Bab 2. Nikah Paksa

Sampai di luar hutan, warga lalu menghentikan perjalanan. Menatap Aluna dengan pandangan menusuk.

"Mana bus yang kalian katakan dari sekolah itu?" tanya salah seorang warga.

Aluna tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan warga. Bus sekolah yang membawa mereka tadi memang telah pergi.

"Mungkin telah kembali, Pak. Tinggalkan kami berdua," ucap Aluna pelan.

"Kalian ingin membohongi kami? Katakan saja dengan jujur, jika sebenarnya kalian ini sepasang kekasih yang ingin melakukan perbuatan mesum," ucap warga yang lain.

Mendengar ucapan salah seorang warga itu, Keenan menjadi emosi. Tangannya terkepal ingin meninju wajah pria itu. Aluna yang melihat itu langsung berbisik ke telinga Keenan.

"Jangan cari masalah. Ikuti saja dulu apa maunya mereka," bisik Aluna.

Keenan memanndagi wajah gurunya. Dia menjadi kasihan melihat wajah wanita itu yang pucat. Pasti dia juga merasa ketakutan.

Setengah jam berjalan kaki sampailah mereka di balai desa. Aluna dan Keenan di minta masuk sambil menunggu ketua adat dan kepala desa datang.

"Kenapa ibu mau saja di giring ke sini? Seperti kita ini penjahat saja," ucap Keenan dengan kesalnya.

"Kita tidak punya pilihan lain, Keenan," bisik Bu Aluna.

"Siapa bilang tidak punya pilihan lain? Kita seharusnya tadi menolak dan langsung kembali ke kota," jawab Keenan.

"Percuma! Kita juga tidak ada kendaraan untuk pulang. Semua bus telah pergi," ucap Aluna dengan nada putus asa.

"Jika mereka ingin melakukan sesuatu pada kita, bagaimana?" tanya Keenan.

"Semoga saja mereka tidak melakukan apa-apa, hanya ingin minta keterangan kita saja," ucap Aluna dengan suara serak.

Aluna tampak kedinginan. Keenan yang melihat itu tidak bisa melakukan apapun karena jaket dia juga telah dipakai gurunya itu.

Setengah jam menunggu, ketua adat dan kepala desa akhirnya datang. Kedua pria paruh baya itu langsung menemui Keenan dan Aluna.

Di belakang mereka ada dua orang pria yang tadi paling vokal suaranya. Mungkin mereka sebagai saksinya.

Aluna dan Keenan duduk di kursi yang dihadapan mereka ada kepala desa, pemuka adat dan dua orang warga yang menjadi saksi.

"Pak Tono dan Pak Agus, coba ceritakan apa yang terjadi," ucap Kepala Desa.

"Kami baru pulang dari hutan, kami melihat orang berdua ini sedang berbuat mesum di gubuk, makanya kami bawa ke sini untuk diberi hukuman," ucap Tono.

Mendengar ucapan Pak Tono, Keenan menjadi emosi. Dia lalu berdiri.

"Jangan asal bicara, Pak. Kami tidak pernah melakukan perbuatan mesum!" ucap Keenan dengan suara lantang.

"Jaga sopan santunnya anak muda. Ini bukan rumahmu," ucap ketua adat.

Aluna menarik tangan Keenan memintanya duduk kembali. Jika mau jujur, wanita itu juga tidak terima dikatakan berbuat mesum, tapi dia takut membantahnya.

"Pak Agus bisa ceritakan secara detail apa yang terjadi?" tanya Ketua Adat.

Pak Agus lalu mengatakan apa yang mereka lihat di dalam gubuk itu. Sesekali Tono yang menambahkan cerita versinya. Kepala Desa dan Ketua Adat mendengar sambil menganggukan kepala mereka.

Setelah mendengar cerita Agus dan Tono, kedua pemuka masyarakat itu tampak berbisik. Entah apa yang mereka katakan.

"Bagini Bu Aluna dan Bapak Keenan, berdasarkan peraturan adat di desa kami ini, jika kedapatan sepasang kekasih yang sedang berbuat mesum, untuk menghindari mala petaka, kami harus menikahkan keduanya," ucap Ketua Adat.

Aluna dan Keenan kaget, bagai mendengar suara petir di siang bolong, mereka tidak berpikir sampai ke sana. Mana mungkin keduanya bisa dinikahkan?

Keenan langsung berdiri dari duduknya, begitu juga Aluna. Jika dari tadi wanita itu hanya diam, kali ini sepertinya dia tidak bisa menerima keputusan itu.

"Maaf Bapak-bapak, seperti yang telah saya jelaskan dari tadi, jika saya dan Keenan ini merupakan guru dan murid, tidak mungkin kami ingin melakukan hal mesum. Saya juga tidak mungkin menikahi Keenan, karena dia hanyalah murid saya," ucap Aluna dengan tegas.

Melihat keberanian Aluna yang mengungkapkan pendapat, membuat Keenan jadi ingin bersuara juga. Dia menarik napas dalam dan panjang sebelum akhirnya bicara.

"Saya masih muda, masih sekolah, tidak mungkin menikah dengan guru saya ini. Lagi pula saya dan Bu Aluna tidak melakukan apapun. Jika pun saat itu dia berada dipangkuan saya karena Bu Aluna yang ketakutan mendengar suara petir!" ucap Keenan.

"Maaf Pak Keenan. Ini sudah menjadi peraturan desa. Jika Bapak dan Ibu tidak mau menikah, ada. hukuman yang harus kalian jalani," ucap Kepala desa itu.

"Katakan saja apa yang harus aku lakukan tanpa harus menikah?" ucap Keenan.

Kembali kedua orang pemuka masyarakat itu berbisik. Sesekali Tono dan Agus ikutan bersuara. Sepertinya mereka hanya mengompori agar suasana makin panas.

"Menurut hukuman yang berlaku di desa kami saat ini, Bapak dan Ibu harus dinikahkan dan jika tidak mau akan diarak keliling desa tanpa busana. Apa Bapak dan Ibu bersedia?" tanya pria itu.

Keenan jadi makin emosi mendengar ucapan kepala desa itu. Dia berdiri dari duduknya dan menendang kaki meja dengan keras.

"Omong kosong apa ini, peraturan dari mana yang kalian pakai, aku bisa tuntut kalian ke polisi," ucap Keenan dengan penuh emosi.

Aluna tidak dapat berkata apa-apa. Tangannya gemetar. Bagaimana mungkin dia harus menikahi muridnya sendiri. Tidak ada cinta di antara mereka.

Kepala desa dan Ketua adat setempat ikutan berdiri. Memandangi Keenan dengan mata tajam.

"Jangan melakukan hal yang membuat hukuman kamu bertambah. Ingat, kalian hanya pendatang. Ini sudah menjadi peraturan desa kami. Kepolisian juga tidak bisa melakukan apapun," ucap Kepala desa.

Kepala desa meminta Pak Tono memanggil polisi yang tinggal di desa mereka, juga memanggil warga sebagai saksi pernikahan mereka.

Setelah polisi datang dan menjelaskan jika pihak kepolisian juga tidak bisa melakukan apapun atas peraturan desa itu, barulah Keenan sedikit tenang.

Aluna dan Keenan tidak bisa berbuat apapun, mereka akhirnya menerima keputusan kepala desa. Malam itu di datangkan penghulu dan pemuka agama untuk menikahkan keduanya.

Kedua orang itu dipasangkan pakaian adat mereka. Setelah itu mengucapkan akad nikah. Karena hari yang sudah malam, mereka diizinkan buat menginap di salah satu kamar rumah penduduk. Orang tua Keenan telah dihubungi untuk menjemputnya.

Aluna dan Keenan tampak termenung di dalam kamar. Tidak percaya jika saat ini mereka telah menikah dan menjadi sepasang suami istri.

"Ini semua gara-gara Ibu. Saya yang tampan dan masih muda ini harus menikahi perawan tua seperti Ibu," ucap Keenan dengan mengumpat.

Tentu saja ucapan Keenan itu tidak bisa Aluna terima. Dia berdiri dari duduknya, mendekati Keenan, berdiri dihadapan pria itu dengan berkacak pinggang.

"Kamu pikir saya mau menikah denganmu, jika ada pilihan yang lebih baik, pasti saya tidak akan mau melakukan ini. Saya yakin milikmu itu masih belum sunat dan tidak bisa berdiri tegak," ucap Aluna.

Mata Keenan melotot mendengar ucapan gurunya yang sedikit vulgar. Aluna yang terkenal kalem dan lembut bisa juga berkata begitu.

"Apa Bu Aluna ingin bukti jika milikku ini sangat perkasa, mampu memuaskan Ibu dan membuat Ibu mendes*h sepanjang malam," ucap Keenan.

Kali ini Ibu Aluna yang kaget mendengar ucapan muridnya. Melihat Keenan membuka ikat pinggangnya, Aluna langsung menjerit.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Mana boleh busnya meninggalkan tempat,jika ada salah satu murid atau guru yg gak ada,harus nya di cari sampai jumpa..

2025-03-22

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Lagian Aluna kenapa ngomong nya sampe ke situ...🤦

2025-03-22

0

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

jhaaa membangunkan singa yg lagi tdr bu guru

2023-08-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Berteduh Di Gubuk
2 Bab 2. Nikah Paksa
3 Bab 3. Dari Guru Jadi Istri
4 Bab 4. Ikan Teri
5 Bab 5. Tragedi CD
6 Bab 6. Sakit
7 Bab 7. Pesonaku
8 Bab 8. Gosip Tentang Bu Aluna
9 Bab 9. Kemarahan Keenan
10 Bab 10. Aku Cemburu
11 Bab 11. Rukiah
12 Bab 12. Mulai Ada Rasa
13 Bab 13. Bertemu Pak Daniel
14 Bab 14. Keen yang Cemburu
15 Bab 15. Akhirnya Bobol
16 Bab 16. Aluna Milikku
17 Bab 17. Mengawasi Kelas
18 Bab 18. Taruhan
19 Bab 19. Berbohong Demi Kebaikan
20 Bab 20. Balapan
21 Bab 21. Kepercayaan Yang Hilang
22 Bab 22. Ada Hubungan Apa Kamu Dengan Jack?
23 Bab 23. Bertemu Jack
24 Bab 24. Keenan Tak Jadi Marah
25 Bab 25. Kembali Menyatu
26 Bab 26. Jack dan Keen
27 Novel CINTA ITU LUKA
28 Bab 27. Keponya Fanny!
29 Bab 28. Kedatangan Papi dan Istrinya
30 Bab 29. Jaga Keen
31 Bab 30. Ahli Waris
32 Bab 31. MADING
33 Bab 32. Pengumuman Pernikahan
34 Bab 33. Ancaman Jack
35 Bab 34. Aluna Pingsan
36 Bab 35. Kehamilan Aluna
37 Bab 36. Apartemen Keen
38 Bab 37. Rencana Jack Dan Novi
39 Bab 38. Keen Dan Aluna
40 Bab 39. Foto Aluna dan Papi
41 Bab 40. Main Di Sofa
42 Bab 41. Menemui Seseorang
43 Bab 42. Menahan Emosi
44 Bab 43. Aluna Yang Merajuk
45 Bab 44. Membujuk Aluna
46 Bab 45. Pertemuan Dengan Jack dan Novi
47 Bab 46. Talak
48 Bab 47. Kelulusan
49 Bab 48. Ketahuan Pak Daniel
50 Bab 49. Pesta Pernikahan
51 Bab 50. Sarapan Pagi
52 Bab 51. Membeli Perlengkapan Bayi
53 Bab 52. Pemeriksaan Kandungan
54 Bab 53. Ke Kantor
55 Novel MENGANDUNG BENIH BURONAN
56 Bab 54. Tujuh Bulanan
57 Bab 55. Persiapan Melahirkan
58 Bab 56. Persalinan
59 Bab 57. Sadarlah Sayang!
60 Bab 58. Aluna Yang Telah Sadar
61 Bab 59. Berbagi
62 Bab 60. Sarah Jennica Lesha
63 Open PO
64 Bab 61. Ulang Tahun Jeca
65 Promo Novel Terbaru
66 Bab 62. Wisuda Keen
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1. Berteduh Di Gubuk
2
Bab 2. Nikah Paksa
3
Bab 3. Dari Guru Jadi Istri
4
Bab 4. Ikan Teri
5
Bab 5. Tragedi CD
6
Bab 6. Sakit
7
Bab 7. Pesonaku
8
Bab 8. Gosip Tentang Bu Aluna
9
Bab 9. Kemarahan Keenan
10
Bab 10. Aku Cemburu
11
Bab 11. Rukiah
12
Bab 12. Mulai Ada Rasa
13
Bab 13. Bertemu Pak Daniel
14
Bab 14. Keen yang Cemburu
15
Bab 15. Akhirnya Bobol
16
Bab 16. Aluna Milikku
17
Bab 17. Mengawasi Kelas
18
Bab 18. Taruhan
19
Bab 19. Berbohong Demi Kebaikan
20
Bab 20. Balapan
21
Bab 21. Kepercayaan Yang Hilang
22
Bab 22. Ada Hubungan Apa Kamu Dengan Jack?
23
Bab 23. Bertemu Jack
24
Bab 24. Keenan Tak Jadi Marah
25
Bab 25. Kembali Menyatu
26
Bab 26. Jack dan Keen
27
Novel CINTA ITU LUKA
28
Bab 27. Keponya Fanny!
29
Bab 28. Kedatangan Papi dan Istrinya
30
Bab 29. Jaga Keen
31
Bab 30. Ahli Waris
32
Bab 31. MADING
33
Bab 32. Pengumuman Pernikahan
34
Bab 33. Ancaman Jack
35
Bab 34. Aluna Pingsan
36
Bab 35. Kehamilan Aluna
37
Bab 36. Apartemen Keen
38
Bab 37. Rencana Jack Dan Novi
39
Bab 38. Keen Dan Aluna
40
Bab 39. Foto Aluna dan Papi
41
Bab 40. Main Di Sofa
42
Bab 41. Menemui Seseorang
43
Bab 42. Menahan Emosi
44
Bab 43. Aluna Yang Merajuk
45
Bab 44. Membujuk Aluna
46
Bab 45. Pertemuan Dengan Jack dan Novi
47
Bab 46. Talak
48
Bab 47. Kelulusan
49
Bab 48. Ketahuan Pak Daniel
50
Bab 49. Pesta Pernikahan
51
Bab 50. Sarapan Pagi
52
Bab 51. Membeli Perlengkapan Bayi
53
Bab 52. Pemeriksaan Kandungan
54
Bab 53. Ke Kantor
55
Novel MENGANDUNG BENIH BURONAN
56
Bab 54. Tujuh Bulanan
57
Bab 55. Persiapan Melahirkan
58
Bab 56. Persalinan
59
Bab 57. Sadarlah Sayang!
60
Bab 58. Aluna Yang Telah Sadar
61
Bab 59. Berbagi
62
Bab 60. Sarah Jennica Lesha
63
Open PO
64
Bab 61. Ulang Tahun Jeca
65
Promo Novel Terbaru
66
Bab 62. Wisuda Keen

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!