Bab 11 Status baru

Syifa termenung memandangi cincin yang melingkar di jari manisnya. Dia masih tidak menyangka bahwa kini statusnya sudah berubah.

Namun entah kenapa hal ini justru menjadi beban tersendiri untuk Syifa. Jika dibilang belum siap jelas sebenarnya Syifa belum siap untuk menikah lagi.

Rasa trauma pada pernikahannya yang dulu membuatnya masih sulit membuka hati. Apalagi pernikahannya yang sekarang begitu mendadak tanpa persiapan apapun.

Sementara Dion baginya hanyalah seorang mahasiswa. Anak didiknya di kampus. Bahkan usia mereka terpaut cukup jauh.

Syifa harus bagaimana bersikap dengan Dion? Biasanya dia bisa santai kepada Dion namun kali ini dengan status sebagai istrinya membuat Syifa semakin canggung.

Bocah tengil yang tak jarang membuat Syifa jengkel dengan tingkah konyolnya kini akan hidup bersamanya setiap hari.

"Syifa, kamu didalam sayang? Ini Bella nangis mencari kamu." suara Mama Vera seketika membuyarkan lamunan Syifa.

"Iya Ma," Cepat-cepat Syifa membuka pintu kamarnya.

Namun Syifa sempat terkejut saat melihat yang datang bukan hanya Mama Vera namun ada Dion yang tengah menggendong Bella. Berusaha menenangkan bayi itu.

Syifa segera mengulurkan tangannya kepada Bella tanpa menatap wajah Dion. Entah kenapa dia begitu canggung melihat pria itu.

"Bella sayang, kamu haus ya nak. Mau ***** Mama?" mendengar ucapan Syifa tentu saja membuat Dion sedikit membulatkan matanya.

Dia pria normal dan mendengar itu membuat pikiran Dion jadi traveling kemana-mana.

Namun tanpa disangka Syifa justru kembali kedalam kamarnya dan menutup pintu ruangan itu. Dion hanya bisa diam mematung di depan pintu.

Sejak ijab qabul sore tadi Syifa benar-benar seperti menghindari Dion. Dia sama sekali tak berbicara kepada Dion bahkan hanya sekedar memandangnya pun tidak.

Padahal Dion ingin sekali mengobrol dengan Syifa. Ingin memandang istrinya. Namun sepertinya Syifa masih enggan menerima Dion menjadi suaminya. Dan hal itu pun masih bisa dimaklumi nya.

Syifa yang sejak tadi masih memakai kebaya pun memutuskan untuk menggantinya dengan gaun berwarna soft pink. Selain gerah dia juga butuh banyak ruang gerak jika mengurus Bella.

Namun riasan serta tatanan rambutnya masih tetap sama sebab masih ada beberapa kerabat berkumpul di kediamannya.

Dion yang sibuk mengobrol dengan ayah mertuanya pun sempat terpana melihat Syifa yang tampak cantik menggendong Bella.

Namun tatapannya langsung beralih saat Anjasmara, ayah Syifa memperhatikannya. Baik Dion maupun Syifa masih canggung dan malu-malu.

Jika saja situasinya tidak begini mungkin Dion akan memuji Syifa secara langsung. Tapi melihat sikap Syifa membuatnya urung.

"Dion, Syifa itu anak yang mandiri sejak kecil. Ayah sangat sibuk jadi dia sering ditinggal di rumah sendiri. Hanya Bi Ida yang menemaninya selama ini. Jadi ayah harap kamu mau menerima segala sifatnya ya." ujar Anjasmara, ayah Syifa.

"Tentu ayah, Bu Syifa, em maaf maksud saya Syifa akan selalu saya perhatikan juga Bella." ujar Dion.

Anjasmara melihat Dion tampak berbeda. Meski usianya masih sangat muda tapi dia percaya bahwa menantunya itu akan membawa kebahagiaan untuk putri dan cucunya.

Jika saja sejak awal Syifa tidak bersama Rangga mungkin keadaannya tak akan serumit ini.

Namun inilah jalan takdir Tuhan. Semua orang tak bisa melawannya. Hanya menjalani sepenuh hati.

Malam semakin larut, Bella yang sejak tadi terjaga kini kembali tertidur. Sementara kerabat Syifa dan Dion sudah pulang menyisakan kedua orang tua Syifa saja.

Dion yang sejak tadi hanya memandangi Syifa dari kejauhan pun mau tak mau harus segera menegurnya.

"Syifa, Dion kalian istirahat saja dulu. Itu kopernya Dion kenapa masih di luar? Ayo bawa masuk saja ke kamar kalian." ujar Mama Vera.

Syifa dan Dion pun hanya bisa meneguk salifa saat mendengar kata 'kamar kalian'. Sudah jelas malam ini mereka akan tidur berdua dalam satu ruangan.

Syifa hendak mengambil Bella dari gendongan Vera namun secepatnya ditolak.

"Kamu mau ngapain? Malam ini Bella akan tidur sama mama. Sudah sana kalian masuk." tegur Vera.

Mau tidak mau Syifa dan Dion harus masuk ke dalam kamar.

Di dalam kamar keduanya masih tampak kikuk.

"Silahkan Dion." ucap Syifa singkat.

Namun begini saja Dion sudah senang. Pertama kalinya Syifa menegur dirinya setelah pernikahan ini.

Dion hanya mengangguk sembari meletakkan kopernya di walk in closet kamar Syifa.

Kemudian Dion dan Syifa duduk bersebelahan di sofa kamar Syifa. Mereka hanya diam pandangannya menatap lurus tanpa sekalipun menoleh.

"Dion. Maaf aku masih merasa canggung setelah peristiwa ini. Maksudku pernikahan ini." ujar Syifa lirih.

"Aku mengerti. Ini juga salahku Bu Syifa. Aku terlalu memaksakan diri padahal aku tahu Bu Syifa tidak siap. Tapi Bu Syifa jangan khawatir. Aku tidak akan mengganggu Bu Syifa juga anggap saja diantara kita masih seperti kemarin." ujar Dion dengan senyuman paksanya.

Syifa pun langsung menoleh menatap Dion dengan sorot mata yang sulit diartikan.

"Dion, boleh saya minta satu hal?" ucap Syifa sedikit ragu.

"Iya, apa Bu Syifa?"

"Tolong rahasiakan pernikahan ini dulu ya. Terutama di kampus. Saya tidak ingin karena kejadian ini akan berpengaruh pada kita." ujar Syifa.

Dion pun mengangguk. Dia menyanggupinya. Meski entah kenapa permintaan Syifa itu terasa sedikit membuatnya sedih.

Setelah obrolan singkat itu Syifa beranjak ke kamar mandi. Dion menyadari Syifa masih menutup dirinya dari Dion.

Sementara di dalam toilet Syifa dibuat panik sendiri. Membayangkan dirinya tidur satu ranjang dengan Dion. Betapa situasi menjadi rumit begini.

Bahkan Syifa yang akan membuka pintu toilet pun sangat berat. Tapi tidak mungkin juga dia selamanya didalam tempat itu.

Akhirnya setelah beberapa saat Syifa pun membuka pintu toilet secara perlahan. Dia sedikit mengintip keberadaan Dion.

Namun saat dia mengetahui Dion sudah terlelap di sofa membuat Syifa menjadi sungkan sendiri.

Tubuh jangkungnya yang tertidur di sofa kecil itu pasti tidaklah nyaman. Namun Syifa tak berani membangunkan Dion.

Ditatapnya wajah pria itu. Dion tampak tidur dengan begitu tenang. Dan diam-diam Syifa mulai memperhatikan suaminya itu. Alis tebal, hidung mancung serta bibirnya yang tak tebal juga tak tipis menjadi perpaduan sempurna. Syifa pun mulai mengakui bahwa Dion memanglah sangat tampan. Tanpa sadar Syifa mengusap lembut pipi Dion yang terlelap.

"Kenapa kamu tidur saja se menggemaskan begini? Maafkan aku Dion. Aku tahu situasi telah menyeret mu ke dalam masalah hidupku." ucap Syifa lirih.

Kemudian Syifa beranjak dan mengambil selimut serta bantal untuk Dion. Pelan-pelan dia mengangkat kepala Dion dan menyelipkan bantal untuknya serta menyelimuti tubuh Dion.

Selesai dengan itu Syifa mulai merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Menatap langit-langit kamarnya sembari menerawang jauh menyelami pikirannya.

"Aku harus sadar, aku harus menerima ini semua. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja." Syifa merapalkan kata-kata penguat dirinya sebelum memejamkan mata.

Tanpa Syifa ketahui sebenarnya Dion masih terjaga sejak tadi. Bahkan dia mendengar dan merasakan semua perhatian yang Syifa berikan.

"Aku yakin lambat laun Bu Syifa akan membuka hati untukku. Dan semoga aku bisa memantapkan hatiku hanya untuk Bu Syifa." gumam Dion dalam hati.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Harus Dion hatimu hanya untuk Syifa

2024-04-25

0

Fransiska Widyanti

Fransiska Widyanti

nti kalo si Bianca deket2 Dion jangan cemburu ya

2024-02-10

0

Rini Musrini

Rini Musrini

gk perlu d rahasiakan x nanti cewek ya suka sm dion makin ngejar dion dan bisa² mencelakai syifa.

2023-12-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 Hari pertama mengajar
2 Bab 02 Mahasiswa tengil
3 Bab 03 mulai timbul rasa
4 Bab 04 badmood to goodmood
5 Bab 05 perhatian untuk Syifa
6 Bab 06 Baru mengakui
7 Bab 07 merasa tersaingi
8 Bab 08 kesalah pahaman
9 Bab 09 keputusan akhir
10 Bab 10 ijab qabul
11 Bab 11 Status baru
12 Bab 12 Belum terbiasa
13 Bab 13 Ke rumah mertua
14 Bab 14 Papa Dion
15 Bab 15 godaan di kampus
16 Bab 16 hari yang penuh emosi
17 Bab 17 terjebak di gudang
18 Bab 18 Kesempatan dalam kesempitan
19 Bab 19 pacaran setelah menikah
20 Bab 20 Diratukan oleh suami
21 Bab 21 Tak terima
22 Bab 22 sisi lain Dion
23 Bab 23 di ruangan Dion
24 Bab 24 pengakuan
25 Bab 25 Suasana rumah
26 Bab 26 Selalu diremehkan
27 Bab 27 Emosi tak terkendali
28 Bab 28 aku bersamamu
29 Bab 29 bersama mertua
30 Bab 30 Fakta yang sesungguhnya
31 Bab 31 saling memaafkan
32 Bab 32 Kehangatan keluarga
33 Bab 33 drama kecil
34 Bab 34 Dia istriku
35 Bab 35 Skorsing
36 Bab 36 keluarga kecil
37 Bab 37 perasaan terpendam
38 Bab 38 Jawaban bijak
39 Bab 39 skin to skin
40 Bab 40 kembali bekerja
41 Bab 41 Kedatangan tak terduga
42 Bab 42 mulai mengusik
43 Bab 43 kecemburuan Shaka
44 Bab 44 Tanda Cinta
45 Bab 45 mencoba mencelakai
46 Bab 46 ciuman memabukkan
47 Bab 47 mengetahui fakta
48 Bab 48 jawaban yang ditunggu
49 Bab 49 Bisnis tersembunyi
50 Bab 50 tajir melintir
51 Bab 51 tak ada yang terlambat untuk jatuh cinta
52 Bab 52 ulang tahun Bella
53 Bab 53 Perjodohan di masa lalu
54 Bab 54 Harus tinggal seatap
55 Bab 55 Menyadarkan Shaka
56 Bab 56 sebuah keputusan
57 Bab 57 Cemburunya elegan
58 Bab 58 Rencana yang gagal
59 Bab 59 kecewa
60 Bab 60 salah paham
61 Bab 61 ketahuan biang keroknya
62 Bab 62 nasehat Shaka untuk Dion
63 Bab 63 terbongkar sudah
64 Bab 64 Saling mencinta, saling menjaga
65 Bab 65 bukan anak kandung
66 Bab 66 pengakuan Shaka
67 Bab 67 Hana kecelakaan
68 Bab 68 sudah saling nyaman
69 Bab 69 memutar balikkan fakta
70 Bab 70 mencari teman hidup
71 Bab 71 rencana jahat
72 Bab 72 Gagal
73 Bab 73 balasan setimpal
74 Bab 74 Musuh jadi saudara
75 Bab 75 di kampus bersama papa
76 Bab 76 sulit memaafkan
77 Bab 77 memaafkan dan ikhlas
78 Bab 78 obsesi tersembunyi
79 Bab 79 terhalang restu
80 Bab 80 berpikir positif
81 Bab 81 keluarga baru
82 Bab 82 jangan duakan aku
83 Bab 83 sambutan hangat
84 Bab 84 persiapan pernikahan
85 Bab 85 hari pernikahan
86 Bab 86 Dua pasang pengantin
87 Bab 87 pindah resort
88 Bab 88 menjaga kehormatan istri
89 Bab 89 melindungi Diana
90 Bab 90 gunjingan mahasiswa
91 Bab 91 jangan ganggu istriku
92 Bab 92 it's Ok
93 Bab 93 Masa lalu Bianca
94 Bab 94 akhirnya terbongkar sudah
95 Bab 95 suasana rumah
96 Bab 96 hamil
97 Bab 97 berbenah diri
98 Bab 98 kabar bahagia
99 Bab 99 istri serba bisa
100 Bab 100 Hasil kerja keras
101 Bab 101 hadiah terbaik
102 Bab 102 Badai rumah tangga
103 Bab 103 mulai terungkap dalangnya
104 Bab 104 mengungkap kebenaran
105 Bab 105 kabar baik
106 Bab 106 iri hati
107 Bab 107 Penyesalan Hana
108 Bab 108 Firasat buruk
109 Bab 109 ku mohon bertahanlah
110 Bab 110 doa seorang istri
111 Bab 111 sebuah keajaiban
112 Bab 112 penyelamat keluarga
113 Bab 113 Akhir kisah Antonio
114 Bab 114 belajar menghargai
115 Bab 115 ngidam mandi bareng
116 Bab 116 posesifnya Papa Dion
117 Bab 117 berita duka
118 Bab 118 tindakan tak terduga
119 Bab 119 berbanding terbalik
120 Bab 120 Gender reveal
121 Bab 121 insiden kecil
122 Bab 122 belajar dari kesalahan
123 Bab 123 berkunjung di rumah lama
124 Bab 124 perjuangan berat
125 Bab 125 keluarga terbaik (END)
126 Pengumuman Novel Baru
127 Karya Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 01 Hari pertama mengajar
2
Bab 02 Mahasiswa tengil
3
Bab 03 mulai timbul rasa
4
Bab 04 badmood to goodmood
5
Bab 05 perhatian untuk Syifa
6
Bab 06 Baru mengakui
7
Bab 07 merasa tersaingi
8
Bab 08 kesalah pahaman
9
Bab 09 keputusan akhir
10
Bab 10 ijab qabul
11
Bab 11 Status baru
12
Bab 12 Belum terbiasa
13
Bab 13 Ke rumah mertua
14
Bab 14 Papa Dion
15
Bab 15 godaan di kampus
16
Bab 16 hari yang penuh emosi
17
Bab 17 terjebak di gudang
18
Bab 18 Kesempatan dalam kesempitan
19
Bab 19 pacaran setelah menikah
20
Bab 20 Diratukan oleh suami
21
Bab 21 Tak terima
22
Bab 22 sisi lain Dion
23
Bab 23 di ruangan Dion
24
Bab 24 pengakuan
25
Bab 25 Suasana rumah
26
Bab 26 Selalu diremehkan
27
Bab 27 Emosi tak terkendali
28
Bab 28 aku bersamamu
29
Bab 29 bersama mertua
30
Bab 30 Fakta yang sesungguhnya
31
Bab 31 saling memaafkan
32
Bab 32 Kehangatan keluarga
33
Bab 33 drama kecil
34
Bab 34 Dia istriku
35
Bab 35 Skorsing
36
Bab 36 keluarga kecil
37
Bab 37 perasaan terpendam
38
Bab 38 Jawaban bijak
39
Bab 39 skin to skin
40
Bab 40 kembali bekerja
41
Bab 41 Kedatangan tak terduga
42
Bab 42 mulai mengusik
43
Bab 43 kecemburuan Shaka
44
Bab 44 Tanda Cinta
45
Bab 45 mencoba mencelakai
46
Bab 46 ciuman memabukkan
47
Bab 47 mengetahui fakta
48
Bab 48 jawaban yang ditunggu
49
Bab 49 Bisnis tersembunyi
50
Bab 50 tajir melintir
51
Bab 51 tak ada yang terlambat untuk jatuh cinta
52
Bab 52 ulang tahun Bella
53
Bab 53 Perjodohan di masa lalu
54
Bab 54 Harus tinggal seatap
55
Bab 55 Menyadarkan Shaka
56
Bab 56 sebuah keputusan
57
Bab 57 Cemburunya elegan
58
Bab 58 Rencana yang gagal
59
Bab 59 kecewa
60
Bab 60 salah paham
61
Bab 61 ketahuan biang keroknya
62
Bab 62 nasehat Shaka untuk Dion
63
Bab 63 terbongkar sudah
64
Bab 64 Saling mencinta, saling menjaga
65
Bab 65 bukan anak kandung
66
Bab 66 pengakuan Shaka
67
Bab 67 Hana kecelakaan
68
Bab 68 sudah saling nyaman
69
Bab 69 memutar balikkan fakta
70
Bab 70 mencari teman hidup
71
Bab 71 rencana jahat
72
Bab 72 Gagal
73
Bab 73 balasan setimpal
74
Bab 74 Musuh jadi saudara
75
Bab 75 di kampus bersama papa
76
Bab 76 sulit memaafkan
77
Bab 77 memaafkan dan ikhlas
78
Bab 78 obsesi tersembunyi
79
Bab 79 terhalang restu
80
Bab 80 berpikir positif
81
Bab 81 keluarga baru
82
Bab 82 jangan duakan aku
83
Bab 83 sambutan hangat
84
Bab 84 persiapan pernikahan
85
Bab 85 hari pernikahan
86
Bab 86 Dua pasang pengantin
87
Bab 87 pindah resort
88
Bab 88 menjaga kehormatan istri
89
Bab 89 melindungi Diana
90
Bab 90 gunjingan mahasiswa
91
Bab 91 jangan ganggu istriku
92
Bab 92 it's Ok
93
Bab 93 Masa lalu Bianca
94
Bab 94 akhirnya terbongkar sudah
95
Bab 95 suasana rumah
96
Bab 96 hamil
97
Bab 97 berbenah diri
98
Bab 98 kabar bahagia
99
Bab 99 istri serba bisa
100
Bab 100 Hasil kerja keras
101
Bab 101 hadiah terbaik
102
Bab 102 Badai rumah tangga
103
Bab 103 mulai terungkap dalangnya
104
Bab 104 mengungkap kebenaran
105
Bab 105 kabar baik
106
Bab 106 iri hati
107
Bab 107 Penyesalan Hana
108
Bab 108 Firasat buruk
109
Bab 109 ku mohon bertahanlah
110
Bab 110 doa seorang istri
111
Bab 111 sebuah keajaiban
112
Bab 112 penyelamat keluarga
113
Bab 113 Akhir kisah Antonio
114
Bab 114 belajar menghargai
115
Bab 115 ngidam mandi bareng
116
Bab 116 posesifnya Papa Dion
117
Bab 117 berita duka
118
Bab 118 tindakan tak terduga
119
Bab 119 berbanding terbalik
120
Bab 120 Gender reveal
121
Bab 121 insiden kecil
122
Bab 122 belajar dari kesalahan
123
Bab 123 berkunjung di rumah lama
124
Bab 124 perjuangan berat
125
Bab 125 keluarga terbaik (END)
126
Pengumuman Novel Baru
127
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!