Aluna nampak menahan napas. Dia menunggu apa yang akan muridnya lakukan. Keenan lalu meloloskan baju tidur wanita itu dari tubuhnya. Hanya tersisa pakaian dalam saja yang melekat di tubuh Aluna.
Keenan mengecup kedua pipi istrinya lalu bibir wanita itu. Ciumannya kembali turun ke leher wanita itu. Hingga akhirnya turun ke dada. Cowok itu lalu meninggalkan banyak jejak di dada istrinya.
Aluna merasakan gelenjer aneh saat pria itu mengecup bagian dadanya. Keenan memperhatikan wajah gurunya saat dia mencumbu. Dalam hatinya dia tersenyum.
"Beruntung aku sering baca novel karya Mama Reni di Noveltoon, sehingga tahu cara pemanasan buat mer*ngs*ng gairah Bu Aluna," ucap Keenan dalam hatinya.
"Ibu guru yang cantik, apakah kamu siap jika hari ini kita akan berbagi peluh," bisik Keenan di telinga wanita itu.
Aluna mengalungkan tangannya di leher suaminya itu. Jika Keenan di lihat saat tidak berpakaian seragam, tidak ada yang tahu jika cowok itu masih anak sekolahan. Tubuhnya yang jangkung, bisa dikatakan setara mahasiswa.
"Kamu melanggar perjanjian jika kita tidak boleh bersentuhan fisik sebelum kamu lolos," ucap Aluna di telinga suaminya itu.
Keenan tersenyum dan mengecup bibir sang istri. Aluna heran melihat senyum suaminya yang penuh makna itu.
"Kamu tidak bisa menuntut semua itu, karena aku telah merobek surat perjanjiannya." Keenan berucap dengan senyum smirk-nya.
Aluna terkejut saat mengetahui jika surat perjanjian itu telah dirobek Keenan, sehingga reflek dia bangun. Keenan yang berada di atas tubuh istrinya jatuh tersungkur ke lantai.
"Aduh dasar cewek edan. Sakit tahu ekorku karena mencium lantai," teriak Keenan.
Aluna berdiri tanpa pedulikan Keenan, dia menuju lemari dan mencari kertas perjanjian itu, tapi memang sudah tidak ada. Aluna membalikkan tubuhnya menghadap ke muridnya.
"Jadi benar surat itu telah kamu robek?" tanya Aluna. Keenan menjawab dengan menganggukan kepalanya.
Aluna menjadi gemas dan menghampiri cowok itu. Belum sempat dia memukul, Keenan telah menggendong tubuhnya dan melempar ke atas tempat tidur.
"Diam saja di sini. Tidak ada perjanjian itu lagi. Aku masih mengantuk. Kita tidur saja. Un boxingnya kita tunda dulu. Biar pembaca novel ini gemas. Pasti semua pada menunggu aku belah Duren. Sayangnya aku belum siap. Aku belum siap jadi ayah," ucap Keenan.
Keenan memeluk erat tubuh istrinya. Dia ingin merasakan kulit halus wanita itu yang menempel dengan kulit tubuhnya. Tidak berapa lama keduanya ketiduran.
Satu jam kemudian, Keenan terbangun. Dilihatnya Aluna masih terlelap dalam mimpinya. Dia mengecup pipi mulus wanita itu.
"Maaf, Sayang. Aku belum siap melakukan itu. Aku takut tidak memuaskan kamu. Lebih baik kita tunda, seminggu, dua minggu atau satu bulan hingga kita berdua siap dan melakukan dengan nyaman. Aku tahu kamu juga belum siap untuk itu."
Keenan kembali mengecup pipi Aluna. Wanita itu bergerak, kali ini tidurnya miring menghadap Keen. Tanpa sadar Aluna menyembunyikan kepalanya di dada bidang sang suami. Cowok itu lalu mengusap rambut panjang istrinya.
Aluna membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah senyum manis suaminya. Keenan mengecup bibir wanita itu.
"Perutku lapar. Setelah mandi kita makan ya?" tanya Keenan. Aluna menjawab dengan anggukan kepalanya saja.
Setengah jam di kamar mandi, Keenan keluar dengan hanya menggunakan handuk dari pinggang hingga batas pangkal paha. Dia mendekati Aluna. Tercium bau wangi sabun yang segar dari tubuh suaminya.
Aluna tertegun menatap tanpa kedip. Poster tubuhnya yang tinggi di tambah bodi yang atletis, membuat wanita itu hampir lupa jika yang ada dihadapan dia saat ini adalah muridnya. Di tambah rambut Keenan yang berantakan dan basah, menambah nilai bagi ketampanan dia.
"Mandilah! Aku tunggu kamu di meja makan," ucap Keenan dengan lembutnya.
"Kamu ... kamu memanggilku begitu?" tanya Aluna.
Keenan tersenyum manis dan mengecup bibir Aluna sekilas. Sepertinya cowok itu telah candu dengan bibir mungil istrinya.
"Kamu itu istri aku. Aneh aja aku panggil Ibu, kecuali di sekolah. Mandilah. Melihat kamu hanya berpakaian dalam begini, aku takut goyah. Aku bisa menerkammu nanti," ucap Keenan.
Aluna berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Keenan menarik napas dalam saat melihat penampilan istrinya yang begitu seksi.
"Aku harus pelajari dulu cara berhubungan yang akan membuat keduanya terpuaskan. Jika menuruti napsu, aku sudah ingin menerkammu dan memakanmu dari tadi. Tapi aku ingin kita melakukan dengan nyaman tanpa ada yang merasa sakit," gumam Keenan dalam hatinya.
Setelah mandi, Aluna langsung menuju meja makan. Di sana telah menunggu Keenan. Cowok itu tersenyum melihat kedatangan istrinya.
"Mulai saat ini, setiap bertemu harus cium pipi dulu," ucap Keenan.
Aluna kaget mendengar ucapan suami kecilnya Itu. Kenapa dia jadi berpikiran begitu?
"Aturan dari mana itu?" tanya Aluna.
"Jika kemarin surat perjanjian kamu yang buat, kali ini aku yang akan buat. Semua poin aku yang tentukan. Perjanjian awal telah dibatalkan," ujar Keenan dengan tanpa rasa bersalah karena telah merobek surat perjanjian itu.
Keenan mengambil sepiring nasi dan melarang Aluna untuk mengambil untuknya. Cowok itu minta makan sepiring berdua.
"Aku makan piring sendiri aja." Aluna mengambil piring. Tangannya ditahan Keenan.
"Sepiring berdua saja, biar kamu nggak capek cuci piringnya." Keenan beralasan begitu biar tidak kentara jika dia ingin makan sepering berdua, agar romantis.
Keenan menyuapi Aluna. Tidak membiarkan istrinya itu makan sendiri. Wanita itu lalu memegang dahi Keenan.
"Kenapa kamu pegang dahiku?" tanya Keenan.
"Aku kira kamu kerasukan. Tadi katanya aku perlu di rukiah, padahal sebenarnya kamu yang harus di rukiah. Kenapa kamu jadi berubah begini?"
Keenan tersenyum mendengar ucapan istrinya itu. Dia mendekati telinga Aluna dan berbisik.
"Aku kerasukan jin Aluna. Dia membuat aku gila bahkan tergila-gila," bisik Keenan.
Aluna menatap suaminya itu dengan sorot mata tanda tanya. Belum paham dengan apa yang diucapkan Keenan. Mana mungkin cowok itu jatuh cinta dengannya secepat ini? Tanya Aluna dalam hatinya.
Setelah makan, Keenan mengajak Aluna ke ruang televisi. Mengambil kertas dan pena. Cowok itu menuliskan poin yang akan dimasukkan ke surat perjanjian.
Keenan menyerahkan surat perjanjian itu untuk ditanda tangani Aluna. Sebelum membubuhkan tanda tangannya Aluna membaca poin-poin dalam perjanjian. Wajahnya berubah saat membacanya.
"Perjanjian apa ini?" tanya Aluna, tidak bisa terima dengan isinya. Sementara Keenan hanya tersenyum simpul menanggapi pertanyaan Aluna.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
𝐙⃝🦜 Kᵝ⃟ᴸ ƘāRın ツ
ahhh kakak🤣
kalau aku bacanya pas bersambung pasti ikut emosii kek yang lain
2024-09-08
3
𝐙⃝🦜 Kᵝ⃟ᴸ ƘāRın ツ
lohhh🙈🙈🤣🤣
2024-09-08
2
siti homsatun
sabar keen
2023-07-18
0