Mendengar hasutan dari ibunya, Joni banyak berfikir. Alina bekerja sebagai buruh cuci, tapi kenapa bisa membeli banyak barang, seperti beras satu karung, mie, gula, kopi dan kebutuhan yang lainnya, bahkan lauk setiap hari juga selalu berubah-rubah.
'Apa jangan-jangan Aline punya selingkuhan ya? Tapi siapa yang mau dengan Alkna yang ribet dengan anaknya itu? apalagi penampilan Alina yang lusuh begitu?' bathin Joni seraya menyesap barang rokoknya.
"Joni pulang dulu, Bu,'' ucapJknj seraya berdiri dari duduknya.
''Tumben kau cepat pulang, biasanya kau akan lama-lama disini? Jangan bilang kalau kau sudah terpengaruh oleh istrimu itu!" kecam Ibunya Joni.
"Ibu, apa yang ibu katakan, sudahlah.... ! Joni malas berdebat dengan ibu, " ucap Joni seraya berlalu meninggalkan ibunya.
Sepanjang perjalanan Joni memikirkan Alina. Tatapannya tajam ketika melihat Alina yang berada di gang sebelah dengan senyuman yang mengembang seraya menggendong putrinya.
"Dari mana dia?" tanya Joni pada dirinya sendiri, seraya terus mengamati Alina. Terlihat Alina berulang kali. mencium pipi putrinya
"Alhamdulillah sayang, Ibu punya rezeki. Sekarang anak ibu mau beli apa?" tanya Alina
"Mau ice cream, " jawab anak kecil itu.
"Ice cream ya sayang baiklah.... ! Kita akan beli ice cream di toko Bu Hilma ya, " ucap Alina setaya menuju ke toko Bu Hilma.
"Wah, ada Alina, beli apa Lin? tanya Bu Hilma yang biasanya judes kini menjadi ramah membuat Joni semakin penasaran. Karena setahu Joni Bu Hilma tidak suka dengan Alina karena suka hutang.
"Beli Ice Cream, Bu, " jawab Alina seraya tersenyum.
"Bagaiaman kerja di rumah itu? Ibu dengar yang sakit itu cerewet ya? Kamu kok betah banget?"tanya Bu Hilma
"Mending buat, dari pada kekurangan uang seperti Kemaren-kemaren Bu, " Jawab Alina
"Iya juga sih hanb sabar aja Lin, yang penting kamu gak hutang kemana-mana lagi, oh iya katanya Joni gak tahu ya kalau kau kerja fi rumah gendongan itu?" tanya Bu Hilma.
"Ya, Bu. Tolong ibu jjha rahasiakan ya, Bu!" punya Alina.
"Oke, meskipun ibu judes begini, tapi ibu bisa jaga rahasia, ini ice cream-nya, " ucao Bu Hilma.
Alinapun memberikan uangnya lalu pergi meninggalkan toko Bu Hilma.
Setelah kepergian Alina, Joni berhenti di depan toko Bu Hilma seraya mencari tahu kenapa sikap Bu Hilma berubah.
"Bu, istri saya hutang lagi?" tanay Joni.
"Alaah kamu Jon, kalau istrimu hutang, apa kau mau bayar? jadi suami kok gak ada tanggung jawab sama sekali!" jawab judes Bu Hilma.
"Tapi Bu Hilma tadi ramah banget sama Alina, kenapa ke aku malah kayak kucing garong?" tanya Joni.
"Karena aku tahu, kau yang tak becus selama ini, sekarang istrimu harus bekerja cuci baju demi mencukupi kebutuhan dirinya dan anakmu, bapak macam apa kau! Kualat kau nanti Jon!'' ucap Bu Hilma.
''Alah berapa hutang istriku, akan aku bayar sekarang juga, asal ngatain aja kau Bu Hilma, '' ucap Joni.
''Jangan asal ngomong saja kau, Jon! Buktikan, mana?'' punya Bu Hilma seraya menengadahkan tangannya pada Joni.
''Berapa?'' hanya Joni dengan nada ketus.
''200 Ribu, '' ucao Bu Hilma seraya memainkan tangannya.
'Waduh, Ah Joni ... ngapain sih kamu pakai acara kesini, sekarang kau rasakan akibatnya' bathin Joni seraya merogoh dompetnya yang ada di saku celana belakang.
Ia menarik yang merah dia lembar dan memberikan pada Bu Hilma dengan perasaan yang tak nyaman.
Bu Hilma langsung menarik uang itu dengan cepat.
''Uang banyak tapi sama anak dan istri pelit, kualat kau Jon.... Jon!'' ucao Bu hIlma seraya meninggalkan Joni lalu memngitimkan pesan pada Ani agar di sampaikan ke Alina.
(Aku membohongi Joni, bilang pada Alina jika nanti Joni bertanya masalah hutang, Alina suruh jawab aja iya, nanti Ibu akan serahkan ke Alina, 200 rb) pesan itu susah Bu Hilma kirimkan pada Ani. Tentu Ani sangat bahagia dan setuju dengan apa yang Bu Hilma rencanakan.
Ani dengan segera memberi kabar itu kada Alina. Alina yang mendengarnya sangat terkejut namun ia langsung tersenyum.
''Ternyata bang Joni mengikutiku?'' tanya Alina
''Mungkin, ayah bisa ajaa dia tidak sengaja melihat kau di toko Bu Hilma,'' ucap Ani
.
''Pokoknya kau katakan apa yang Bh Hilma katakan, besok uangnya akan Bu Hilma berikan, '' ucap Ani.
''Baiklah, sampaikan terimakasihku pada Bu Hilma, ' ucap Alina.
Belum Ani keluar dari rumah Aljna, Joni sudah sampai di depan rumahnya dan melihat keberapa Ani.
''Enak ya, ini kelakuanmu selama ini, Kau selalu bergabung dengan tetangga julid seperti Ani dan sekarang kau punya hutang sama Bu Hilma?'' Ganya Joni dengan suara lantang menumlahkan segala emosinya.
''apa maksudmu Jon, kau hanb keterlaluan, membuat istrimu yang masih mengasuh anak kecil luntang-lantung bekerja cuci baju, anterin baju dan kau enak saja datang langsung makan, tidakkah kau berfikir kalau Alina sudah kerja keras untuk biaya makanmu, dapat suami si*al*an!" ucap Ani
''Kau jangan suka. ikut campur urusan orang ya, dasar ketawan gak laku!" ucap Joni
"Bang, udah malu dj dengar tetangga lainnya," ucap Alina
"Malu itu kalau selingkuh kayak kau, " ucap Joni seraya berlalu masuk kedalam rumahnya membuat Alina dan Ani melongo.
"Kau pulang saja, An.. Terimakasih ya," ucap Alina.
"Mana anakmu, aku tahu di Joni tidak akan berhenti ngoceh, aku tidak mau anakmu kena dampak, kau. kawan kalau dia sampai memukulmu. lagi, jangan mau di siksa lagi sama laki macam Joni, " Ucap Alina seraya mengambil anaknya Alina.
Alina-pun masuk kedalam rumahnya yang mana ia langsung melihat suaminya terduduk di sofa yang sudah rusak.
"Dengan siapa kau selingkuh?" tanya Joni.
"Astaghfirullah, Bang. Apa yang kau katakan, siapa yang selingkuh, bang?" tanya Alina.
"Lalu kalau kau uidak selingkuh, dari mana uang yang kau dapatkan untuk beli beras sekarung dan semua belanjaan itu, dengarkan aku Alkna aku bukan laki-laki yang bodoh yang bisa kau bodohi, " ucap Joni seraya mendorong kepala Alina.
"Bang, jangan asal nuduh, aku tidak pernah selingkuh!" ucap Alina.
"Alah, mana ada maling ngaku, katakan padanya, dengan siapa kau selingkuh!" teriak Joni
"Aku tidak selingkuh, bang! Harus ku jelaskan apa ke abang kalau aku benar-benar tidak selingkuh! Seharusnya aku yang bertanya seperti itu pada abang, Selama ini... abang tidak pernah jujur masalah gaji abang, sudah berapa bulan abang tidak kasih aku uang, seharusnya aku yange mengatakan tuduhan itu pada abang...."
Plaaaakkkk
Sebuah tampatan mendarat dengan meras di pipi Alina, Sehingga kepala Alina terpental ke arah samping.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Ida Darwati
thor kenaapa ga di bikin pergi alina,,saya bacanya miris perempuan di rendahkan,,gada harganya sama sekali
2023-08-02
0
Aziza
Tanganmu pengen ku patahin rasanya bang...dikit2 tampar udh tinggalin aja alina...drpd hidupmu susah sama dia....
2023-07-05
1
sella surya amanda
lanjut
2023-07-04
0