Kissing Strangers - Mencium Orang Asing_Five

Shakila memutus kontak matanya seketika lalu mengalihkan pandangan ke arah jendela. Jujur saja pertemuan pertamanya tadi sudah membuat image-nya jatuh, sejatuh-jatuhnya. Dia tak mengira pria tampan dan seksi di depannya kini adalah dosen barunyA. Pasalnya wajah pria itu sangatlah masih muda. Karena tak mau membuat ulah lagi, Shakila mengurungkan niatnya untuk mengincar pria tersebut.

Dia tak mau di tempat baru ini, mencari masalah, sebab kemarin Mommynya memberi ancaman kepadanya jika membuat onar lagi Shakila akan dikirim keluar negeri. Oleh karena itu, Shakila akan berusaha mengontrol diri meski tadi sempat berseteru dengan primadona di kampus ini.

"Selamat pagi semuanya, perkenalkan namaku Chris, aku mengajar di mata kuliah fisika medik, kalian bisa memanggil ku Pak Chris atau Sir Chris, terserah kalian mau memanggil aku apa, asalkan sopan," ucap Chris seketika, dengan suara baritonnya yang terdengar seksi di telinga para kaum hawa.

Saat ini, Chris berdiri tegap di hadapan para mahasiswanya dengan melayangkan tatapan datar, tanpa ekspresi sama sekali.

Lantas para mahasiswi langsung terpana dan meracau-racau tak jelas setelahnya.

"Pak Chris, apa sudah memiliki pacar?" kelakar Merry tiba-tiba, diiringi kekehan pelan para mahasiswa lainnya.

Chris enggan menanggapi, dia malah melangkah cepat, mendekati Merry.

Melihat hal itu suasana kelas yang semula riuh langsung hening.

"Berdiri kamu!" perintah Chris sambil mengangkat sebelah alis matanya sedikit.

Merry begitu terkejut saat mendengar perintah dari dosen barunya itu. "Saya, Pak?" tanyanya sambil menunjuk diri sendiri. Entah mengapa hawa di sekitarnya terasa amat dingin dan mencekam, seakan menusuk ke kulitnya.

"Iya." Chris melirik Shakila sekilas kala wanita itu malah menundukkan mukanya sekarang.

Dengan muka polos Merry bangkit berdiri. "Ada apa Pak? Hehe," tanyanya.

"Push up 200 kali!" titah Chris seketika sambil curi-curi pandang ke arah Shakila.

Shakila hanya diam saja, tak berani menatap Chris. Takut jika dirinya akan di hukum juga seperti Merry.

"Apa?! Memangnya saya salah apa, Pak?" Merry terlonjak kaget, mengapa dia di hukum tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.

"Jangan banyak tanya, cepat push sekarang atau nilaimu akan aku kurangi!" seru Chris.

Mendengar gertakan Chris, Merry auto kicep. Tanpa bertanya lagi dia langsung menurunkan badannya dan mengambil posisi push-up di dekat kursinya.

"Dengarkan baik-baik, khusus di mata kuliahku, kalian harus mengikuti aturan yang telah aku buat, di larang ribut, di larang terlambat masuk kelas, di larang menitip absen, dan di larang menggoda dosen kalian!" Sambil memperhatikan Merry sedang push up, Chris mengedarkan pandangan di ruangan.

"Jika kalian melanggar aturan yang aku buat, nilai mata kuliah Fisika Medik kalian D," lanjut Chris lagi.

Suara Chris yang dingin membuat para mahasiswa dan mahasiswi bergedik ngeri sejenak. Walaupun begitu tak mengurangi kekaguman para mahasiswi kepada Chris. Karena gaya cool dan dingin itu menjadi daya tariknya sendiri. Para kaum hawa hanya mampu memuja dosen baru itu di dalam hatinya. Terkecuali Shakila, dia malah merasa tak asing dengan suara Chris, seakan pernah mendengarnya tapi tak tahu di mana.

"Apa kalian sudah mengerti?" Chris kembali menambahkan.

Tak ada sahutan semua mahasiswa dan mahasiswi masih loading di tempat.

"Apa semua mahasiswa di kelas ini tuli?" Walau tak berteriak atau menaikan intonasi suara, tetapi perkataan Chris barusan mampu membuat para mahasiswa bergedik ngeri.

"Mengerti Pak!" sahut mereka serempak kemudian.

"Pak, sudah selesai, Merry boleh duduk nggak?" Dengan napas terengah-engah Merry bangkit berdiri. Tampak buliran keringat mulai mengalir di dahinya.

"Hm boleh," balas Chris. Merry langsung duduk di kursinya. Sementara Chris maju selangkah dan berdiri di samping kursi Shakila. "Kamu, apa yang di lihat di bawah sana?"

Shakila reflek menengadahkan kepalanya dan menatap Chris. Sorot mata pria itu begitu menusuk ke hatinya seketika, Shakila terlihat gelagapan, tengah berpikir sejenak, mencari alasan. "Hm, itu Pak...."

Chris menaikkan alis matanya.

"Anuu emm aku sakit perut jadi nggak sengaja lihat ke bawah Pak, hehe, maaf ya Pak, Shakila benar-benar minta maaf," sahutnya cengengesan.

Tak ada tanggapan, Chris malah melangkah cepat ke depan kelas.

"Shakila, kamu duduk di depan sini! Ini hukuman untuk kamu yang tidak memperhatikan dosenmu berbicara tadi!" perintah Chris, sambil menunjuk bangku yang ditempati mahasiswi lain.

Mahasiswi berwajah oval itu tampak terkejut sebab kursi yang dia tempati sekarang adalah kursi khusus untuk asisten dosen.

"Apa?" Shakila sama terkejut. "Tapi Pak–"

"Tidak ada tapi, maju ke depan! Dan kamu pindah ke belakang sana!" sela Chris. Sambil melirik pemilik bangku tersebut.

Tak mau membuat kegaduhan, Shakila pun terpaksa mengiyakan perkataan Chris. Meski dirinya sangat keberatan sebab selama menempuh pendidikan dia tak pernah duduk di depan. Fun fact, Shakila amat alergi duduk di depan, yang menurutnya akan sulit bermain game jika rasa bosan melandanya.

Pagi ini Shakila mengikuti mata kuliah pertama dengan hatinya yang was-was. Sebab dosen baru itu begitu kejam dan suka bertanya-tanya.

Menjelang sore, jika sebelumnya sepulang kuliah Shakila bersantai bersama Rika di cafetaria , namun hari ini Shakila memutuskan langsung pulang ke rumah. Sebab di hari pertamanya berkuliah energinya benar-benar terkuras.

"Tumben cepat pulangnya, Sayang?" tanya Sekar ketika melihat Shakila berjalan cepat melalui pintu utama.

Dengan langkah gontai Shakila melempar tas ke segala arah dan menghempas tubuhnya di atas sofa. "Capek Mom, dosennya killer banget, kayaknya Shakila pensiun aja deh!" gerutunya dengan bibir mencibir.

Dahi Sekar berkerut kuat hingga tiga lipatan. "Pensiun? Ada-ada saja kamu, sudah gih makan sana, Mommy ada masakin makanan kesukaan kamu, setelah itu mandi."

"Bentar Mom, Shakila mau main game." Shakila mengambil ponsel mininya di saku celana seketika.

"Eits! Nggak ada bentar-bentar!" Sekar menyambar cepat ponsel Shakila.

"Ish, Mom, kembaliin!" Shakila hendak menggapai benda mini tersebut.

Sekar menjauhkan ponsel anaknya segera. "No! Kamu dengerin kata Mommy Shakila, makan terus mandi, habis itu kamu boleh main game sepuasnya!" katanya sambil menggeleng pelan, saat melihat Shakila merengut kesal. Dia tak habis pikir, mengapa anaknya sangat susah diberi pengertian padahal selama mengasuh, Sekar selalu mengajari Shakila dengan bertutur kata lemah lembut, entah sifat siapa yang diwarisi Shakila. Sekar hanya bisa menghela napas kasar.

Shakila terpaksa mengiyakan perkataan Mommynya, lalu berlarian ke dapur hendak mengisi kampung tengahnya.

Di luar sana, langit mulai berubah jingga, menandakan sebentar lagi hampir petang, Shakila masih asik sendiri memainkan permainan game di ponselnya, sampai pada akhirnya Mommynya masuk ke kamar dan berkata,"Shakila jam 7 an nanti ke kos sebelah ya, antar voucher wifi, ada orang baru masuk, Mommy lupa tadi kasi vouchernya, Mommy mau pergi keluar sebentar, antar Kyler."

"Loh kenapa nggak kirim di grup aja Mom, Shakila malas tahu ke sana!" gerutu Shakila.

"Orangnya nggak punya hp, kasihan tahu, katanya kamu kenal sama dia," sahut Sekar berusaha merayu sang anak.

"What? Di zaman serba modern gini nggak ada hp, kampungan banget sih!" Sekali lagi Shakila menggerutu.

"Nggak boleh gitu, ini vouchernya antar nanti ya, katanya dia mau kerja pakai laptopnya, Mommy mau pergi dulu." Sekar memberikan kertas kecil kepada Shakila.

Sambil mendengus kesal Shakila mengambilnya. Setelah itu Sekar pun keluar.

Tepat pukul tujuh malam, setelah di telepon Mommynya berkali-kali barusan, Shakila akhirnya terpaksa pergi ke kos sebelah rumahnya, yang berjarak sekitar belasan meter dari tempat tinggalnya. Ya, selain menjadi pengusaha butik, Mommynya juga pemilik kos-kosan elit.

"Ish, nyebelin banget! Tapi siapa ya? Apa aku punya teman yang udah tua, kayaknya nggaka ada deh!" Karena dekat Shakila hanya berjalan kaki saja. Di sepanjang jalan ia bersungut-sungut kecil, menyumpah serapah penghuni baru kos-an tersebut.

Sesampainya di halaman depan kosan, Shakila langsung naik ke lantai dua, di mana penghuni kos tersebut tinggal.

Berkali-kali Shakila mengetuk pintu kamar, namun tak ada jawaban. "Kemana sih nih orang! Udah nyusahin! Malah nggak ada di dalam! Awas saja entar!"

Semenit pun berlalu, pintu tak dikunjung dibuka, Shakila pun memutar gagang pintu dan secara ajaibnya pintu tak dikunci.

Tanpa memikirkan akibatnya, Shakila langsung masuk ke dalam. "Akhirnya!" katanya sambil melangkah cepat.

Sesampainya di dalam, pencahayaan di ruangan sedikit remang-remang, Shakila sedikit heran, apa Mommynya sengaja mengatur pencahayaan di kos agak gelap atau si penghuni kos sengaja, entahlah.

"Hallo, ada orang nggak? Nih vouchernya! Ambil tuh! Nyusahin amat jadi orang!" sahut Shakila kemudian sambil melempar voucher kertas ke sembarang arah.

Kriet!

Dari samping, terdengar bunyi pintu kamar mandi terbuka, Shakila menengok seketika. Matanya membulat sempurna, melihat sosok yang sangat ia hindari, siapalagi kalau bukan Chris, dosen barunya.

"Pak Chris?"

Perasaan Shakila campur aduk antara terkejut, takut dan sedikit panik sekarang. Tanpa sadar dia menelan air liurnya melihat otot-otot seksi Chris. Bagi wanita seperti Shakila, siapa yang tidak tergiur dengan ketampanan Chris. Pria berwajah tampan dan berkharisma itu benar-benar membiusnya, jika saja Chris tidak galak dan bukan dosennya, Shakila mungkin saja sudah menerkamnya.

Dalam keadaan setengah basah di seluruh tubuhnya, Chris keluar dengan handuk yang melilit dipinggangnya, dia melangkah cepat, mendekati Shakila.

Shakila semakin panik, tanpa sadar dia memundurkan langkah kakinya. Apalagi sorot mata Chris seakan ingin memakannya.

"Pak... anu...itu aku, anu..."

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

anu..anu..anuku

2023-08-11

0

Dian Isnu

Dian Isnu

waduh🤭🤭🤭🤭

2023-07-14

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

kos an pak dosen neng

2023-07-04

0

lihat semua
Episodes
1 Kissing Strangers - Mencium Orang Asing_One
2 Kissing Strangers - Mencium Orang Asing_Two
3 Kissing Strangers - Mencium Orang Asing_Three
4 Kissing Strangers - Mencium Orang Asing_Four
5 Kissing Strangers - Mencium Orang Asing_Five
6 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Six
7 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Seven
8 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Eight
9 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Nine
10 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Ten
11 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Eleven
12 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Twelve
13 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Thirteen
14 Kissing Strangers_Mencium Orang Asing_Fourteen
15 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing-Fiveteen
16 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Sixteen
17 Kissing Strangers_Mencium Orang Asing_Seventeen
18 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Eightteen
19 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Nineteen
20 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Twenty
21 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Twenty One
22 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Twenty Two
23 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
24 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
25 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
26 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
27 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
28 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
29 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
30 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
31 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
32 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
33 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
34 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
35 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
36 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
37 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
38 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
39 Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
40 Bonchap - Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
41 PENGUMUMAN!
Episodes

Updated 41 Episodes

1
Kissing Strangers - Mencium Orang Asing_One
2
Kissing Strangers - Mencium Orang Asing_Two
3
Kissing Strangers - Mencium Orang Asing_Three
4
Kissing Strangers - Mencium Orang Asing_Four
5
Kissing Strangers - Mencium Orang Asing_Five
6
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Six
7
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Seven
8
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Eight
9
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Nine
10
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Ten
11
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Eleven
12
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Twelve
13
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Thirteen
14
Kissing Strangers_Mencium Orang Asing_Fourteen
15
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing-Fiveteen
16
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Sixteen
17
Kissing Strangers_Mencium Orang Asing_Seventeen
18
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Eightteen
19
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Nineteen
20
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Twenty
21
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Twenty One
22
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing_Twenty Two
23
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
24
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
25
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
26
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
27
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
28
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
29
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
30
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
31
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
32
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
33
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
34
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
35
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
36
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
37
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
38
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
39
Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
40
Bonchap - Kissing Strangers-Mencium Orang Asing
41
PENGUMUMAN!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!