9 : Donor Darah

Bau obat-obatan khas rumah sakit menyeruak di indra penciuman Natasya. Gadis itu sudah berlarian di sepanjang koridor rumah sakit, diikuti oleh Hendry di belakangnya. Sekarang fokusnya hanya tertuju pada ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), tempat dimana Bhara sudah berbaring tak berdaya.

Langkah kaki Natasya terhenti saat matanya menangkap sosok Bhara yang terbaring di atas salah satu brankar dengan tubuh yang bersimbah darah. Di sana juga ada dokter dan perawat yang sibuk menangani anak itu, beserta beberapa orang pengurus panti asuhan.

Tangisnya pecah begitu saja membuat beberapa orang di sana menoleh ke arahnya. Ia melangkahkan kakinya tergesa-gesa untuk mendekati Bhara.

"Astaga anakku...," lirih Natasya sambil terisak di samping Bhara.

Dokter dan perawat yang baru saja memberikan perawatan sementara pun pergi untuk mengurus beberapa keperluan.

Natasya mengulurkan tangannya yang bergetar untuk menyentuh dahi anak laki-laki itu. Ia tidak peduli jika tangannya terkena bercak darah dari Bhara. Orang-orang yang berada di sekelilingnya hanya bisa menatap iba kepada Natasya dan juga Bhara.

Tiba-tiba, Natasya menatap nyalang kepada ibu pemilik panti asuhan.

"Apa yang terjadi sama anakku?! Kalian bisa jaga Bhara apa tidak sih?! Bagaimana bisa kalian membiarkan anak sekecil ini berkeliaran di jalanan?!" seru Natasya sambil mendekati pemilik panti asuhan.

"Saya minta maaf atas kecerobohan pihak panti asuhan, Bu Natasya," ucap ibu panti, "sejak kemarin, Bhara memberontak ingin dipulangkan ke rumah Bu Natasya, tetapi kami berhasil mencegahnya."

Tangis Natasya semakin kencang mendengar perkataan dari ibu panti. Anak kecil itu ternyata masih bersikeras untuk menemuinya.

"Tadi siang, tanpa sepengetahuan kami, Bhara melarikan diri dari panti asuhan. Anak itu berniat untuk pergi sendiri ke rumah Mbak Natasya. Hingga saat ia berlari menyusuri jalan raya, kejadian naas itu terjadi," imbuh ibu panti.

Natasya menutup wajahnya menggunakan kedua tangan saat isak tangisnya semakin kencang. Hatinya begitu perih mendengar betapa menderitanya Bhara saat harus berpisah dengannya. Hendry yang kasihan dengan asistennya itu pun mengusap bahu Natasya untuk menenangkan gadis itu.

Tidak lama kemudian, seorang perawat menghampiri mereka, "mohon maaf, siapa wali dari adik Bhara?"

"Saya, suster," jawab ibu panti.

"Mohon maaf, Bu. Adik Bhara kehilangan cukup banyak darah, sehingga kami membutuhkan donor darah secepatnya. Tapi masalahnya adalah, golongan darah dari adik Bhara tergolong langka, yaitu AB-. Pihak rumah sakit sudah menghubungi beberapa kantor PMI di sekitar sini, namun tidak ada yang cocok," kata perawat itu.

"AB-? Bukannya darah dengan rhesus negatif sangat langka di Indonesia?" ucap Natasya tidak percaya, "apa harus benar-benar sama, suster? Apa tidak bisa diambilkan darah AB rhesus positif? Atau darah O?"

Perawat itu menggelengkan kepalanya, "tidak bisa, Bu. Darah dengan rhesus negatif tidak bisa menerima darah dari rhesus positif."

"Sedangkan untuk golongan darah O, walaupun secara teori, golongan darah itu merupakan donor universal dan bisa didonorkan ke semua golongan darah. Namun, pada praktiknya, donor darah seperti itu tidak disarankan," imbuh perawat tersebut.

"Tunggu, darah AB-?" tanya Hendry secara tiba-tiba.

Perawat itu terkejut melihat Hendry, "Oh, Pak Hendry?! Anda berada di sini?"

Hendry hanya mengangguk dan tersenyum, "setahu saya, Dokter Johnathan juga memiliki golongan darah yang langka, tapi saya lupa apa golongan darahnya. Bisa anda cek dulu?"

Perawat itu pun mengangguk, lalu pergi untuk memeriksa data golongan darah para dokter. Bagi yang bertanya-tanya, bagaimana perawat itu mengenal Hendry? Jawabannya adalah, karena rumah sakit itu milik istri Hendry. Tidak hanya itu, anak sulungnya juga bekerja sebagai dokter bedah di sini.

Kemudian, perawat itu terlihat membicarakan sesuatu dengan dokter yang menangani Bhara tadi. Mereka terlihat seperti sedang menyiapkan sesuatu. Setelah itu, perawat tersebut kembali menghampiri Natasya dan orang-orang yang mendampingi Bhara.

"Syukurlah, ternyata Dokter Johnathan memiliki golongan darah AB-," ucap perawat tersebut.

Semua orang menghela napas lega. Tidak lama kemudian, dokter tadi kembali ke brankar Bhara bersama dengan seorang dokter perempuan dan dokter laki-laki.

"Selamat sore," sapa dokter wanita itu, "Saya Dokter Anjani, direktur Rumah Sakit Medika Anjani."

"Saya mendengar ada pasien yang memerlukan golongan darah AB-," lanjut Anjani, "kebetulan anak saya, Dokter Johnathan memiliki golongan darah yang sama."

"Tolong lakukan apapun untuk menyelamatkan Bhara, Bu Anjani," pinta Natasya.

Natasya sudah cukup mengenal Anjani. Mereka juga sempat bertemu beberapa kali sebelumnya. Tapi, untuk anak sulung keluarga Adikusuma, yaitu Johnathan Adikusuma, ini adalah pertama kalinya mereka bertemu.

"Kalau begitu, kita mulai proses donor darahnya," ucap dokter yang menangani Bhara.

Setelah itu, proses donor darah pun dilakukan. Mulai dari pengambilan darah Johnathan, pengujian lab, serta pendonoran darah pada tubuh Bhara. Beruntung anak malang itu hanya mengalami luka luar, sehingga hanya perlu dilakukan donor darah dan diberi beberapa jahitan. Tidak sampai dilakukan operasi. Meskipun begitu, kondisinya tidak bisa dibilang baik-baik saja. Sehingga, setelah penanganan Bhara selesai dilakukan, anak itu segera dipindahkan ke ruang ICU.

...----------------...

Di depan ruang ICU, ada Natasya, Hendry, Anjani, dan Johnathan. Sementara ibu panti asuhan sedang mengurusi administrasi rumah sakit.

"Terima kasih, Bu Anjani dan Dokter Johnathan, karena sudah menolong Bhara," ucap Natasya.

"Tidak apa-apa, Natasya. Itu sudah menjadi tugas kami sebagai dokter," kata Anjani.

"Iya, Natasya. Sudah seharusnya saya memberikan darah saya untuk seseorang yang sedang membutuhkan," balas Johnathan sambil tersenyum lembut.

"Tapi, bagaimana bisa Dokter Johnathan memiliki golongan darah AB-? Bukankah itu sangat ajaib?" tanya Natasya kagum.

Johnathan tersenyum, "mungkin karena kakek saya adalah orang Amerika yang memiliki darah dengan rhesus negatif? Bukan begitu, Ayah?"

"Benar," jawab Hendry, "ayah saya orang Amerika, Natasya. Golongan darah saya adalah B-, sedangkan golongan darah istri saya adalah A+. Itulah yang menyebabkan Johnathan bisa mendapatkan golongan darah AB-."

Mata Natasya membelalak, "hah? Bukankah perbedaan rhesus antara ibu dan anak sangat berbahaya? Setahu saya, kalau ibu dengan rhesus positif mengandung bayi dengan rhesus negatif, atau sebaliknya, bisa berbahaya untuk bayi."

Johnathan tertawa kecil, "kamu ternyata punya banyak pengetahuan tentang medis ya, Natasya."

Telinga Natasya memerah malu mendengar pujian dari dokter muda itu.

"Memang berbahaya, Natasya," kata Anjani, "tapi kalau untuk anak pertama masih aman. Dulu waktu Johnathan lahir, ia memiliki penyakit kuning, dan untungnya masih bisa diselamatkan. Tapi, kalau untuk kehamilan kedua dan seterusnya sudah sangat berbahaya. Beruntung, Alan memiliki golongan darah sama seperti saya, yaitu A+."

Natasya hanya manggut-manggut mengerti.

"Lalu, bagaimana dengan Bhara, ya? Darimana dia mendapatkan golongan darah langka seperti itu?" gumam Natasya.

Ucapan Natasya membuat semua orang juga ikut berpikir. Golongan darah rhesus negatif dominan dimiliki oleh orang Amerika dan Eropa, sedangkan untuk orang Asia dan Afrika dominan memiliki golongan darah rhesus positif. Apalagi golongan darah AB-, hanya beberapa persen populasi di Indonesia yang memiliki golongan darah tersebut.

"Oh iya, kata Alan, kamu sempat merawat Bhara selama satu minggu di rumah kamu," ujar Anjani.

Natasya mengangguk pelan, lalu berujar lirih, "iya, dia sempat tinggal bersama saya untuk waktu yang singkat."

Anjani menatap Natasya iba, "Natasya, jujur saya sangat kagum dengan kamu. Di saat ada banyak sekali ibu di luar sana yang tidak menyayangi anaknya, kamu justru menyayangi seorang anak yang tidak memiliki hubungan darah dengan kamu."

Natasya tersenyum kecut, "saya juga tidak tahu, Bu Anjani. Entah kenapa, saya sangat menyayangi anak itu, seolah dia adalah anak saya sendiri."

Anjani tersenyum lembut, "itulah yang dinamakan insting seorang ibu, Natasya."

Sebenarnya, Natasya juga tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Ia tidak paham kenapa tiba-tiba ia merasa sangat menyayangi Bhara yang jelas-jelas hanyalah orang asing baginya.

...----------------...

Halo semuanya...

Di chapter ini, kita belajar tentang golongan darah ya... xixixi ♥♥

Mungkin dari kalian ada yang lebih mengerti tentang golongan darah. Kalau ada yang salah dari ceritaku, tolong sampaikan ya... Biar aku benahi

Terima kasih ♥♥

Selamat membaca 😊😊

Terpopuler

Comments

Dewa Dewi

Dewa Dewi

😭😭😭😭😭😭😭

2024-02-17

0

Ipti Rokhah

Ipti Rokhah

sama aku juga a+

2023-12-16

0

sherly

sherly

terlalu muda visual Anjani istri pak hendry

2023-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Natasya
2 2 : Bhara
3 3 : Mama?!
4 4 : Fakta Mengejutkan
5 5 : Ke Kampus
6 6 : Kakek
7 7 : Berpisah
8 8 : Kecelakaan
9 9 : Donor Darah
10 10 : Johnathan
11 11 : Rencana Natasya
12 12 : Kerja Tambahan
13 13 : Haikal
14 14 : Kelelahan
15 15 : Permintaan Alan
16 16 : Hasil Tes DNA
17 17 : Keturunan Adikusuma
18 18 : Bermain
19 19 : Rencana Buruk
20 20 : Papa
21 21 : Berkas
22 22 : Kecewa
23 23 : Amarah
24 24 : Pertengkaran
25 25 : Buntu
26 26 : Kesepakatan
27 27 : Undangan
28 28 : Makan Malam
29 29 : Resmi
30 30 : Persidangan
31 31 : Tinggal Bersama
32 32 : Baikan
33 33 : Salah Paham
34 34 : Makam
35 35 : Komitmen
36 36 : Klarifikasi
37 37 : Keluarga Kecil
38 38 : Liburan Keluarga
39 39 : Sabrina
40 40 : Masa Lalu
41 41 : Pertemuan
42 42 : Penjelasan
43 43 : Kembali
44 44 : Cinta
45 45 : Kebenaran
46 46 : Gagal
47 47 : Ditangkap
48 48 : Malam Pilu
49 49 : Keberanian Mahasiswa Hukum
50 50 : Ada yang Aneh
51 Part 51 : Hampir
52 52 : Hakim Jujur?
53 53 : Vonis
54 54 : Berkumpul Lagi
55 55 : Omelan Istri
56 56 : Awal Ajaran Baru
57 57 : Menghilang
58 58 : Diculik
59 59 : Pencarian
60 60 : Perlawanan
61 61 : Upaya Kabur
62 62 : Belum Berakhir
63 63 : Terguncang
64 64 : Trauma
65 65 : Hari yang Suram
66 66 : Sidang (lagi)
67 67 : Pulang
68 68 : Tidak Baik-Baik Saja
69 69 : Kembali Normal
70 70 : Akhir
Episodes

Updated 70 Episodes

1
1 : Natasya
2
2 : Bhara
3
3 : Mama?!
4
4 : Fakta Mengejutkan
5
5 : Ke Kampus
6
6 : Kakek
7
7 : Berpisah
8
8 : Kecelakaan
9
9 : Donor Darah
10
10 : Johnathan
11
11 : Rencana Natasya
12
12 : Kerja Tambahan
13
13 : Haikal
14
14 : Kelelahan
15
15 : Permintaan Alan
16
16 : Hasil Tes DNA
17
17 : Keturunan Adikusuma
18
18 : Bermain
19
19 : Rencana Buruk
20
20 : Papa
21
21 : Berkas
22
22 : Kecewa
23
23 : Amarah
24
24 : Pertengkaran
25
25 : Buntu
26
26 : Kesepakatan
27
27 : Undangan
28
28 : Makan Malam
29
29 : Resmi
30
30 : Persidangan
31
31 : Tinggal Bersama
32
32 : Baikan
33
33 : Salah Paham
34
34 : Makam
35
35 : Komitmen
36
36 : Klarifikasi
37
37 : Keluarga Kecil
38
38 : Liburan Keluarga
39
39 : Sabrina
40
40 : Masa Lalu
41
41 : Pertemuan
42
42 : Penjelasan
43
43 : Kembali
44
44 : Cinta
45
45 : Kebenaran
46
46 : Gagal
47
47 : Ditangkap
48
48 : Malam Pilu
49
49 : Keberanian Mahasiswa Hukum
50
50 : Ada yang Aneh
51
Part 51 : Hampir
52
52 : Hakim Jujur?
53
53 : Vonis
54
54 : Berkumpul Lagi
55
55 : Omelan Istri
56
56 : Awal Ajaran Baru
57
57 : Menghilang
58
58 : Diculik
59
59 : Pencarian
60
60 : Perlawanan
61
61 : Upaya Kabur
62
62 : Belum Berakhir
63
63 : Terguncang
64
64 : Trauma
65
65 : Hari yang Suram
66
66 : Sidang (lagi)
67
67 : Pulang
68
68 : Tidak Baik-Baik Saja
69
69 : Kembali Normal
70
70 : Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!