Syifa benar-benar sudah tidak kuat lagi rasanya. Dadanya begitu sakit bahkan untuk bernafas saja terasa nyeri.
Tapi dia tidak mungkin mengatakan hal ini kepada Dion. Dia malu. Meski Dion suaminya namun Syifa masih canggung apalagi harus 'minta tolong' untuk hal ini.
Sementara Dion yang semula menganggap Syifa hanya khawatir pun mulai menyadari ada yang tidak beres dengan istrinya.
Buktinya Syifa berulang kali tampak meringis kesakitan juga keringat mengucur di keningnya padahal saat ini hawa cukup dingin.
"Syifa, are you okay?" tanya Dion khawatir.
Dion mengelap keringat Syifa yang semakin banyak bahkan dia melihat bibirnya mulai pucat.
"Syifa kamu sakit?" tanya Dion lagi.
"S-sakit Dion." suara Syifa bahkan terdengar menahan sakit.
"Sakit? Mananya yang sakit? Kamu nggak demam deh. Apa ada yang luka?" Dion pun mulai panik.
Syifa menggigit bibirnya sendiri. Dia begitu dilema apakah mengatakannya kepada Dion atau tidak. Tapi rasa sakitnya semakin menjadi hingga akhirnya Syifa terpaksa memberitahu Dion.
"D-dada aku sakit, ASI nya penuh dan aku lupa tidak memompanya. Alat pompanya juga ketinggalan." keluh Syifa.
"Aduh, bagaimana ini?" Dion pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena kebingungan sendiri.
"Dion, nggak kuat rasanya mau meledak." rengek Syifa lagi.
Dion semakin panik. Dia bahkan tidak bisa membayangkan tubuh Syifa meledak karena tidak kuat menampung ASI. Meski setau dia belum ada kasus seperti itu.
"Iya iya sabar ya.. aku harus bagaimana ini?" tanya Dion.
"K-kamu mau bantu mengeluarkannya? please Dion." ucap Syifa dengan memohon.
Mau tidak mau Dion pun menyanggupi permintaan Syifa meski dia sendiri bingung bagaimana caranya.
Dion sempat berpikir sejenak membayangkan dirinya yang dulu pernah memerah sapi, tapi ini Syifa. Istrinya bukan sapi.
Saat Dion menoleh ke arah Syifa dia benar-benar terkejut ketika wanita itu sudah membuka kemejanya.
Tampak gundukan kenyal di dada Syifa yang begitu besar dan padat. Hanya terbungkus bra cream yang tampak tengahnya sudah basah.
Lantas Syifa mengeluarkan sebagian miliknya yang kanan membuat Dion semakin membulatkan netranya. Tak menyangka bahwa sesuatu yang selalu menjadi khayalan Dion kini terpampang nyata di hadapannya.
"Ayo Dion buruan. " pinta Syifa.
Sebelum itu Syifa meminta sebuah botol yang kebetulan ada botol air mineral milik Dion yang sudah habis.
Akhirnya Dion memberanikan dirinya untuk memegang dada Syifa.
"Aww... Sakit Dion. Jangan ditekan." jerit Syifa saat Dion menekan dadanya.
"Terus gimana?" Dion mulai frustasi.
"D-dihi-sap Dion. P-pakai mulut." ucap Syifa gemetar. Sungguh ini sangat memalukan bagi Syifa tapi tak ada pilihan lain.
Akhirnya Dion pun menyanggupinya meski sebenarnya dia sangat grogi. Pertama kalinya dia melakukan hal ini selain pada ibunya saat bayi dulu.
Dion mendekatkan mulutnya dan mulai menghisapnya. Dia merasakan sebuah cairan yang terasa manis bercampur gurih dan ada rasa yang entah bingung untuk dijelaskan. Tapi anehnya Dion begitu menikmati hingga tak sadar hisapannya terlalu kuat.
"Dion jangan kuat-kuat. Sakit.." omel Syifa.
"Dan jangan ditelan, kamu suamiku bukan anakku." ujar Syifa.
Ada rasa bangga ketika Dion mendengar Syifa mengatakan secara langsung bahwa dia adalah suaminya.
Dion tersadar seketika dan melepaskan hisapannya. Dia mengeluarkan cairan itu ke dalam botol.
Kemudian mengulanginya lagi karena milik Syifa sepertinya masih terasa penuh.
Saat menghisapnya diam-diam Dion melirik wajah Syifa yang sedikit mendongak memejamkan mata. Bibirnya sedikit terbuka membuatnya semakin terlihat sexy.
Apalagi aktivitas Dion ini benar-benar menguji adrenalinnya. Sebagai pria normal tentu tidak mungkin jika tak terpancing.
Dion sekuat tenaga menahan gejolak nafsu yang ada dalam dirinya. Tanpa sadar miliknya sudah mulai tegang dan terasa sesak di bawah sana.
Tapi Dion masih bisa mengontrol dirinya. Buktinya dia masih melakukan perintah Syifa dengan benar.
Selesai dengan bagian kanan kini Dion mulai mengeluarkan sendiri milik Syifa yang kiri.
Dion benar-benar dibuat kagum saat melihat keduanya yang tampak sangat 'menggoda'.
Dengan gemas Dion mulai melahapnya dan menghisap sampai pekerjaan itu tuntas. Tampak Syifa sudah tidak mengerang kesakitan. Sepertinya beban berat yang dia bawa di dadanya sudah mulai berkurang.
Sebab ASI yang dikeluarkan cukup banyak hingga hampir penuh dalam botol tersebut.
Namun saat Syifa hendak membenarkan pakaiannya tiba-tiba Dion kembali menghisap miliknya. Namun bukannya menghisap justru lidah Dion mulai memainkannya dengan nakal.
Syifa sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Dion.
"D-Dion.. Kamu ngapain?" Syifa yang merasa kegelian mulai memprotes Dion.
Namun bukannya berhenti justru Dion tetap melakukannya. Bahkan Dion mulai mengecupi sekitar dada Syifa. Tangannya pun tak mau menganggur. Dia meraih milik Syifa dan meremasnya dengan gemas.
"H-hentikan Dion.. Aahh.." Syifa mulai tak bisa mengontrol dirinya hingga tanpa sadar mengeluarkan suara aneh dari mulutnya.
Syifa yang mulai terbuai kini meremas rambut Dion. Tanpa sadar dia semakin menekan kepala Dion.
Dion melepaskan mulutnya dari dada Syifa kemudian menatap wajah wanita itu dengan tatapan sayu.
"Syifa, aku pria normal. Aku tidak tahan seperti ini. Boleh ya.." ucap Dion pelan.
Syifa pun mengerti maksud Dion. Entah keberanian atau memang dia sendiri sudah mulai dikuasai nafsu maka tanpa sadar Syifa punengangguk pasrah.
Dion semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Syifa. Tanpa diduga justru Syifa yang lebih dulu menyambar bibirnya.
Keduanya saling berbalas ciuman. Dion sudah sangat terbuai dengan Syifa pun mulai memundurkan jok mobilnya dan mengungkung tubuh Syifa. Dia juga mengatur kursi Syifa lebih rendah menjadikan dia sedikit merebah.
Perlahan tangan Dion mulai merabai tubuh Syifa. Menyingkap roknya dan membelai pangkal pahanya. Syifa pun mulai mengerang saat menerima rangsangan dari Dion hingga tak sadar pantiesnya sudah terlepas.
Dion mulai membuka celana dan mengeluarkan miliknya yang sudah sangat tegang. Menggeseknya kepada milik Syifa yang sudah sangat basah.
Sebelum itu dia terlebih dahulu meminta ijin Syifa lagi. Dia tak ingin ada unsur pemaksaan dalam berhubungan.
Setelah Syifa menyetujui dia pun perlahan mulai melakukannya. Agak grogi sebab ini adalah kali pertama untuk Dion.
Setelah beberapa saat mencobanya akhirnya Dion berhasil. Sungguh rasa yang luar biasa bagi Dion.
"Milikmu sempit sekali Syifa." bisik Dion sembari menggerakkan tubuhnya paerlahan.
Syifa hanya bisa merem melek merasakan tubuhnya yang rasanya luar biasa nikmat. Sudah lama sekali dia tak melakukannya sehingga awal-awal dia sempat merasakan sakit.
Perlahan Dion mulai memacu tubuhnya. Mengikuti naluri yang ada di otaknya. Kini yang ada hanyalah rasa nikmat bagi keduanya.
Tak terasa Syifa dan Dion hampir mencapai puncaknya. Syifa mulai meracau sementara Dion semakin memacu dirinya.
Hingga akhirnya mereka melakukan pelepasan bersama. Nafas Syifa dan Dion pun bersahut-sahutan. Keringat membasahi seluruh tubuhnya.
Dion merasakan lega yang luar biasa. Dia menyeka lembut keringat di wajah Syifa kemudian mengecupinya. Hatinya terasa membuncah bahagia. Akhirnya dia bisa melaksanakan tugasnya sebagai seorang suami.
"i love you, Syifa." ucap Dion sambil mengecup bibirnya lembut.
"I love you too, Dion." Syifa membalas kecupan Dion.
Setelah beberapa saat beristirahat mereka pun memakai pakaiannya lagi. Keduanya tampak saling memandang kemudian entah siapa yang memulainya Dion dan Syifa pun sama-sama tertawa.
Mereka tidak menyangka bahwa kegiatan panas ini justru pertama kali dilakukan di mobil.
Sementara di luar hujan sudah mulai sedikit mereda. Serta pohon di depan juga sudah mulai dievakuasi.
Saat Dion hendak menjalankan mobilnya tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Rupanya Mama Vera yang menelepon. Dion menunjukkan ponselnya kepada Syifa sebelum mengangkatnya.
"Halo, ada apa Ma?" tanya Dion.
"Dion, kamu lagi dimana? Tadi Mama telepon Syifa tidak bisa." ujar Mama Vera.
Dion sengaja meloudspeaker teleponnya agar Syifa bisa mendengar.
"Syifa bersamaku Ma, ada apa?" tanya Dion lagi.
"Begini Dion, Mama sama Papa ada acara selama tiga hari ke luar kota. Sekalian Mama ajak Bella. Bi Ida juga tadi pagi sudah pulang kampung. Jadi kalian jaga rumah ya." ujar Mama Vera.
Dion seketika membulatkan matanya. Dia tersenyum smirk.
"Baik Ma, Mama hati-hati dijalan. Semoga lancar acaranya." ujar Dion kemudian menutup teleponnya.
Tatapan Dion beralih kepada Syifa. Rupanya istrinya itu sedang sibuk merapikan pakaiannya.
"Tidak usah dirapikan sayang, malam ini kita bebas bersenang-senang di rumah."
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Fransiska Widyanti
wah...wah...Dion ketiban rejeki nomplok
2024-02-10
0
Rita Novrita
omg..
2024-01-15
0
sherly
OMG thor
2024-01-08
0