Keenan terbangun saat merasakan panas matahari yang masuk melalui celah jendela kamarnya. Dia melihat ke samping, Aluna istrinya masih terlelap dalam alam mimpinya.
Cowok itu memiringkan tubuhnya menghadap istrinya. Dia mengecup bibir tipis dan mungil istrinya. Beberapa mengecup, wanita itu belum juga terbangun. Keenan lalu menggigit bibir Aluna pelan, barulah dia membuka mata dengan cemberut.
"Selamat Pagi, Istri." Keenan lalu mengecup bibir istrinya, tidak peduli jika wanita itu marah dan cemberut.
"Masih sakit atau mau satu ronde lagi sebelum pergi sekolah," bisik Keenan. Hal itu membuat Aluna makin cemberut dan melayangkan tinjunya ke lengan suaminya itu.
Keenan menggendong Aluna dan mendudukan di closet yang terlebih dahulu ditutup. Seperti kemarin cowok itu yang menyabuni seluruh tubuh istrinya.
"Aku bisa sendiri. Aku bukan lagi sakit." Aluna menolak saat Keenan kembali ingin membasuh seluruh tubuhnya. Namun, cowok itu seakan tuli dengan ucapan Aluna.
Setelah mandi, saat berdandan, Aluna kaget melihat seluruh badannya banyak tanda merah. Beruntung di dada yang paling banyak.
"Keenan ...," teriak Aluna. Keen yang di luar kamar menjadi kaget dan segera masuk, takut terjadi sesuatu pada istrinya.
"Ada apa, Sayang?" tanya Keenan dengan wajah cemas.
"Lihat ini. Untung yang di leher tidak terlalu banyak." Aluna menunjuk ke seluruh tubuhnya yang banyak tanda. Keen hanya tersenyum menanggapi.
"Itu tanda kepemilikan dariku, Sayang. Kalau sudah selesai dandan, langsung sarapan ya. Aku tunggu. Jangan dandan cantik, aku tidak mau cowok lain mengagumi kamu. Cukup aku saja. Aku telah membuat roti bakar dan segelas susu coklat untukmu," ucap Keen.
Aluna memandangi cowok itu dengan penuh cinta. Walau usianya Keen jauh di bawah Auna, tapi sikapnya kadang lebih dewasa dari dirinya.
Setelah berpakaian Aluna keluar kamar, walau bagian inti tubuhnya masih terasa sakit, wanita itu berusaha berjalan normal seperti biasanya.
Saat melihat Aluna, Keen langsung tersenyum. Dia berdiri dan memeluk Aluna.
"Begini 'kan lebih cantik. Akan terlihat seperti guru sesungguhnya."
Keenan senang melihat perubahan penampilan Aluna. Dia tidak kuatir lagi ada murid yang memandangi tubuh Aluna dengan mata melotot.
Keenan memandangi leher istrinya. Sudah tidak terlihat bekas kiss dia tadi malam. Tentu saja cowok itu menjadi heran.
"Kemana perginya tanda yang aku berikan?" tanya Keenan pelan, tapi masih dapat di dengar Aluna.
Dia tersenyum menanggapi pertanyaan Keenan. Padahal bukan hilang, dia tadi sengaja menutupi dengan menyapu bedak hingga beberapa kali.
"Aku buat hilang, tidak mungkin kesekolah dengan begitu banyak tanda di leher."
"Padahal aku sengaja membuat itu agar orang tahu jika kamu telah ada yang memiliki," ucap Keenan pelan, tapi masih dapat didengar oleh Aluna.
Aluna lalu mencubit pinggang cowok itu dan berkata, "Kamu tidak berpikir jika aku nanti jadi bahan omongan jika di leher banyak tanda. Semua tahunya aku belum nikah. Pasti nanti di kira aku wanita gampangan."
Aluna mengambil dasi dan memasang ke leher suami kecilnya itu. Biasanya Keenan tidak pernah memakai dasi ke sekolah.
"Roti bakar dan susunya di bawa aja. Sepertinya akan terlambat jika sarapan dulu. Nanti sarapannya di mobil saja," ucap Keenan dan mengecup bibir merah Aluna.
Keenan dan Aluna lalu mempersiapkan bekal itu. Dia dan Aluna masuk ke lift yang akan membawanya ke lantai basement tempat parkir mobil.
Aluna kaget saat melihat mobilnya Keenan. Baru sekali ini cowok itu menggunakan mobilnya sejak pernikahan mereka. Mobil sport yang tampak sekali jika harganya sangat mahal.
Aluna menyuapi Keenan sambil cowok itu menyetir. Takut nanti di sekolah dia tidak mau sarapan lagi. Saat memasuki gerbang sekolah banyak mata yang memandangi mobil itu yang memasuki halaman sekolah.
Aluna tadi telah minta turun di ujung jalan sebelum memasuki sekolah. Namun, suami kecilnya tidak mengizinkan karena takut istrinya capek berjalan, apa lagi dia ingat Aluna masih mengeluh sedikit sakit di bagian inti tubuhnya.
Sebelum keluar dari mobil, Keenan meminta Aluna menciumnya. Jika tidak, dia tidak akan mau keluar.
Aluna mengecup kedua pipi Keenan. Setelah itu, suami kecilnya membalas dengan mengecup bibir Aluna. Dengan sedikit malu, guru itu keluar dari mobil. Takut ada yang melihat mereka datang berdua. Keenan tadi mengatakan jika mereka bisa beralasan, jika Aluna nebeng saat bertemu di jalan.
Fanny dan Pak Daniel melihat keduanya keluar dari mobil yang sama. Kedua orang itu menatap tanpa kedip. Bukannya Keenan tidak menyadari itu, dia hanya pura-pura tidak melihat saja.
Pak Daniel langsung menghampiri Aluna, itu membuat Keenan mengepalkan tangannya menahan amarah. Fanny yang melihat cowok itu juga langsung menghampirinya.
"Kenapa kamu bisa pergi bareng Bu Aluna?" tanya Fanny ingin tahu. Dia sudah lama memimpikan pergi ke sekolah bareng dengan cowok idamannya ini. Tentu saja dia cemburu saat melihat Bu Aluna yang datang bersamanya. Apa lagi saat Keenan datang dengan mobil sport mewah miliknya.
Keenan pernah membawa mobil itu ke sekolah dan mengatakan jika mobilnya itu hanya boleh ditumpangi orang istimewa dalam hidupnya. Mana mungkin Keenan ada hubungan dengan Bu Aluna, pikir Fanny.
Cewek itu tetap mengikuti Keenan walau diacuhkan. Dia mengekori langkahnya. Keenan yang merasa risih akhirnya berhenti dan menatap Fanny dengan mata melotot.
Siswa dan siswi memanndagi keduanya tanpa kedip. Pemandangan yang sangat indah. Sepasang murid idola sekolah lagi berduaan. Cantik dan Ganteng. Mereka menganggap keduanya pasangan yang sangat serasi.
"Kenapa kamu bisa pergi bareng Bu Aluna?" Fanny mengulang pertanyaannya. Hal itu mampu membuat kesabaran Keenan yang hanya setipis tisu dibelah dua menjadi habis.
"Apa urusan Lo?" Keenan balik bertanya, bukannya menjawab pertanyaan Fanny.
"Aneh saja kamu bisa bareng Bu Aluna. Apa lagi kelihatannya kalian begitu akrabnya!" ucap Fanny.
"Bukan urusanmu. Itu juga bukan keanehan. Emang salah jika Bu Aluna pergi bareng aku?"
"Bukankah dulu kamu mengatakan jika yang boleh menumpang di mobil kamu hanyalah seseorang yang istimewa bagimu. Apa itu berarti kamu dan Bu Aluna ada hubungan? Tidak mungkin 'kan jika kalian berhubungan?" Fanny kembali mengajukan banyak pertanyaan.
Keenan memandangi Fanny dengan wajah tidak senang. Dia tidak suka melihat cewek manja. Itulah makanya dia tidak pernah jatuh cinta pada gadis itu walau wajahnya sangat cantik.
Dengan Aluna dia mudah jatuh cinta karena melihat wanita itu yang mandiri. Dia kagum dengan cewek yang bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
"Jangan terlalu kepo dengan urusan orang, karena ayam tetanggaku kemarin mati setelah ingin tahu urusan temannya!"
Setelah mengucapkan itu Keenan langsung menuju kelas dan mengabaikan Fanny. Wajah gadis itu memerah menahan malu saat tahu banyak mata memandangi mereka. Apa lagi semua melihat bagaimana Keenan mengacuhkan dirinya. Jika saja dia tidak malu, pasti saat ini telah menangis karena perlakuan Keenan yang tidak pernah menganggap dirinya ada.
Sementara itu Pak Daniel yang mengikuti langkah Aluna, berhenti saat guru wanita itu telah sampai keruangannya. Aluna tersenyum saat menyadari jika Pak Daniel masih terus mengekori langkahnya.
"Sebenarnya ada hubungan apa antara Bu Aluna dengan Keenan, kenapa kalian sering berdua?" tanya Pak Daniel.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KEPO BANGET LO NIEL, COCOK LO SAMA FANNY,, LBH BAIK LO GAET AZA TU FANNY, KN MNTAF DPT CWEK DAUN MUDA...
2023-10-09
0
Auliya Najwa Najwa
i love this story
2023-08-09
0
siti homsatun
pak Daniel kepo,mau tau apa mau tau banget ya pak
2023-07-19
0