Hingga jam pelajaran selesai, Keenan tidak juga kembali. Aluna pulang dengan berjalan kaki keluar halaman sekolah. Saat sampai di gerbang, dia bertemu Pak Daniel.
"Ibu Aluna mau pulang?" tanya Pak Daniel.
"Iya, Pak." Aluna menjawab dengan singkat. Pikirannya masih tertuju pada Keenan. Sejak keluar dari kelas, ponsel suaminya itu tidak bisa dihubungi.
"Mau saya antar pulang?" tanya Pak Daniel pelan. Dia yakin kali ini Aluna pasti kembali menolak ajakannya.
"Terima kasih, Pak. Saya pakai taksi saja. Tidak enak kalau di lihat murid lain." Aluna menolak ajakan Pak Daniel seperti biasanya.
"Kalau begitu saya duluan. Hati-hati, Bu." Pak Daniel lalu pamit dan melajukan motornya.
Setelah Pak Daniel menghilang dari pandangan, barulah Aluna kembali berjalan keluar dari gerbang. Dia berjalan menuju halte, ingin menunggu bus yang akan membawanya pulang.
Dari kejauhan Aluna melihat ada bus, dia lalu berdiri. Saat bus akan berhenti di halte, mobil Keenan memotongnya sehingga supir bus membunyikan klakson dengan keras. Mungkin kaget ada yang menyalipnya.
Keenan membuka pintu, dan meminta Aluna masuk. Dengan tergesa wanita itu masuk. Suaminya langsung melaju tidak peduli supir bus yang mengomel.
"Jangan pernah lakukan seperti tadi. Itu sangat berbahaya." Aluna langsung mengomel.
Keenan hanya diam tidak menanggapi ucapan Aluna. Merasa diacuhkan, wanita itu merasa sakit hati. Dia memandangi Keen dengan wajah cemberut.
Aluna ikutan diam seribu bahasa. Begitu sampai di parkiran basement apartemen dia langsung masuk lift tanpa menunggu Keenan. Sampai di apartemen, Aluna mengganti bajunya dengan model tank top kemben dan celana pendek yang hanya menutupi pangkal paha.
Aluna sengaja menggunakan pakaian seksi untuk menggoda suaminya itu. Naik ke ranjang dan tidur terlentang memperlihatkan perut dan paha mulusnya.
Saat Keenan masuk dan melihat istrinya yang seksi, dia menelan air ludahnya. Dalam hati cowok itu berkata, jika saja dia tidak sedang merajuk mungkin langsung menerkam istrinya itu.
Keenan mengganti baju seragamnya. Tanpa menggunakan atasan, hanya celana pendek boxer saja. Dia berpikir Aluna pasti akan membujuknya. Setelah itu mereka bisa main kuda-kudaan berdua.
Keenan duduk di sofa yang ada dekat jendela kamar. Berharap Aluna menghampiri dan mengecupnya. Setengah jam menunggu, tapi dia tidak melihat ada tanda-tanda istrinya itu akan membujuknya. Dia lalu berdiri dan melihat Aluna dengan santainya tertidur.
Keenan akhirnya mengalah, dia berjalan mendekati Aluna dan membangunkan istrinya. Aluna membuka matanya, tapi bukan senyuman yang dia berikan seperti biasanya. Wanita justru berbalik dan memunggunginya.
Cowok itu mengerutkan dahinya. Berpikir, kenapa jadi istrinya yang merajuk bukankah seharusnya yang merajuk dia. Keenan akhirnya mengalah. Melihat tubuh seksi istrinya.
Dengan pelan dia naik ke ranjang. Langsung memeluk Aluna, lalu mengecup seluruh bagian di wajah wanita itu. Sebenarnya Aluna sudah tidak tahan ingin tertawa.
"Kenapa kamu marah? Seharusnya aku yang marah 'kan?" tanya Keenan.
Aluna pura-pura tidak mengerti dengan ucapan suaminya itu. Dahinya tampak berkerut. Memandangi wajah Keenan dengan cemberut.
Keenan yang tidak bisa menahan lagi, akhirnya menggigit bibir Aluna dengan lembut. Dia sekarang tahu istrinya pasti hanya pura-pura tidak mengerti. Sia-sia dia merajuk tadi. Akhirnya dia juga yang memulai merayu istrinya itu.
"Papi mengirim banyak lauk dititipkan di pos keamanan. Kita makan dulu ya, nanti lanjut mesra-mesraannya." Keenan berkata dengan lembut untuk membujuk Aluna.
Aluna menganggukan kepalanya tanda setuju. Mereka lalu bangun. Dengan memeluk pinggang istrinya, mereka berjalan menuju dapur.
Setelah makan, Keen mengajak istrinya menonton sebelum mereka tidur siang. Saat sedang asyik, dia dikagetkan dengan dering ponselnya. Cowok itu melihat siapa yang menghubungi, setelah itu meletakan kembali gawai nya ke atas meja.
"Kenapa tidak diangkat?" tanya Aluna, karena bukan sekali ponsel itu berdering.
"Hanya teman yang menelpon. Biar saja. Tidak penting banget," ucap Keenan.
Namun, ponselnya terus saja berdering. Keenan akhirnya berdiri.
"Aku angkat dulu sebentar," ujar Keenan dan mengecup pipi istrinya. Dia lalu menjauh dari Aluna.
"Ada apa?" tanya Keenan dengan ketus begitu dia mengangkat telepon itu.
"Aku ingin kita balapan dan taruhannya seorang guru bernama Aluna." Seseorang di seberang sana berucap. Keenan kaget karena nama istrinya di sebut sebagai taruhan.
"Jangan cari perkara. Aku sudah katakan tidak ingin lagi balapan denganmu." Keenan mengepalkan tangannya menahan emosi yang memuncak karena Jack, orang yang menghubungi dirinya menyebut nama Aluna.
"Apa kau yakin tidak mau ikut? Jika begitu, berarti kau mengizinkan aku atau pria lain mendekati istrimu itu."
Keenan mengepalkan tangannya di udara. Tidak tahu harus melakukan apa untuk meredakan emosinya yang memuncak mendengar ucapan temannya itu.
"Aku sudah tahu semuanya. Kau menikah dengan gurumu dan saat ini kalian tinggal di apartemen X di lantai 6 unit 678."
Keenan tampak makin terkejut mendengarnya. Dia yakin jika cowok itu mengikuti dirinya. Licik sekali. Dia menggunakan Aluna sebagai taruhannya.
"Berita ini aku yakini akan tersebar besok di sekolahmu. Kau juga tidak boleh melarang siapa pun mendekati istrimu itu."
Keenan tentu saja tidak bisa menerima itu. Akhirnya di setuju ikut balapan, semua demi Aluna. Padahal dia telah janji dalam hatinya tidak akan balapan lagi.
Setelah disepakati kapan dan di mana akan diadakan balapan, sambungan teleponnya diputuskan. Aluna masih menunggu Keenan dengan sedikit curiga. Kenapa suaminya itu tidak mau mengangkat telepon di dekatnya.
"Sayang, aku ngantuk. Kita tidur aja, ya?" tanya Keenan.
Mereka lalu masuk ke kamar dan berbaring berdua. Keenan memeluk erat pinggang Aluna.
"Aluna, aku sebelumnya tidak pernah dekat cewek manapun. Bagiku cewek itu hanya akan menyusahkan, makanya aku tidak mau pacaran. Itulah awalnya aku tidak suka dengan kamu. Tapi entah mengapa dalam waktu singkat, kamu dapat mengubah pendapatku itu. Aku bisa menerima kamu dan bahkan sangat mencintai kamu," ucap Keenan dengan serius.
Aluna tidak pernah melihat suaminya itu bicara seserius ini. Cowok itu lalu mengecup dahi istrinya.
"Aku juga belum pernah pacaran. Karena aku trauma dengan masa laluku. Namun, kamu dapat meyakinkan aku jika tidak semua pria itu sama. Cuma yang masih aku takutkan jika melihat kamu marah. Aku takut dan trauma. Dulu aku sering di pukul sehingga itu membekas diingatanku." Aluna berucap dengan suara serak menahan tangis.
Kembali terbayang diingatannya saat dia dipukul hanya karena telat memasak atau menyapu kurang bersih. Itu kenapa dia sering ketakutan melihat orang marah atau memdengar orang bersuara besar.
"Aku janji akan mengurangi dan bahkan akan menghilangkan kebiasaan marahku hanya untukmu. Aku juga janji akan melindungi kamu dari siapapun yang berniat jahat, bahkan aku tidak akan membiarkan siapapun mendekati kamu. Aku akan membuat kamu lupa dengan trauma itu."
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kenapa Keenan gak jujur soal taruhan itu dan ancaman Jack.? Takutnya nanti Aluna salah paham kalo dia tau sendiri dari orang lain..
2025-03-22
0
Sulaiman Efendy
KASIH PELAJARAN TU SI JACK...
2023-10-09
0
siti homsatun
gimana Jack tau kalo Keen udah menikah dg Aluuna
2023-07-20
0