Malam ini terlewati dengan kebisuan Alina.
''Apakah kau sudah merasa hebat saat kau sudah punya pekerjaan? Apa kau fikir kau sudah tidak butuh sosok suami?'' ucap Joni. Namun Alina hanya memilih diam, ia hanya fokus dengan pekerjaannya saat ini yaitu mencuci baju para tetangga.
''Apa kau tidak mendengarkan aku, ingat Alina, aku masih suamimu!'' ucap Joni dengan menaikkan satu oktaf suaranya.
''Apa yang ingin abang katakabn, apakah abng ingin aku menhargai abang? Sekarang aku balik tanya sama abang, Apakah pernah abang menghargaiku sebagi istri?'' tanya Alina dengan tatapan yang tak pernah terlihat oleh Joni. Biasanya Alina akan menatapnya dengan tatapan penuh cinta, tunduk dan manut, tapi saat ini ... Tatapan itu seolah hilang seketika.
Selesai menjemur, Alina kembali masuk kedalam dan meletakkan ember yang ia gunakan tadi.
''Bu, Laila mau makan,'' ucap anak kecil itu ketika Alina sudah mengusap tangannya yang basah dengan handuk kecil.
''Laila mau makan apa sayang? Telur apa mie?'' tanya Alina
''Nasi goreng, seperti yang ibu buat kemaren,'' ucap Laila.
''Oh baiklah, bentar ya ... Ibu buatkan untuk Laila, sekarang Laila duduk disini dan jangan kemana-mana,'' ucap Alina seraya mengambil nasi dan bumbu. Joni merasa benar-benar di abaikan saat ini.
''Laila, tidakkah Laila kangen sama ayah?'' Tanya Joni ketika ia sudah duduk di samping Laila.
Anak kecil itu hanya menatapnya tanpa tahu harus menjawab apa.
Sejenak mereka sama-sama terdiam, Alina hanya mendengarkan dan melihatnya. Dalam keheningan Alina ingin membantu putrinya menjawab, namun Alina terdiam ketika ia mendengar akan ucapan Laila.
''Apakah ayah sayang Laila?'' Tentu ucapan itu bukan hanya membuat Alina terkejut, bahkan Joni tidak menyangka jika anaknya bisa mempertanyakan hal semacam itu padanya, Apakah Laila merasakan jika selama ini Joni mengabaikannya?
''Kenapa Laila bertanya seperti itu, tentu ayah sayang sama Laila,'' jucap Joni.
''Anakmu sudah mulai pintar untuk mejatuhkanmu Joni, itu paasti karena ajaran istrimu yang tidak becus!'' Tentu suara dan ucapan itu membuat Alina langsung mematikan kompornya, apalagi nasi gorengnya sudah matang.
''Ajaran apa yang ibu katakan, Aku sebagai seorang ibu sudah mengajarkan anakku dengan hal-hal yang baik, aku tidak mengajarkan anakku untuk menjadi sosok pengecut dan tidak bertanggung jawab, aku juga tidak mengajarkan anakku agar selalu menuruti ucapan ibunya meski itu adalah hal yang salah,'' ucap Alina
''Kau menyindirku karena Joni jauh lebih patuh padaku, kau cemburu padaku, dasar mantu gak gu ....
''Gak apa, Bu? Gak guna? anakmu itu yang gak guna sebagai suami, kalau ibu kesini mau bawa anak ibu, silahkan bawa, ayo sayang ... Kita makan di kamar, nanti hilang nafsu makanmu kalau disini,'' ucap Alina seraya membawa piring yang sudah ia isi dengan nasi goreng, benar saja Alina tidak menyisakan sedikitpun untuk Joni. Alina pergi membawa Laila.
Sedangkan mertua dan Joni melongo karena Alina sudah berani bersuara saat ini, bahkan Joni terperangah ketika Alina tidak menyisahkan nasi gorengnya, padahal Joni bela-belain nungguin agar bisa kebagian.
''Ibu sih kesini, Joni belum makan bu ... Sekarang Alina sudah membawa semua nasinya,'' ucap Joni dengan lemas.
''Istrimu semakin keterlaluan, Jon. Cepat ceraikan dia dan segera nikahi Indri,'' ucap ibunya Joni.
''Ibu ada apa kemari?'' tanya Joni
''Ini ibu butuh duit, besok pagi, kalau kesini besok takutnya ibu gak nututi,'' ucap ibu Maya.
''Joni gak ada uang, Bu. Kan ibu tahu sendiri uangnya buat jalan-jalan sama Indri selama ini,'' ucap Joni
''Kau jangan bohong, Jon. Buktinya istrimu punya banyak beras, Jangan bilang kalau kau susah luluh dan memilih menafkahi istrimu yang gak ada gunanya itu, "ucap Bu Maya.
"Apa yang ibu katakan, bahkan sudah hampir dua bulan Joni yudak memberinya janb sama sekali, Bu. Semua uang Joni sudah Joni serahkan sama ibu, "ucap Joni.
" Masa kamu gak ada uang simpanan sama sekali, Jon," ucap Ibu Maya.
"Gak ada, Bu. Ini hanya ada untuk uang rokok besok, uang bensin juga gak ada, " Ucap Joni.
"Mana mungkin Jon, bukankah uang gajimu 4 juta lebih, kau hanya kasih ibu 1juta kemaren, "ucap bu Maya.
" Kan aku sudah bilang, uangnya sysah ku buat bersenang-senang dengan Indri, bukankah itu perintah ibu, Ibu tahu sendiri... Indri anak kota, tentu makanan dia gak seperti makanan kita, Bu.... Bkkankah untuk mengambil hati Indri, Joni harus terlihat keren, sudah ibu pulang saja minta saja sama mbak Moana, dia banyak tuh uang simpanannya, " ujar Joni.
''Ini untukmu, tapi ingat ,... Pikat hati Indri dan buat dia klepek-klepek, kapan lagi kita akan menjadi orang kota,'' ucap bu Maya seraya menyerahkan makanan yang ternyata ia sudah membawanya dari rumahnya.
''Tak kirain ibu mau ngasih Joni uang, eh ternyata hanya ngasih nasi,'' ucap Joni seraya mengambil plastik yang ibunya berikan.
''Tidak mau? Kalau tidak mau, ya sudah ibu ambil lagi,'' ucap Bu Maya.
''Enak aja, barang yang sudah di berikan tidak boleh di ambil lagi, Bu. Itu sama saja menjilat ludahnya sendiri,'' ucap Joni seraya mempertahankan kantong plastik itu.
Bu Maya pulang dengan perasaan kecewa, namun pikirannya langsung tertuju pada Indri yang masih ada dirumahnya.
''Aku minta saja pada Indri, aku yakin dia pasti akan ngash, aku buat saja drama,'' gumam Bu Maya.
Setelah kepergian Bu Maya dari kediaman Joni, Jonipun menyantap nasi yang di bawa oleh ibunya. Malam ini lagi dan lagi Joni ndi abaikan oleh Alina.
Merasa dirinya kesepian,. keesoakan harinya Joni bekerja seperttui biasanya namun ia tak pulang kerumahnya melainkan janjian dengan Indri, siapa yang menyangka jika semua itu di saksikan oleh kakaknya Joni, yaitu Moana.
''Joni benar-benar keterlaluan, mau jadi apa anak itu, aku pastikan kau akan menyesal karena sudah menuruti ibu, Jon. Apalagi sampai kau menelantarkan anak dan istrimu,'' gumam Moana seraya melihat kearah Joni dan Indri, Moana akhinya kembali kerumahnya dan menunggu kedatangan mereka.
''Apakah ini yang ibu inginkan? Membuat rumah tangga Joni makin hancur, apakah ibu yakin jika wanita yang iu tampung disini adalah wanita baik-baik, tapi Bu ... Bukankah ibu tahu ... Jika wanita yang baik tidak akan mau dengan laki-laki yang sudah beristri!'' ucap Moana pada ibunya.
''Apa yang kau katakan, Moana. Kalau kau lelah ... Kau istirahtlah! Jangan buang-buang waktumu dengan hal-hal yang tak pentingf, ingat! Kalau kau menikah biaya harus kau keluarkan sendiri, toph selama gajian kau tidak menyerahkan semuanya pada Ibu,'' ucap Bu Maya dengan expersi masih tenang dan lembut.
''Percuma juga bicara sama kamu, Bu. Udah ketutup matya hatinya sama duit dan keegoisan,'' ucap Moana seraya berlalu meninggalkan ibunya. Menunggu Joni dan Indiri tak kunjuung pulang, akhirnmya Monara pergi kerumah Alina. Ia juga sudah lama tak mengunjungi ipar dan keponakannya itu. Harti ini kebetulan ia tidak ada lemburan di pabrik jadi bisa pulang lebih cepat. Tidak butuih waktu lama, Moana sampai di halamn rumah Alina yang mana bersamaan dengan Alina yang baru pulang bekerja. Terlihat jelas wajah lelah Alina seraya menggendong Laila yang sudah tertidur.
''Mbak Moana, mari masuk, mbak!'' ucap Alina denmgan ramah, meskipun lelah, Alina berusaha untuk tetap tersenyum.
''Bagaimana kabar kalian? Maaf, karena mbak baru datang, '' ucap Moana dengan mimik wajah yang sedih.
''Tidak masalah, mbak. Mabak juga sibuk bekerja, Alina juga tahu jika garment saat ini sedang rama-ramenya garapan,'' ucap Alina
''Mbak mau minum apa?'' tanya Alina
''Tidak usah, Lin. Aku hanya ingin bicara denganmu,'' ucap Moana.
''Kau tidurkan dulu Laila, kasiohan dia,'' ucap Moana.
''Baiklah, aku akan bawa Laila ke kamar dulu ya, mbak,'' ucap Alina, lalu ia berdiri dan membawa Laila ke kamarnya. Setelah melatakkan Laila, Alina kembali dengan membawa dua gelas teh yang ia beli di warung.
''Ini mbak adanya kayak ini, maaf ... Alina tidak punya cemilan,'' ucap Alina.
''Tidak apa-apa, malah aku yang minta maaf karena sudah merepotkanmu,'' ucap Moana.
''Tidak mbak, malah aku senang karena mbak mampir,'' ucap Alina.
''Alina, aku ingin bertanya, apakah kau bahagia dengan adikku?'' Tanya Moana
''Kenapa mbak?'' tanya Alina.
''Tidak, aku hanya bertanya, aku tahu bagaimaan sikap Joni dan ibuku, maafkan aku yang tidak bisa mensehati mereka,'' ucap Moana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments