Syifa merasakan kedua matanya begitu berat untuk dibuka. Entah pukul berapa mereka tertidur.
Dion benar-benar tak membiarkan dia tertidur. Pria itu seolah ingin menuntaskan hasratnya yang terpendam selama ini.
Untuk seorang pria yang baru melakukan hubungan suami istri pertama kali Syifa akui Dion cukup hebat.
Dia juga begitu memperhatikan Syifa dengan lembut. Membuat istrinya senyaman mungkin.
Syifa yang mengerjapkan matanya mulai mengedarkan pandangannya. Kamar itu masih terlihat temaram sebab semua tirai masih tertutup. Bahkan tirai tebal yang biasanya jarang Syifa buka pun tampak menutup dengan sempurna sehingga menghalangi cahaya matahari masuk ke dalam ruangan itu.
Dia mencari keberadaan Dion yang sudah tak ada di sampingnya. Menatapi bantal yang ada di sampingnya.
Syifa tersenyum sendiri mengingat semua yang terjadi semalam. Untuk pertama kalinya Dion tidur satu ranjang bersamanya.
Apalagi pergumulan panas mereka benar-benar membuat Syifa serasa terbang ke awang-awang.
Syifa meremas selimut yang dia pakai menutupi tubuh polosnya. Tak ingin terus tenggelam dalam pikiran kotornya Syifa Pun mulai beranjak dari kamar tidurnya. Dia terkejut melihat jam di nakas yang sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.
Untung saja hari ini tanggal merah sehingga Syifa tak perlu repot-repot pergi ke kampus.
Dia pun beranjak menuju kamar mandi. Namun saat berjalan Syifa merasakan sakit pada intinya. Sama seperti saat pertama kali dirinya melakukan 'itu'. Mungkin karena sudah lama sekali Syifa tidak berhubungan. Juga Dion yang semalam begitu 'menggila'.
Syifa mulai mengisi air di bathub dan merendam dirinya di dalam air. Merasakan tubuhnya yang perlahan mulai rileks. Syifa sejenak memikirkan tentang dirinya saat ini. Skenario Tuhan yang liar biasa untuknya.
Pernah trauma karena perlakuan Rangga yang menorehkan luka begitu dalam. Kini perlahan Dion menghapusnya. Perlakuan pria itu benar-benar sangat jauh dari kata kasar.
Dion yang juga menerima Bella, putrinya dengan tulus nyatanya mulai menumbuhkan rasa tersendiri di hati Syifa. Kini dia yakin bahwa Dion mampu menjadi suami terbaik untuknya.
Cepat-cepat Syifa menyudahi sesi mandinya. Dia segera berganti pakaian. Memakai kaos oversize milik Dion dan memadukannya dengan hotpants.
Selesai mengeringkan rambutnya syifa segera keluar kamar mencari keberadaan suaminya. Tercium aroma masakan menguar dari dapur. Sudah bisa ditebak bahwa itu adalah Dion.
Syifa menatap Dion yang sedang sibuk memasak sesuatu. Perlahan dia mendekat dan memeluknya dari belakang.
Menghirup dalam-dalam aroma parfum maskulin yang melekat di badan Dion. Menjadi kesukaan baru untuk Syifa.
"Sudah bangun?" tanya Dion pelan.
"hmm.. Kenapa tidak membangunkan aku?" jawab Syifa.
Dion mematikan kompornya. Sepertinya masakannya sudah matang.kemudian pria itu berbalik menghadap sang istri.
Dia benar-benar terkejut melihat penampilan Syifa yang benar-benar beda dari biasanya. Istrinya itu terlihat begitu sexy. Bahkan Dion sampai memperhatikan daei atas ke bawah.
"Woww" Dion sampai ternganga melihat kaki jenjang Syifa yang membuatnya begitu candu.
"Apa sih?" Syifa mencoba melepaskan pelukan Dion.
Namun pria itu justru semakin mengeratkan pelukannya. Dan menciumi seluruh wajah Syifa. Mulai dari kening, mata, hidung, pipi bergantian dan terakhir ciuman di bibir yang paling lama.
Dion begitu gemas terhadap Syifa. Wanita yang telah mencuri hatinya sejak pertama kali bertemu.
"Kenapa kamu menggodaku Syifa? Padahal aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, tapi jika begini rasanya ingin kembali ke ranjang." ujar Dion yang kini sedang mengelus lembut paha Syifa.
"No, aku capek Dion." Syifa segera mengantisipasi.
Dion pun hanya terkekeh. Kemudian mempersilahkan Syifa untuk duduk dan memberikan sepiring nasi goreng buatannya.
"Ya sudah sekarang sarapan dulu, setelah ini baru kita pergi." ujar Dion.
"Pergi kemana?" Syifa pun penasaran.
"Kencan," jawab Dion singkat.
Syifa pun mengernyitkan keningnya saat Dion menyebut hal itu.
"Syifa, anggap saja kita ini sedang pacaran, tapi pacarannya setelah menikah." Dion tersenyum manis.
Syifa pun membalas senyuman itu. Kesibukannya akhir-akhir ini memanglah menyita banyak waktunya sehingga untuk memikirkan hal-hal semacam itu Syifa pun tak sempat.
Dulu dia dijodohkan dengan Rangga. Namun ternyata pernikahannya gagal dan berakhir tragis.
Akhirnya dia pun menuruti saja permintaan Dion. Toh selama ini dia juga tak pernah mengenal namanya pacaran.
Syifa bersiap memakai celana skinny dan jaket sebab Dion ingin memboncengnya menggunakan motor. Sudah sejak lama sebenarnya Dion ingin mengajak Syifa memakai motor. Namun baru kali ini dia memiliki keberanian.
Seperti biasa penampilan Dion yang sederhana mengenakan kaos dan celana jeans panjang serta jaket kulit membuat Syifa terpesona. Pria itu benar-benar tampan.
Keduanya pun kini sudah siap dan Dion mulai melajukan motornya. Syifa memeluk tubuh Dion dari belakang sembari menikmati suasana jalanan kota.
Mereka terus menyusuri jalan hingga menuju daerah pegunungan yang Syifa jarang sekali kesana.
Akhirnya Dion memberhentikan motornya di sebuah kedai kopi yang letaknya berada di pinggiran jalan.
Pemandangan sekitarnya sangat indah. Hamparan pegunungan yang menghijau begitu memanjakan mata. Serta hawa sejuk yang membuat Syifa semakin bahagia.
"Suka tempatnya?" tanya Dion.
"suka banget Dion, ini bagus sekali tempatnya." Syifa tak berhenti kagum memandangi sekitarnya.
"Biasanya aku sering kesini sama teman-teman. Tapi sudah agak lama juga tidak kesini." ujar Dion.
Mereka duduk santai di sebuah bangku kayu dengan menikmati secangkir susu hangat. Syifa pun mengambil beberapa foto dirinya yang kadang Dion sendiri yang memotretnya.
Senyuman itu tak pernah hilang dari pandangan Dion. Melihat Syifa yang seperti ini membuat Dion semakin jatuh cinta padanya.
Mungkin di awal-awal Dion masih melihat kesedihan yang meliputi Syifa apalagi saat bertemu dengan Rangga, mantan suaminya. Terlihat jelas ketakutan serta trauma tergambar di wajahnya.
"Kalau kamu suka, aku akan mengajakmu ke tempat-tempat indah seperti ini." Dion meraih tangan Syifa dan mengecupnya dengan lembut.
Syifa sendiri selalu dibuat salah tingkah sendiri dengan sikap romantis Dion. Apalagi dengan kencan yang menurutnya sangat menyenangkan seperti ini. Syifa merasa kembali seperti anak-anak muda lainnya.
Ternyata menjalani hari-hari santai begini saja membuat Syifa berkali-kali merasakan bahagia. Dion selalu memberikan hal baru yang membuatnya mengerti bahwa hidup itu begitu indah jika dinikmati dengan orang yang tepat.
Selanjutnya Dion mengajak Syifa berkeliling menikmati pemandangan alam yang begitu sejuk. Mereka mampir ke tempat-tempat dengan pemandangan indah. Syifa tampak selalu kegirangan bak anak kecil yang baru diajak keluar. Dion hanya tersenyum gemas melihat tingkah istrinya itu.
Hingga tak terasa hari mulai sore Dion mengajak Syifa untuk pulang. Meski agak berat meninggalkan tempat itu.
Saat di tengah perjalanan Dion berhenti di salah satu pom bensin untuk mengisi bahan bakar.
"Sayang, tunggu sini sebentar ya. Kebelet banget ini." Dion langsung ngacir ke toilet sementara Syifa memilih untuk menunggu di depan.
Saat Syifa sedang duduk santai sambil mengecek ponselnya dia melihat-lihat hasil fotonya dengan Dion.
Syifa senyum-senyum sendiri ketika melihat pose-pose mesra dirinya dengan Dion. Diperhatikan lama-lama wajah suaminya itu yang membuat syifa semakin senyum salah tingkah.
"Seneng banget ya, sekarang dapat suami brondong?" tiba-tiba suara seseorang langsung membuat Syifa terkejut.
"R-Rangga," Syifa begitu kaget saat Rangga berdiri tepat di sampingnya. Pria itu tampak menyeringai kemudian secepatnya mencengkeram tangan Syifa dengan erat.
Syifa langsung meronta namun cengkraman Rangga begitu kuat hingga membuat lengannya terasa sakit. Pria itu juga berusaha menarik Syifa.
"Lepasin, Rangga jangan gila kamu. Lepasin nggak." Syifa terus berusaha meronta.
Namun Rangga terus menyeret tubuh Syifa hingga ponsel miliknya terjatuh.
Syifa terus berteriak meminta tolong.
"Lepasin.. Tolong, Dion tolong aku, lepas Rangga." Syifa yang berontak keras membuat Rangga mulai geram.
Dihempaskan tubuh Syifa dengan keras hingga dia jatuh tersungkur.
"Aku nggak akan pernah biarin kamu bahagia Syifa, sebelum kau menyerahkan anak itu kepadaku." bentak Rangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Faisal
Di POM bensin klu lagi sepi, minimal kan ada petugasnya, knp teriakan Syifa tdk membuat mereka membantu, atau sedikit menghalangi Rangga utk berbuat jahat????
2023-12-17
2
susi 2020
🥰🥰😍
2023-11-14
0
susi 2020
😍😘
2023-11-14
0