...Chapter 6...
Sama seperti sebelumnya, K-Touch ku lepas, dihadapkan sedekat mungkin dengan wajah, kemudian salah satu tangan mulai bergerak untuk menekan gambar di layar K-Touch.
...
Logo Ryuki dan Decade lantas kupencet. Kuharap bakal ada kejutan selepas ini.
...
*Tsssssrrrrrrrtttttttt-*
*Tssiiiing*
Wowowow... tadi kelelawar, sekarang kamen rider bercorak naga merah tua? Teramat sangat kece lah.
Anyway, Kiva mengalami hal serupa seperti Faiz, yakni hilang, tergantikan oleh Ryuki. Semoga kau tak marah Kiva, kita adalah anak kembar, ingat!
Oke Ryuki, sekarang kamu adalah rekanku, camkan betul-betul!
*Ngeeeengggggg*
Apa lagi? Tangan kiri ku pun masuk, merogoh isi di dalam kantong ajaib milikku, sebelum akhirnya keluar sembari menggenggam satu kartu di selipan jari-jari.
Mulailah!
...
Kartu telah tertempel, sekarang waktunya beraksi.
*Wuuuuurrrrrrrgghhhh*
Fufu, tampaknya tak ada hadiah dari langit lagi, apakah ini pertanda kalau aku tidak diberkati?
Ah sudahlah, lebih baik ku ambil kantong ajaib, melepasnya dari pinggang, kemudian keluarlah sebilah besi selepas tangan kanan memegang gagang kantong.
Wait, ini kan senjataku sebelumnya, kan?Kenapa aku bisa lupa dah? Dasar konyol!
Lupakanlah, capek....
Selagi aku asik bergumam, Ryuki, temanku, mendadak memegang sebuah pedang yang dibumbui oleh api panas pada bagian besi. Aku bertanya-tanya, apa benar aku tidak diberkati, sampai-sampai temanku bisa mendapat kehokian seperti itu.
Hmmmm....
Saat pikiran terbelai dalam lamunan, senjata yang sedari tadi kupegang tanpa sebab mengeluarkan api nan panas.
Wait, bisa mengeluarkan api? Itu maknanya aku diberkati, horee...
Yosh-yosh, waktunya untuk melanjutkan misi.
Rasakan ini!!
"Hiyaaah- hiyaaaaah!!" Tanganku pun naik, sedikit condong ke samping kanan, diikuti oleh Ryuki di sampingku. Hahaha... teman saling mengikuti, kekuatan pertemanan nih bosss.
Sesaat setelahnya, kami berdua pun melayangkan tebasan dari jarak jauh. Simpelnya, kami menyerang sedari kejauhan.
Belum ada jeda selepas aku mengoceh, sebuah tebasan berwarna merah menyala pun muncul, baik itu dari pedangku ataupun rekan di samping, Ryuki. Sesaat kemudian, kedua tebasan langsung melaju cepat ke arah lawan di depan.
*Duaaaaaaaaarrr*
Mantap, korban tambah satu, jadi nambah semangat saya.
Karena begitu laju tebasan kami berdua, dalam kurun waktu 2 detik, dua tebasan pedang berhasil mengenai sasaran. Terlebih karena begitu lebarnya tebasan yang dihasilkan, alhasil 5 kumpulan monster nan berbeda bentuk dan warna secara otomatis meledak secara bersamaan. Mantap!
Oke, 5 + 4 \= 9, dengan begini sekitar 11 monster lagi yang perlu kami basmi.
Perlukah kututup sek....
Ngomong apa sih? Ini belum berakhir, dasar kocak
Skip....
"Haah...." Usai menghela nafas panjang, K-Touch lagi-lagi kulepas, diangkat setinggi mungkin agar aku bisa melihat isi layar, kemudian tangan kananku bergerak mendekat ke arah layar.
...
Logo Kamen Rider Den O dan Decade kupencet secara bergantian. Aku menantikan apa yang bakal terjadi kedepannya.
...
Seorang rider bercirikan kereta mesin waktu, jangan bilang dia adalah Kamen Rider Den O?
Mantap-mantap... kalo begini pekerjaanku bisa lebih cepat selesai.
Anyway, setiap diriku memanggil rider terdahulu, maka gambar kartu di dadaku akan berubah menyesuaikan rider yang ku panggil. Bila Kiva, maka 9 kartu Kiva akan terpampang jelas. Begitupun seterusnya.
Oke, musuh di hadapan mata sepertinya sudah lenyap menjadi asap ledakan. Tersisa lawan di belakang kami, ya? Kalau macam tuh, kita basmi bagian belakang!
Tubuhku pun berbalik, dengan kaki kanan terlebih dahulu mengambil posisi ke belakang sebelum badan. Den O? Dia bakal mengikuti setiap pergerakanku, jadi tak perlu risaukan dia, canda....
Segera setelah kami berbalik, tangan kanan, lagi dan lagi... memaksa masuk ke dalam kantong ajaib, kemudian keluar dengan membawa salah satu kartu di selipan tangan.
Oy... berapa kali aku harus bercakap seperti ini?
Sempat memamerkan sebentar ke arah lawan, sebelum tiba masa di mana kartu di selipan akan ku tempel ke Decarider yang terletak di sebelah kanan pinggang.
...
Kartu telah tertempel, lekas aku pun menekan bagian tengah Decarider secepat mungkin.
*Wuuuuuussssh*
Aku dan Den O memiliki satu otak, satu pikiran. Secara bersama-sama, kami memutuskan untuk melompat setinggi mungkin.
Waaaa... dari atas sini, mereka terlihat seperti semut, asli.
Oke langsung saja....
"Hiyaaaaaaaaaaahhhh!!!" Berbarengan kami mengarahkan kaki kanan ke arah lawan, sementara kaki kiri sedikit ditekuk.
*Suuuuuuufffffff*
*Duaaaaaaaaaarrrrr*
Perfect... modal tendangan bisa melenyapkan 3 kumpulan monster di depan.
Sip lah, sekarang tinggal seperdelapan monster lagi! Tak sabar untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
*Prok- prok- prok-*
Selepas terjun dari ketinggian, tanganku spontan menggerakkan tangan untuk menepuk atas bawah sebanyak 3 kali.
"Oy oy, ini masih belum berakhir loh."
...
...
9 kartu di dadaku pun berubah, semula bergambar Kamen Rider Den O, sekarang bertukar menjadi Kamen Rider Agito.
Yosh, bersama-sama kita akan mengalahkan mereka, Agito!
...
"Hiyaaaah-" Buru-buru kami terbang, melayang bebas di atas permukaan, bersiap untuk melakukan aksi beberapa menit kedepan.
"Doryaaaaaaaaaah!!!" Sekitar 2 detik kemudian, bersama-sama aku dan Agito memposisikan kaki kanan ke bawah, menuruni ketinggian untuk mencapai sebuah kemenangan.
*Duaaaaaaaaar!!!*
Dalam waktu sekejap, menyerang sisa monster yang ada melalui dua tendangan sahaja.
(Sejenak taman di sekitar terasa begitu sepi, tak ada suara apa pun selain bunyi api yang terbakar di beberapa area taman)
Yap, itu benar, kami berhasil menerjang lawan tanpa memakan waktu banyak.
*Tsssssssrrsrsrstsrsrsrrtttttt*
Di saat bersamaan, rekan di sampingku, Agito, sesaat menghilang dari pandangan.
T-t-terima kasih Agito, Ryuki, dan rider-rider lain, tanpa kalian, saya mungkin jadi dendeng sedap bagi monster-monster tersebut.
"Haaah... selesai juga tugas ini."
*Tssssssrrrrrrttttt*
Aku pun melepas K-Touch, bersamaan dengan Decarider dari pinganggku. Oleh sebab itu, aku pun kembali menjadi Tsukasa, seorang fotografer yang numpang lewat.
"Tsukasa-san...."
Ah, Natsumi ya? Wait, what? Kau menghampiriku dengan penampilanmu yang begitu menarik, keren....
Lupa menjelaskan. Berhubung kondisi taman sudah membaik dari sebelumnya, Natsumi yang memperhatikanku dari jauh lantas berlari mendekat.
Unik, tidak-tidak, she is....
"Hoho... di sini rupanya kau, Decade!" Tepat ketika Natsumi tiba dan ingin mengatakan sepatah kata, seseorang tanpa identitas tetiba muncul, mengucapkan kalimat di atas kepadaku.
"Hmmm?" Penasaran, aku dan Natsumi lantas berbalik menghadap ke lawan.
Hm... jujur aku tidak mengenalinya, sungguh!
Tepat di seberang mataku saat ini, seorang lelaki, berotot sedang, mengenakan kaos hitam bergambar tengkorak, celana sedang, kulit putih, sementara wajahnya....
Saya bingung mendeskripsikannya, gimana ya?
Pertama kali aku melihat wajahnya, timbul rasa takut, sungguh. Orang itu, terlihat seperti pembunuh, dimana wajahnya terlihat sangar, bola mata berukuran sedang, tapi kedua pupil mata berwarnakan hitam legam.
Di atas alis kanan, aku melihat luka gores nan membekas. Sepertinya ia pernah mendapat luka gores di masa lalu, mungkin.
Kira-kira itu hal yang bisa saya gambarkan.
Orang itu, kini tengah berdiri di seberang mata. Aku bertanya-tanya ini kenapa, tapi sorot matanya tertuju fokus kepadaku.
Serius, aku tidak mengenalnya, beneran!
"Anda siapa? Aku tak pernah melihatmu sebelumnya."
Yap, benar, aku memang tak mengenali siapa dia. Buat apa aku berbohong, coba?
"Memang benar kalau kita tak pernah bertemu, tetapi...."
Hmmm? Ini hanya perasanku, atau memang tangan kiri miliknya tidak pernah terlihat sejak pertama kali bertemu.
"Tapi apa?"
Aku tak bermaksud menyela, sebab dia sendiri yang malah berhenti mengucap, paham?!
"Tetapi kau... telah menghancurkan duniaku-!!"
"Kemarilah!!"
"Eh?"
Whaattt-? Dia bilang aku menghancurkan dunianya? Masa sih? Perasaan aku tak pernah mengenal ia di masa lalu, asli.
Selagi aku dan Natsumi bingung akan perkataan yang barusan terlontar, orang di seberang tetiba menunjukkan tangan kirinya kepada kami.
Wait, kamu seorang cyborg? Terlebih lagi, apa yang ada di genggamanmu? Tampak seperti botol berwarna hitam total.
"Itukan...."
"Sudah terlambat Decade, cepat akui dosa-dosamu!"
Tckk- kamu kalau bicara bisa tunggu sebentar, tidak? Omonganku jadi kepotong karenamu!
"Henshin!"
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments