bisa disita, ternyata Aini justru menjual hartanya sendiri untuk menebus sertifikat tanah wakaf itu.
Dan sekarang sertifikat tanah wakaf sudah di pegang oleh Aini. Ini akan semakin mempersulit penjualan tanah tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
🔵🔰π¹¹™𒈒⃟ʟʙᴄ
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
ya Alloh thor, ini cerita parah banget, ngocok perut 🤣🤣
2024-12-05
1
Rastam Rastam
langsung lanjutkan sj thor
2025-01-15
0
Dhewi Nurlela
menghibur bgt ceritanya Thor lanjutkan semangat 💪💪💪🌹🌹
2024-09-02
1