Bab 18 Kesempatan dalam kesempitan

Syifa benar-benar sudah tidak kuat lagi rasanya. Dadanya begitu sakit bahkan untuk bernafas saja terasa nyeri.

Tapi dia tidak mungkin mengatakan hal ini kepada Dion. Dia malu. Meski Dion suaminya namun Syifa masih canggung apalagi harus 'minta tolong' untuk hal ini.

Sementara Dion yang semula menganggap Syifa hanya khawatir pun mulai menyadari ada yang tidak beres dengan istrinya.

Buktinya Syifa berulang kali tampak meringis kesakitan juga keringat mengucur di keningnya padahal saat ini hawa cukup dingin.

"Syifa, are you okay?" tanya Dion khawatir.

Dion mengelap keringat Syifa yang semakin banyak bahkan dia melihat bibirnya mulai pucat.

"Syifa kamu sakit?" tanya Dion lagi.

"S-sakit Dion." suara Syifa bahkan terdengar menahan sakit.

"Sakit? Mananya yang sakit? Kamu nggak demam deh. Apa ada yang luka?" Dion pun mulai panik.

Syifa menggigit bibirnya sendiri. Dia begitu dilema apakah mengatakannya kepada Dion atau tidak. Tapi rasa sakitnya semakin menjadi hingga akhirnya Syifa terpaksa memberitahu Dion.

"D-dada aku sakit, ASI nya penuh dan aku lupa tidak memompanya. Alat pompanya juga ketinggalan." keluh Syifa.

"Aduh, bagaimana ini?" Dion pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena kebingungan sendiri.

"Dion, nggak kuat rasanya mau meledak." rengek Syifa lagi.

Dion semakin panik. Dia bahkan tidak bisa membayangkan tubuh Syifa meledak karena tidak kuat menampung ASI. Meski setau dia belum ada kasus seperti itu.

"Iya iya sabar ya.. aku harus bagaimana ini?" tanya Dion.

"K-kamu mau bantu mengeluarkannya? please Dion." ucap Syifa dengan memohon.

Mau tidak mau Dion pun menyanggupi permintaan Syifa meski dia sendiri bingung bagaimana caranya.

Dion sempat berpikir sejenak membayangkan dirinya yang dulu pernah memerah sapi, tapi ini Syifa. Istrinya bukan sapi.

Saat Dion menoleh ke arah Syifa dia benar-benar terkejut ketika wanita itu sudah membuka kemejanya.

Tampak gundukan kenyal di dada Syifa yang begitu besar dan padat. Hanya terbungkus bra cream yang tampak tengahnya sudah basah.

Lantas Syifa mengeluarkan sebagian miliknya yang kanan membuat Dion semakin membulatkan netranya. Tak menyangka bahwa sesuatu yang selalu menjadi khayalan Dion kini terpampang nyata di hadapannya.

"Ayo Dion buruan. " pinta Syifa.

Sebelum itu Syifa meminta sebuah botol yang kebetulan ada botol air mineral milik Dion yang sudah habis.

Akhirnya Dion memberanikan dirinya untuk memegang dada Syifa.

"Aww... Sakit Dion. Jangan ditekan." jerit Syifa saat Dion menekan dadanya.

"Terus gimana?" Dion mulai frustasi.

"D-dihi-sap Dion. P-pakai mulut." ucap Syifa gemetar. Sungguh ini sangat memalukan bagi Syifa tapi tak ada pilihan lain.

Akhirnya Dion pun menyanggupinya meski sebenarnya dia sangat grogi. Pertama kalinya dia melakukan hal ini selain pada ibunya saat bayi dulu.

Dion mendekatkan mulutnya dan mulai menghisapnya. Dia merasakan sebuah cairan yang terasa manis bercampur gurih dan ada rasa yang entah bingung untuk dijelaskan. Tapi anehnya Dion begitu menikmati hingga tak sadar hisapannya terlalu kuat.

"Dion jangan kuat-kuat. Sakit.." omel Syifa.

"Dan jangan ditelan, kamu suamiku bukan anakku." ujar Syifa.

Ada rasa bangga ketika Dion mendengar Syifa mengatakan secara langsung bahwa dia adalah suaminya.

Dion tersadar seketika dan melepaskan hisapannya. Dia mengeluarkan cairan itu ke dalam botol.

Kemudian mengulanginya lagi karena milik Syifa sepertinya masih terasa penuh.

Saat menghisapnya diam-diam Dion melirik wajah Syifa yang sedikit mendongak memejamkan mata. Bibirnya sedikit terbuka membuatnya semakin terlihat sexy.

Apalagi aktivitas Dion ini benar-benar menguji adrenalinnya. Sebagai pria normal tentu tidak mungkin jika tak terpancing.

Dion sekuat tenaga menahan gejolak nafsu yang ada dalam dirinya. Tanpa sadar miliknya sudah mulai tegang dan terasa sesak di bawah sana.

Tapi Dion masih bisa mengontrol dirinya. Buktinya dia masih melakukan perintah Syifa dengan benar.

Selesai dengan bagian kanan kini Dion mulai mengeluarkan sendiri milik Syifa yang kiri.

Dion benar-benar dibuat kagum saat melihat keduanya yang tampak sangat 'menggoda'.

Dengan gemas Dion mulai melahapnya dan menghisap sampai pekerjaan itu tuntas. Tampak Syifa sudah tidak mengerang kesakitan. Sepertinya beban berat yang dia bawa di dadanya sudah mulai berkurang.

Sebab ASI yang dikeluarkan cukup banyak hingga hampir penuh dalam botol tersebut.

Namun saat Syifa hendak membenarkan pakaiannya tiba-tiba Dion kembali menghisap miliknya. Namun bukannya menghisap justru lidah Dion mulai memainkannya dengan nakal.

Syifa sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Dion.

"D-Dion.. Kamu ngapain?" Syifa yang merasa kegelian mulai memprotes Dion.

Namun bukannya berhenti justru Dion tetap melakukannya. Bahkan Dion mulai mengecupi sekitar dada Syifa. Tangannya pun tak mau menganggur. Dia meraih milik Syifa dan meremasnya dengan gemas.

"H-hentikan Dion.. Aahh.." Syifa mulai tak bisa mengontrol dirinya hingga tanpa sadar mengeluarkan suara aneh dari mulutnya.

Syifa yang mulai terbuai kini meremas rambut Dion. Tanpa sadar dia semakin menekan kepala Dion.

Dion melepaskan mulutnya dari dada Syifa kemudian menatap wajah wanita itu dengan tatapan sayu.

"Syifa, aku pria normal. Aku tidak tahan seperti ini. Boleh ya.." ucap Dion pelan.

Syifa pun mengerti maksud Dion. Entah keberanian atau memang dia sendiri sudah mulai dikuasai nafsu maka tanpa sadar Syifa punengangguk pasrah.

Dion semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Syifa. Tanpa diduga justru Syifa yang lebih dulu menyambar bibirnya.

Keduanya saling berbalas ciuman. Dion sudah sangat terbuai dengan Syifa pun mulai memundurkan jok mobilnya dan mengungkung tubuh Syifa. Dia juga mengatur kursi Syifa lebih rendah menjadikan dia sedikit merebah.

Perlahan tangan Dion mulai merabai tubuh Syifa. Menyingkap roknya dan membelai pangkal pahanya. Syifa pun mulai mengerang saat menerima rangsangan dari Dion hingga tak sadar pantiesnya sudah terlepas.

Dion mulai membuka celana dan mengeluarkan miliknya yang sudah sangat tegang. Menggeseknya kepada milik Syifa yang sudah sangat basah.

Sebelum itu dia terlebih dahulu meminta ijin Syifa lagi. Dia tak ingin ada unsur pemaksaan dalam berhubungan.

Setelah Syifa menyetujui dia pun perlahan mulai melakukannya. Agak grogi sebab ini adalah kali pertama untuk Dion.

Setelah beberapa saat mencobanya akhirnya Dion berhasil. Sungguh rasa yang luar biasa bagi Dion.

"Milikmu sempit sekali Syifa." bisik Dion sembari menggerakkan tubuhnya paerlahan.

Syifa hanya bisa merem melek merasakan tubuhnya yang rasanya luar biasa nikmat. Sudah lama sekali dia tak melakukannya sehingga awal-awal dia sempat merasakan sakit.

Perlahan Dion mulai memacu tubuhnya. Mengikuti naluri yang ada di otaknya. Kini yang ada hanyalah rasa nikmat bagi keduanya.

Tak terasa Syifa dan Dion hampir mencapai puncaknya. Syifa mulai meracau sementara Dion semakin memacu dirinya.

Hingga akhirnya mereka melakukan pelepasan bersama. Nafas Syifa dan Dion pun bersahut-sahutan. Keringat membasahi seluruh tubuhnya.

Dion merasakan lega yang luar biasa. Dia menyeka lembut keringat di wajah Syifa kemudian mengecupinya. Hatinya terasa membuncah bahagia. Akhirnya dia bisa melaksanakan tugasnya sebagai seorang suami.

"i love you, Syifa." ucap Dion sambil mengecup bibirnya lembut.

"I love you too, Dion." Syifa membalas kecupan Dion.

Setelah beberapa saat beristirahat mereka pun memakai pakaiannya lagi. Keduanya tampak saling memandang kemudian entah siapa yang memulainya Dion dan Syifa pun sama-sama tertawa.

Mereka tidak menyangka bahwa kegiatan panas ini justru pertama kali dilakukan di mobil.

Sementara di luar hujan sudah mulai sedikit mereda. Serta pohon di depan juga sudah mulai dievakuasi.

Saat Dion hendak menjalankan mobilnya tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Rupanya Mama Vera yang menelepon. Dion menunjukkan ponselnya kepada Syifa sebelum mengangkatnya.

"Halo, ada apa Ma?" tanya Dion.

"Dion, kamu lagi dimana? Tadi Mama telepon Syifa tidak bisa." ujar Mama Vera.

Dion sengaja meloudspeaker teleponnya agar Syifa bisa mendengar.

"Syifa bersamaku Ma, ada apa?" tanya Dion lagi.

"Begini Dion, Mama sama Papa ada acara selama tiga hari ke luar kota. Sekalian Mama ajak Bella. Bi Ida juga tadi pagi sudah pulang kampung. Jadi kalian jaga rumah ya." ujar Mama Vera.

Dion seketika membulatkan matanya. Dia tersenyum smirk.

"Baik Ma, Mama hati-hati dijalan. Semoga lancar acaranya." ujar Dion kemudian menutup teleponnya.

Tatapan Dion beralih kepada Syifa. Rupanya istrinya itu sedang sibuk merapikan pakaiannya.

"Tidak usah dirapikan sayang, malam ini kita bebas bersenang-senang di rumah."

...****************...

Terpopuler

Comments

Fransiska Widyanti

Fransiska Widyanti

wah...wah...Dion ketiban rejeki nomplok

2024-02-10

0

Rita Novrita

Rita Novrita

omg..

2024-01-15

0

sherly

sherly

OMG thor

2024-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 Hari pertama mengajar
2 Bab 02 Mahasiswa tengil
3 Bab 03 mulai timbul rasa
4 Bab 04 badmood to goodmood
5 Bab 05 perhatian untuk Syifa
6 Bab 06 Baru mengakui
7 Bab 07 merasa tersaingi
8 Bab 08 kesalah pahaman
9 Bab 09 keputusan akhir
10 Bab 10 ijab qabul
11 Bab 11 Status baru
12 Bab 12 Belum terbiasa
13 Bab 13 Ke rumah mertua
14 Bab 14 Papa Dion
15 Bab 15 godaan di kampus
16 Bab 16 hari yang penuh emosi
17 Bab 17 terjebak di gudang
18 Bab 18 Kesempatan dalam kesempitan
19 Bab 19 pacaran setelah menikah
20 Bab 20 Diratukan oleh suami
21 Bab 21 Tak terima
22 Bab 22 sisi lain Dion
23 Bab 23 di ruangan Dion
24 Bab 24 pengakuan
25 Bab 25 Suasana rumah
26 Bab 26 Selalu diremehkan
27 Bab 27 Emosi tak terkendali
28 Bab 28 aku bersamamu
29 Bab 29 bersama mertua
30 Bab 30 Fakta yang sesungguhnya
31 Bab 31 saling memaafkan
32 Bab 32 Kehangatan keluarga
33 Bab 33 drama kecil
34 Bab 34 Dia istriku
35 Bab 35 Skorsing
36 Bab 36 keluarga kecil
37 Bab 37 perasaan terpendam
38 Bab 38 Jawaban bijak
39 Bab 39 skin to skin
40 Bab 40 kembali bekerja
41 Bab 41 Kedatangan tak terduga
42 Bab 42 mulai mengusik
43 Bab 43 kecemburuan Shaka
44 Bab 44 Tanda Cinta
45 Bab 45 mencoba mencelakai
46 Bab 46 ciuman memabukkan
47 Bab 47 mengetahui fakta
48 Bab 48 jawaban yang ditunggu
49 Bab 49 Bisnis tersembunyi
50 Bab 50 tajir melintir
51 Bab 51 tak ada yang terlambat untuk jatuh cinta
52 Bab 52 ulang tahun Bella
53 Bab 53 Perjodohan di masa lalu
54 Bab 54 Harus tinggal seatap
55 Bab 55 Menyadarkan Shaka
56 Bab 56 sebuah keputusan
57 Bab 57 Cemburunya elegan
58 Bab 58 Rencana yang gagal
59 Bab 59 kecewa
60 Bab 60 salah paham
61 Bab 61 ketahuan biang keroknya
62 Bab 62 nasehat Shaka untuk Dion
63 Bab 63 terbongkar sudah
64 Bab 64 Saling mencinta, saling menjaga
65 Bab 65 bukan anak kandung
66 Bab 66 pengakuan Shaka
67 Bab 67 Hana kecelakaan
68 Bab 68 sudah saling nyaman
69 Bab 69 memutar balikkan fakta
70 Bab 70 mencari teman hidup
71 Bab 71 rencana jahat
72 Bab 72 Gagal
73 Bab 73 balasan setimpal
74 Bab 74 Musuh jadi saudara
75 Bab 75 di kampus bersama papa
76 Bab 76 sulit memaafkan
77 Bab 77 memaafkan dan ikhlas
78 Bab 78 obsesi tersembunyi
79 Bab 79 terhalang restu
80 Bab 80 berpikir positif
81 Bab 81 keluarga baru
82 Bab 82 jangan duakan aku
83 Bab 83 sambutan hangat
84 Bab 84 persiapan pernikahan
85 Bab 85 hari pernikahan
86 Bab 86 Dua pasang pengantin
87 Bab 87 pindah resort
88 Bab 88 menjaga kehormatan istri
89 Bab 89 melindungi Diana
90 Bab 90 gunjingan mahasiswa
91 Bab 91 jangan ganggu istriku
92 Bab 92 it's Ok
93 Bab 93 Masa lalu Bianca
94 Bab 94 akhirnya terbongkar sudah
95 Bab 95 suasana rumah
96 Bab 96 hamil
97 Bab 97 berbenah diri
98 Bab 98 kabar bahagia
99 Bab 99 istri serba bisa
100 Bab 100 Hasil kerja keras
101 Bab 101 hadiah terbaik
102 Bab 102 Badai rumah tangga
103 Bab 103 mulai terungkap dalangnya
104 Bab 104 mengungkap kebenaran
105 Bab 105 kabar baik
106 Bab 106 iri hati
107 Bab 107 Penyesalan Hana
108 Bab 108 Firasat buruk
109 Bab 109 ku mohon bertahanlah
110 Bab 110 doa seorang istri
111 Bab 111 sebuah keajaiban
112 Bab 112 penyelamat keluarga
113 Bab 113 Akhir kisah Antonio
114 Bab 114 belajar menghargai
115 Bab 115 ngidam mandi bareng
116 Bab 116 posesifnya Papa Dion
117 Bab 117 berita duka
118 Bab 118 tindakan tak terduga
119 Bab 119 berbanding terbalik
120 Bab 120 Gender reveal
121 Bab 121 insiden kecil
122 Bab 122 belajar dari kesalahan
123 Bab 123 berkunjung di rumah lama
124 Bab 124 perjuangan berat
125 Bab 125 keluarga terbaik (END)
126 Pengumuman Novel Baru
127 Karya Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 01 Hari pertama mengajar
2
Bab 02 Mahasiswa tengil
3
Bab 03 mulai timbul rasa
4
Bab 04 badmood to goodmood
5
Bab 05 perhatian untuk Syifa
6
Bab 06 Baru mengakui
7
Bab 07 merasa tersaingi
8
Bab 08 kesalah pahaman
9
Bab 09 keputusan akhir
10
Bab 10 ijab qabul
11
Bab 11 Status baru
12
Bab 12 Belum terbiasa
13
Bab 13 Ke rumah mertua
14
Bab 14 Papa Dion
15
Bab 15 godaan di kampus
16
Bab 16 hari yang penuh emosi
17
Bab 17 terjebak di gudang
18
Bab 18 Kesempatan dalam kesempitan
19
Bab 19 pacaran setelah menikah
20
Bab 20 Diratukan oleh suami
21
Bab 21 Tak terima
22
Bab 22 sisi lain Dion
23
Bab 23 di ruangan Dion
24
Bab 24 pengakuan
25
Bab 25 Suasana rumah
26
Bab 26 Selalu diremehkan
27
Bab 27 Emosi tak terkendali
28
Bab 28 aku bersamamu
29
Bab 29 bersama mertua
30
Bab 30 Fakta yang sesungguhnya
31
Bab 31 saling memaafkan
32
Bab 32 Kehangatan keluarga
33
Bab 33 drama kecil
34
Bab 34 Dia istriku
35
Bab 35 Skorsing
36
Bab 36 keluarga kecil
37
Bab 37 perasaan terpendam
38
Bab 38 Jawaban bijak
39
Bab 39 skin to skin
40
Bab 40 kembali bekerja
41
Bab 41 Kedatangan tak terduga
42
Bab 42 mulai mengusik
43
Bab 43 kecemburuan Shaka
44
Bab 44 Tanda Cinta
45
Bab 45 mencoba mencelakai
46
Bab 46 ciuman memabukkan
47
Bab 47 mengetahui fakta
48
Bab 48 jawaban yang ditunggu
49
Bab 49 Bisnis tersembunyi
50
Bab 50 tajir melintir
51
Bab 51 tak ada yang terlambat untuk jatuh cinta
52
Bab 52 ulang tahun Bella
53
Bab 53 Perjodohan di masa lalu
54
Bab 54 Harus tinggal seatap
55
Bab 55 Menyadarkan Shaka
56
Bab 56 sebuah keputusan
57
Bab 57 Cemburunya elegan
58
Bab 58 Rencana yang gagal
59
Bab 59 kecewa
60
Bab 60 salah paham
61
Bab 61 ketahuan biang keroknya
62
Bab 62 nasehat Shaka untuk Dion
63
Bab 63 terbongkar sudah
64
Bab 64 Saling mencinta, saling menjaga
65
Bab 65 bukan anak kandung
66
Bab 66 pengakuan Shaka
67
Bab 67 Hana kecelakaan
68
Bab 68 sudah saling nyaman
69
Bab 69 memutar balikkan fakta
70
Bab 70 mencari teman hidup
71
Bab 71 rencana jahat
72
Bab 72 Gagal
73
Bab 73 balasan setimpal
74
Bab 74 Musuh jadi saudara
75
Bab 75 di kampus bersama papa
76
Bab 76 sulit memaafkan
77
Bab 77 memaafkan dan ikhlas
78
Bab 78 obsesi tersembunyi
79
Bab 79 terhalang restu
80
Bab 80 berpikir positif
81
Bab 81 keluarga baru
82
Bab 82 jangan duakan aku
83
Bab 83 sambutan hangat
84
Bab 84 persiapan pernikahan
85
Bab 85 hari pernikahan
86
Bab 86 Dua pasang pengantin
87
Bab 87 pindah resort
88
Bab 88 menjaga kehormatan istri
89
Bab 89 melindungi Diana
90
Bab 90 gunjingan mahasiswa
91
Bab 91 jangan ganggu istriku
92
Bab 92 it's Ok
93
Bab 93 Masa lalu Bianca
94
Bab 94 akhirnya terbongkar sudah
95
Bab 95 suasana rumah
96
Bab 96 hamil
97
Bab 97 berbenah diri
98
Bab 98 kabar bahagia
99
Bab 99 istri serba bisa
100
Bab 100 Hasil kerja keras
101
Bab 101 hadiah terbaik
102
Bab 102 Badai rumah tangga
103
Bab 103 mulai terungkap dalangnya
104
Bab 104 mengungkap kebenaran
105
Bab 105 kabar baik
106
Bab 106 iri hati
107
Bab 107 Penyesalan Hana
108
Bab 108 Firasat buruk
109
Bab 109 ku mohon bertahanlah
110
Bab 110 doa seorang istri
111
Bab 111 sebuah keajaiban
112
Bab 112 penyelamat keluarga
113
Bab 113 Akhir kisah Antonio
114
Bab 114 belajar menghargai
115
Bab 115 ngidam mandi bareng
116
Bab 116 posesifnya Papa Dion
117
Bab 117 berita duka
118
Bab 118 tindakan tak terduga
119
Bab 119 berbanding terbalik
120
Bab 120 Gender reveal
121
Bab 121 insiden kecil
122
Bab 122 belajar dari kesalahan
123
Bab 123 berkunjung di rumah lama
124
Bab 124 perjuangan berat
125
Bab 125 keluarga terbaik (END)
126
Pengumuman Novel Baru
127
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!