10 : Johnathan

Johnathan Adikusuma

Johnathan Adikusuma, atau yang biasa dipanggil John oleh keluarganya. Ia adalah putra sulung dari keluarga Adikusuma. Ia adalah seorang pria cerdas dan tampan. Yah... Tentu saja, gen Adikusuma memang tidak bisa diragukan.

Berbeda dengan adiknya, Alan, yang tertarik dalam bidang hukum, Johnathan mengikuti jejak sang ibunda yang berkecimpung di bidang kesehatan. Kuliah kedokteran di salah satu universitas ternama di Indonesia, kemudian melanjutkan pendidikan spesialis besah. Ia pun lulus pendidikan spesialis bedah di usia 26 tahun. Dan selama satu tahun ini, ia sudah memiliki profesi sebagai dokter bedah di rumah sakit milik ibunya, yaitu di Rumah Sakit Medika Anjani.

Johnathan bukanlah pria yang suka 'macam-macam'. Ia tidak pernah terlibat dalam pergaulan bebas, setidaknya itu yang diketahui oleh keluarganya. Terakhir kali ia menjalin hubungan asmara adalah dengan mantan kekasihnya saat kuliah S2 dulu.

Kehidupannya sebagai dokter bedah berjalan biasa saja, tidak ada yang spesial. Hingga suatu hari, ia diberi tahu oleh seorang perawat bahwa ada seorang anak yang membutuhkan donor darah darinya. Johnathan sangat terkejut karena selama ini belum pernah ia menemui seseorang dengan golongan darah yang sama dengannya.

Meskipun ia hanya diam dan memberikan darahnya begitu saja, tetapi muncul begitu banyak pertanyaan di benaknya mengenai anak yang bernama Bhara itu. Apalagi saat mengetahui latar belakangnya yang cukup menyedihkan. Dibuang oleh orang tuanya sendiri dan dirawat di panti asuhan. Ia juga cukup heran mengapa Bhara selalu ditemani oleh teman dari adiknya yang bernama Natasya.

...----------------...

Natasya duduk di samping brankar yang ditempati oleh Bhara. Ini sudah pukul 9 malam, tetapi mata anak itu masih setia terpejam.

"Bhara...," lirih Natasya, "kamu belum mau bangun, Nak. Katanya rindu sama mama."

Air matanya kembali menetes, "mama udah datang, Sayang. Bhara gak mau ketemu sama mama, ya?"

Tidak ada jawaban yang terdengar. Tubuh anak kecil itu masih belum menunjukkan pergerakan sama sekali.

Karena fokus memandangi wajah teduh Bhara, Natasya tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sudah berdiri di sampingnya.

"Natasya."

Gadis yang dipanggil namanya itu tersentak dan menoleh seketika.

"Eh, Dokter Johnathan."

Johnathan tersenyum lembut, "maaf, sepertinya saya mengejutkan kamu, ya?"

"Eum... Iya, hehe, saya agak kaget tadi," ucap Natasya sambil tertawa canggung.

"Dokter tidak sibuk kah? Kenapa ada di sini?" tanya Natasya.

"Saya baru saja menyelesaikan operasi, setelah ini sudah tidak ada jadwal lagi. Saya cuma mau mampir sebentar untuk menjenguk Bhara," jawab Johnathan.

Natasya menganggukkan kepalanya paham, lalu kembali melihat Bhara, "huh... Kenapa Bhara masih belum bangun juga, ya?"

Johnathan melirik ke arah Natasya, gadis itu bersikap benar-benar seperti ibu kandung dari Bhara. Ia pun tersenyum kecil.

"Itu wajar, Natasya. Kondisi Bhara kritis, jadi kemungkinan dia akan pingsan dalam waktu yang cukup lama," kata Johnathan.

"Berapa lama?" tanya Natasya sambil menatap Johnathan bertanya-tanya.

Johnathan tertegun dengan tatapan mata gadis itu. Bola mata coklat gelapnya terlihat begitu indah. Tapi, Johnathan segera berdeham untuk menepis pikirannya.

"Ekhm, eum... Kalau kondisinya pulih dengan cepat, mungkin besok dia sudah bangun."

Natasya menghela napas panjang, "saya harap Bhara benar-benar bangun besok."

Johnathan hanya diam sambil berdoa dalam hati supaya anak kecil itu segera sadar. Keheningan kembali melanda ruang ICU itu, dua orang dewasa yang ada di sana hanya diam memandang Bhara dengan tatapan sendu. Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.

"Kalau begitu, saya tinggal dulu ya, Natasya," ucap Johnathan.

Natasya menoleh, lalu berdiri dari duduknya, "oh, iya Dokter, terima kasih sudah menjenguk Bhara."

Johnathan hanya mengangguk, lalu pergi meninggalkan ruang ICU. Sedangkan Natasya, gadis itu memutuskan untuk bermalam menemani Bhara di rumah sakit.

...----------------...

Cklek

Johnathan menutup pintu ruang ICU dari luar. Setelah keluar dari ruangan itu, raut wajahnya tiba-tiba berubah menjadi serius. Kemudian, dokter muda itu berjalan cepat menuju ke suatu tempat. Tujuannya hanya satu, yaitu instalasi laboratorium.

Sesampainya di sana, ia langsung masuk ke dalam ruang laboratorium dan menemui salah seorang petugas laboratorium yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya.

"Bagaimana?" tanya Johnathan secara tiba-tiba.

Seorang petugas lab yang sedang melakukan pekerjaannya tersentak dengan kedatangan Johnathan.

"Astaga! ngagetin aja kamu, John!," keluh petugas perempuan itu.

"Bagaimana hasilnya?" tanya Johnathan lagi.

Perempuan itu memutar bola matanya malas, "belum ada 24 jam, dan kamu udah minta hasilnya, John? Cih, yang benar saja."

Johnathan mendengus kesal, "aku udah terlalu penasaran, El."

"Lebih baik kamu diam aja, John. Aku masih sibuk bekerja," ketus perempuan itu.

"Kasar sekali sih," cibir Johnathan.

"Bisa-bisanya kamu minta aku buat ngerjain tes DNA cuma gara-gara kamu penasaran sama anak itu," dumal perempuan itu dengan nada kesal, "kalau bukan anak pemilik rumah sakit, udah aku tolak mentah-mentah permintaanmu itu. Kamu pikir pekerjaanku gak banyak, hah?!"

Johnathan terkekeh, "ayolah, Elvi. Kamu kan temanku, jangan kayak gitu dong."

Sebagian besar tenaga kesehatan di rumah sakit ini sangat menghormati Johnathan karena ia adalah putra dari direktur rumah sakit. Pengecualian untuk beberapa orang, termasuk petugas laboratorium bernama Elvi tersebut. Perempuan itu tidak segan dengan Johnathan karena mereka sudah berteman sejak berada di bangku universitas.

Petugas lab bernama Elvi itu hanya berdecih kesal.

"Jadi, kamu pikir anak itu adalah anakmu?"

Pertanyaan Elvi membuat senyum Johnathan luntur, "aku juga gak tau, El. Aku cuma khawatir kalau ternyata anak itu benar-benar ada hubungannya denganku."

"Tapi, sejauh yang aku tahu, mantan kekasihmu itu gak pernah hamil, kan?" tanya Elvi.

Johnathan menggelengkan kepalanya, "dia juga gak pernah ngomong apa-apa tentang kehamilan pas dulu dia mutusin aku. Tapi, segala sesuatu bisa aja terjadi, kan?"

Flashback

Johnathan duduk bersandar di kursi yang telah disediakan untuk pengambilan darah. Di lengannya sudah terpasang selang untuk mengambil darah. Ia harus segera memberikan darahnya untuk didonorkan kepada anak kecil yang bernama Bhara.

Sedari tadi, ia hanya diam dengan dahi mengernyit karena memikirkan sesuatu. Meskipun golongan darahnya termasuk sangat langka, tapi bukan hal yang aneh jika ada seseorang yang memiliki golongan darah yang sama dengannya, bukan?

Namun, entah mengapa, Johnathan merasa ada sesuatu yang aneh. Ini adalah pertama kalinya ia bertemu seseorang yang memiliki golongan darah sama sepertinya. Ia sudah membulatkan tekatnya untuk mengikuti kata hatinya.

"Pak Adam," panggilnya kepada perawat laki-laki yang sedang mengambil darahnya.

"Iya, Dokter. Ada apa?" tanya Pak Adam.

"Tolong nanti serahkan sampel darah saya dan sampel darah anak itu ke laboratorium ya," kata Johnathan.

Pak Adam mengernyitkan dahinya bingung, "darah Dokter Johnathan memang akan diuji terlebih dahulu di lab. Tapi kenapa dokter meminta darah penerima juga dikirim ke lab?"

"Saya ingin melakukan tes DNA."

Mata Pak Adam langsung melotot karena terkejut.

"Tidak ada maksud apa-apa, Pak," ucap Johnathan mengetahui kebingungan perawat itu, "saya hanya penasaran saja."

Pak Adam hanya bisa menuruti ucapan dari dokter muda itu tanpa banyak bertanya lagi.

Terpopuler

Comments

Frando Wijaya

Frando Wijaya

bila mantan kekasih lo hamil Dan lo bpkny...mka bs aja mantan kekasih lo gk segan2 buang anak lo Dan mantan kekasih lo jg

2024-08-01

0

sihat dan kaya

sihat dan kaya

Eun Woo... doktor tampan...

2024-07-27

0

Dewa Dewi

Dewa Dewi

makin seru nih

2024-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Natasya
2 2 : Bhara
3 3 : Mama?!
4 4 : Fakta Mengejutkan
5 5 : Ke Kampus
6 6 : Kakek
7 7 : Berpisah
8 8 : Kecelakaan
9 9 : Donor Darah
10 10 : Johnathan
11 11 : Rencana Natasya
12 12 : Kerja Tambahan
13 13 : Haikal
14 14 : Kelelahan
15 15 : Permintaan Alan
16 16 : Hasil Tes DNA
17 17 : Keturunan Adikusuma
18 18 : Bermain
19 19 : Rencana Buruk
20 20 : Papa
21 21 : Berkas
22 22 : Kecewa
23 23 : Amarah
24 24 : Pertengkaran
25 25 : Buntu
26 26 : Kesepakatan
27 27 : Undangan
28 28 : Makan Malam
29 29 : Resmi
30 30 : Persidangan
31 31 : Tinggal Bersama
32 32 : Baikan
33 33 : Salah Paham
34 34 : Makam
35 35 : Komitmen
36 36 : Klarifikasi
37 37 : Keluarga Kecil
38 38 : Liburan Keluarga
39 39 : Sabrina
40 40 : Masa Lalu
41 41 : Pertemuan
42 42 : Penjelasan
43 43 : Kembali
44 44 : Cinta
45 45 : Kebenaran
46 46 : Gagal
47 47 : Ditangkap
48 48 : Malam Pilu
49 49 : Keberanian Mahasiswa Hukum
50 50 : Ada yang Aneh
51 Part 51 : Hampir
52 52 : Hakim Jujur?
53 53 : Vonis
54 54 : Berkumpul Lagi
55 55 : Omelan Istri
56 56 : Awal Ajaran Baru
57 57 : Menghilang
58 58 : Diculik
59 59 : Pencarian
60 60 : Perlawanan
61 61 : Upaya Kabur
62 62 : Belum Berakhir
63 63 : Terguncang
64 64 : Trauma
65 65 : Hari yang Suram
66 66 : Sidang (lagi)
67 67 : Pulang
68 68 : Tidak Baik-Baik Saja
69 69 : Kembali Normal
70 70 : Akhir
Episodes

Updated 70 Episodes

1
1 : Natasya
2
2 : Bhara
3
3 : Mama?!
4
4 : Fakta Mengejutkan
5
5 : Ke Kampus
6
6 : Kakek
7
7 : Berpisah
8
8 : Kecelakaan
9
9 : Donor Darah
10
10 : Johnathan
11
11 : Rencana Natasya
12
12 : Kerja Tambahan
13
13 : Haikal
14
14 : Kelelahan
15
15 : Permintaan Alan
16
16 : Hasil Tes DNA
17
17 : Keturunan Adikusuma
18
18 : Bermain
19
19 : Rencana Buruk
20
20 : Papa
21
21 : Berkas
22
22 : Kecewa
23
23 : Amarah
24
24 : Pertengkaran
25
25 : Buntu
26
26 : Kesepakatan
27
27 : Undangan
28
28 : Makan Malam
29
29 : Resmi
30
30 : Persidangan
31
31 : Tinggal Bersama
32
32 : Baikan
33
33 : Salah Paham
34
34 : Makam
35
35 : Komitmen
36
36 : Klarifikasi
37
37 : Keluarga Kecil
38
38 : Liburan Keluarga
39
39 : Sabrina
40
40 : Masa Lalu
41
41 : Pertemuan
42
42 : Penjelasan
43
43 : Kembali
44
44 : Cinta
45
45 : Kebenaran
46
46 : Gagal
47
47 : Ditangkap
48
48 : Malam Pilu
49
49 : Keberanian Mahasiswa Hukum
50
50 : Ada yang Aneh
51
Part 51 : Hampir
52
52 : Hakim Jujur?
53
53 : Vonis
54
54 : Berkumpul Lagi
55
55 : Omelan Istri
56
56 : Awal Ajaran Baru
57
57 : Menghilang
58
58 : Diculik
59
59 : Pencarian
60
60 : Perlawanan
61
61 : Upaya Kabur
62
62 : Belum Berakhir
63
63 : Terguncang
64
64 : Trauma
65
65 : Hari yang Suram
66
66 : Sidang (lagi)
67
67 : Pulang
68
68 : Tidak Baik-Baik Saja
69
69 : Kembali Normal
70
70 : Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!