Istri Yang Kau Sia-Siakan

Istri Yang Kau Sia-Siakan

Bab 1 Alina

Bab 1 Alina.

Alina adalah gadis yatim piatu yang di tinggal oleh kedu orang tuanya, mereka mengalami kecelakaan dan hanya tinggal bersama sang nenek, namun beberapa hari sebelum pernikahannya, neneknya juga meninggalkan Alina seorang diri. Sehingga ia begitu bahagia ketika sang kekasih Joni menikahinya, ia berharap dengan pernikahan ini, ia akan memilki rumah, sandaran, dan keluarga yang begitu ia harapkan. Namun semua harapan kadang tak sesuai dengan apa yang kita dapatkan.

Awal pernikahan, Alina merasakan cinta yang luar biasa dari sang suami, meskipun ibu sang suami tidak pernah menyukai keberadaannya, namun Alina tidak mengambil pusing dan tidak masukkan hati akan apa yang mertuanya katakan dan mertuanya lakukan, karena yang Alina lihat hanyalah kasih sayang suaminya.

''Jangan masukkan hati akan apa yang ibu katakan, ibu sudah tua jadi kadang bicaranya suka ngelantur,'' ucap Joni kala itu, Alina hanya tersenyum dan menyandarkan kepalanya di dada sang suami, hingga kini pernikahan mereka sudah berjalan satu tahun dan Alina hamil, kebahagiaan Alina dan Joni semakin terasa ketika hadirnya anak perempuan yang cantik.

Joni memilih nama Laila Kusumo, sesuai lahirnya di malam hari.

''Baiklah, kalau begitu aku berangkat kerja dulu, jaga diri dan bayi kita,'' ucap Joni lalu mengecup kening Alina, Alina mencium punggung tangan Joni. Joni melambaikan tangannya begitu juga dengan Alina.

Áir mata Alina terjatuh ketika mengingat masa setahun yang lalu, dimana sang anak masih baru lahir, sikap Joni masih hangat dan penuh kasih sayang, namun sudah hampir setahun ini, sikap Joni berubah kasar dan suka memukulnya.

''Apa aku ada salah mas? Kenapa kau sangat berubah, jika aku salah katakan padaku, dimana kesalahanku, jangan seperti ini, semua harapan kita sudah terpenuhi, mas. Kita sudah punya buah hati, hidup kita juga tidak semelarat dulu, tapi kenapa kau tiba-tiba berubah seperti ini?'' gumam Alina seraya terus menangis.

''Ibu, Laila lapar'' ucapan anak kecil itu membuat Alina sadar jika ia kedapur berniat untuk mengambil nasi untuk Laila, namun ia teringat jika nasinya sudah tinggal sedikit, persiapan beras juga sudah kosong, dengan segera Alina mengusap air matanya dan tersenyum pada anaknya.

''Iya sayang, ibu lama ya?'' Tanya Alina seraya mengambil nasi, ia terpaksa menahan lapar lagi ketika melihat anaknya yang sangat lahap makan.

''Bu, Ayah kenapa selalu marah, apakah Laila nakal ya bu?'' tanya Laila

''Tidak sayang, Laila tidak nakal, Laila anak yang baik, mungkin ayah sedang capek, karena itulah ayah sering marah gak jelas, Laila maafkan ayah ya?'' ucap Alina yang di anggukkan kepala oleh Laila.

Setelah Alina menyuapi anaknya, suara pintu terbuka dengan kasar mengejutkan keduanya, ia sudah hafal dengan hal seperti itu. Alina pun menyuruh Laila untuk masuk kedalam kamar dan menutupnya.

Laila yang saat ini sudah berusia dua tahun diajari memahami keadaan orang tuanya. Anak itu main boneka yang ada di kamarnya.

''Bang, abang mabuk lagi?'' tanya Alina seraya membantu Joni melpaskan jaketnya.

''Cerewet kau, buatkan aku kopi sekarang, cepat!'' teriak Joni, Alina pun langsung bangkit dan segera membuatkan kopi untuk Joni, hatinya selalu terkejut dan sakit dengan ucapan kasar dari suaminya. Setelah itu Alina pun langsung memberikan pada suaminya, namun baru saja suaminya minum kopi itu, ia langsung menyemburkan airnya tepat ke wajah Alina.

''Kopi apa yang kau berikan padaku, mengapa seperti air comberan seperti ini?'' teriak Joni seraya melemparkan gelas yang ia pegang,tentu membuat Alina sangat terkejut dan mengusap wajahnya.

''Gulanya habis bang, begitu juga dengan kopinya, mana beras juga habis, semuanya suda habis bang, abang sudah lama gak ngasih uang buat Alina,'' ucap Alina tertunduk.

''Bodoh, kalau gak ada uang kerja dong, jangan seenaknya minta, emangnya kau fikir cari uang itu mudah, g*blok,'' ucap Joni seraya mendorong kepala Alina.

''Bang, Abang sudah lama gajian, tapi abang tidak memberikan Alian uang itu, kenapa bang? Kenapa abang sekarang berubah, apa salah Alina sama abang? kasihan Laila bang, Laila juga ingin beli jajan seperti anak yang lainnya,'' ucap Alina, sejenak Joni terdiam ia seolah merasakan sakit dari cerita yang Alina katakan, namun beberapa saat kemudian, Joni kembali dengan murkanya.

''Kau masih punya kaki dan tangan kan untuk bekerja, cari pekerjaan jangan suka menengadah,'' ucap Joni

''Bang, kalau aku bekerja lalu siapa yang akan jaga Laila, Abang tidak mau kasih nafkah Alina dan Laila tapi abang selalu ngasih uang yang besar pada ibu, Alina dan Laila adalah tanggung jawab abang,'' ucap Alina memberanikan diri mengeluarkan unek-unek yang selama ini ia simpan. Mendengar ucapan Alina, Joni menjadi murka, ia berdiri dan menarik rambut Alina dan menyeretnya.

''Kurang 4jar kau, kau wanita yang baru datang dan menjadi benalu, sedangkan dia ibuku, ibu yang sudah melahirkan aku, sudah pasti dia jauh lebih berharga dari kamu, sial4n!'' umpat Joni seraya menghempaskan tubuh Alina di kamar mandi.

''Sakit bang, ampun ... Ampun bang, ampun ....!'' mohon Alina ketika Joni menenggelamkan wajah Alina ke air.

'

'Apa yang harus aku lakukan bang, apa yang harus aku lakukan agar kau bisa seperti dulu lagi, aku merindukanmu, bang ... Aku sangat merindukanmu,'' ucap Alina dengan isak tangisnya, bayangan kemesraan hubungan mereka kini bermain di ingatan Alina. Rasanya tak percaya Alina dengan kekejaman yang suaminya lakukan, Alina merasa jika suaminya orang yang berbeda, namun kenyataannya dialah suami yang selama ini ia anggap sebagai malaikat dalam hidupnya namun sekarang menjadi iblis yang tidak kenal akan kata ampun.

Alina mengusap wajahnya dengan air lalu mengambil handuk untuk mengeringkan wajahnya dan tubuhnya, ketika ia masuk ke kamarnya, ia sudah melhat sang anak tertidur. Ia mencium pipi sang anak dengan air mata yang berderai. Ia ikut berbaring di samping sang anak dengan perut yang sangat sakit karena menahan lapar.

Pagi telah tiba, ketika Alina baru selesai memandikan sang putri, mertuanya datang dan memberinya ceramah panjang kali lebar.

''Alina, istri macam apa kau, suamimu minta kopi tapi kau beri air comberan, apa kau masih punya otak Dasar benalu!'' bentak ibunya Joni

''Maaf bu, bang Joni tidak memberikan uang sama sekali pada Alina, bahkan semua barang dapur sudah habis, beras pun kami tidak punya, semuanya habis, Bu. Bahkan kami harus menahan lapar setiap harinya agar hemat,'' ucap Alina.

''Makanya cari kerja jangan hanya ongkang-angking kaki kerjaannya!''

''Nenek, jangan marahi ibu, Ibu dari kemaren tidak makan, sekarang Laila juga lapar, Nek'' ucap anak kecil yang berusia dua tahun lebih namun sudah bisa lancar bicara dan faham akan keadaan ibunya.

Terpopuler

Comments

Ida Darwati

Ida Darwati

miss di byuar oergi dong alina kenapa harus bertahan dg suami dan mertua toxic gitu,,kasihan alina dan laila

2023-07-19

0

Aziza

Aziza

Dari awal ceritanya sungguh mengerikan....

2023-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!