Bab 13 Tawa Alina setelan sekian lama

Alina menatap ke seluruh rumah yang akan ia kontrak, bagus bersih, bahkan semuanya terlihat rapi. Seperti rumah yang baru saja di bersihkan.

"Mbak, berapa biaya tiap bulannya? " Tanya Alina.

''250 rb, kemahalan ya?'' Tanya Ani.

''Nggak, Mbak, udah murah kok, apalagii barang-barangnya lengkap seperti ini, " ucap Alina yang melihat kompor dan gas juga ada.

''Orangnya. merangai ke Malaysia, Lin. Anaknya. masih kecil jadi tinggal dengan neneknya, makanya barang-barangnya masih lengkap, jadi... Kau rawat baik-baik rumah ini, '' ucap Ani.

''Pasti mbak. Terimakasih banyak atas kebaikan mbak, '' ucap Alina.

''Sama-sama, Oh iya... Apa kau masih mau bekerja?'' Tanya Ani.

''Iya, Mbak. Gak enak kalau aku ambil libur, Neneknya tuan Rifki udah baik banget sama aku, '' ucap Alina.

''Baiklah, ini kunci rumahnya, bawa kunci ini takutnya ada orang tahu kalau kau ada disini nanti Joni makan datang buat rusuh, '' ucap Ani dengan cengegesan. Ani masih pura-pura tidak tahu siapa wanita yang datang keringat Alina kemaren, padahal Ani-lah yang oakkmb tahu, dan sudah menyerahkan sebuah video tentang Indri dan Joni pada Zaydan.

 

"Lihatlah, Rif! laki-laki itu memang tidak tahu diri, sudah sangat beruntung dia mendapatkan Alina, wanita yang benar-benar mencintainya dengan tulus,''ucap kesal Zaydan.

''Kita berdo'a saja, semoga Kaina datang dan meminta bantuan kita untuk kelas dari bajingan itu, '' ucap Rifki.

'' Alina sudah meminta talak darinya hanya saja laki-laki itu tidak tahu diri dan tidak ingin melepaskan Alina.'' ucap Zaidan seraya menghela nafasnya.

'' Andaikan aku tidak harus kembali ke Jakarta mungkin aku akan mengurus semua ini, Aku harap Alina baik-baik saja selama aku pergi,'' ucap Zaidan yang berhasil membuat Rifki tersenyum.

''Aku baru tahu bahwa ternyata Alina sangatlah berpengaruh dalam hidupmu, bukankah kau sudah mengatakan bahwa kau akan berangkat kemarin tapi nyatanya sampai saat ini kau tidak pulang-pulang ke Jakarta,'' goda Rifki

''Entahlah, tapi seperti yang kau ketahui, aku selalu gelisah ketika ia mendapatkan masalah, Meskipun aku tahu wanita itu sangat kuat dan tegar,'' ucap Zaidan

''Stop, wanitanu usah datang, '' ucap Rifki ketika melihat Alina datang dengan putrinya.

''Hai anak cantik. Tumben terlambat?'' Hanya Rifki pada Laili.

''Maaf tuan, ada masalah dikit, baiklah Laili jangannaakl ya sayang, Ibu ada di kamar nyonya, " ucap Alina.

''Hai bang Zay, apa kabar?'' Tanya Alina ketika ia memergoki Zaydan menatap kearahnya.

''Akj baik, kau sendiri?'' Tanya Zaydan

''Baik juga bang, baiklah... Alina kerja dulu ya, Bang, '' ucap Alina seraya tersenyum pada Zaydan.

''Baiklah, anakmu aku bawa ya?'' Tanya Zaydan

seketika Alina menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Zaidan.

''Kemana bang? dia kurang masin sakit bang, '' ucap Alina.

''Aku tahu, karena itulah aku akan membawanya ke dokter, dengan pekerjaanmu aku janji akan membawa Laili dengan baik,'' ucap Zaidan

''Apa yang dikatakan Zaidan benar, Alina. Bahkan aku juga akan menemani Zaidan, sekali-kali kan tidak apa-apa membawa Laili bermain, mungkin saja dengan begitu dia bisa segera sembuh,'' ucap Rifki Seraya menatap ke arah Alina.

''Aku sudah membawa periksa Laili kemarin bang, tapi....

''Tapi tidak beli obatnya kan? Karena persediaan fi bidan habis lalu mah ke apotik, apotiknya susah nutup, aku tahu itu... Karena itulah aku kemari dan akan membawa Laili ke dokter, ''ucap Zaydan

''Kamu jangan cemas, semua biaya di tanggung oleh tuan Rifki selaku bosmu, " ucap Zaydan di sertai dengan tawanya, Alina tersenyum melihat tawa lepas Zaydan.

'Apa yang kau pikirkan, Alina? Ingatlah! Kau masih istri orang,' bathin Alina menertawakan dirinya sendiri.

''Sayang, Apakah Laili mau ikut paman?'' Tanya Zaydan

''Mau paman, " jawab anak ith yang terlihat bahagia dan menempel pada pelukan Zaydan.

''Kenapa ayah Laili tidak mau gendong Laili, seperti Paman gendong Laili?'' Tanya Laili dengan polosnya, tentu itu membuat ketiga orang dewasa itu langsung saling melemparkan pandangannya.

Sekejam. itulah Joni pada anaknya? Sehingga ia sangat jarang menggendong anaknya sendiri?

''Apakah Laili mau di gendong begini terus?'' Tanya Rifki yang di balas anggukan kepala oleh Laili.

''Kalau begitu jadikan Paman Zaidan sebagai ayahmu,'' ucap Rifki Seraya tertawa melihat ke arah Zaidan dan juga Alina.

'' Apakah boleh?'' tanya Laili antusias

''Tentu boleh,'' jawab Rifki dengan cepat.

''benarkah Paman?'' Tanya Laili seraya melihat kearah Zaydan.

''Boleh, Sayang. Kalau begitu... Aku bawa Laili,'' ucap Zaydan seraya membawa Laili.

Zaydan tahu Rifki akan semakin menggodanya di depan Alina.

Benar saja, Alina fokus mengurus neneknya Rifki, hingga ia selesai jam 11 siang.

''Setelah melihat neneknya Rifki istirahat, Alina pun emnbantu pelayan untuk menyiapkan makan siang, Karena sebentar lagi Rifki dan Zaydan akan kembali.

...----------------...

''Inj semua untuk Laili, Apa Laili suka ?'' Tabya Zaydan

''Suka paman, Laili tidak pernah punya mainan sebagus ini,'' ucap Laili seraya memeluk boneka yang juga di belikan Zaydan.

''Ayah.... '' ucap Laili ketika melihat kearah kanan dari tempat ia berdiri, tentu Zaydan langsung menoelh kearah mata Laili melihat.

''Rif, aku titip Laili, '' ucap Zaydan seraya mengikuti arah Joni melangkah.

Ya, Joni saat ini lagu berdua dengan Indri.

''Kau jangan cemas,, aku yang bayara semuanya, '' ucap Indri yang sudah terdengar oleh Zaydan.

Bug ... Bug... Bug

Tiga kali pukulan mengenali perut Joni, Joni yang belum siap dengan serangan itu hanya bisa meringis kesakitan, ya.. Saat ini mereka berada di luar Mall. Dengan beberapa belanjaan dj tangan si wanita dan Joni.

''Apa yang kau.... '' ucapan Joni terhenyi keyika melihat siapa yang sudah memukulnya.

''Cetaikan Alina, atau kau akan mendekam di penjara!'' Ancam Zaydan setaya menujuk kearah wajahnya Joni.

''Apa kau sudah tidak sabar ingin mengambil bekasku?'' Tanya Joni dengan nada mengejek.

Ketika Zaydan hendaklah memberikan pukulan lagi Indri melerainya.

''Apa yang kau lakukan, hanya karna wanit buluk itu kau memukul kekasihku jangan sampai aku melaporkanmu atas tindakan penganiayaan!'' ancam balik Indri.

''Oh, silahkan! Aku malah menunggu kita bertemu di kantor polisi, Wanita panggilan, '' ucap Zaydan yang merendahkan ucapan terakhirnya seketika Indri terkejut dan membeku.

''Jangan berfikir, aku tidak tahu siapa kamu, jangan sampai aku membuka kartu As-mu di hadapan kekasih tidak tahu dirimu itu, kau saat ini hamil, karena itulah kau mencari orang bodoh yang bisa kau jadikan tumbal sebagai ayah dari anak yang kau kandung, tanpa kau berfikir kau sudah mengambil kebahagiaan anak yang lain, '' ucap pekanbaru Zaydan tepat di hadapan Indri.

'Darimana dia tahu semua tentangku? Siapa dia sebenarnya?' bathin Indri.

Terpopuler

Comments

Ida Darwati

Ida Darwati

mantap zaydan,,pengacara hebat pasti tahu indri

2023-08-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!