Bab 2 Orang tua ikut campur

Bab 2 Orang Tua Ikut Campur

''Mana janjimu bang, mana janjimu yang dulu kau bilang akan selalu ada untukku, akan menjadikan aku prioritas utamamu, sekarang ... Sekarang kenapa semua jadi begini bang, aku harus bagaimana bang?'' gumam Alina dalam hati, ketika ia memeluk sang anak suara ketukan pintu membuat Alina langsung mengusap air matanya.

''Sayang, Laila duduk dulu ya sayang, mama nanti akan cari makanan untuk Laila,'' ucap Alian yang di jawab anggukan kepala oleh Laila, Alina pun bangkit dan membukakan pintu untuk tamunya, ternyata  bu Rt yang datang dengan membawa makanan untuk Alina.

''Bu Rt, mari masuk, Bu,'' ucap Alina dengan ramah seraya mempersilahkan masuk Bu Rt.

''Ini ada sedikit makanan, ibu sudah dengar dengan apa yang kau alami, yang sabar ya Lin, baru saja ibu juga dengar dengan apa yang mertuamu katakan, sabar, Allah tidak tidur, ini cobaan yang berat untukmu, tapi ibu dan warga akan selalu ada untukmu,'' ucap Bu Rt, membuat Alina terharu dan menundukkan kepalanya tanpa sadar tetesan demi tetesan air mata mengalir dipipi Alina.

''Terimakasih, Bu. Maafkan aku karena selalu membuat keributan karena ulah suamiku,'' ucap Alina.

''Kau tidak salah, Lin, Kau wanita yang kuat, inspirasi para ibu-ibu disini, mungkin kalau wanita lain ada di posisimu, mereka akan pergi meninggalkan laki-laki seperti Joni, jika kau butuh apapun datanglah kerumahku, bawa anakmu jangan sampai kesehatan kalian terancam apalagi anakmu saat ini sedang aktif-aktifnya,'' ucap Bu Rt

''Iya Bu, demi dia aku bertahan bu,'' ucap Alina.

''Oh, jadi kamu sering cerita keburukan suamimu pada warga disini, pantas saja semua warga membicarakan yang tidak-tidak tentang suamimu, dasar istri tukang buka aib!'' ucap tiba-tiba mertuanya, entah apa yang membuat mertuanya itu kembali lagi kerumah Alina, namun kedatangannya akan membuat masalah baru untuk Alina nanti, Ibunya Joni pasti akan menceritakan yang tidak-tidak pada Joni dan semakin membuat renggang hubungan mereka berdua.

''Bu Maya jangan salah faham, Alina tidak cerita apapun tentang Joni, kami tahu keadaannya karema Joni selalu memukul Alina, Bu ... Ibu wanita tidak bisakah ibu merasakan luka yang Alina rasakan, ibu adalah seorang ibu, apakah ibu tidak bisa mendidik Joni agar bersikap baik pada istrinya, ini termask KDRT, Bu, kami bisa melaporkan Joni jika kami memang ingin ikut campur rumah tangga Alina dan anakmu, tapi Alina selalu melarang kami untuk melakukan itu, seharusnya ibu bangga memiliki menantu yang sangat sabar dan bisa menerima anak ibu yang kasar, sudah di kasih istri cantik malah di sia-siakan,'' ucap Bu Rt

''Bu, Bu Rt gak usah ikut campur, mau Alina di pukul sampai mati, itu adalah hak suaminya, berarti Alina bukanlah istri yang baik,'' ucap ibunya Joni yang semakin membuat bu Rt meradang.

''Cukup Bu Rt, jangan di teruskan,'' ucap Alina

''Tidak bisa Alina, biarkan ibu bicara sekarang, Bu Maya, bagaimana jika ibu Maya yang di perlakukan begitu oleh suami ibu, apakah ibu akan diam saja, sabar seperti kesabaran Alina, jika sampai Joni memukul Alina sampai mati, kami pastikan Joni akan membusuk di penjara, dasar ibu gila, anak salah malah di dukung,'' ujar bu Rt

''Awas kau Alina, aku akan katakan ini semua pada Joni, kau telah berani menjelek-jelekkan ibu dan suamimu, awas saja kamu!'' Ancam Bu Maya yang semakin membuat Alina ketakutan. Bu Rt juga mencemaskan Alina.

''Alina maafkan ibu, ibu tidak tahu jika akan terjadi seperti ini,'' ucap bu Rt

''Tidak apa-apa Bu, meskipun ibu diam, ibu mertua pasti akan menceritakan ini pada bang Joni. Ibu jangan cemas, aku sudah terbiasa,'' ucap Alina masih dengan menampilkan senyumannya.

''Kau sabar sekali, Lin. Semoga Joni bisa di buka hatinya ya, kalau begitu makanlah! Ibu pulang dulu,'' ucap Bu Rt. Untung saja tadi makanan yang bu Rt bawakan di letakkan di samping kursi sehigga ibunya Joni tidak melihat makanan itu, Alina begitu bersyukur karena mendapatkan rezeki ini, Alina langsung membawa makanan itu, yang mana ada nasi, ikan ayan, dan beberapa macam kue.

''Sayang, coba lihat! Ibu bawa banyak makanan utuk Laila, sekarang Laila bisa makan sepuasnya,'' ucap Alina ketika masuk kedalam kamar anaknya, betapa bahagianya anak itu ketika melihat banyaknya makanan.

''Wah, banyak sekali,'' ucap Laila. Untuk sementara Alina merasa tenang karena di jam segini Joni akan bekerja dan pulang sore atau malam kalau tidak mampir kerumah ibunya.

Alina juga ikut makan karena menahan lapar dari kemaren, akhirnya sekarang Alina bisa makan dengan enak, Alina berniat mencari pekerjaan, namun ia bingung mau kerja apa yang bisa membawa anaknya, mau jualan itu tidak mungkin karena Alina tidak punya modal, padahal di dekat rumah Alina ada banyak pekerja proyek, lumayan jika Alina bisa sekedar jual gorengan dan minuman, namun lagi dan lagi, Alina tidak punya modal, ia ingin membicarakan ini dengan Joni, siapa tahu Joni bisa memberikan uang untuk sekedar buat modal.

*****

''Ibu kenapa marah begitu. apakah Alina membuat masalah lagi atau ibu yang membuat masalah?'' tanya kakaknya Joni

''Tu, Bu Rt komplek rumahnya Joni malah ikut campur, sok nasehatin ibu lagi,'' ucap sang ibu seraya duduk di dekat anak pertamanya.

''Lagian ibu juga sih, ngapain kerumah  Joni kalau gak mau kasih uang ke Alina, ibu kan tahu sendiri semua gaji Joni sekarang ibu yang pegang, setidaknya ibu kasihlah uang untuk anaknya Joni, walau bagaimanapun dia cucu ibu, jangan sampai dia sakit karena kelaparan,'' ucap kakaknya Joni.

''Tumben kau ceramah, biasanya kau dukung ibu,'' ucap bu Maya

''Aku tidak pernah mendukung ibu, aku juga tidak ingin menghalangi ibu, Joni bukanlah anak-anak lagi, bahkan ibu juga, Alina dan Laila adalah tanggung jawab  Joni tapi ibu mengambil hak mereka, ibu tidak takut adzab apa, '' ucap anak sulungnya seraya berlalu meningalkan ibunya.

''Hei Markonah, jangan nakut-nakuti ibu, lagian ini adalah salah satu jalan yang terbaik agar Alina mau ninggalin adikmu, dan adikmu bisa nikah dengan wanita pilihan ibu,'' teriak bu Maya.

Moana adalah anak sulung bu Maya, ia kerja di sebuah pabrik, jadi ia jarang ada di rumah, meskipun ia ada dirumah, ia gunakan waktu dirumah hanya untuk tidur.

Benar saja bu Maya menceritakan semuanya pada Joni ketika Joni istirahat dari kerjanya, kemarahannya meradang, ia mengepalkan kedua tangannya, tanpa menunggu jam pulang, Joni izin pada atasannya untuk pulang terlebih dahulu, setelah mendapatkan izin, Joni-pun segera pulang, benar saja ketika Alina mendengar suara deru motor Joni, ia langsung menyembunyikanan makanan yang bisa awet agar masih bisa di makan oleh anaknya nanti.

''Alina ... Alina .... Das4r kau istri gak tahu diri, dimana kamu, jangan bersembunyi!'' teriak Joni, beruntungnya Laila lagi di bawa rumah sebelah untuk main dengan anaknya.

''Ada apa bang? kok tumben jam segini sudah pulang kerja?'' tanya Alina, ia juga tahu kenapa ia cepat pulang, hanya saja ia ingin berbasa-basi.

''Kau! Apa yang kau lakukan pada ibuku? Kau menjelek-jelekkan ibuku dan aku ke semua warga disini, apa kau waras?'' teriak Joni.

''Tidak bang, aku tidak mungkin lakukan itu pada ibu dan abang, tadi Bu Rt datang kemari memberikan nasi dan lauk untuk aku dan Laila, dan Bu rt mendengar sendiri kalau ibu mencaci aku, aku tidak mengatakan apapun bang,'' ucap Alina membela diri.

''Jadi kau bilang kalau ibuku menfitnahmu, gitu ....!'' ucap Joni yang semakin kesal. Selalu begitu, meskipun Alina menjelaskan panjang lebar, tetap saja ia yang akan di salahkan.

''Kau harus di beri pelajaran, Alina. Jika kau ku biarkan kau akan semakin menjadi istri yang tidak tahu diri,'' ucap Joni seraya menarik Alina ke kamarnya dan mencambuknya dengan sabuk yang pakai.

''Sakit bang, ampun, aku tidak pernah melakukan itu bang, maafkan aku bang. Aw ... Sakit bang,'' jerit Alina namun Joni semakin merasa emosi ketika melihat air mata Alina, cambukan itu berhenti ketika Alina sudah tak sadarkan diri.

Melihat istrinya sudah tak sadarkan diri, lagi dan lagi Joni meninggalkan Alina, namun tanpa di ketahui Joni, tetangganya datang hendak mengantarkan anaknya, namun betapa terkejutnya tetangga Alina ketika melihat keadaan Alina, iapun berteriak minta bantuan, namun keadaan didepan rumah sepi.

''Oh, Alina yang sabar, ya. Tolong ... Tolong ....'' teriak tetangga Alina yang bernama Ani. Mendengar suara teriakan minta tolong pengemudi sepeda motor berhenti dan menghampiri Ani.

''Ada apa mbak?'' tanya orang itu.

''Itu, dia pingsan, aku ... aku

Melihat kegugupan dan tangis anak kecil di dalam membuat sosok itu langsung masuk dan terkejut ketika ia melihat sosok yang ia kenal tergeletak dengan memar di tangannya.

''Alina ...'' seru orang itu seraya mengangkat tubuh Alina.

Dialah Zaydan, sosok laki-laki tampan dan berkarisma.

Terpopuler

Comments

Ida Darwati

Ida Darwati

kenapa ga di tangkap dan penjarakan saja tuh si joni

2023-08-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!