Bab 06 Baru mengakui

"Wihh... Gila lo Bro. Nilai lo naiknya drastis. Ikut seneng gue." Nico tak percaya melihat hasil nilai semester mereka yang keluar.

"Ya iyalah. Kan dapet bimbingan spesial" ujar Dion dengan senyumnya yang merekah.

"Bisa aja lu oncom, jangan-jangan lo sengaja ngambil kesempatan dalam kesempitan ya."

"Enak aja, ya emang Bu Syifanya aja yang pinter ngebimbing gue. Dan dasarnya sih gue emang udah cerdas." ejek Dion.

"Yaelah.. Sombong amat." ujar Nico sebal.

Mereka berdua asyik mengobrol di kantin. Tiba- tiba seorang perempuan menghampiri mereka.

"Hai Dion, Nico. Gue boleh gabung nggak?" tanya perempuan itu.

Nico pun mengangguk sementara Sion hanya diam tak bergeming.

"Dion kayaknya sekarang rajin banget ya ke kampus. Ikut seneng deh." perempuan itu adalah Bianca. Sudah sejak lama dia mengejar-ngejar Dion. Namun tak pernah sekalipun diperhatikannya.

Dion hanya mengendikkan bahunya sambil sibuk memainkan ponselnya.

"Eh, ntar malem kalian ada acara nggak? Clubbing yuk. Gue traktir deh." ujar Bianca.

"Mau lah mau.. Ayo Dion, mau yuk" ujar Nico.

"nggak bisa, gue mau ke rumah sakit." Tolak Dion.

"Lo emangnya mau ketemu siapa di rumah sakit?" tanya Nico penasaran.

Dion pun kelabakan. Dia keceplosan sudah mengatakan tentang rumah sakit.

"Emm.. Jenguk saudara gue." cepat-cepat Dion menjawab kemudian dia beranjak pergi begitu saja.

Tampak Bianca menahan kecewa. Padahal niatnya ingin mengajak Dion. Dia tahu Dion biasanya sangat doyan clubbing.

"Yaudah neng Bianca sama Aa Nico aja ya.." hoda Nico. Namun gadis itu langsung melotot dan pergi meninggalkannya.

"Dasar cantik-cantik galak." gerutu Nico.

...****************...

Syifa tampak begitu lesu saat mendampingi putrinya. Semalaman dia tak bisa tidur. Bahkan makan pun tidak nafsu.

Ini pertama kalinya Bella sakit hingga masuk rumah sakit. Hal itu pula yang membuatnya semakin kalut. Dia juga sudah ijin untuk beberapa hari tidak masuk kerja sebab harus merawat Bella.

Dion ingin sekali memberitahu Syifa hasil nilainya. Tapi dia ingin menunjukkan secara langsung. Namun sebelum itu Dion mampir ke cafe untuk membuatkan minuman cokelat kesukaan Syifa. Dengan antusias dia membuatnya.

Dion bergegas menuju rumah sakit. Saat sudah sampai dia melihat Syifa yang duduk termenung di depan ranjang putrinya.

Penampilan Syifa tampak biasa saja hanya mengenakan sweater polos berwarna abu-abu serta celana jeans se lutut. Tanpa riasan apapun namun kecantikannya tetap saja terpancar.

"Selamat sore Bu Syifa." sapa Dion.

Syifa sedikit terperanjat dan menoleh ke arah pintu. Dia melihat Dion yang datang dengan mengulas senyumnya.

"Dion?" jawab Syifa.

"Mas Dion, silahkan masuk Mas." ujar Bi Ida.

Dion pun langsung masuk sembari menyodorkan dua minuman coklat buatannya.

"Choco good mood." ujar Dion.

Syifa pun langsung menerima minuman tersebut.

"Bu Syifa lihatlah." Dion menunjukkan Salinan nilai semesternya. Syifa membacanya dan dia sangat terkejut.

"Wah Dion, hebat kamu." ujar Syifa dengan bangganya.

Dion semakin bahagia melihat senyum wanita itu. Sudah beberapa hari ini dia tak melihat senyum itu.

"Ini semua berkat Bu Syifa. Sebagai tanda terima kasih aku mau traktir apa aja deh." ujar Dion.

Syifa hanya tersenyum kemudian pandangannya tertuju pada Bella yang masih terlelap.

"Non Syifa nggak papa kalau mau keluar dulu. Cari makan lah, dari tadi kan belum makan" ujar Bi Ida.

Syifa sedikit terkejut, namun Dion langsung menyetujuinya.

"Mari Bu Syifa. Kita cari makan kebetulan aku juga belum makan." ujar Dion.

Meski awalnya ragu namun Bi Ida terus meyakinkannya.

"Baiklah, kita cari makan di dekat sini saja." ujar Syifa.

Keduanya pun beranjak meninggalkan ruangan itu. Syifa berjalan dengan Dion berada di sampingnya. Tubuh Syifa yang tingginya hanya sebahu Dion membuat pria itu dengan gampang memperhatikannya.

Mereka menuju restoran di depan rumah sakit. Untung saja letaknya yang tak jauh sehingga hanya dijangkau dengan berjalan kaki.

Keduanya mengobrol beberapa hal sembari menunggu pesanan datang. Membicarakan tentang kesehatan Bella serta kegiatan Dion di kampus.

Setelah makanan datang Syifa dan Dion segera menyantap makanan tersebut. Syifa tidak ingin berlama-lama mereka segera menghabiskan makanannya. Syifa tak ingin Bella rewel nantinya saat bangun tak ada dia.

Mereka pun kembali menuju gedung rumah sakit. Namun langkahnya harus terhenti karena Dion.

"Bu Syifa sebentar ya, mau ke toilet bentar aja. Kebelet." Dasar Dion lagi enak-enaknya berjalan dengan Syifa tiba-tiba panggilan alam tak bisa dihindarinya.

"Yaudah sana, aku tunggu disini ya." ujar Syifa.

Dion langsung beranjak mencari toilet terdekat sementara Syifa menunggunya di tempat itu.

"Syifa.." sebuah panggilan terlontar dari salah satu lorong rumah sakit tersebut.

Syifa kenal betul itu suara siapa. Dan benar saja saat menoleh dia melihat Rangga berjalan menghampirinya.

"Syifa kamu ngapain disini?" tanya Rangga.

"Mas Rangga sendiri ngapain?" Syifa bertanya balik. Sungguh saat ini dia sedang menahan perasaannya.

"Mona kecelakaan. Dia harus operasi untuk mengangkat rahimnya." ujar Rangga dengan wajah lesu nya.

Syifa tersentak, Bagaimanapun Mona dulu adalah sahabat baiknya. Mendengar hal itu tentu saja Syifa terkejut.

"Syifa, aku minta maaf. Andai saja saat itu aku tidak melakukan kesalahan mungkin kita masih menjadi keluarga yang bahagia. Aku menyesal, sungguh aku ingin kita seperti dulu lagi." penuturan Rangga benar-benar membuat Syifa terkejut lagi.

Rupanya pria itu tetap saja egois. Disaat istrinya berjuang melawan maut justru dirinya memikirkan dirinya sendiri.

"Mas Rangga, nggak pantes banget ya mas ngomong kayak gitu ke aku. Saat ini Mas Rangga itu sudah menikah dengan Mona, wanita pilihan kamu sendiri. Dia sedang berjuang mempertahankan hidupnya tapi mas Rangga malah mikirin mau balikan sama aku? Kenapa? Takut nggak bisa punya keturunan?" seketika Syifa meradang.

"Syifa, ya aku memang takut karena Mona nggak akan bisa hamil lagi. Maka dari itu aku ingin memperbaiki hubungan kita. Aku ingin membesarkan putri kita sama-sama." ujar Rangga dengan tanpa bersalahnya.

"Putri? Siapa mas? Anakku maksudmu?" ucap Syifa tersenyum miring.

"Iya.. Anakku juga kan." ujar Rangga.

"kalau kamu memang ayahnya, Mas Rangga tahu siapa namanya?" tanya Syifa lagi.

Seketika Rangga kelabakan. Selama ini dia tak pernah peduli dengan anak yang dikandung Syifa. Bahkan jenis kelamin dan siapa nama anaknya saja Rangga tidak tahu.

"nggak bisa jawab kan? Begini ya, udah dapet musibah gini baru inget anak. Kemana saja kamu mas selama ini? Kemana kamu disaat aku berjuang melahirkannya? Di mana kamu saat fia rewel, dia sakit?" kemarahan Syifa tak terbendung lagi. Tak peduli jika saat ini orang-orang mulai memperhatikannya. Termasuk Dion yang diam-diam memperhatikannya setelah selesai daei toilet.

Rangga mulai terpancing emosi mendengar ucapan Syifa. Dia bahkan sudah mengepalkan tangannya. Tampak rahangnya mulai mengeras.

"Mau mukul? Silahkan saja pukul aku nggak takut. Aku bukan lagi pecundang seperti dulu yang nurut saja kamu pukuli mas." ucap Syifa lagi.

Dion yang memperhatikan mereka mulai sengit akhirnya mau tak mau harus menghampirinya. Tak enak rasanya membuat keributan di rumah sakit.

"Sorry.." Dion belum sempat meneruskan ucapannya. Tiba-tiba Syifa langsung merangkul lengan Dion.

"Siapa dia Syifa?" tanya Rangga menatap Dion dengan tatapan sinis.

Tanpa diduga Dion langsung meraih pinggang Syifa dan merengkuhnya erat. Seolah wanita itu adalah kekasihnya.

"Maaf Mas, kami harus balik dulu. Ayo, Bella pasti sudah menunggu." ujar Dion sembari berjalan meninggalkan Rangga.

Terpopuler

Comments

Prafti Handayani

Prafti Handayani

Mantaaappp Dion...👍👍👍

2024-11-02

0

Fransiska Widyanti

Fransiska Widyanti

Rangga 😡

2024-02-10

0

Alensa Talakua Telussa Alensa

Alensa Talakua Telussa Alensa

nihh si Rangga emang gk PX hati...lnjt kk

2024-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 Hari pertama mengajar
2 Bab 02 Mahasiswa tengil
3 Bab 03 mulai timbul rasa
4 Bab 04 badmood to goodmood
5 Bab 05 perhatian untuk Syifa
6 Bab 06 Baru mengakui
7 Bab 07 merasa tersaingi
8 Bab 08 kesalah pahaman
9 Bab 09 keputusan akhir
10 Bab 10 ijab qabul
11 Bab 11 Status baru
12 Bab 12 Belum terbiasa
13 Bab 13 Ke rumah mertua
14 Bab 14 Papa Dion
15 Bab 15 godaan di kampus
16 Bab 16 hari yang penuh emosi
17 Bab 17 terjebak di gudang
18 Bab 18 Kesempatan dalam kesempitan
19 Bab 19 pacaran setelah menikah
20 Bab 20 Diratukan oleh suami
21 Bab 21 Tak terima
22 Bab 22 sisi lain Dion
23 Bab 23 di ruangan Dion
24 Bab 24 pengakuan
25 Bab 25 Suasana rumah
26 Bab 26 Selalu diremehkan
27 Bab 27 Emosi tak terkendali
28 Bab 28 aku bersamamu
29 Bab 29 bersama mertua
30 Bab 30 Fakta yang sesungguhnya
31 Bab 31 saling memaafkan
32 Bab 32 Kehangatan keluarga
33 Bab 33 drama kecil
34 Bab 34 Dia istriku
35 Bab 35 Skorsing
36 Bab 36 keluarga kecil
37 Bab 37 perasaan terpendam
38 Bab 38 Jawaban bijak
39 Bab 39 skin to skin
40 Bab 40 kembali bekerja
41 Bab 41 Kedatangan tak terduga
42 Bab 42 mulai mengusik
43 Bab 43 kecemburuan Shaka
44 Bab 44 Tanda Cinta
45 Bab 45 mencoba mencelakai
46 Bab 46 ciuman memabukkan
47 Bab 47 mengetahui fakta
48 Bab 48 jawaban yang ditunggu
49 Bab 49 Bisnis tersembunyi
50 Bab 50 tajir melintir
51 Bab 51 tak ada yang terlambat untuk jatuh cinta
52 Bab 52 ulang tahun Bella
53 Bab 53 Perjodohan di masa lalu
54 Bab 54 Harus tinggal seatap
55 Bab 55 Menyadarkan Shaka
56 Bab 56 sebuah keputusan
57 Bab 57 Cemburunya elegan
58 Bab 58 Rencana yang gagal
59 Bab 59 kecewa
60 Bab 60 salah paham
61 Bab 61 ketahuan biang keroknya
62 Bab 62 nasehat Shaka untuk Dion
63 Bab 63 terbongkar sudah
64 Bab 64 Saling mencinta, saling menjaga
65 Bab 65 bukan anak kandung
66 Bab 66 pengakuan Shaka
67 Bab 67 Hana kecelakaan
68 Bab 68 sudah saling nyaman
69 Bab 69 memutar balikkan fakta
70 Bab 70 mencari teman hidup
71 Bab 71 rencana jahat
72 Bab 72 Gagal
73 Bab 73 balasan setimpal
74 Bab 74 Musuh jadi saudara
75 Bab 75 di kampus bersama papa
76 Bab 76 sulit memaafkan
77 Bab 77 memaafkan dan ikhlas
78 Bab 78 obsesi tersembunyi
79 Bab 79 terhalang restu
80 Bab 80 berpikir positif
81 Bab 81 keluarga baru
82 Bab 82 jangan duakan aku
83 Bab 83 sambutan hangat
84 Bab 84 persiapan pernikahan
85 Bab 85 hari pernikahan
86 Bab 86 Dua pasang pengantin
87 Bab 87 pindah resort
88 Bab 88 menjaga kehormatan istri
89 Bab 89 melindungi Diana
90 Bab 90 gunjingan mahasiswa
91 Bab 91 jangan ganggu istriku
92 Bab 92 it's Ok
93 Bab 93 Masa lalu Bianca
94 Bab 94 akhirnya terbongkar sudah
95 Bab 95 suasana rumah
96 Bab 96 hamil
97 Bab 97 berbenah diri
98 Bab 98 kabar bahagia
99 Bab 99 istri serba bisa
100 Bab 100 Hasil kerja keras
101 Bab 101 hadiah terbaik
102 Bab 102 Badai rumah tangga
103 Bab 103 mulai terungkap dalangnya
104 Bab 104 mengungkap kebenaran
105 Bab 105 kabar baik
106 Bab 106 iri hati
107 Bab 107 Penyesalan Hana
108 Bab 108 Firasat buruk
109 Bab 109 ku mohon bertahanlah
110 Bab 110 doa seorang istri
111 Bab 111 sebuah keajaiban
112 Bab 112 penyelamat keluarga
113 Bab 113 Akhir kisah Antonio
114 Bab 114 belajar menghargai
115 Bab 115 ngidam mandi bareng
116 Bab 116 posesifnya Papa Dion
117 Bab 117 berita duka
118 Bab 118 tindakan tak terduga
119 Bab 119 berbanding terbalik
120 Bab 120 Gender reveal
121 Bab 121 insiden kecil
122 Bab 122 belajar dari kesalahan
123 Bab 123 berkunjung di rumah lama
124 Bab 124 perjuangan berat
125 Bab 125 keluarga terbaik (END)
126 Pengumuman Novel Baru
127 Karya Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 01 Hari pertama mengajar
2
Bab 02 Mahasiswa tengil
3
Bab 03 mulai timbul rasa
4
Bab 04 badmood to goodmood
5
Bab 05 perhatian untuk Syifa
6
Bab 06 Baru mengakui
7
Bab 07 merasa tersaingi
8
Bab 08 kesalah pahaman
9
Bab 09 keputusan akhir
10
Bab 10 ijab qabul
11
Bab 11 Status baru
12
Bab 12 Belum terbiasa
13
Bab 13 Ke rumah mertua
14
Bab 14 Papa Dion
15
Bab 15 godaan di kampus
16
Bab 16 hari yang penuh emosi
17
Bab 17 terjebak di gudang
18
Bab 18 Kesempatan dalam kesempitan
19
Bab 19 pacaran setelah menikah
20
Bab 20 Diratukan oleh suami
21
Bab 21 Tak terima
22
Bab 22 sisi lain Dion
23
Bab 23 di ruangan Dion
24
Bab 24 pengakuan
25
Bab 25 Suasana rumah
26
Bab 26 Selalu diremehkan
27
Bab 27 Emosi tak terkendali
28
Bab 28 aku bersamamu
29
Bab 29 bersama mertua
30
Bab 30 Fakta yang sesungguhnya
31
Bab 31 saling memaafkan
32
Bab 32 Kehangatan keluarga
33
Bab 33 drama kecil
34
Bab 34 Dia istriku
35
Bab 35 Skorsing
36
Bab 36 keluarga kecil
37
Bab 37 perasaan terpendam
38
Bab 38 Jawaban bijak
39
Bab 39 skin to skin
40
Bab 40 kembali bekerja
41
Bab 41 Kedatangan tak terduga
42
Bab 42 mulai mengusik
43
Bab 43 kecemburuan Shaka
44
Bab 44 Tanda Cinta
45
Bab 45 mencoba mencelakai
46
Bab 46 ciuman memabukkan
47
Bab 47 mengetahui fakta
48
Bab 48 jawaban yang ditunggu
49
Bab 49 Bisnis tersembunyi
50
Bab 50 tajir melintir
51
Bab 51 tak ada yang terlambat untuk jatuh cinta
52
Bab 52 ulang tahun Bella
53
Bab 53 Perjodohan di masa lalu
54
Bab 54 Harus tinggal seatap
55
Bab 55 Menyadarkan Shaka
56
Bab 56 sebuah keputusan
57
Bab 57 Cemburunya elegan
58
Bab 58 Rencana yang gagal
59
Bab 59 kecewa
60
Bab 60 salah paham
61
Bab 61 ketahuan biang keroknya
62
Bab 62 nasehat Shaka untuk Dion
63
Bab 63 terbongkar sudah
64
Bab 64 Saling mencinta, saling menjaga
65
Bab 65 bukan anak kandung
66
Bab 66 pengakuan Shaka
67
Bab 67 Hana kecelakaan
68
Bab 68 sudah saling nyaman
69
Bab 69 memutar balikkan fakta
70
Bab 70 mencari teman hidup
71
Bab 71 rencana jahat
72
Bab 72 Gagal
73
Bab 73 balasan setimpal
74
Bab 74 Musuh jadi saudara
75
Bab 75 di kampus bersama papa
76
Bab 76 sulit memaafkan
77
Bab 77 memaafkan dan ikhlas
78
Bab 78 obsesi tersembunyi
79
Bab 79 terhalang restu
80
Bab 80 berpikir positif
81
Bab 81 keluarga baru
82
Bab 82 jangan duakan aku
83
Bab 83 sambutan hangat
84
Bab 84 persiapan pernikahan
85
Bab 85 hari pernikahan
86
Bab 86 Dua pasang pengantin
87
Bab 87 pindah resort
88
Bab 88 menjaga kehormatan istri
89
Bab 89 melindungi Diana
90
Bab 90 gunjingan mahasiswa
91
Bab 91 jangan ganggu istriku
92
Bab 92 it's Ok
93
Bab 93 Masa lalu Bianca
94
Bab 94 akhirnya terbongkar sudah
95
Bab 95 suasana rumah
96
Bab 96 hamil
97
Bab 97 berbenah diri
98
Bab 98 kabar bahagia
99
Bab 99 istri serba bisa
100
Bab 100 Hasil kerja keras
101
Bab 101 hadiah terbaik
102
Bab 102 Badai rumah tangga
103
Bab 103 mulai terungkap dalangnya
104
Bab 104 mengungkap kebenaran
105
Bab 105 kabar baik
106
Bab 106 iri hati
107
Bab 107 Penyesalan Hana
108
Bab 108 Firasat buruk
109
Bab 109 ku mohon bertahanlah
110
Bab 110 doa seorang istri
111
Bab 111 sebuah keajaiban
112
Bab 112 penyelamat keluarga
113
Bab 113 Akhir kisah Antonio
114
Bab 114 belajar menghargai
115
Bab 115 ngidam mandi bareng
116
Bab 116 posesifnya Papa Dion
117
Bab 117 berita duka
118
Bab 118 tindakan tak terduga
119
Bab 119 berbanding terbalik
120
Bab 120 Gender reveal
121
Bab 121 insiden kecil
122
Bab 122 belajar dari kesalahan
123
Bab 123 berkunjung di rumah lama
124
Bab 124 perjuangan berat
125
Bab 125 keluarga terbaik (END)
126
Pengumuman Novel Baru
127
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!