Setelah melihat Aluna yang tertidur lelap, Keenan mengganti pakaiannya. Bukannya makan siang, cowok itu justru ikut tidur. Naik ke ranjang dan memeluk pinggang Aluna. Sepuluh menit kemudian, dia juga ikut tertidur.
Aluna membuka matanya. Merasakan tubuhnya sesak karena ada benda berat yang menghimpit perutnya. Wanita itu melihat ada kaki yang melingkar di perut.
"Hai, bangun!" ucap Aluna dengan suara yang cukup besar di telinga Keenan. Cowok itu terkejut dan langsung bangun.
Aluna menatap dengan mata tajam ke arah suami bocilnya itu. Bukannya takut, cowok itu bahkan tersenyum.
"Kenapa kamu bisa tidur di sini? Kamu kira aku guling, enak aja peluk-peluk," ucap Aluna dengan cemberut.
"Kamu yang minta ya, kalau bukan kamu yang inginkan, mana mau aku peluk-peluk," jawab Keenan dengan arogan.
Dahi Aluna tampak berkerut memikirkan kejadian tadi. Apa benar dia yang meminta cowok itu untuk tidur di samping dia dan meminta memeluk tubuhnya.
Keenan masih terus tersenyum melihat Ibu Guru Aluna yang tampak berpikir. Sebelum wanita itu menyadari kekeliruannya, dia buru-buru turun dari ranjang dan keluar kamar.
Melihat makanan yang banyak di atas meja, perut Keenan berbunyi, cacingnya demo minta diisi. Namun, cowok itu tampak ragu untuk mengambil salah satu makanan siap saji itu.
Aluna keluar dari kamar. Tampaknya dia sudah sedikit membaik. Walau wajahnya masih sedikit pucat. Menghiraukan kehadiran Keenan, wanita itu langsung duduk di meja makan. Mengambil nasi dan membuka lauk udanh soas Padang, dan cumi goreng tepung.
Keenan menelan air liurnya melihat Aluna yang makan dengan lahapnya. Dia memegang perutnya yang lapar.
"Dasar wanita, katanya tidak ada hubungan apa pun dengan Pak Daniel. Tapi makanan yang dibelinya di santap juga," gumam Keenan pada dirinya sendiri.
Aluna melirik ke arah cowok itu. Dia melihat Keenan yang menatapnya dengan intens.
"Kamu tidak makan?" tanya Aluna.
"Nanti kekasih Ibu marah jika aku ikut makan. Dia beli semua ini untuk Ibu, bukan aku." Keenan berucap dengan penuh penekanan. Rasa cemburu sebenarnya terselip di hati cowok itu melihat Aluna yang begitu senangnya, menyantap makanan itu dengan lahap.
"Kekasihku ...? Kamu jangan mengada-ngada ya. Nanti orang dengar bisa salah paham!" Aluna tampak marah mendengar ucapan cowok itu.
"Kalau Pak Daniel bukan kekasihnya Ibu, mana mungkin seperhatian begini? Mengantar pulang dan membeli makan enak sebanyak ini!"
Aluna memandangi Keenan, dan dia langsung tertawa menyadari ucapan Keenan. Melihat Aluna yang menertawakan dirinya, membuat cowok itu cemberut.
"Jadi kamu kira aku tadi di antar pulang sama Pak Daniel, dan dibelikan semua makanan ini?" tanya Aluna masih dengan tertawa.
"Kalau bukan Pak Daniel lalu siapa? Bukannya Ibu tadi sakit perut?" Keenan bertanya karena yakin dengan pikirannya.
"Makanya jadi orang itu jangan suka berburuk sangka. Tadi Pak Daniel itu hanya menolong panggilkan taksi. Dan semua makanan ini Papi kamu yang kirim."
Aluna masih terus tersenyum menyadari anak muridnya itu yang salah paham. Jadi Keenan mengira aku pacaran dengan Pak Daniel, pikirnya dalam hati.
Mendengar semua makanan enak yang ada di atas meja itu kiriman dari Papinya, Keenan langsung berdiri untuk mengambil nasi. Dia lalu membuka kotak berisi kepiting lada hitam.
Dengan tanpa malu, cowok itu membuka semua makanan. Keenan tidak peduli lagi dengan Aluna. Dia menyantap semuanya dengan lahap. Tersisa hanya ayam goreng.
"Ayam goreng buat makan malam aja. Nanti Ibu tinggal panaskan saja. Kurang baik apa aku ini? Aku tahu Ibu masih sakit, jadi tidak perlu masak," ucap Keenan dengan bangganya. Seolah semua itu dia yang lakukan.
Setelah makan, dengan tanpa Aluna duga, Keenan membersihkan meja dan mencuci piring. Wanita itu hanya duduk menatap apa yang dilakukan murid sekaligus suaminya itu. Cowok itu tampak keren saat mengerjakan semuanya, sehingga mata Aluna menatapnya tanpa kedip.
Menyadari Aluna yang menatap ke arah dirinya, Keenan menghentikan kegiatannya. Dia balik menatap Aluna, membuat gurunya itu jadi salah tingkah. Dia langsung menunduk.
"Aku telah terbiasa dikagumi cewek-cewek. Pesonaku memang tidak bisa di bantah. Aku hanya ingin mengingatkan Ibu, jika saingan Ibu untuk mendapatkan hatiku terlalu banyak. Siap-siap saja patah hati," ucap Keenan dengan sombongnya.
Mendengar ucapan cowok itu yang terlalu percaya diri membuat Aluna tidak mau tinggal diam. Dia berdiri menantang cowok itu.
"Dan dengar baik-baik, aku tidak kagum denganmu. Lebih banyak pria lain yang lebih pantas dikagumi. Pesona mereka jauh di atas kamu. Satu lagi, kamu juga jangan pernah jatuh cinta denganku, sainganmu terlalu berat. Sebelum hatimu patah terpotek-potek lebih baik buang perasaan suka itu."
Setelah mengucapkan itu, Aluna berjalan meninggalkan Keenan seorang diri di dapur. Setelah istrinya itu pergi dan menghilang, cowok itu mengomel sendiri.
"Dasar perawan tua, bukannya terima kasih karena dibantu. Apa tadi dia bilang, hatiku akan terpotek? Kita lihat saja siapa yang akan jatuh cinta duluan. Kamu lihat saja pesonaku, tidak ada seorang wanita pun yang pernah dan bisa menolakku," omel Keenan.
Setelah dapur bersih, Keenan berjalan menuju ruang keluarga, tampak Ibu Guru Aluna yang menonton sambil berbaring di sofa. Rok yang Aluna gunakan agak tersingkap ke atas, memperlihatkan pahanya yang putih mulus. Mata Keenan tidak berkedip melihatnya.
Beberapa detik kemudian pria itu memukul dahinya menyadari pikirannya yang sempat melayang entah kemana. Cowok itu menghempaskan tubuhnya dan menutup paha Aluna dengan bantal kursi.
Aluna terkejut dan spontan mengangkat kakinya, gerakan itu membuat sedikit pakaian dalamnya terlihat. Keenan menarik napas dalam dan merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Wanita itu duduk menyadari pandangan Keenan yang tertuju ke pahanya.
"Matanya di jaga ya!" ucap Aluna mengagetkan Keenan.
Keenan yang malu karena ketangkap basah, langsung memalingkan wajahnya. Dia kembali menarik napasnya.
"Jangan ge-er. Aku sudah terbiasa melihat wanita yang jauh lebih cantik dan seksi dari Ibu." Keenan tentu saja tidak bisa terima dengan ucapan wanita itu.
"Aku cuma minta matanya di jaga. Tidak bertanya tentang wanita cantik dan seksi," ujar Aluna tidak mau kalah.
"Dosa apa yang aku buat sehingga harus dinikah paksa sama seorang wanita yang usianya jauh di atasku." Keenan berucap dengan lantang.
"Tenang kita bisa batalkan pernikahan ini, nanti aku bisa bicarakan ini dengan Papi. Besok kalau bertemu aku bisa minta pembatalan pernikahan kita," ujar Aluna.
"Ibu kira nikah itu main-main. Itu semua sudah diucapkan dan harus dipertanggungjawabkan. Siapa yang ingin membatalkannya?" tanya Keenan dengan suara sedikit emosi.
Aluna memandangi wajah muridnya itu dengan dahi berkerut. Bukankah tadi Keenan yang menyesali semuanya? Pikir Aluna dalam hati.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
LO BLM RASAKAN NIKMATNYA BRCINTA DGN WANITA DEWASA.. KLO SKALI MRASA,, NYANDU LOO
2023-10-09
0
Sulaiman Efendy
ATI2 DGN UCAPAN LO, NNTI MLH LO YG PATAH HATI, YG MNGAGUMI ALUNA ITU BANYAK...
2023-10-09
0
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
keenan bilang aluna perawan tua bucin kamu nanti
2023-08-03
0