17 : Keturunan Adikusuma

"A-apa? A-aku pasti salah dengar."

Johnathan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Ia tidak berani menatap ibunya yang terlihat syok mendengar fakta darinya.

"Bhara anak kandung kakak? Maksudnya apa, Kak John?!" tanya Alan.

Anjani langsung berjalan cepat dan meraih lembaran kertas di tangan Hendry. Ia menutup mulutnya terkejut setelah membaca hasil tes DNA tersebut. Anjani langsung terduduk lemas di samping suaminya yang masih diam dari tadi.

"Apa maksudnya ini, Johnathan?!" teriak Anjani.

"Johnathan minta maaf, Bu," lirih Johnathan.

"Ibu gak mau dengar permintaan maaf kamu! Yang ibu mau adalah penjalasan tentang semua ini!" seru Anjani.

Alan segera menghampiri ibunya dan mengusap pelan punggung wanita yang sangat ia hormati itu untuk menenangkannya.

"Aku juga gak tahu kalau ternyata 'dia' hamil," ucap Johnathan yang masih tidak berani menatap mata kedua orang tuanya.

"Maksud kamu Sabrina?! Mantan kamu itu?!" tanya Anjani.

Johnathan hanya bisa mengangguk pelan. Anjani tidak bisa membendung air matanya lagi. Ia tidak menyangka putranya telah melakukan perbuatan tercela hingga memiliki seorang anak tanpa ikatan pernikahan.

"Keterlaluan kamu, Johnathan. Ibu kecewa sama kamu!" kata Anjani di tengah isak tangisnya.

Johnathan sangat sedih ketika mendengar ucapan itu dari ibunya. Ia juga merasa berdosa karena telah membuat ibunya menangis. Ini semua memang salahnya.

"Lalu, apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya Hendri tiba-tiba.

Johnathan mendongak dan memberanikan diri untuk menatap mata ayahnya. Ia memantapkan hatinya untuk mengambil keputusan.

"Aku akan ambil hak asuh Bhara."

Semuanya langsung menatap Johnathan. Bahkan, Anjani langsung menghentikan tangisannya mendengar ucapan anak sulungnya itu.

"Kamu yakin dengan keputusanmu itu?" tanya Hendry lagi.

Johnathan mengangguk mantap, "aku yakin, Ayah. Lagipula, dia emang anak kandung aku, jadi dia emang seharusnya tinggal bersama denganku."

Hendry tersenyum tipis, lalu menepuk-nepuk pundak Johnathan pelan. Johnathan yang diperlakukan seperti itu pun merasa bingung.

"Ayah memang kecewa karena kamu telah berbuat zina. Tapi ayah bangga karena kamu tidak berniat untuk lepas dari tanggung jawab," kata Hendry.

Johnathan tersenyum lega mendengar perkataan ayahnya. Ia lega karena ayahnya tidak serta merta menyalahkan dirinya. Perlahan, ia menoleh ke arah ibunya yang masih memperlihatkan raut wajah kecewa.

"Ibu?" panggil Johnathan.

Anjani mendengus kasar sambil mengusap sisa air matanya, "huh! Terserah kamu aja lah, lagipula aku juga senang kalau Bhara ternyata adalah cucuku. Anak itu sangat lucu."

Senyum Johnathan semakin mengembang setelah mendengar bahwa kedua orang tuanya mendukung keputusannya untuk mengambil hak asuh Bhara.

"Ayah akan membantu proses pengambilan hak asuhmu atas Bhara. Semoga semuanya berjalan dengan lancar," ucap Hendry.

"Dan pisahin Bhara dari Natasya?"

Mereka menoleh ke arah Alan yang baru saja membuka suara. Raut wajah bungsu Adikusuma itu tidak menunjukkan kesenangan sama sekali. Ia masih tetap kecewa dengan kakaknya.

"Kalian semua udah lupa sama Natasya yang masih berjuang sampai sekarang buat adopsi Bhara?" tanya Alan kepada seluruh keluarganya.

"Tapi Bhara anak kandung kakak, Alan," ucap Johnathan.

"Terus kenapa? Kakak bahkan baru beberapa kali ketemu sama Bhara. Selama ini Natasya yang rawat anak itu, Kak," protes Alan.

"Alan, Bhara adalah keturunan keluarga Adikusuma. Anak itu memang seharusnya bersama kita, bukan dengan orang lain," ucap Anjani berusaha meyakinkan anaknya.

"Orang lain? Ibu, Natasya bukan orang lain, kita semua kenal dia dengan baik," ucap Alan berusaha mempertahankan pendapatnya.

"Alan, kamu tahu sendiri, kan? Natasya tidak mungkin bisa mengadopsi Bhara, dia sama sekali tidak memenuhi syarat. Kalau kita tidak segera mengambil hak asuh anak itu, dia akan terus berada di panti asuhan," kata Hendry.

Alan menggelengkan kepalanya dan menatap Hendry tidak percaya. Ayahnya, salah satu orang yang paling dihormati oleh Natasya, ternyata berada di kubu yang berlawanan dengan gadis itu.

"Tega banget kalian ngelakuin ini," lirih Alan, "padahal Natasya udah percaya sama keluarga kita."

Setelah selesai berucap, Alan langsung mengambil tasnya dan keluar dari ruangan Anjani dengan langkah tergesa. Ia mengabaikan seluruh anggota keluarganya yang terus menerus berteriak memanggilnya. Ia kecewa dengan mereka karena telah berniat untuk mengambil Bhara dari Natasya.

...----------------...

Natasya sampai di gerbang panti asuhan. Ia berencana untuk mengunjungi Bhara saat ini, ia datang sambil membawa 3 kotak besar berisi kue brownies. Anak-anak di sini pasti menyukai makanan manis seperti itu. Natasya diantar oleh ibu panti menuju taman bermain di halaman belakang. Ia tersenyum melihat Bhara yang sedang bermain dengan ceria bersama teman-temannya.

"Bhara!" panggil Natasya.

"Mama!" seru Bhara.

Anak itu langsung berlari menghampiri Natasya sambil merentangkan tangannya minta dipeluk. Natasya langsung berjongkok dan merentangkan tangannya untuk menyambut pelukan dari anaknya itu.

Hap!

"Bhala lindu mama," ucap Bhara yang menyamankan diri di pelukan Natasya.

"Loh, baru kemarin mama ke sini, masa Bhara sudah rindu lagi sama mama?" tanya Natasya sambil mengusap pelan rambut anak itu.

"Celama mama tidak di cini, Bhala akan celalu lindu mama," kata anak itu.

Hati Natasya menghangat mendengar ucapan Bhara. Haah~ anaknya ini romantis sekali sih. Natasya melepas pelukannya dan menatap mata Bhara dengan senyuman di wajahnya.

"Bhara mau kue coklat?" tanya Natasya.

Mata anak itu langsung berbinar, "kue coklat? Mau! Bhala mau kue coklat!"

Natasya tertawa kecil, "kuenya ada di dalam. Ayo, ajak temn-temanmu sekalian, kita makan bersama-sama."

Bhara menganggukkan kepalanya dengan antusias, lalu berbalik untuk melihat teman-temannya yang masih bermain di halaman.

"Hei, cemuanya! Mamaku bawa kue coklat, ayo kita makan cama-cama!" teriak Bhara dengan suara melengkingnya.

"Kue coklat? Waah~"

"Ayo ayo!"

"Yeay! Kue!"

Anak-anak panti asuhan berlari menghampiri Natasya dengan semangat. Kemudian, Natasya pun membawa mereka semua untuk pergi ke dapur panti. Di sana sudah ada ibu panti yang sudah memotong-motong brownies menjadi beberapa bagian.

"Berbaris yang rapi ya, semuanya dapat bagiannya masing-masing," ucap ibu panti.

Anak-anak panti berbaris dengan rapi untuk menerima kue, termasuk Bhara. Natasya juga ikut membagikan kue tersebut kepada anak-anak di sana.

"Bilang apa sama Kak Natasya?" tanya ibu panti setelah semua anak mendapat kue masing-masing.

"Terima kasih, Kak Natasya," ucap mereka serempak.

Natasya tersenyum ramah, "iya sama-sama, ayo dimakan."

Setelah itu, mereka berpencar mencari tempat yang nyaman untuk memakan kue tersebut. Bhara sudah duduk di kursi teras belakang ditemani oleh Natasya. Anak itu memakan kue brownies dengan lahap. Namanya juga anak kecil, makan terburu-buru dan belepotan.

Natasya terkekeh, lalu mengusap sisa coklat yang menempel di sudut mulut Bhara, "pelan-pelan aja, Sayang. Gak ada yang ngambil kue kamu kok."

"Mama, kuenya enak!" seru Bhara sambil mengacungkan jempol mungilnya.

"Bhara suka?" tanya Natasya.

"Bhala cuka cekali," jawab anak itu, "mama bikin kue ini cendili?"

Natasya menggeleng sambil tersenyum lembut, "nggak, mama beli kue di toko tadi. Mama kan gak bisa bikin kue."

"Mama gak bica bikin kue?" tanya Bhara yang diangguki oleh Natasya, "kapan-kapan kita belajal bikin kue ya, Ma! Bhala mau bikin kue yang banyak cama mama."

Natasya tertawa kecil, "iya, Sayang."

Setelah menghabiskan kuenya, Bhara pun mengajak Natasya untuk bermain bersama di halaman belakang. Setiap Natasya datang mengunjunginya, anak itu akan menghabiskan waktu dengan Natasya, berpisah dengan teman-temannya yang lain. Tapi kadang anak-anak yang lain juga ikut bermain bersama mereka. Yang jelas, Bhara tidak akan memisahkan diri dari mamanya selama perempuan itu mengunjunginya di panti asuhan.

...----------------...

Buat pembaca baik hati yang rindu dengan celotehan Bhara, udah aku kasih tipis-tipis yaa di chapter ini xixi...

Di chapter depan bakal lebih banyak adegan Bhara 😊

Jangan lupa like dan komen yaa... Biar author tetap semangat update ♥♥

Terpopuler

Comments

Dewa Dewi

Dewa Dewi

Bara😘😘😍😍😍

2024-02-17

0

Itha Fitra

Itha Fitra

brrti johnathan hrs nikah dlu ama natasya,spy bs jd ortu ny bhara

2023-12-26

0

sherly

sherly

diluar ekpektasi kirain si Jojo bakalan di tampar eh ini malah kesannya B aja, cuman kecewa aja

2023-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Natasya
2 2 : Bhara
3 3 : Mama?!
4 4 : Fakta Mengejutkan
5 5 : Ke Kampus
6 6 : Kakek
7 7 : Berpisah
8 8 : Kecelakaan
9 9 : Donor Darah
10 10 : Johnathan
11 11 : Rencana Natasya
12 12 : Kerja Tambahan
13 13 : Haikal
14 14 : Kelelahan
15 15 : Permintaan Alan
16 16 : Hasil Tes DNA
17 17 : Keturunan Adikusuma
18 18 : Bermain
19 19 : Rencana Buruk
20 20 : Papa
21 21 : Berkas
22 22 : Kecewa
23 23 : Amarah
24 24 : Pertengkaran
25 25 : Buntu
26 26 : Kesepakatan
27 27 : Undangan
28 28 : Makan Malam
29 29 : Resmi
30 30 : Persidangan
31 31 : Tinggal Bersama
32 32 : Baikan
33 33 : Salah Paham
34 34 : Makam
35 35 : Komitmen
36 36 : Klarifikasi
37 37 : Keluarga Kecil
38 38 : Liburan Keluarga
39 39 : Sabrina
40 40 : Masa Lalu
41 41 : Pertemuan
42 42 : Penjelasan
43 43 : Kembali
44 44 : Cinta
45 45 : Kebenaran
46 46 : Gagal
47 47 : Ditangkap
48 48 : Malam Pilu
49 49 : Keberanian Mahasiswa Hukum
50 50 : Ada yang Aneh
51 Part 51 : Hampir
52 52 : Hakim Jujur?
53 53 : Vonis
54 54 : Berkumpul Lagi
55 55 : Omelan Istri
56 56 : Awal Ajaran Baru
57 57 : Menghilang
58 58 : Diculik
59 59 : Pencarian
60 60 : Perlawanan
61 61 : Upaya Kabur
62 62 : Belum Berakhir
63 63 : Terguncang
64 64 : Trauma
65 65 : Hari yang Suram
66 66 : Sidang (lagi)
67 67 : Pulang
68 68 : Tidak Baik-Baik Saja
69 69 : Kembali Normal
70 70 : Akhir
Episodes

Updated 70 Episodes

1
1 : Natasya
2
2 : Bhara
3
3 : Mama?!
4
4 : Fakta Mengejutkan
5
5 : Ke Kampus
6
6 : Kakek
7
7 : Berpisah
8
8 : Kecelakaan
9
9 : Donor Darah
10
10 : Johnathan
11
11 : Rencana Natasya
12
12 : Kerja Tambahan
13
13 : Haikal
14
14 : Kelelahan
15
15 : Permintaan Alan
16
16 : Hasil Tes DNA
17
17 : Keturunan Adikusuma
18
18 : Bermain
19
19 : Rencana Buruk
20
20 : Papa
21
21 : Berkas
22
22 : Kecewa
23
23 : Amarah
24
24 : Pertengkaran
25
25 : Buntu
26
26 : Kesepakatan
27
27 : Undangan
28
28 : Makan Malam
29
29 : Resmi
30
30 : Persidangan
31
31 : Tinggal Bersama
32
32 : Baikan
33
33 : Salah Paham
34
34 : Makam
35
35 : Komitmen
36
36 : Klarifikasi
37
37 : Keluarga Kecil
38
38 : Liburan Keluarga
39
39 : Sabrina
40
40 : Masa Lalu
41
41 : Pertemuan
42
42 : Penjelasan
43
43 : Kembali
44
44 : Cinta
45
45 : Kebenaran
46
46 : Gagal
47
47 : Ditangkap
48
48 : Malam Pilu
49
49 : Keberanian Mahasiswa Hukum
50
50 : Ada yang Aneh
51
Part 51 : Hampir
52
52 : Hakim Jujur?
53
53 : Vonis
54
54 : Berkumpul Lagi
55
55 : Omelan Istri
56
56 : Awal Ajaran Baru
57
57 : Menghilang
58
58 : Diculik
59
59 : Pencarian
60
60 : Perlawanan
61
61 : Upaya Kabur
62
62 : Belum Berakhir
63
63 : Terguncang
64
64 : Trauma
65
65 : Hari yang Suram
66
66 : Sidang (lagi)
67
67 : Pulang
68
68 : Tidak Baik-Baik Saja
69
69 : Kembali Normal
70
70 : Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!