Bab 04 badmood to goodmood

Stifa baru saja menyelesaikan bimbingannya bersama Dion. Setelah itu dia bergegas pulang, namun dia ingat bahwa beberapa kebutuhan Bella sudah menipis.

Dia pun akhirnya mampir sebentar ke salah satu swalayan. Dia berbelanja kebutuhan pokok yang sekiranya mulai habis.

Sejak adanya Bella, Syifa memang lebih sering berbelanja sendiri. Dia tidak ingin terlalu banyak merepotkan Bi Ida. Sebab dia sudah menjaga Bella seharian.

Saat sibuk memilih beberapa barang tak sengaja seseorang menabraknya dari belakang.

"Maaf, saya gak sengaja." ucap wanita itu.

"Iya nggak apa-apa kok. Syifa menunduk untuk mengambilkan barang yang terjatuh.

Saat hendak memberikannya dia sangat terkejut. Rupanya wanita itu adalah Mona. Mantan sahabatnya yang kini telah menikah dengan mantan suaminya.

Dada Syifa terasa sangat bergemuruh melihat wajah wanita itu. Apalagi saat melihat perutnya yang mulai tampak membuncit.

"Syifa.." ucap Mona dengan ekspresi yang tak kalah terkejutnya.

Apalagi saat tak sengaja Mona melirik barang di troli milik Syifa, ada beberapa perlengkapan bayi seperti diapers, sabun bayi, dan bedak.

Tanpa menunggu lama Syifa langsung beranjak pergi. Namun Mona justru meraih lengannya. Dia berusaha menahan Syifa.

"Syifa tunggu, aku mau bicara sebentar." ucap Mona.

Syifa menghela nafas keras. Sungguh dia tak menyangka bahwa hari ini harus bertemu orang yang telah menghancurkan rumah tangganya.

Syifa hanya melirik Mona tanpa menyahut ucapan sama sekali.

"Syifa, aku minta maaf.. Maafkan aku." ucap Mona dengan mata yang berkaca-kaca.

Syifa tersenyum getir. Dia bahkan mulai tertawa.

"Hah? Maaf? Buat apa? Masih punya muka? Setelah menghancurkan hidupku. Sekarang enak banget minta maaf." ucap Syifa dengan nada sarkasnya.

"Syifa, aku.. Aku khilaf. Sungguh maafkan aku." ucap Mona lagi.

"Nggak kok, kamu nggak khilaf, buktinya kamu bahagia, selamat ya atas kehamilannya. Semoga kalian langgeng dan bayimu disayangi papanya." ucap Syifa dengan senyumnya.

"Sayang, kamu disini?" tiba-tiba suara pria yang begitu Syifa kenal muncul dari belakangnya. Dia adalah Rangga.

"S-Syifa.." Rangga sangat terkejut melihat Syifa.

Sementara Mona tampak sudah hampir mengeluarkan air matanya. Cepat-cepat Syifa melepas tangan Mona yang menggenggam lengannya.

Tanpa berkata apapun Syifa langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Sungguh, hari ini sangatlah sial bertemu dengan mereka.

Syifa sekuat tenaga berusaha terlihat kuat. Dia tak ingin menunjukkan sisi lemahnya kepada siapapun terutama kepada Mona dan Rangga yang sudah mengkhianatinya.

"Mona, kamu kenapa bersama Syifa?" tanya Rangga saat Syifa sudah pergi.

"Aku.. Aku hanya ingin bicara dan minta maaf kepadanya saja. Aku merasa sangat tidak enak kepadanya." ujar Mona.

"Sudahlah Mona, biar saja. Percuma kita minta maaf kepadanya, toh nggak bakalan juga kita dimaafin." ucap Rangga dengan entengnya.

Akhirnya mereka pun menyelesaikan belanja dan bergegas pulang.

Selama di perjalanan pulang Mona tampak masih menangis. Rangga sebenarnya mulai jengkel melihat Mona yang terus-terusan menangis seperti itu.

"Sayang udah dong, kamu kenapa sih menangis terus? Syifa melukai kamu? Dia ngatain kamu?" tanya Rangga.

"Dia nggak ngatai aku Ngga, justru dia ngasih aku ucapan selamat. Dan itu membuatku merasa semakin bersalah." ujar Mona.

"Ya emang kita salah, mau gimana lagi?" ucap Rangga.

"Kamu nggak pengen apa jengukin anak kamu sama Syifa? Setidaknya sedikit berbuat baik kepadanya Rangga. Aku nggak pernah bisa tenang, kadang aku mulai berpikir apa kamu juga bakal lakuin hal yang sama kepada anakku nanti?" ucapan Mona sepertinya mengundang emosi Rangga. Pria itu memang terkenal temperamental.

"Lo bilang apa Mona? Lo ngraguin gue?" Rangga yang terbakar amarah langsung menghentikan mobilnya.

"Nggak gitu Rangga. Aku cuma pengen memperbaiki keadaan. Aku Pengen tenang, aku cuma pengen kembali berhubungan baik dengan Syifa. Biar bagaimanapun dia adalah sahabatku." bentak Mona.

"Persahabatan lo udah hancur Mona, lo udah lukai dia. Percuma nggak akan pernah kalian akur lagi." Rangga pun ikut membentaknya.

Mona yang semakin terisak langsung membuka pintu mobilnya. Dia hendak keluar.

"Mona, mau kemana? Jangan keluar kamu." ujar Rangga.

Mona tak menjawab, dia yang sudah terlanjur emosi langsung beranjak pergi.

BRRAAKKKK....

"MONA....."

Rangga sangat terkejut saat melihat Mona yang langsung tertabrak mobil yang melintas dari arah belakang.

......................

Hari-hari Syifa masih saja dilanda mood yang buruk. Setelah kemarin bertemu Mona Dan Rangga. Manusia paling dia benci dalam hidupnya.

Tapi Syifa tak boleh membiarkan pikirannya itu mengusik. Dia harus fokus dengan pekerjaannya dan juga bimbingannya dengan Dion.

"Bu Syifa, nanti bimbingannya ke cafe yang waktu itu ya. Bosan di perpus terus." Dion mengiriminya pesan. Dia hendak mengajak Syifa bimbingan di cafe tempat saat Syifa menghampiri dirinya.

Okelah, lagi pula tak ada salahnya juga. Siapa tahu tempat itu bisa merubah suasana hatinya.

Saat waktunya tiba, Syifa bergegas menuju cafe. Kebetulan cafe tersebut sama dengan arahnya pulang. Sehingga itu bisa sedikit menghemat waktunya.

Syifa sampai di cafe tersebut. Saat baru memasuki tempat itu dia sedikit terkejut melihat Dion yang tampak sibuk meracik minuman dengan celemek yang melekat di tubuhnya.

Aura pria itu tampak sangat berbeda apalagi dengan penampilannya yang sibuk meracik minuman. Ketampanannya terpancar berkali-kali lipat.

Mungkin ini juga sebabnya para perempuan banyak sekali yang menggilainya.

Syifa sempat tertegun beberapa saat. Tapi panggilan Dion yang menyapa dirinya seketika membuatnya sadar.

"Bu Syifa, silahkan duduk." ujar Dion.

"Eh, iya. Kamu kerja di sini Dion?" tanya Syifa.

"Memangnya saya kelihatan seperti karyawan ya bu? Jangan salah. Ini cafe punya saya. Menu baru dicoba ya." ujar Dion dengan menyajikan sebuah minuman yang tampak indah dengan kombinasi gradasi warna cokelat. Menarik dan kelihatan segar.

"Oh, maaf Dion. Apa ini?" tanya Syifa.

"Itu resep baru Bu Syifa. Sebenarnya belum di publikasi. Dan bu Syifa orang pertama yang akan mencicipinya. Semoga enak dan bisa bikin mood naik." ujar Dion dengan senyumnya yang begitu menawan.

Syifa pun akhirnya mencicipi minuman itu. Dion tampak begitu penasaran dengan reaksi yang diberikan Syifa.

"Hmm.. Rasanya unik ya. Kombinasi cokelat, almond sama aroma cinnamonnya begitu pas. Enak Dion, sungguh. Bikin good mood banget ini " Syifa memuji minuman buatan Dion. Dia bahkan langsung meminumnya lagi hingga tersisa setengah gelas.

Senyum lebar terpancar dari wajah Dion. Dia begitu bahagia dengan pujian yang diberikan Syifa. Sungguh baru kali ini Dion begitu antusias membuat Syifa tersenyum.

Akhirnya Syifa dan Dion memulai bimbingannya. Dan benar saja, minuman yang dibuat Dion tampaknya mulai mengembalikan moodnya. Entah karena minuman itu atau karena sikap Dion yang selalu ramah padanya membuat Syifa merasa senang.

Mereka mengobrol sebentar usai bimbingan. Bahkan Dion memasakkan kudapan khusus untuk Syifa.

Syifa tampak terkejut saat melihat Dion yang tampak begitu mahir dalam urusan memasak.

"Ternyata kamu hebat juga ya Dion. Pinter bikin masakan, minuman." Ujar Syifa.

"Sebenarnya dari dulu pengen banget kuliah tata boga. Tapi papa nggak pernah ngijinin. Dia maunya aku kuliah bisnis manajemen biar bisa meneruskan usahanya." ujar Dion sedikit murung.

"Dan Cafe ini pun aku diam-diam bikinnya. Ngumpulin uang saku juga kerja sampingan biar bisa buka cafe sesuai keinginanku. Dan ini pula yang bikin aku jadi males kuliah. Udah keasyikan bikin usaha sendiri. Aku juga nggak bisa akur sama Papa." rupanya Dion menceritakan semua alasan tentang dirinya. Syifa pun tampak kagum dengan Dion.

"Kamu bener-bener hebat Dion. Di usia kamu seperti ini udah bisa buat cafe sekeren ini. Aku salut." ujar Syifa.

"Tapi Dion, kamu juga harus tetap mikirin tanggung jawab kamu. Kuliah manajemen bagiku nggak masalah. Toh kamu juga bakal butuh ilmunya juga kan buat mengelola cafe ini. Terlepas dari apa masalah kamu dengan papa kamu." imbuhnya.

Dion tertegun dengan apa yang disampaikan Syifa. Dia bahkan baru kali ini menemui wanita yang begitu mudahnya memberi kesan positif untuknya.

"Bu Syifa, nggak salah pilih aku minta Bu Syifa jadi pembimbingku." ujar Dion.

Dan hal ini semakin membuat hati Dion membuncah. Rasanya bahkan ingin meledak. Sudah tak diragukan lagi. Dion mengakui dalam hatinya bahwa kini dia sudah jatuh cinta dengan sosok Syifa.

Saat asyik mengobrol tiba-tiba ponsel Syifa berdering. Dia melihat Bi Ida yang sedang meneleponnya.

"Halo, ada apa Bi?" syifa berbicara di samping Dion.

"Halo non, Non Syifa dimana? Ini Bella non, Bella demam tinggi." ujar Bi Ida dengan nada paniknya.

"Apa? Bella sakit? Yaudah aku pulang habis ini Bi, tunggu sebentar ya." ekspresi Syifa langsung berubah seketika. Dia tampak begitu panik.

"Bu Syifa ada apa?" tanya Dion.

"Dion, maaf aku harus pulang sekarang. Anakku sedang sakit. Aku harus cepat membawanya ke rumah sakit." Ujar Syifa sembari menyambar tasnya.

"A-Anak?" Dion terperangah saat mendengar ucapan Syifa.

Ha? Syifa rupanya sudah punya anak?

......................

Terpopuler

Comments

Fransiska Widyanti

Fransiska Widyanti

parah si Rangga,,,

2024-02-10

0

sherly

sherly

Rangga boleh ngk kalo aku siram kamu pakai air got... laki ngk tau diuntung...

2024-01-08

0

Karate Cat 🐈

Karate Cat 🐈

hore modyar.. awas kalo kowe nyalahin syifa..

2023-11-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 Hari pertama mengajar
2 Bab 02 Mahasiswa tengil
3 Bab 03 mulai timbul rasa
4 Bab 04 badmood to goodmood
5 Bab 05 perhatian untuk Syifa
6 Bab 06 Baru mengakui
7 Bab 07 merasa tersaingi
8 Bab 08 kesalah pahaman
9 Bab 09 keputusan akhir
10 Bab 10 ijab qabul
11 Bab 11 Status baru
12 Bab 12 Belum terbiasa
13 Bab 13 Ke rumah mertua
14 Bab 14 Papa Dion
15 Bab 15 godaan di kampus
16 Bab 16 hari yang penuh emosi
17 Bab 17 terjebak di gudang
18 Bab 18 Kesempatan dalam kesempitan
19 Bab 19 pacaran setelah menikah
20 Bab 20 Diratukan oleh suami
21 Bab 21 Tak terima
22 Bab 22 sisi lain Dion
23 Bab 23 di ruangan Dion
24 Bab 24 pengakuan
25 Bab 25 Suasana rumah
26 Bab 26 Selalu diremehkan
27 Bab 27 Emosi tak terkendali
28 Bab 28 aku bersamamu
29 Bab 29 bersama mertua
30 Bab 30 Fakta yang sesungguhnya
31 Bab 31 saling memaafkan
32 Bab 32 Kehangatan keluarga
33 Bab 33 drama kecil
34 Bab 34 Dia istriku
35 Bab 35 Skorsing
36 Bab 36 keluarga kecil
37 Bab 37 perasaan terpendam
38 Bab 38 Jawaban bijak
39 Bab 39 skin to skin
40 Bab 40 kembali bekerja
41 Bab 41 Kedatangan tak terduga
42 Bab 42 mulai mengusik
43 Bab 43 kecemburuan Shaka
44 Bab 44 Tanda Cinta
45 Bab 45 mencoba mencelakai
46 Bab 46 ciuman memabukkan
47 Bab 47 mengetahui fakta
48 Bab 48 jawaban yang ditunggu
49 Bab 49 Bisnis tersembunyi
50 Bab 50 tajir melintir
51 Bab 51 tak ada yang terlambat untuk jatuh cinta
52 Bab 52 ulang tahun Bella
53 Bab 53 Perjodohan di masa lalu
54 Bab 54 Harus tinggal seatap
55 Bab 55 Menyadarkan Shaka
56 Bab 56 sebuah keputusan
57 Bab 57 Cemburunya elegan
58 Bab 58 Rencana yang gagal
59 Bab 59 kecewa
60 Bab 60 salah paham
61 Bab 61 ketahuan biang keroknya
62 Bab 62 nasehat Shaka untuk Dion
63 Bab 63 terbongkar sudah
64 Bab 64 Saling mencinta, saling menjaga
65 Bab 65 bukan anak kandung
66 Bab 66 pengakuan Shaka
67 Bab 67 Hana kecelakaan
68 Bab 68 sudah saling nyaman
69 Bab 69 memutar balikkan fakta
70 Bab 70 mencari teman hidup
71 Bab 71 rencana jahat
72 Bab 72 Gagal
73 Bab 73 balasan setimpal
74 Bab 74 Musuh jadi saudara
75 Bab 75 di kampus bersama papa
76 Bab 76 sulit memaafkan
77 Bab 77 memaafkan dan ikhlas
78 Bab 78 obsesi tersembunyi
79 Bab 79 terhalang restu
80 Bab 80 berpikir positif
81 Bab 81 keluarga baru
82 Bab 82 jangan duakan aku
83 Bab 83 sambutan hangat
84 Bab 84 persiapan pernikahan
85 Bab 85 hari pernikahan
86 Bab 86 Dua pasang pengantin
87 Bab 87 pindah resort
88 Bab 88 menjaga kehormatan istri
89 Bab 89 melindungi Diana
90 Bab 90 gunjingan mahasiswa
91 Bab 91 jangan ganggu istriku
92 Bab 92 it's Ok
93 Bab 93 Masa lalu Bianca
94 Bab 94 akhirnya terbongkar sudah
95 Bab 95 suasana rumah
96 Bab 96 hamil
97 Bab 97 berbenah diri
98 Bab 98 kabar bahagia
99 Bab 99 istri serba bisa
100 Bab 100 Hasil kerja keras
101 Bab 101 hadiah terbaik
102 Bab 102 Badai rumah tangga
103 Bab 103 mulai terungkap dalangnya
104 Bab 104 mengungkap kebenaran
105 Bab 105 kabar baik
106 Bab 106 iri hati
107 Bab 107 Penyesalan Hana
108 Bab 108 Firasat buruk
109 Bab 109 ku mohon bertahanlah
110 Bab 110 doa seorang istri
111 Bab 111 sebuah keajaiban
112 Bab 112 penyelamat keluarga
113 Bab 113 Akhir kisah Antonio
114 Bab 114 belajar menghargai
115 Bab 115 ngidam mandi bareng
116 Bab 116 posesifnya Papa Dion
117 Bab 117 berita duka
118 Bab 118 tindakan tak terduga
119 Bab 119 berbanding terbalik
120 Bab 120 Gender reveal
121 Bab 121 insiden kecil
122 Bab 122 belajar dari kesalahan
123 Bab 123 berkunjung di rumah lama
124 Bab 124 perjuangan berat
125 Bab 125 keluarga terbaik (END)
126 Pengumuman Novel Baru
127 Karya Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 01 Hari pertama mengajar
2
Bab 02 Mahasiswa tengil
3
Bab 03 mulai timbul rasa
4
Bab 04 badmood to goodmood
5
Bab 05 perhatian untuk Syifa
6
Bab 06 Baru mengakui
7
Bab 07 merasa tersaingi
8
Bab 08 kesalah pahaman
9
Bab 09 keputusan akhir
10
Bab 10 ijab qabul
11
Bab 11 Status baru
12
Bab 12 Belum terbiasa
13
Bab 13 Ke rumah mertua
14
Bab 14 Papa Dion
15
Bab 15 godaan di kampus
16
Bab 16 hari yang penuh emosi
17
Bab 17 terjebak di gudang
18
Bab 18 Kesempatan dalam kesempitan
19
Bab 19 pacaran setelah menikah
20
Bab 20 Diratukan oleh suami
21
Bab 21 Tak terima
22
Bab 22 sisi lain Dion
23
Bab 23 di ruangan Dion
24
Bab 24 pengakuan
25
Bab 25 Suasana rumah
26
Bab 26 Selalu diremehkan
27
Bab 27 Emosi tak terkendali
28
Bab 28 aku bersamamu
29
Bab 29 bersama mertua
30
Bab 30 Fakta yang sesungguhnya
31
Bab 31 saling memaafkan
32
Bab 32 Kehangatan keluarga
33
Bab 33 drama kecil
34
Bab 34 Dia istriku
35
Bab 35 Skorsing
36
Bab 36 keluarga kecil
37
Bab 37 perasaan terpendam
38
Bab 38 Jawaban bijak
39
Bab 39 skin to skin
40
Bab 40 kembali bekerja
41
Bab 41 Kedatangan tak terduga
42
Bab 42 mulai mengusik
43
Bab 43 kecemburuan Shaka
44
Bab 44 Tanda Cinta
45
Bab 45 mencoba mencelakai
46
Bab 46 ciuman memabukkan
47
Bab 47 mengetahui fakta
48
Bab 48 jawaban yang ditunggu
49
Bab 49 Bisnis tersembunyi
50
Bab 50 tajir melintir
51
Bab 51 tak ada yang terlambat untuk jatuh cinta
52
Bab 52 ulang tahun Bella
53
Bab 53 Perjodohan di masa lalu
54
Bab 54 Harus tinggal seatap
55
Bab 55 Menyadarkan Shaka
56
Bab 56 sebuah keputusan
57
Bab 57 Cemburunya elegan
58
Bab 58 Rencana yang gagal
59
Bab 59 kecewa
60
Bab 60 salah paham
61
Bab 61 ketahuan biang keroknya
62
Bab 62 nasehat Shaka untuk Dion
63
Bab 63 terbongkar sudah
64
Bab 64 Saling mencinta, saling menjaga
65
Bab 65 bukan anak kandung
66
Bab 66 pengakuan Shaka
67
Bab 67 Hana kecelakaan
68
Bab 68 sudah saling nyaman
69
Bab 69 memutar balikkan fakta
70
Bab 70 mencari teman hidup
71
Bab 71 rencana jahat
72
Bab 72 Gagal
73
Bab 73 balasan setimpal
74
Bab 74 Musuh jadi saudara
75
Bab 75 di kampus bersama papa
76
Bab 76 sulit memaafkan
77
Bab 77 memaafkan dan ikhlas
78
Bab 78 obsesi tersembunyi
79
Bab 79 terhalang restu
80
Bab 80 berpikir positif
81
Bab 81 keluarga baru
82
Bab 82 jangan duakan aku
83
Bab 83 sambutan hangat
84
Bab 84 persiapan pernikahan
85
Bab 85 hari pernikahan
86
Bab 86 Dua pasang pengantin
87
Bab 87 pindah resort
88
Bab 88 menjaga kehormatan istri
89
Bab 89 melindungi Diana
90
Bab 90 gunjingan mahasiswa
91
Bab 91 jangan ganggu istriku
92
Bab 92 it's Ok
93
Bab 93 Masa lalu Bianca
94
Bab 94 akhirnya terbongkar sudah
95
Bab 95 suasana rumah
96
Bab 96 hamil
97
Bab 97 berbenah diri
98
Bab 98 kabar bahagia
99
Bab 99 istri serba bisa
100
Bab 100 Hasil kerja keras
101
Bab 101 hadiah terbaik
102
Bab 102 Badai rumah tangga
103
Bab 103 mulai terungkap dalangnya
104
Bab 104 mengungkap kebenaran
105
Bab 105 kabar baik
106
Bab 106 iri hati
107
Bab 107 Penyesalan Hana
108
Bab 108 Firasat buruk
109
Bab 109 ku mohon bertahanlah
110
Bab 110 doa seorang istri
111
Bab 111 sebuah keajaiban
112
Bab 112 penyelamat keluarga
113
Bab 113 Akhir kisah Antonio
114
Bab 114 belajar menghargai
115
Bab 115 ngidam mandi bareng
116
Bab 116 posesifnya Papa Dion
117
Bab 117 berita duka
118
Bab 118 tindakan tak terduga
119
Bab 119 berbanding terbalik
120
Bab 120 Gender reveal
121
Bab 121 insiden kecil
122
Bab 122 belajar dari kesalahan
123
Bab 123 berkunjung di rumah lama
124
Bab 124 perjuangan berat
125
Bab 125 keluarga terbaik (END)
126
Pengumuman Novel Baru
127
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!