Bab 08 kesalah pahaman

Syifa begitu muak melihat Rangga di depannya apalagi saat pria itu mengatakan anak.

"Sejak kapan? Sejak kapan dia anakmu? Kemana saja kamu selama ini mas? Baru mengakui sekarang." emosi Syifa sudah di ubun-ubun. Tapi sebisa mungkin dia berusaha tenang.

"Dia darah dagingku Syifa. Aku juga berhak atas anak itu." ujar Rangga dengan meremas pundak Syifa dengan keras.

Syifa merasa kesakitan namun cengkraman Rangga sangat kuat.

"Baiklah, kalau dia anakmu coba katakan siapa namanya? Apa kamu tahu?" tatapan Syifa begitu menghunus.

Rangga terdiam. Begini saja dia sudah celingukan. Sialnya, dia benar-benar tidak tahu nama anaknya bersama Syifa.

Syifa berdecak. Tak habis pikir dengan kenekatan Rangga.

"Kalau mau mengakui dia anakmu. Cari tahu dulu namanya siapa? Nggak tahu namanya mau manggil apa?" ujar Syifa sinis.

Namun Rangga semakin emosi. Dia menatap Syifa dengan nyalang. Tanpa di duga tangan kanannya kini mencengkeram leher Syifa.

"Aku tidak peduli. Siapapun namanya tapi dia anakku." Rangga semakin mengeratkan cengkeramannya di leher Syifa hingga mulai tersengal. Dia begitu kesulitan bernafas.

BRRUKKK...

Pukulan keras mendarat tepat di pelipis Rangga. Pria itu sampai jatuh tersungkur di tanah.

"Jangan pernah lo ganggu dia. Sekali lagi lo sakiti dia bakal berurusan sama gue." Dengan tatapan nyalangnya Dion terus menghajar Rangga.

"Dion.. Dion udah..." Syifa mencoba untuk menghentikan Dion.

Rangga tampak terkulai lemas di tanah sementara Dion menatap Syifa dengan penuh khawatir.

Dia menghampiri Syifa dan memeriksa lehernya. Mengusap pelan air mata yang keluar membasahi wajah Syifa.

"Udah, nggak papa ya." Dion meraih tubuh Syifa dan mendepaknya.

Tak ada perlawanan dari Syifa. Justru dia semakin mengeratkan tubuhnya di dalam pelukan Dion. Tangisnya kembali pecah.

Rangga yang masih tergeletak di tanah begitu jengkel melihat pemandangan di depannya. Dia ingin sekali menghajar Dion namun sayang tenaganya kalah kuat.

"lihat saja. Aku akan membalas kalian." gumam Rangga dalam hati.

Sementara Dion kini mengantar Syifa menuju parkiran mobil. Hari yang semakin petang membuat sekitar parkiran tersebut tampak sepi.

"Bu Syifa saya antar aja ya. Nggak tega nanti kenapa-napa di jalan." ujar Dion penuh khawatir.

"Nggak usah Dion. Terimakasih saya bisa pulang sendiri." tolak Syifa.

"Tapi bu.." Dion mencoba meyakinkan Syifa namun wanita itu tetap bersikeras.

Akhirnya mau tak mau Dion pun menurutinya. Tapi bukan Dion jika tak memastikan Syifa pulang selamat sampai rumah.

Dia tetap mengikuti Syifa menggunakan motornya. Syifa tahu namun melarang Dion tampaknya sia-sia sebab pria itu begitu keras kepala.

Sampai akhirnya Syifa memasuki pekarangan rumahnya barulah Dion langsung pergi.

...****************...

Keesokan harinya Syifa merasakan sakit di lehernya. Rupanya bekas cekikan Rangga menimbulkan bekas kebiruan.

Syifa jadi merinding sendiri. Dia teringat saat masih menjadi istri Rangga sering melakukan kekerasan. Bahkan Syifa pernah tak bisa berjalan selama tiga hari karena Rangga menginjak betisnya hingga bengkak.

"Pria iblis. Kenapa ada pria sejahat itu." decak Syifa sebal.

Saat ini yang dipikirkan Syifa hanyalah Bella. Dia begitu takut jika Rangga sampai mengambil Bella dari sisinya.

Akhirnya Syifa memberitahu Bi Ida dan meminta untuk berhati-hati.

"Bi, kalau ada orang nggak di kenal jangan buka pintunya ya. Aku harus ke kampus." ujar Syifa.

"Iya non, hati-hati ya."

Syifa mengangguk kemudian langsung berangkat kerja.

Sampai di kampus Dion rupanya sedang menunggunya di Parkiran. Dion hanya ingin memastikan bahwa Syifa datang dengan baik-baik saja.

"Dion, jangan gitu dong. Saya nggak apa-apa kok. Nggak enak tuh diliatin yang lain." ujar Syifa yang merasa tidak nyaman dengan tindakan Dion.

Dion pun akhirnya menyadari. Dia akhirnya berpisah tanpa mengatakan apapun. Tapi sebenarnya Dion masih memperhatikan langkah Syifa.

Tanpa disangka Bianca mengamati gerak-gerik mereka. Dia mulai jengkel melihat perhatian Dion terhadap Syifa.

"Dion, nanti bisa anterin aku nggak? Aku mau beli Hp baru cuma bingung mana yang bagus." ujar Bianca menghampiri Dion.

Dion mengernyitkan keningnya. Apalagi saat Bianca memeluk lengan Dion. Dia begitu risih saat Bianca genit seperti itu.

"Sorry gue nggak bisa Bi, gue harus ngerjain tugas." tolak Dion.

"Kamu sebenarnya ada hubungan apa sih sama Bu syifa? Heran deh sekarang bu Syifa terus yang ditemui." ujar bianca sedikit sewot.

"Ya lo tahu sendiri, gue ada bimbingan khusus. Gue harus ngejar nilai-nilai yang tertinggal. Ngerti nggak sih." dengan kesal dion menghempas tangan Bianca dan berjalan menghindarinya.

Kegiatan pembelajaran meeka pun di mulai. Syifa sibuk mengajar sementara Dion sibuk mengerjakan beberapa tugas. Tanpa disadari waktu semakin cepat berlalu.

"Dion hari ini bimbingan di rumah saya jam 18.30 ya. Soalnya sore ini saya ada jadwal kontrol Bella ke rumah sakit." Dion membaca pesan dari Syifa.

Akhirnya Dion mampie ke cafe terlebih dahulu. Dia memang suka menghabiskan waktunya di tempat itu. Sembari mencoba membuat eksperimen minuman atau makanan baru.

Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18.15 Dion segera bersiap menuju kediaman Syifa.

Sampai di tengah perjalanan Dion mampir sebentar ke sebuah minimarket untuk membeli sesuatu.

Dia melepas jaket serta helmnya dan meletakkan di atas motornya.

Saat dia sibuk berbelanja diam-diam Rangga yang sejak tadi mengawasi Dion pun mulai melakukan aksinya.

Dia meletakkan beberapa lebah ke dalam jaket Dion. Lalu cepat-cepat dia pergi agar tak diketahui niat buruknya.

Dion pun dengan santainya keluar dari minimarket menenteng beberapa snack didalam kresek.

Dia kembali memakai jaket dan helmnya kemudian menjalankan motornya menuju kediaman Syifa.

Namun saat di jalan Dion merasakan sesuatu di punggungnya. Bahkan rasanya sangat sakit seperti serangga menggigitnya.

Namun jarak rumah Syifa sudah dekat sehingga dia mencoba untuk menahan rasa sakit itu.

Sampai di rumah Syifa dia kelabakan sendiri. Dilepasnya jaket itu dan dilempar ke sembarang tempat.

"Arghh.." Dion mengerang kesakitan.

Syifa yang mengetahui tingkah aneh Dion pun jadi heran.

"Dion, kenapa kamu?" tanya Syifa.

"Nggak tahu Bu, kayaknya ada serangga gigit punggungku deh." keluh Dion.

"Coba saya lihat." tanpa pikir panjang Dion langsung melepas kaosnya hingga dia bertelanjang dada.

"Dion, kenapa punggungmu banyak lebahnya." Syifa terperanjat saat melihat tiga lebah menempel di punggung Dion.

"Akh, Bu Syifa sakit banget." rengek Dion.

Syifa cepat-cepat mematikan lebah tersebut. Kemudian dia mencari salep untuk mengobati Dion.

Namun Syifa tak tahu letaknya sebab Bi Ida sedang keluar membeli ketoprak atas permintaan Syifa.

Akhirnya tanpa pikir panjang Syifa mengambil beberapa es batu dan meletakkannya di kantong kain.

"Dion kesini kamu. Sini saya kompres biar nggak terlalu sakit." ujar Syifa.

Dion pun tengkurap di Sofa ruang tengah kediaman Syifa.

Syifa mulai mengompres punggung Dion yang bengkak karena sengatan lebah tersebut.

Namun tanpa diduga tiba-tiba beberapa orang merangsek masuk kediaman Syifa.

"Kalian.. Berani-beraninya berbuat mesum di dalam rumah." teriak salah seorang tetangga Syifa.

Sifa begitu terkejut. Dia langsung berdiri sementara Dion yang masih bingung pun berusaha bangkit meski punggungnya masih terasa sakit.

"Pak, bu, maaf ini tidak seperti yang kalian lihat. Kami tidak melakukan apapun." elak Syifa.

"Tidak melakukan apapun? Apanya anak muda ini sudah lepas baju begitu. Kalian pasti mau berbuat mesum kan." Orang-orang itu terus memojokkan Syifa dan Dion. Suara gaduh di dalam rumah itu bahkan sampai membangunkan Bella yang sedang tidur.

"Pak, sungguh kami tidak melakukan apapun. Bu Syifa hanya membantu saya.."

"Halah banyak alasan. Sekarang kalian ikut kami." orang-orang itu segera mencekal tangan Syifa dan Dion. Memaksanya berjalan keluar rumah.

Bi Ida yang baru datang pun sangat terkejut melihat kegaduhan di rumah majikannya.

"Non, ada apa ini?" tanya Bi Ida penasaran.

"Bi tolong jagain Bella dulu. Sepertinya dia bangun." teriak Syifa.

Akhirnya Syifa dan Dion pun di bawa warga ke balai RW. Disana sudah ada beberapa warga, Pak RT serta Pak RW.

Syifa dan Dion didudukkan di tengah ruangan itu dengan dikerumuni tatapan orang-orang yang tampak marah.

"Mereka ini sudah berani mengotori lingkungan kita. Ini nggak bisa dibiarkan." ujar warga penuh emosi.

Syifa sudah tampak pucat pasi. Kebingungan serta gugup. Tidak Menyangka bahwa ini semua akan terjadi.

Dion yang menatap Syifa ketakutan merasa begitu sedih sekaligus merasa bersalah. Dia tak berniat membuat masalah justru hal ini malah menimpa mereka.

"Pak kami bisa jelaskan dulu. Sungguh kami tidak pernah melakukan apapun. kami hanya.." Syifa hendak menjelaskan namun sahutan warga terus memotongnya.

"Halah banyak alasan kamu. Mereka harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau tidak kamu akan kami usir dari tempat ini Syifa." ucap Warga.

"Benar Syifa, saya harus tegas dengan kejadian ini. Kalian harus bertanggung jawab dengan perbuatan kalian. Kalian harus menikah atau kami akan mengusir kamu dari sini." ujar Pak RT.

DEG!

"Menikah?" Syifa benar-benar terkejut dengan syarat yang diberikan warga tersebut. Tapi dia juga tidak ingin pergi dari rumah yang sudah ditinggalinya sejak kecil itu.

"Baik, saya akan menikahi dia. Saya akan bertanggung jawab." ujar Dion dengan lantang.

"D-Dion?" Syifa memekik tak percaya dengan keputusan Dion.

Terpopuler

Comments

Alensa Talakua Telussa Alensa

Alensa Talakua Telussa Alensa

lnjt kk

2024-01-25

0

sherly

sherly

agak aneh menurutku kok tiba2 nyelong org2 plus RT ke rmh Syifa...

2024-01-08

2

Rini Musrini

Rini Musrini

baguslah rangga karena ulahmu dion sm syifa cepat menikah

2023-12-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 Hari pertama mengajar
2 Bab 02 Mahasiswa tengil
3 Bab 03 mulai timbul rasa
4 Bab 04 badmood to goodmood
5 Bab 05 perhatian untuk Syifa
6 Bab 06 Baru mengakui
7 Bab 07 merasa tersaingi
8 Bab 08 kesalah pahaman
9 Bab 09 keputusan akhir
10 Bab 10 ijab qabul
11 Bab 11 Status baru
12 Bab 12 Belum terbiasa
13 Bab 13 Ke rumah mertua
14 Bab 14 Papa Dion
15 Bab 15 godaan di kampus
16 Bab 16 hari yang penuh emosi
17 Bab 17 terjebak di gudang
18 Bab 18 Kesempatan dalam kesempitan
19 Bab 19 pacaran setelah menikah
20 Bab 20 Diratukan oleh suami
21 Bab 21 Tak terima
22 Bab 22 sisi lain Dion
23 Bab 23 di ruangan Dion
24 Bab 24 pengakuan
25 Bab 25 Suasana rumah
26 Bab 26 Selalu diremehkan
27 Bab 27 Emosi tak terkendali
28 Bab 28 aku bersamamu
29 Bab 29 bersama mertua
30 Bab 30 Fakta yang sesungguhnya
31 Bab 31 saling memaafkan
32 Bab 32 Kehangatan keluarga
33 Bab 33 drama kecil
34 Bab 34 Dia istriku
35 Bab 35 Skorsing
36 Bab 36 keluarga kecil
37 Bab 37 perasaan terpendam
38 Bab 38 Jawaban bijak
39 Bab 39 skin to skin
40 Bab 40 kembali bekerja
41 Bab 41 Kedatangan tak terduga
42 Bab 42 mulai mengusik
43 Bab 43 kecemburuan Shaka
44 Bab 44 Tanda Cinta
45 Bab 45 mencoba mencelakai
46 Bab 46 ciuman memabukkan
47 Bab 47 mengetahui fakta
48 Bab 48 jawaban yang ditunggu
49 Bab 49 Bisnis tersembunyi
50 Bab 50 tajir melintir
51 Bab 51 tak ada yang terlambat untuk jatuh cinta
52 Bab 52 ulang tahun Bella
53 Bab 53 Perjodohan di masa lalu
54 Bab 54 Harus tinggal seatap
55 Bab 55 Menyadarkan Shaka
56 Bab 56 sebuah keputusan
57 Bab 57 Cemburunya elegan
58 Bab 58 Rencana yang gagal
59 Bab 59 kecewa
60 Bab 60 salah paham
61 Bab 61 ketahuan biang keroknya
62 Bab 62 nasehat Shaka untuk Dion
63 Bab 63 terbongkar sudah
64 Bab 64 Saling mencinta, saling menjaga
65 Bab 65 bukan anak kandung
66 Bab 66 pengakuan Shaka
67 Bab 67 Hana kecelakaan
68 Bab 68 sudah saling nyaman
69 Bab 69 memutar balikkan fakta
70 Bab 70 mencari teman hidup
71 Bab 71 rencana jahat
72 Bab 72 Gagal
73 Bab 73 balasan setimpal
74 Bab 74 Musuh jadi saudara
75 Bab 75 di kampus bersama papa
76 Bab 76 sulit memaafkan
77 Bab 77 memaafkan dan ikhlas
78 Bab 78 obsesi tersembunyi
79 Bab 79 terhalang restu
80 Bab 80 berpikir positif
81 Bab 81 keluarga baru
82 Bab 82 jangan duakan aku
83 Bab 83 sambutan hangat
84 Bab 84 persiapan pernikahan
85 Bab 85 hari pernikahan
86 Bab 86 Dua pasang pengantin
87 Bab 87 pindah resort
88 Bab 88 menjaga kehormatan istri
89 Bab 89 melindungi Diana
90 Bab 90 gunjingan mahasiswa
91 Bab 91 jangan ganggu istriku
92 Bab 92 it's Ok
93 Bab 93 Masa lalu Bianca
94 Bab 94 akhirnya terbongkar sudah
95 Bab 95 suasana rumah
96 Bab 96 hamil
97 Bab 97 berbenah diri
98 Bab 98 kabar bahagia
99 Bab 99 istri serba bisa
100 Bab 100 Hasil kerja keras
101 Bab 101 hadiah terbaik
102 Bab 102 Badai rumah tangga
103 Bab 103 mulai terungkap dalangnya
104 Bab 104 mengungkap kebenaran
105 Bab 105 kabar baik
106 Bab 106 iri hati
107 Bab 107 Penyesalan Hana
108 Bab 108 Firasat buruk
109 Bab 109 ku mohon bertahanlah
110 Bab 110 doa seorang istri
111 Bab 111 sebuah keajaiban
112 Bab 112 penyelamat keluarga
113 Bab 113 Akhir kisah Antonio
114 Bab 114 belajar menghargai
115 Bab 115 ngidam mandi bareng
116 Bab 116 posesifnya Papa Dion
117 Bab 117 berita duka
118 Bab 118 tindakan tak terduga
119 Bab 119 berbanding terbalik
120 Bab 120 Gender reveal
121 Bab 121 insiden kecil
122 Bab 122 belajar dari kesalahan
123 Bab 123 berkunjung di rumah lama
124 Bab 124 perjuangan berat
125 Bab 125 keluarga terbaik (END)
126 Pengumuman Novel Baru
127 Karya Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 01 Hari pertama mengajar
2
Bab 02 Mahasiswa tengil
3
Bab 03 mulai timbul rasa
4
Bab 04 badmood to goodmood
5
Bab 05 perhatian untuk Syifa
6
Bab 06 Baru mengakui
7
Bab 07 merasa tersaingi
8
Bab 08 kesalah pahaman
9
Bab 09 keputusan akhir
10
Bab 10 ijab qabul
11
Bab 11 Status baru
12
Bab 12 Belum terbiasa
13
Bab 13 Ke rumah mertua
14
Bab 14 Papa Dion
15
Bab 15 godaan di kampus
16
Bab 16 hari yang penuh emosi
17
Bab 17 terjebak di gudang
18
Bab 18 Kesempatan dalam kesempitan
19
Bab 19 pacaran setelah menikah
20
Bab 20 Diratukan oleh suami
21
Bab 21 Tak terima
22
Bab 22 sisi lain Dion
23
Bab 23 di ruangan Dion
24
Bab 24 pengakuan
25
Bab 25 Suasana rumah
26
Bab 26 Selalu diremehkan
27
Bab 27 Emosi tak terkendali
28
Bab 28 aku bersamamu
29
Bab 29 bersama mertua
30
Bab 30 Fakta yang sesungguhnya
31
Bab 31 saling memaafkan
32
Bab 32 Kehangatan keluarga
33
Bab 33 drama kecil
34
Bab 34 Dia istriku
35
Bab 35 Skorsing
36
Bab 36 keluarga kecil
37
Bab 37 perasaan terpendam
38
Bab 38 Jawaban bijak
39
Bab 39 skin to skin
40
Bab 40 kembali bekerja
41
Bab 41 Kedatangan tak terduga
42
Bab 42 mulai mengusik
43
Bab 43 kecemburuan Shaka
44
Bab 44 Tanda Cinta
45
Bab 45 mencoba mencelakai
46
Bab 46 ciuman memabukkan
47
Bab 47 mengetahui fakta
48
Bab 48 jawaban yang ditunggu
49
Bab 49 Bisnis tersembunyi
50
Bab 50 tajir melintir
51
Bab 51 tak ada yang terlambat untuk jatuh cinta
52
Bab 52 ulang tahun Bella
53
Bab 53 Perjodohan di masa lalu
54
Bab 54 Harus tinggal seatap
55
Bab 55 Menyadarkan Shaka
56
Bab 56 sebuah keputusan
57
Bab 57 Cemburunya elegan
58
Bab 58 Rencana yang gagal
59
Bab 59 kecewa
60
Bab 60 salah paham
61
Bab 61 ketahuan biang keroknya
62
Bab 62 nasehat Shaka untuk Dion
63
Bab 63 terbongkar sudah
64
Bab 64 Saling mencinta, saling menjaga
65
Bab 65 bukan anak kandung
66
Bab 66 pengakuan Shaka
67
Bab 67 Hana kecelakaan
68
Bab 68 sudah saling nyaman
69
Bab 69 memutar balikkan fakta
70
Bab 70 mencari teman hidup
71
Bab 71 rencana jahat
72
Bab 72 Gagal
73
Bab 73 balasan setimpal
74
Bab 74 Musuh jadi saudara
75
Bab 75 di kampus bersama papa
76
Bab 76 sulit memaafkan
77
Bab 77 memaafkan dan ikhlas
78
Bab 78 obsesi tersembunyi
79
Bab 79 terhalang restu
80
Bab 80 berpikir positif
81
Bab 81 keluarga baru
82
Bab 82 jangan duakan aku
83
Bab 83 sambutan hangat
84
Bab 84 persiapan pernikahan
85
Bab 85 hari pernikahan
86
Bab 86 Dua pasang pengantin
87
Bab 87 pindah resort
88
Bab 88 menjaga kehormatan istri
89
Bab 89 melindungi Diana
90
Bab 90 gunjingan mahasiswa
91
Bab 91 jangan ganggu istriku
92
Bab 92 it's Ok
93
Bab 93 Masa lalu Bianca
94
Bab 94 akhirnya terbongkar sudah
95
Bab 95 suasana rumah
96
Bab 96 hamil
97
Bab 97 berbenah diri
98
Bab 98 kabar bahagia
99
Bab 99 istri serba bisa
100
Bab 100 Hasil kerja keras
101
Bab 101 hadiah terbaik
102
Bab 102 Badai rumah tangga
103
Bab 103 mulai terungkap dalangnya
104
Bab 104 mengungkap kebenaran
105
Bab 105 kabar baik
106
Bab 106 iri hati
107
Bab 107 Penyesalan Hana
108
Bab 108 Firasat buruk
109
Bab 109 ku mohon bertahanlah
110
Bab 110 doa seorang istri
111
Bab 111 sebuah keajaiban
112
Bab 112 penyelamat keluarga
113
Bab 113 Akhir kisah Antonio
114
Bab 114 belajar menghargai
115
Bab 115 ngidam mandi bareng
116
Bab 116 posesifnya Papa Dion
117
Bab 117 berita duka
118
Bab 118 tindakan tak terduga
119
Bab 119 berbanding terbalik
120
Bab 120 Gender reveal
121
Bab 121 insiden kecil
122
Bab 122 belajar dari kesalahan
123
Bab 123 berkunjung di rumah lama
124
Bab 124 perjuangan berat
125
Bab 125 keluarga terbaik (END)
126
Pengumuman Novel Baru
127
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!