Bab 9 Joni Ketahuan Selingkuh.

''Nek, Sebentar lagi Zay juga akan kembali ke kota, mana mungkin aku akan tinggal disini,'' ucap Zay pada neneknya Rifki.

''Kalau kau benar-benar menyukai gadis itu, seharusnya kau bawa dia pergi apapun yang terjadi,'' ucap neneknya Rifki.

''Zaydan tahu, Nek. Tapi Alina bukan wanita yang mudah untuk Zaydan taklukkan, Nek. Apalagi Zaydan tahu jika saat ini Alina ingin fokus pada Laila putrinya,Zaydan hanya ingin memberi dukungan untuk saat ini, hingga ia sendiri datang padaku dan mengatakan kalau ia ingin menyerah, maka saat itu tiba, Zaydan akan memperjuangkannya, Nek,'' ucap Zaydan.

''Kurang gentle kamu bro, kalau aku ... udah aku bawa kabur tuh Alina sama anaknya, masalah suaminya urusan belakang,'' timpal Rifki yang baru saja masuk ke kamar neneknya.

"Tidak semudah itu, Rif. Apalagi pekerjaanku yang selalu berurusan dengan hukum, masa iya aku akan melanggar hukum, maka dari itu, aku meminta kalian untuk mempekerjakan disini, karena dengan begitu aku bisa memantaunya setiap hari, " ucap Zaydan.

"Baiklah.... Kapan kau akan kembali? Dan kapan kau akan balik kesini?" Tanya Rifki.

"Mungkin beberapa hari lagi, aku belum memastikan," ucap Zaydan.

Di sisi lain, Alina meminjam ponsel Ani untuk menghubungi Zaydan.

"Tunggu, mbak Ani nelfon, "ucap Zaydan pada Rifki dan neneknya.

""Assalamu'alaikum, mbak An, Ada apa... Apa terjadi sesuatu?" Tanya Zaydan.

"Waalaikumsalam, bang. Ini aku Alina. Terimakasih atas semua bantuan abang, dan juga... aku ingin membayar hutang ku pada abang waktu itu, kapan abang akan kerumah tuan Rifki?" Tanya Alina.

"Oh, kamu pakai saja uangnya dulu, Lin. Aku belum membutuhkan kok, " ucap Zaydan.

"Alina sudah ada tabungan, Bang. Alhamdulillah berkat abang. Jadi... Aku ingin bayar ke abang biar aku bisa lega, " ucap Alina.

"Baiklah, besok aku kerumah Rifki, " ucap Zaydan yang sebenarnya sangat tidak nyaman, padahal Zaydan ingin memberikan itu pada Alina.

"Baiklah, bang. Terimakasih bang, " ucap Alina.

"Sama-sama, Lin. Bagaiaman jabarmu dan anakmu?" Tanya Zaydan.

"Alhamdulillah bang, Jauh lebih baik dari Kemaren-kemaren, maafkan Alina ya bang... Karena Alina abang dan tuan Rifki melihag kejadian yang tidak mengenakkan, "ucap Alina.

"Tidak apa- apa, kalau kau butuh bantuan apapun kamu jangan sungkan, katakan saja padaku, aku pasti akan membantumu, " ucap Zaydan.

"Terimakasih banyak abang pasti Alina akan menghubungi abang kalau Alina butuh bantuan, sekali lagi terimakasih bang, kalau begitu... Alina tutup ya bang, mau bawa Laili bermain, " ucap Alina di sertai dengan kekehan

"Baiklah, semangat dan jangan lupa istirahat, utamakan kesehatan karena kau masih harus merawat Laili, " ucap Zaydan

"Pasti bang, kalau begitu assalamu'alaikum.... "

"Waalaikumsalam, " jawab Zaydan seraya tersenyum setelah beberapa hati tidak mendengar suaranya.

"Lin, kenapa pakai di kembalikan sih, itu Zaydan ikhlas lih ngasih sama kamu, " ucap Ani.

"Gak enak mbak, An. Bang Zaydan kan juga bekerja disini, kasihan juga kan dia udah terlalu banyak bantuin aku, " ucap Alina.

"Ya elah, uang segitu mah gak ada apa-apanya bagi Zaydan, Lin. Ya sudah katanya mau bawa Laili makn di taman dekat sini, ayo... !" ucap Ani seraya mengunci pintu rumahnya. Hari sudah menunjukkan pukul 4 sore, matahari sudah mulai menjadi senja, betapa bahagianya Laili ketika bisa menikmati permainan itu taman itu, permainan yang mungkin saja sudah sering anak-anak mainkan namun ini adalah pertama kalinya bagi Laili.

"Lin, lihatlah! Betapa bahagianya Laili," ucap Ani yang turut bahagia melihat kebahagiaan Laili.

"Ini pertama kalinya dia bisa bermain disini mbak kalau dulu Aku tidak berani membawanya ke sini takutnya dia meminta beli makanan tapi sekarang aku sudah tidak ingin memikirkan apapun lagi kecuali kebahagiaan Laili, " ucap Alina.

"Kamu benar, sekarang kau harus fokus pada kebahagiaan kalian berdua, " ucap Ani, namun Alina tidak mendengarkan apa yang Ani katakan, karena ia kini fokus pada sosok laki-laki dan perempuan yang berboncengan dengan begitu mesra, sang wanita memeluk sang pria dengan begitu erat. Alina tidak salah mengenali sosok laki-laki ituitu. Ya... Dialah laki-laki yang beberapa tahun lalu menikahinya.

'Bang Joni, jadi ini alasanmu selama ini berubah? ternyata kamu memiliki wanita lain selama ini. kenapa ketika padaku Bang? Apa salahku padamu sehingga kamu bisa menduakan aku seperti ini, ' bathin Alina seraya meneteskan air matanya.

"Lin, kamu kenapa, Apa ucapanku ada yang menyakitimu?" tanya Ani, namun dengan cepat Alina menggelengkan kepalanya.

Seketika Alina ingat akan ucapan Moana.

"Alina, aku bisa merasakan apa yang kau rasakan, Alin. Berpisahlah dengan Joni, dia bukan laki-laki yang baik untukmu,"

Awalnya Alina terkejut dengan apa tambah di ucapkan oleh Moana. , namun Moana begitu meyakinkan Alina untuk lepas dari adiknya.

'Apakah mbak Moana tahu akan hal ini?' bathin Alina. Bayangan tawa Joni dan wanita itu teringat jelas di ingatan Alina. Bahkan Alina mengabaikan anaknya yang bermain sendiri.

'Apakah kau tidak memberiku nafkah karena wkaita itu bang? Atau ada yang lain lagi?' bathin Alina, hatinya menjerit menangis, ia ingin sekali berteriak saat ini, meratapi semua kebodohannya.

Terpopuler

Comments

Ida Darwati

Ida Darwati

semoga alina menjauh,,zaydan saja lah

2023-08-04

0

Ida Darwati

Ida Darwati

ya thor suruh pergi alina si joni mah gendeng

2023-08-03

0

Aziza

Aziza

Betul kata mba mu...ayo segera tinggalin...

2023-07-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!