...Chapter 15...
Anyway, kami berempat baru berhasil mengalahkan 20% dari keseluruhan total robot-robot di sekitar. Yah walau hanya 20%, setidaknya ada perkembangan, bukan?
Jujur, aku tak tahu-menahu tentang dari mana asalnya robot-robot di sekitar. Mereka diciptakan oleh perusahaan apa, dan siapa yang bakal bertanggung jawab dalam kejadian ini?
Meski begitu, ada satu hal yang dapat kuketahui berdasarkan data lapangan. Robot-robot di sini muncul selepas seluruh penjuru tembok-tembok yang menghalangi dua wilayah roboh ke tanah.
(Ilustasi Sky Wall)
"Haah- mereka terlalu banyak."
Memang benar apa kata rider berwarna merah biru. Saat ini, kami berempat tengah dikelilingi oleh puluhan atau mungkin ratusan robot di area sekitar.
"Betul Tsukasa, kita berempat tak mungkin melawan mereka semua dalam waktu singkat, bukan?" Yusuke mengatakan sepatah kata selepas posisi tubuhnya berada tepat di belakangku.
Memang, kuakui kalau menghabisi mereka sesingkat mungkin adalah suatu kemustahilan.
"Sento... mereka menyerang secara berkelompok. Apa perlu menggunakan seluruh kekuatan nagaku?"
Wow, kau mengajukan diri untuk melawan robot-robot itu? Memang keren lah, rider naga berwarna biru pucat.
"Jangan bertindak terlalu gegabah, otot tanpa otak." Rider berwarnakan dua warna melarang rider naga biru pucat untuk maju sendirian.
Posisi mereka berdua mirip seperti posisiku dengan Yusuke, ya? Saling belakang-belakangan.
"Haah... selalu seperti ini, ya?"
Adalah suatu kebenaran. Setiap hari, atau mungkin setiap saat, ya-? Aku kerap terjebak ke dalam situasi yang aku sendiri tak terangkan secara logika.
Aneh? Memang benar apa adanya.
"Omong-omong rider pink."
Grrrrrhhhh!! Kau sengaja memancing emosiku, kah? Warna zirahku adalah magenta, bukan pink. Kau rabun apa bagaimana sih?!
Rider berwarna merah biru cerah menyebut nama riderku dengan nama pink. Persetan lah!
"Magenta, lah!" ucapku sedikit tegas.
"Ooowwwhh... maaf-maaf, saya tak bermaksud menghinamu."
Tak bermaksud menghina? Padahal saat kita henshin bersama-sama, kau kan bisa lihat sendiri kan? Hiiiiih!!!
"Kenapa?!"
Asli, kalau dia adalah lawanku, sudah sedari tadi kuhabisi tanpa banyak protes. Cuman... mau bagaimana ya? Apa alasan aku ingin menghabisinya? Ya kali saya jawab bermotifkan dendam, kocak.
Jadi walau aku masih merasa kesal, aku melontarkan satu pertanyaan khusus untuk rider tersebut. Awas saja sampai kau ulangi lagi. Ingat!
"Jujur aku belum pernah melihat kau beserta rekan di belakangmu."
Hal serupa pun ingin kuucapkan di dalam benak. Aku pun belum pernah melihat rupa-rupa rider seperti kalian berdua. Mungkinkah kalian rider generasi baru? Cukup menarik.
"Memang, kami berdua pun tak mengetahui perihal tembok-tembok itu, juga kami sebenarnya tengah berada di mana, sih?"
Terdampar di tempat penuh akan tembok-tembok aneh? Sangat membingungkan, sumpah.
"Owh... begitu, ya? Ya sudah. Perkenalkan, namaku adalah Build, Kamen Rider Build. Sementara orang bodoh tanpa otak di dekat temanmu itu bernama Cross Z, atau Kamen Rider Cross Z."
Oalah, nama kalian berdua yakni Build & Cross Z, ya?
Eh bentar, kok namamu begitu mirip dengan Metal Build? Patut dipertanyakan, sih.
"Oy, jangan memanggilku dengan sebutan seperti itu. Tambahin otot sekeras beton, kenapa?"
Kumohon, apakah temanmu koplak?
"Hadeh...."
"Omong-omong siapa nama kalian berdua?" Sekarang gantian, dia menanyakan pasal nama kami berdua.
Kujawab dulu kali, ya? Daripada kelamaan, kan?
"Aku Decade, rider kece yang terbiasa numpang lewat. Sementara rekanku yang memakai zirah berwarna merah itu bernama Kuuga, Kamen Rider Kuuga."
Mengungkapkan sebuah fakta adalah hal utama.
"Owh... kalian berdua bernama Decade dan Kuuga, ya? Cukup menarik."
"Grrrrrrhh."
Nah, ini lah yang kusebut sangat menarik. Sungguh.
Di saat kamu berempat tengah melakukan sebuah percakapan, kumpulan robot di sekitar tampak telah semakin dekat dan terus mendekat.
Bila kami teruskan obrolan, keselamatan nyawa kami bisa terancam. Di sini kami harus mulai melangkah!
"Majuuuuu!!" teriakku sebegitu kencang.
"Wooooooohhhhh." Sambil berlari, Yusuke, Build beserta Cross Z meneriakkan satu kata kemenangan, ya?
"Yosh, jangan lupakan aku!" Usai mengucap, tanganku spontan merogoh isi di dalam Ridebooker, mencari satu kartu untuk kugunakan.
(Ilustasi Ridebooker sebelum diubah menjadi pedang ataupun pistol)
...
Selepas dapat, kartu di selipan jari-jemari lantas kutempelkan tepat di bagian tengah Decarider.
(Ilustasi Decarider sebelum kumasukkan kartu)
(Selepas kumasukkan sebuah kartu)
Mendapat senjata baru via kantong ajaib? Yoi.
Yap, Ridebooker di pinggang kiri lantas kuubah bentuk menjadi sebuah pedang manusia normal.
(Ilustasi Ridebooker mode pedang)
Wohohoho.... sangat keren, beginilah cara Decade menangani musuh bandel.
"Bersiaplah-!"
"Woooooooooo-" Pedang sudah berada di tangan, spontan kedua kakiku melangkah sangat cepat menuju ke arah utara.
*Slash-slash-slash!*
*Duaarrrr*
Makanya jangan main-main denganku, bodoh! Ingin bernasib sama seperti satu robot di samping kiriku?!
Hahaha... memang enak kena tiga tebasan pedangku? Terlebih target yang kuserang hanyalah seorang. Tak ayal bila dia meledak sangat keras. Mantap!
"Yosh, maju sini." Melihat 10 robot mendekat ke arahku, tanpa banyak tingkah aku berlari menghampiri satu persatu lawan.
*Slash-slash-slash-slash.*
4 robot, dan 4 kali tebasan berhasil mengenai dada dan juga perut mereka. Sip lah, kemungkina tugas ini bakal kelar lebih cepat dari perkiraanku. Bagus-bagus.
"Graaaaaaaaaaaahhhhhhh!" Saat badan kuposisikan menghadap ke arah belakang, satu robot berukuran lebih tinggi dari tinggiku tampak berlari cepat ke arahku.
Owh, mau main tabrak banteng, kah? Kalau begitu, aku jadi pawangnya.
...
Sebuah kartu kutempelkan sejenak, sebelum akhirnya kugeser cepat menggunakan kedua tangan.
Ridebooker yang sebelumnya berbentuk pedang kini kuubah menjadi benda kecil mirip seperti pistol. Ya memang pistol sih, ehehe...
(Ilustasi Ridebooker ketika diubah menjadi pistol)
Waktunya....
*Doooor- door-door-door-door*
*Duarrrrrrrrr*
Etdah, bermodal dihujani 5 peluru, satu robot di depan langsung meledak sebegitu mudah.
Haha, santai dulu ga sih?
"Graaaaaahhhhh!"
Macam dengar suara dari samping kiriku, deh.
Penasaran, aku pun menoleh ke sumber suara.
"..."
Woy-woy-woy, santai, kalem, jangan emosian. Gila, serem banget, asli. Hanya karena aku lengah, seorang robot berukuran sepantaran tetiba muncul dan mengarahkan sebuah kepalan tangan kiri tepat ke arahku.
Sial, efek terlalu pede begini nih.
"Haaaaaaaaaaffff."
*Busssssshhhh*
Saat tangan kanan kuposisikan tepat melindungi kepala, aku mendengar sebuah suara aneh di hadapanku.
Are? Aku tak merasakan rasa sakit baik pada lengan maupun tangan. Sangat aneh.
"Hmmmmm?" Tak mau diselimuti bayang-bayang penasaran, kelopak mata yang sebelumnya kupejam rapat-rapat kini kubuka kembali.
Seseorang berpakaian warna merah dan biru dari atas sampai bawah, eh? Eeeeehh-? Kamen Rider Build menghentikan pukulan robot tersebut menggunakan tangannya? Eh?
"Decade, kau tak apa-apa, kan?"
"Hiyaaaaahh-!!"
*Buagggghhh*
Selepas menahan tangan monster, ia dengan sigap langsung meninju robot tersebut hingga dirinya terpental sangat jauh.
"Haah- haah- haah-"
Mengatur ulang pernapasan, ya? Maaf-maaf malah merepotkanmu, Build.
"Makasih atas bantuannya," ucapku seraya memegang bahu kanan Build.
"Santai, kita kan team. Team harus melakukan apa pun secara bersama-sama, kan?" Kelewat naif, asli. Tapi tak apa, aku suka gayamu.
"Ya-ya, tolong bantu aku menghabisi monster-monster itu." Ridebooker di tangan kiri kuoper ke tangan kanan. Alasan? Ada deh, kalian lihat saja ntar.
"Baiklah."
Jawaban simpel, tapi sangat menakjubkan. Aku tak sabar bertarung bersama denganmu, Build!
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments