BAB 6- Terikat Nyata

Pernikahan ini memang sejak awal mereka yang mengatur, harapan Fitri ia datang ke pelaminan saat Keenan sudah ijab qobul dengan ayahnya, namun lagi-lagi kehendak mereka berbeda ia justru harus mendampingi Keenan saat proses akad berlangsung.

Sedari tadi Keenan yang di dampingi Erik dan Juwita sudah berada di tempat akan dilangsungkannya acara, mereka hanya perlu menunggu sampai mempelai wanita datang.

Para tamu hampir delapan puluh persen sudah berdatangan, mereka takjub akan kemegahan acara pernikahan CEO muda itu, berbagai ornamen mahal menghiasi setiap sudut, gemerlap cahaya menyinari ruangan yang amat luas itu, setiap detail dari desain yang ada memberikan makna yang luar biasa, pernikahan bernuansa gold itu semakin memberikan kesan mewah yang tiada tara.

Mengingat waktu yang semakin berjalan, tim wedding organizer langsung memulai acara dengan di pandu langsung oleh dua MC yang profesional.

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!"

Seketika seisi ruangan itu riuh dengan suara tamu yang kompak menjawab salam dari MC, bagaimana tidak tamu undangan yang hadir hampir lima ratus orang.

"Selamat malam semuanya, sebelumnya kami mengucapkan terimakasih yang tak tiada terkira besarnya kepada para tamu undangan atas waktunya," ungkap MC perempuan.

"Pada kesempatan ini kita semua patut berbahagia karena acara pernikahan Bapak Keenan dengan calon istrinya akan segera di mulai!" saut MC yang lain.

"Tanpa berbasa-basi lagi prosesi akad pernikahan akan segera di laksanakan untuk itu kami persilahkan mempelai wanita dan pendampingannya agar segera memasuki tempat yang telah disediakan!" lanjutnya.

Mendengar panggilan MC, Fitri yang sedari tadi menunggu di belakang layar akhirnya memberanikan diri untuk melangkah maju. Walaupun tak dapat dipungkiri hatinya begitu gelisah dan badannya gemetar.

"Neng, Bismillah ... yang kuat ya Neng," ungkap Lilis sambil terus memegang tangan Fitri yang semakin mendingin.

"Do'akan Neng Bu ..."lirih Fitri.

"Udah jangan lebay atuh Neng, Bu. Harusnya kamu teh seneng Neng bisa nikah sama orang kaya, berkat bapak kan ini teh!" saut Jejen.

Fitri tak merespons, dengan bantuan dari petugas Wedding Organizer mereka di arahkan untuk berjalan ke pintu masuk utama.

Fitri berjalan perlahan, hingga semua mata tertuju padanya. Sebagian orang menyadari pengantin wanita berubah tapi sebagian yang lain justru terpana melihat anggunnya seorang Fitri meski dari kejauhan.

Menyadari dirinya jadi pusat perhatian, Fitri tertunduk malu. Gaun mocca yang di kenakannya terasa semakin berat kala ia melangkah lebih jauh, mahkota mewah diatas kepala Fitri tampak begitu indah bagi mata yang memandangnya tapi terasa tak nyaman untuk Fitri sendiri, polesan make up yang natural menambah aura kecantikan Fitri yang nampak semakin bersinar belum lagi balutan jilbab yang menutupi dadanya membuat Fitri seolah memiliki pesonanya sendiri.

Melihat Fitri yang sudah berjalan, MC pun melanjutkan ucapannya. "Luar biasa cantik sekali pengantin wanita Bapak Keenan ini, mari kita sambut ... selamat datang Mba Fitri Permatasari di harapkan untuk duduk di samping Pak Keenan, beserta sang ayah yang akan menjadi Wali Nikah," ungkap sang MC.

"Fitri Permatasari? mendengar namanya saja saya sudah bisa menebak dia gak akan bisa menandingi kecantikan Sherly, kelakuannya mungkin tak jauh beda sama bapaknya yang bejad itu" gumam Keenan dalam hati.

Seandainya mata Keenan bisa melihat mungkin bukan kata-kata itu yang ia lontarkan dalam hati.

"Loh kok pengantin wanitanya beda sih? bukannya di undangan Sherly si pengacara hebat itu?" saut salah satu tamu perempuan yang merupakan kolega bisnis Keenan.

"Iya, kenapa ya?" tanya tamu yang lainnya.

Setelah melewati tamu undangan, mata Fitri langsung tertuju pada pria bersetelan jas yang berwarna senada dengan gaunnya.

Pria itu sudah duduk berhadapan dengan penghulu di meja tempat akan di laksanakan akad, dari samping saja Keenan sudah tampak menawan dan berkarisma seakan tak ada kekurangan fisik apapun dalam tubuhnya.

Langkah Fitri tak terhenti sampai ia tiba di hadapan Keenan, inilah momen pertama kalinya bagi Fitri melihat calon suaminya dari dekat.

"Maa Syaa Allah ..." hatinya seolah berdecak kagum.

Fitri pun menundukkan pandangannya kembali.

"Silahkan Mba Fitri duduk di samping calon suaminya dan Bapak Jejen duduk berhadapan dengan Bapak Keenan," saut MC mengarahkan kembali.

Lilis yang tadi mengandeng Fitri kembali untuk duduk di salah satu kursi yang menghadap langsung ke arah meja tempat dilangsungkannya akad.

Dengan kakinya yang gemetar Fitri duduk di samping Keenan namun menyisakan jarak di antara mereka yang lumayan jauh, ia bahkan sebelumnya belum pernah duduk berdampingan dengan pria seperti halnya hari ini.

Keenan hanya diam mematung, matanya entah mengarah kemana tak ada senyuman yang terukir di wajahnya.

"Prosesi Ijab Qobul akan segera di mulai, untuk itu kedua mempelai, wali, saksi, mahar dan juga penghulu di harapkan bersiap. Kami persilahkan kepada Bapak Penghulu untuk memulai akad nikahnya," ungkap MC.

Semakin kesini jantung Fitri berdetak semakin kencang, terkadang terlintas di pikirannya berharap tiba-tiba ada rencana Tuhan yang bisa membatalkan pernikahannya dengan Keenan.

Namun Tuhan berkehendak lain, pernikahannya benar-benar terjadi. Penghulu menuntun Jejen dan Keenan untuk melangsungkan Ijab Qobul segera.

"Siap Pak Wali?" tanya Penghulu yang memakai peci itu pada Jejen.

"Siap Kang!" jawab Jejen tegas.

"Pengantin pria sudah siap?" tanya penghulu itu lagi sambil melirik ke arah Keenan.

Keenan terdiam pikirannya masih kacau, bahkan tak mendengar pertanyaan yang dilontarkan Penghulu padanya.

Erik yang berdiri di sebelah Keenan menepuk pundak putranya itu, seketika Keenan tersadar dari lamunannya.

"Pengantin pria bagaimana sudah siap?" tanya penghulu lagi.

Keenan tak menjawab ia hanya mengangguk seolah mengiyakan.

"Saksi sudah siap?" tanya penghulu lalu menoleh ke samping kanan dan samping kiri tempat saksi dari kedua belah pihak berada.

"Alhamdulillah, kalau begitu Bapak Jejen dan Bapak Keenan silahkan berjabat tangan," seru penghulu mengarahkan.

Jejen sigap mengulurkan tangannya tepat di hadapan Keenan, lagi-lagi Keenan terdiam lama bukan karena tak mendengar namun karena enggan menyentuh tangan pria yang menghancurkan hidupnya.

Lagi dan lagi Erik mengingatkan Keenan kembali, hingga ia perlahan mengulurkan tangannya ke sembarang arah karena penglihatannya yang tak berfungsi namun dengan sigap Jejen menjabat tangan Keenan.

"Inilah tangan pemabuk yang memegang stir waktu itu, tangan yang dalam sekejap merubah hidup saya menjadi gelap gulita seperti ini!" gumam Keenan dalam hati.

Dari arahan Penghulu Jejen pun mengucapkan Ijab. "Saya nikahkan dan kawinkan engkau pada putri saya yang bernama Fitri Permatasari binti Jejen Junaedi dengan maskawin seperangkat alat sholat, satu set perhiasan seberat seratus gram dan uang tunai senilai enam ratus juta rupiah di bayar tunai!" ucap Jejen tegas.

Lalu Keenan menjawab. "Saya terima nikah dan kawinnya Sher ... Fitri Permatasari binti Jejen Junaedi dengan maskawin tersebut tunai!" ucapnya lancar meskipun hampir saja ia salah sebut.

"Bagaimana para saksi sah?" tanya Penghulu.

"Sah," jawab para saksi.

"Alhamdulillah!" ucap semua kompak semua tamu.

Deg

Bukannya merasa lega perasaan Fitri justru semakin campur aduk, jika tidak tertutup make up mungkin saja wajahnya akan terlihat sangat pucat.

Sementara itu Lilis hanya bisa meneteskan air mata kala detik itu juga Fitri sudah menyandang status sebagai seorang istri kontrak Keenan.

Usai Ijab Qobul itu lancar di laksanakan penghulu membacakan do'a dengan lafadz arab.

Fitri terdiam seolah jantungnya berhenti berdetak. "Bismillah Ya Allah, berkahilah pernikahan kami ini. Meskipun mungkin mereka tak menganggapnya sebagai hal yang suci dan sakral," gumam Fitri dalam hati.

"Pernikahan macam apa ini!" teriak Keenan dalam hati yang kecewa.

"Alhamdulillah kedua mempelai sudah sah menjadi suami istri baik secara agama maupun secara hukum," saut MC Kembali.

"Silahkan istri mencium tangan suami lalu di susul sang suami mencium kening istrinya," lanjut MC nya lagi.

Sontak Fitri dan Keenan bingung.

Bersambung..

Episodes
1 BAB 1- Pelampiasan Kepanikan
2 Bab 2- Putri Bahan Negosiasi
3 BAB 3- Goresan Tinta Pembawa Takdir
4 BAB 4- Teriakan Kekecewaan
5 BAB 5- Pandangan Negatif Mereka
6 BAB 6- Terikat Nyata
7 BAB 7- Tradisi Yang Menegangkan Bagi Mereka
8 BAB 8- Senyuman untuk bayangan Mantan
9 BAB 9- Kamar Pengantin
10 BAB 10-Kejutan Memilukan Di Malam Pertama
11 BAB 11- Ternyata Hanya Menutup Mata
12 BAB 12- Hati Yang Tulus Dan Dendam Yang Masih Membara
13 BAB 13- Memilih Ridho Suami
14 BAB 14- Foto Prewedding
15 BAB 15- Paket Misterius
16 BAB 16- Emoticon Love
17 BAB 17- Satu Pergi Tiga lainnya Datang
18 BAB 18- Sambutan Sang Mertua
19 BAB 19- Singgah Ke Firma Hukum
20 BAB 20- Berangsur-angsur menyadari Ketulusan
21 BAB 21- Niat Yang Masih Keliru
22 BAB 22- Pelukan Hangat Keenan
23 BAB 23- Diantara Dua Do'a
24 BAB 24- Tak Bisa Tidur
25 BAB 25- Mengorek Kehidupan Dan Isi Hati Fitri
26 BAB 26- Mulai Menunjukan Taring
27 BAB 27- Kekhawatiran yang terus menghantui
28 BAB 28- Cara Memastikan Sebuah Rasa
29 BAB 29- Seolah Tak Terjadi Apa-apa
30 BAB 30- Kepanikan Keenan
31 BAB 31- Gara-gara Nasi Goreng
32 BAB 32- Salah Sasaran
33 BAB 33- Ucapan Yang Tak Selesai
34 BAB 34- Perhatian Keenan Yang Coba Di Tutupi
35 Bab 35- Mulai Memudar
36 BAB 36- Senyum Itu Ibadah
37 BAB 37- Kenangan Nasi Liwet
38 BAB 38- Bukan Lagi Ke Firma Hukum
39 BAB 39- Kebetulan Yang Tidak Terduga
40 BAB 40- Sulitnya Berbicara
41 BAB 41- Mencoba Untuk Pulang
42 BAB 42- Suara Hati Keenan
Episodes

Updated 42 Episodes

1
BAB 1- Pelampiasan Kepanikan
2
Bab 2- Putri Bahan Negosiasi
3
BAB 3- Goresan Tinta Pembawa Takdir
4
BAB 4- Teriakan Kekecewaan
5
BAB 5- Pandangan Negatif Mereka
6
BAB 6- Terikat Nyata
7
BAB 7- Tradisi Yang Menegangkan Bagi Mereka
8
BAB 8- Senyuman untuk bayangan Mantan
9
BAB 9- Kamar Pengantin
10
BAB 10-Kejutan Memilukan Di Malam Pertama
11
BAB 11- Ternyata Hanya Menutup Mata
12
BAB 12- Hati Yang Tulus Dan Dendam Yang Masih Membara
13
BAB 13- Memilih Ridho Suami
14
BAB 14- Foto Prewedding
15
BAB 15- Paket Misterius
16
BAB 16- Emoticon Love
17
BAB 17- Satu Pergi Tiga lainnya Datang
18
BAB 18- Sambutan Sang Mertua
19
BAB 19- Singgah Ke Firma Hukum
20
BAB 20- Berangsur-angsur menyadari Ketulusan
21
BAB 21- Niat Yang Masih Keliru
22
BAB 22- Pelukan Hangat Keenan
23
BAB 23- Diantara Dua Do'a
24
BAB 24- Tak Bisa Tidur
25
BAB 25- Mengorek Kehidupan Dan Isi Hati Fitri
26
BAB 26- Mulai Menunjukan Taring
27
BAB 27- Kekhawatiran yang terus menghantui
28
BAB 28- Cara Memastikan Sebuah Rasa
29
BAB 29- Seolah Tak Terjadi Apa-apa
30
BAB 30- Kepanikan Keenan
31
BAB 31- Gara-gara Nasi Goreng
32
BAB 32- Salah Sasaran
33
BAB 33- Ucapan Yang Tak Selesai
34
BAB 34- Perhatian Keenan Yang Coba Di Tutupi
35
Bab 35- Mulai Memudar
36
BAB 36- Senyum Itu Ibadah
37
BAB 37- Kenangan Nasi Liwet
38
BAB 38- Bukan Lagi Ke Firma Hukum
39
BAB 39- Kebetulan Yang Tidak Terduga
40
BAB 40- Sulitnya Berbicara
41
BAB 41- Mencoba Untuk Pulang
42
BAB 42- Suara Hati Keenan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!