Bab 14 Papa Dion

Syifa sedikit bingung dan terkejut melihat sikap Dion yang tampak berbeda. Wajahnya yang serius serta tatapannya yang tajam membuat Syifa menjadi ciut.

Dion pun langsung mengajak Syifa masuk ke dalam kamarnya. Dimana Bella tengah tertidur pulas di atas ranjangnya. Dion langsung mengunci kamar itu.

"Dion maaf, aku tadi.. Aku cuma mau ini, ada telepon di hp kamu." ujar Syifa sedikit terbata.

Dion pun meraih ponselnya dari tangan Syifa. Dia berjalan menuju balkon kamarnya dan tampak menelepon seseorang.

Syifa yang serba salah kini duduk pasrah di pinggiran ranjang sembari menunggu Dion. Dia jadi merasa tidak enak sendiri kepada Dion.

Sambil menunggu Syifa mengedarkan pandangannya mengamati kamar Dion yang luas. dominasi warna abu-abu dan navy membuat ruangan itu terkesan maskulin.

Saat melihat nakas dia menangkap sebuah foto dimana Dion yang sepertinya masih kecil dipangku oleh seorang perempuan. Tapi perempuan itu bukanlah Rina, ibu mertuanya.

Beberapa saat kemudian Dion tampak berjalan mendekati Syifa. Dia duduk di samping Syifa sambil menunduk.

"Maaf Syifa. Ini pertama kalinya aku membawamu ke rumah ini. Ya beginilah kami. Tidak pernah ada kecocokan. Aku tidak pernah bisa akur dengan Papa. Dia selalu memaksaku melakukan apa yang dia kehendaki. Tak pernah menerima pendapatku." ujar Dion dengan nada sedikit kesal.

"Dan soal mama, maaf aku memang belum bisa akrab dengannya. Dia adalah ibu tiriku. Aku tahu dia baik kepadaku tapi tetap saja dia ibu tiriku dan rasanya canggung saja untuk memulainya." ujar Dion dengan wajahnya yang tertunduk.

Syifa pun akhirnya tahu penyebab Dion yang selama ini tampak tak dekat dengan orang tuanya.

Dion pun juga menceritakan tentang ibu kandungnya yang meninggal saat dia masih berusia tujuh tahun.

Saat ibunya sakit-sakitan Dion sering melihat Wira, papanya membawa Rina pulang ke rumah. Dimana saat itu Rina berstatus sebagai sekretaris Wira di kantor.

Dion yakin bahwa mereka sedang memiliki hubungan spesial. Terbukti setelah seratus hari meninggalnya ibu kandung Dion. Wira dan Rina langsung menikah.

"Dion, aku tahu semua yang kamu lalui itu tidak mudah. Tapi semua yang telah terjadi kita tak bisa mengubahnya. Kita hanya bisa memperbaikinya pelan-pelan. Aku nggak maksa buat kamu harus baikan sama papa atau mama sekarang ini. Tapi aku yakin keadaan akan membaik suatu saat nanti." Syifa mengusap lembut tangan Dion.

Dan terbukti hal itu perlahan membuat Dion merasa nyaman. Pelan-pelan emosinya mulai memudar.

Dion menatap wajah Syifa. manik mata berwarna coklat itu tampak begitu indah. Seolah menarik Dion untuk terus menjelajahinya.

Perlahan Dion mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Syifa. Dia tak mampu membendung perasaan membuncah ini.

Sementara Syifa yang sadar pergerakan Dion pun hanya bisa panik dalam hati. Fia bingung bagaimana cara menghindarinya. Syifa belum siap untuk itu.

Namun tiba-tiba suara Bella menangis cukup keras hingga membuat aktivitas Dion terhenti.

"Bella, kamu sudah bangun sayang?" cepat-cepat Syifa menghampiri Bella yang sedang menangis.

Bayi itu menangis sembari meracau. Meski belum terlalu jelas namun Syifa tahu maksudnya.

"Bella mau ***** Mama?" perkataan Syifa sontak langsung membulatkan mata Dion.

Syifa naik ke atas ranjang kemudian tidur miring membelakangi Dion. Dia sudah mengambil posisi yang pas untuk menyusui Bella.

Sementara Dion masih duduk tak bergeming. Dia baru saja hendak menoleh nun langsung saja mendapat ultimatum dari Syifa.

"Dion, nggak boleh ngintip. Tetep hadap sana jangan noleh." ujar Syifa.

Dion pun hanya bisa pasrah dengan permintaan Syifa. Tapi pria itu tiba-tiba merebahkan dirinya di atas ranjang berdampingan dengan Syifa.

Meski posisinya sekarang miring membelakangi Syifa namun pikirannya sedang membayangkan sesuatu dengan Syifa.

Jika saja dia berani ingin sekali saat ini menarik tubuh Syifa agar menghadap dirinya. Namun Dion tahu diri dia tak mungkin kurang ajar menggoda Syifa.

Akhirnya Dion pun memilih memejamkan matanya daripada terus memikirkan hal yang tidak-tidak.

Setelah beberapa saat lamanya akhirnya Bella kembali tertidur, begitu pula dengan Dion yang tampaknya sudah pulas.

Syifa memandangi sejenak wajah tampan Dion yang tengah tertidur. Syifa selalu terpana oleh pesona pria itu. Pantas saja banyak sekali gadis-gadis tergoda oleh Dion di kampus.

Memikirkan hal itu membuat dada Syifa kembali berdebar kencang. Tak ingin dirinya semakin salah tingkah akhirnya Syifa memutuskan untuk keluar daei kamar tersebut.

Syifa berjalan menyusuri setiap ruangan di rumah itu untuk mengusir kebosanan. Dia memperhatikan setiap detail interior kediaman mertuanya yang tampak begitu mewah.

Bisa dibilang hidup Dion begitu berkecukupan. Kekayaan keluarga Dion memang sangat jauh berada diatas keluarga Syifa.

Ayah Dion merupakan pekerja keras maka tak salah mereka bisa menikmati fasilitas sebagus ini. Namun dibalik itu semua Dion tampaknya tak begitu dekat dengan kedua orang tuanya.

Tiba-tiba Syifa mendengar sesuatu gaduh di dapur. Dia pun menghampirinya karena penasaran.

Tampak Rina, ibu mertuanya itu sibuk membuat sesuatu.

"Ma, mama sedang apa?" tanya Syifa.

"Eh Syifa, ini mama lagi eksperimen bikin cheesecake." ujar Rina.

"Boleh Syifa bantu Ma?" Syifa menawarkan diri.

"Jangan nanti ngerepotin kamu sayang, Bella sama Dion kemana?"

"nggak kok Ma, Syifa lagi nyantai aja. Dion sama Bella lagi tidur pules mereka. Jadi Syifa nggak punya teman." ujar Syifa.

"Yaudah, boleh deh sini kalau bantuin Mama." ujar Rina.

Syifa pun tampak antusias sekali membantu ibu mertuanya. Mereka cepat akrab sebab keduanya tampak sama-sama membuka diri. Bahkan Rina begitu senang dengan keberadaan Syifa. Hingga akhirnya kue yang mereka buat pun sudah matang.

"Syifa coba kamu cicipi ini. Hasil kue pertama kita." ujar Rina sembari menyodorkan sepotong kue yang berwarna kuning terang itu.

Syifa pun langsung mencicipinya.

"Ma, enak banget ini lembut sama rasanya begitu pas. Nggak salah sama cheesecake yang dijual-jual di mall." puji Syifa.

Rina pun tampak begitu senang. Melihat antusias Syifa, dia berharap kehadiran Syifa mampu menyatukan dirinya dengan putra sambungnya. Ingin sekali dia meluruskan semuanya agar Dion tak menganggapnya sebelah mata.

Sibuk berkutat di dapur membuat Syifa lupa akan Bella. Dia bergegas menuju kamar Dion untuk memeriksa Bella. Dia takut anaknya itu terbangun dan rewel.

Saat dia membuka pintu kamar Syifa melihat Dion dan Bella sudah bangun.

Dan yang membuat Syifa terkejut adalah keadaan putrinya yang telah berganti pakaian.

"Loh, Bella kok udah ganti baju?" tanya Syifa keheranan.

"iya tadi dia pup. Terus badannya berkeringat jadi aku seka dan gantiin bajunya." ujar Dion.

Syifa yang tak percaya pun langsung memeriksa tubuh Bella. Dia melihat tubuh bayinya itu sudah bersih dan wangi.

"Dion kamu nggak jijik bersihin pupnya Bella?" tanya Syifa tak percaya.

"Kenapa harus jijik? Terus aku biarin dia nangis dengan badannya yang kotor gitu?" ujar Dion santai.

Dia pun memperhatikan kaos yang dikenakan Dion terdapat beberapa sisi yang basah. Sepertinya terkena cipratan saat memandikan Bella.

Syifa pun langsung tersenyum melihat keadaan putrinya yang sudah cantik dan wangi. Tak disangka Dion mau merawat putri kecilnya tanpa ragu.

Bahkan Dion begitu detail memakaikan minyak telon dan lotion ke tubuh Bella. Rambut bayi itu juga tampak sudah disisir rapi.

"Dion, makasih ya. Sudah mau merawat Bella." ujar Syifa dengan tulus.

Dion pun hanya menjawabnya dengan anggukan yang disertai senyuman.

"Bella sayang, anak cantiknya Mama, pinter ya tadi mau dimandiin sama Papa Dion?" ucapan Syifa yang menyebut kata 'papa' untuk Dion nyatanya berhasil membuat Dion semakin membuncah hatinya.

...****************...

Terpopuler

Comments

Alensa Talakua Telussa Alensa

Alensa Talakua Telussa Alensa

semoga aja Dion SMA Syifa langgeng smpe Oma opa dan gk di ganggu SMA si rangga

2024-01-25

0

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

ini Dion gak punya sodara tiri kah ? maksdnya anak Wira dan rina

2023-10-02

6

nuraeinieni

nuraeinieni

sabar ya dion,,,,,nanti jg yg kau bayangkan jd kenyataan

2023-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 Hari pertama mengajar
2 Bab 02 Mahasiswa tengil
3 Bab 03 mulai timbul rasa
4 Bab 04 badmood to goodmood
5 Bab 05 perhatian untuk Syifa
6 Bab 06 Baru mengakui
7 Bab 07 merasa tersaingi
8 Bab 08 kesalah pahaman
9 Bab 09 keputusan akhir
10 Bab 10 ijab qabul
11 Bab 11 Status baru
12 Bab 12 Belum terbiasa
13 Bab 13 Ke rumah mertua
14 Bab 14 Papa Dion
15 Bab 15 godaan di kampus
16 Bab 16 hari yang penuh emosi
17 Bab 17 terjebak di gudang
18 Bab 18 Kesempatan dalam kesempitan
19 Bab 19 pacaran setelah menikah
20 Bab 20 Diratukan oleh suami
21 Bab 21 Tak terima
22 Bab 22 sisi lain Dion
23 Bab 23 di ruangan Dion
24 Bab 24 pengakuan
25 Bab 25 Suasana rumah
26 Bab 26 Selalu diremehkan
27 Bab 27 Emosi tak terkendali
28 Bab 28 aku bersamamu
29 Bab 29 bersama mertua
30 Bab 30 Fakta yang sesungguhnya
31 Bab 31 saling memaafkan
32 Bab 32 Kehangatan keluarga
33 Bab 33 drama kecil
34 Bab 34 Dia istriku
35 Bab 35 Skorsing
36 Bab 36 keluarga kecil
37 Bab 37 perasaan terpendam
38 Bab 38 Jawaban bijak
39 Bab 39 skin to skin
40 Bab 40 kembali bekerja
41 Bab 41 Kedatangan tak terduga
42 Bab 42 mulai mengusik
43 Bab 43 kecemburuan Shaka
44 Bab 44 Tanda Cinta
45 Bab 45 mencoba mencelakai
46 Bab 46 ciuman memabukkan
47 Bab 47 mengetahui fakta
48 Bab 48 jawaban yang ditunggu
49 Bab 49 Bisnis tersembunyi
50 Bab 50 tajir melintir
51 Bab 51 tak ada yang terlambat untuk jatuh cinta
52 Bab 52 ulang tahun Bella
53 Bab 53 Perjodohan di masa lalu
54 Bab 54 Harus tinggal seatap
55 Bab 55 Menyadarkan Shaka
56 Bab 56 sebuah keputusan
57 Bab 57 Cemburunya elegan
58 Bab 58 Rencana yang gagal
59 Bab 59 kecewa
60 Bab 60 salah paham
61 Bab 61 ketahuan biang keroknya
62 Bab 62 nasehat Shaka untuk Dion
63 Bab 63 terbongkar sudah
64 Bab 64 Saling mencinta, saling menjaga
65 Bab 65 bukan anak kandung
66 Bab 66 pengakuan Shaka
67 Bab 67 Hana kecelakaan
68 Bab 68 sudah saling nyaman
69 Bab 69 memutar balikkan fakta
70 Bab 70 mencari teman hidup
71 Bab 71 rencana jahat
72 Bab 72 Gagal
73 Bab 73 balasan setimpal
74 Bab 74 Musuh jadi saudara
75 Bab 75 di kampus bersama papa
76 Bab 76 sulit memaafkan
77 Bab 77 memaafkan dan ikhlas
78 Bab 78 obsesi tersembunyi
79 Bab 79 terhalang restu
80 Bab 80 berpikir positif
81 Bab 81 keluarga baru
82 Bab 82 jangan duakan aku
83 Bab 83 sambutan hangat
84 Bab 84 persiapan pernikahan
85 Bab 85 hari pernikahan
86 Bab 86 Dua pasang pengantin
87 Bab 87 pindah resort
88 Bab 88 menjaga kehormatan istri
89 Bab 89 melindungi Diana
90 Bab 90 gunjingan mahasiswa
91 Bab 91 jangan ganggu istriku
92 Bab 92 it's Ok
93 Bab 93 Masa lalu Bianca
94 Bab 94 akhirnya terbongkar sudah
95 Bab 95 suasana rumah
96 Bab 96 hamil
97 Bab 97 berbenah diri
98 Bab 98 kabar bahagia
99 Bab 99 istri serba bisa
100 Bab 100 Hasil kerja keras
101 Bab 101 hadiah terbaik
102 Bab 102 Badai rumah tangga
103 Bab 103 mulai terungkap dalangnya
104 Bab 104 mengungkap kebenaran
105 Bab 105 kabar baik
106 Bab 106 iri hati
107 Bab 107 Penyesalan Hana
108 Bab 108 Firasat buruk
109 Bab 109 ku mohon bertahanlah
110 Bab 110 doa seorang istri
111 Bab 111 sebuah keajaiban
112 Bab 112 penyelamat keluarga
113 Bab 113 Akhir kisah Antonio
114 Bab 114 belajar menghargai
115 Bab 115 ngidam mandi bareng
116 Bab 116 posesifnya Papa Dion
117 Bab 117 berita duka
118 Bab 118 tindakan tak terduga
119 Bab 119 berbanding terbalik
120 Bab 120 Gender reveal
121 Bab 121 insiden kecil
122 Bab 122 belajar dari kesalahan
123 Bab 123 berkunjung di rumah lama
124 Bab 124 perjuangan berat
125 Bab 125 keluarga terbaik (END)
126 Pengumuman Novel Baru
127 Karya Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 01 Hari pertama mengajar
2
Bab 02 Mahasiswa tengil
3
Bab 03 mulai timbul rasa
4
Bab 04 badmood to goodmood
5
Bab 05 perhatian untuk Syifa
6
Bab 06 Baru mengakui
7
Bab 07 merasa tersaingi
8
Bab 08 kesalah pahaman
9
Bab 09 keputusan akhir
10
Bab 10 ijab qabul
11
Bab 11 Status baru
12
Bab 12 Belum terbiasa
13
Bab 13 Ke rumah mertua
14
Bab 14 Papa Dion
15
Bab 15 godaan di kampus
16
Bab 16 hari yang penuh emosi
17
Bab 17 terjebak di gudang
18
Bab 18 Kesempatan dalam kesempitan
19
Bab 19 pacaran setelah menikah
20
Bab 20 Diratukan oleh suami
21
Bab 21 Tak terima
22
Bab 22 sisi lain Dion
23
Bab 23 di ruangan Dion
24
Bab 24 pengakuan
25
Bab 25 Suasana rumah
26
Bab 26 Selalu diremehkan
27
Bab 27 Emosi tak terkendali
28
Bab 28 aku bersamamu
29
Bab 29 bersama mertua
30
Bab 30 Fakta yang sesungguhnya
31
Bab 31 saling memaafkan
32
Bab 32 Kehangatan keluarga
33
Bab 33 drama kecil
34
Bab 34 Dia istriku
35
Bab 35 Skorsing
36
Bab 36 keluarga kecil
37
Bab 37 perasaan terpendam
38
Bab 38 Jawaban bijak
39
Bab 39 skin to skin
40
Bab 40 kembali bekerja
41
Bab 41 Kedatangan tak terduga
42
Bab 42 mulai mengusik
43
Bab 43 kecemburuan Shaka
44
Bab 44 Tanda Cinta
45
Bab 45 mencoba mencelakai
46
Bab 46 ciuman memabukkan
47
Bab 47 mengetahui fakta
48
Bab 48 jawaban yang ditunggu
49
Bab 49 Bisnis tersembunyi
50
Bab 50 tajir melintir
51
Bab 51 tak ada yang terlambat untuk jatuh cinta
52
Bab 52 ulang tahun Bella
53
Bab 53 Perjodohan di masa lalu
54
Bab 54 Harus tinggal seatap
55
Bab 55 Menyadarkan Shaka
56
Bab 56 sebuah keputusan
57
Bab 57 Cemburunya elegan
58
Bab 58 Rencana yang gagal
59
Bab 59 kecewa
60
Bab 60 salah paham
61
Bab 61 ketahuan biang keroknya
62
Bab 62 nasehat Shaka untuk Dion
63
Bab 63 terbongkar sudah
64
Bab 64 Saling mencinta, saling menjaga
65
Bab 65 bukan anak kandung
66
Bab 66 pengakuan Shaka
67
Bab 67 Hana kecelakaan
68
Bab 68 sudah saling nyaman
69
Bab 69 memutar balikkan fakta
70
Bab 70 mencari teman hidup
71
Bab 71 rencana jahat
72
Bab 72 Gagal
73
Bab 73 balasan setimpal
74
Bab 74 Musuh jadi saudara
75
Bab 75 di kampus bersama papa
76
Bab 76 sulit memaafkan
77
Bab 77 memaafkan dan ikhlas
78
Bab 78 obsesi tersembunyi
79
Bab 79 terhalang restu
80
Bab 80 berpikir positif
81
Bab 81 keluarga baru
82
Bab 82 jangan duakan aku
83
Bab 83 sambutan hangat
84
Bab 84 persiapan pernikahan
85
Bab 85 hari pernikahan
86
Bab 86 Dua pasang pengantin
87
Bab 87 pindah resort
88
Bab 88 menjaga kehormatan istri
89
Bab 89 melindungi Diana
90
Bab 90 gunjingan mahasiswa
91
Bab 91 jangan ganggu istriku
92
Bab 92 it's Ok
93
Bab 93 Masa lalu Bianca
94
Bab 94 akhirnya terbongkar sudah
95
Bab 95 suasana rumah
96
Bab 96 hamil
97
Bab 97 berbenah diri
98
Bab 98 kabar bahagia
99
Bab 99 istri serba bisa
100
Bab 100 Hasil kerja keras
101
Bab 101 hadiah terbaik
102
Bab 102 Badai rumah tangga
103
Bab 103 mulai terungkap dalangnya
104
Bab 104 mengungkap kebenaran
105
Bab 105 kabar baik
106
Bab 106 iri hati
107
Bab 107 Penyesalan Hana
108
Bab 108 Firasat buruk
109
Bab 109 ku mohon bertahanlah
110
Bab 110 doa seorang istri
111
Bab 111 sebuah keajaiban
112
Bab 112 penyelamat keluarga
113
Bab 113 Akhir kisah Antonio
114
Bab 114 belajar menghargai
115
Bab 115 ngidam mandi bareng
116
Bab 116 posesifnya Papa Dion
117
Bab 117 berita duka
118
Bab 118 tindakan tak terduga
119
Bab 119 berbanding terbalik
120
Bab 120 Gender reveal
121
Bab 121 insiden kecil
122
Bab 122 belajar dari kesalahan
123
Bab 123 berkunjung di rumah lama
124
Bab 124 perjuangan berat
125
Bab 125 keluarga terbaik (END)
126
Pengumuman Novel Baru
127
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!