Beberapa hari kemudian.....
Eduardo sedang duduk di kursi kerjanya sambil memeriksa pekerjaan yang semakin menumpuk, sejenak dia melupakan Zavina yang enggan pulang dan memilih tinggal di negara J padahal pernikahan tinggal menghitung hari dan Eduardo belum membatalkannya karena dia yakin Zavina akan kembali.
Pintu ruangan tiba tiba terbuka dan membuat Eduardo menggeram kesal.
''Sopan sekali kamu. ''
bentak Eduardo tanpa mengalihkan pandangannya dan saat mengalihkan nya betapa kagetnya melihat Zavina yang menatapnya sambil berkaca kaca.
Eduardo langsung mengejar Zavina yang berbalik arah, Zavina akhirnya tertangkap dan Eduardo menggendongnya membawanya masuk kedalam ruangannya.
''Batalkan semua jadwal saya hari ini. ''
titah Eduardo sambil masuk kedalam ruangannya dan sekertarisnya hanya melongo melihatnya.
''Lepas Edwar, aku mau pulang saja dari pada disini kamu bentak bentak. ''
ucap Zavina sambil berusaha melepaskan pelukan pada nya.
''Aku kira bukan kamu Zavina, maaf jangan marah lagi yaa. ''
ucap Eduardo sambil mencium kening Zavina.
Zavina memalingkan wajahnya karena dia malas menatap wajah Eduardo saat ini, Eduardo terus memeluk Zavina yang tadi di gendongnya langsung di bawa ke ruang istirahat nya.
''Kenapa ga minta jemput?? Padahal dengan senang hati saya akan jemput kamu Zavina. ''
ucap Eduardo saat Zavina mengusap dadanya.
''Aku mampu sendiri, lagian ada Davin yang jemput aku tadi di bandara. ''
ucap Zavina dan Eduardo yang gemas pun menggigit pelan bahu Zavina.
''Kamu kaya kanibal gigit. ''
gerutu Zavina saat setelah Eduardo menggigit bahunya.
''Jangan Davin terus yang selalu kamu andalkan, sekarang ada aku yang selalu siaga untuk kamu. ''
Protes Eduardo dan membuat Zavina mendelik.
''Ingat sebelum aku kenal kamu, ada Davin yang selalu menemaniku Edwar. ''
jawab Zavina sambil beranjak dan bersandar di ranjang.
''Ckckck.....ruangan istirahat lebih mirip kamar hotel suite room, royal sekali anda Tuan. ''
ucap Zavina saat mengedarkan pandangannya pada sekeliling ruangan istirahat Eduardo di dalam kantornya.
''Ruang istirahat harus nyaman Zavina agar kita rileks, mau aku buatkan di ruang kerja kamu?? ''
''Gak usah aku mau kerja bukan mau tidur. ''
''Takutnya kamu mau merasakan kemewahan dan dengan senang hati aku mewujudkannya. ''
''Jangan bahas kemewahan aku gak suka, bagaimana hukuman wanita itu?? Setimpal kah?? ''
''Hummm.....sesuai dengan kejahatannya, dia di hukum sangat berat seumur hidup karena melanggar lima pasal sekaligus. ''
''Bagus laah, kenapa gak di hukum mati saja sekalian Eduardo?? ''
''Gak baik kamu mendendam seperti itu, biarkan hukum yang menjeratnya lagian semua asetnya sudah aku ambil jadi aman. ''
''Bukan pendendam hanya saja aku kan yang menderita karena ulahnya. ''
''Sudah jangan memikirkan lagi apapun, kita harus ambil hikmah dari peristiwa itu. ''
''Hikmah buat kamu dan bencana buat aku. ''
ucap Zavina dengan nada kesalnya dan Eduardo pun tidak mendebatnya karena akan sangat berkepanjangan kalau di bahas.
''Nanti pulang ke rumah kita yaa, aku sudah siapkan gaun pengantin untuk kamu dan besok minggu kita menikah Zavina, tanpa ada penolakan karena semua sudah aku daftarkan di kantor KUA. ''
ucap Eduardo dan Zavina hanya berdehem menjawabnya.
Zavina mulai membuka hatinya untuk Eduardo, selama beberapa hari dia tinggal dengan Narendra, Zavina benar benar di berikan pelajaran bahkan semua untuk kebaikan Zavina, akhirnya Zavina membuka mata hatinya untuk memberikan kesempatan pada Eduardo untuk membuktikan keseriusannya.
Zavina bertekad bulat membuka hatinya untuk Eduardo, laki laki yang di jadikan alat balas dendamnya namun saat ini malah balik merantainya bahkan kesucianya sudah di renggut oleh Eduardo.
''Aku mau pulang ke rumah lama untuk mengambil barang barang dulu. ''
ucap Zavina dan Eduardo menggelengkan kepalanya.
''Tidak usah karena semua yang kamu butuhkan sudah ada di rumah baru kita, jadi jangan repot repot untuk mengambil apapun disana, pelayan di rumah sana juga akan menjaga rumah kamu dan rumah itu di jadikan sebagai rumah kenangan nantinya untuk kamu, aku akan memberikan pengamanan pada rumah itu. ''
ucap Eduardo dan Zavina hanya mendelik mendengarnya karena semua sesuai prediksinya.
''Kalau begitu aku mau makan siang saja, lapar sekali perutnya. ''
keluh Zavina dan membuat Eduardo langsung terbahak dan gemas dengan tingkah Zavina.
''Oke sayang aku akan pesankan makan siang dan kamu temani aku disini sampai selesai pekerjaan lalu kita bersama sama pulangnya. ''
ucap Eduardo sambil mencubit pipinya Zavina lalu beranjak untuk memesankan makan siang kepada sekertarisnya.
Zavina hanya menatap sendu kepergian Eduardo yang keluar dari ruang istirahatnya, Laki laki gagah itu akan menjadi miliknya walaupun Zavina belum mencintainya tapi dia akan berusaha memberikan cinta untuk Eduardo asalkan Eduardo bersabar menunggunya.
.
.
Malam menjelang......
Zavina sudah terlelap di sofa saat Eduardo menyelesaikan pekerjaannya, rengekan rengekan Zavina di tulikan oleh telinganya karena Eduardo takut Zavina malah kabur ke rumah kenangannya.
''Maaf karena aku egois sama kamu Zavina, aku hanya gak mau kamu kembali ke rumah itu dan aku takut kamu goyah, setelah pernikahan kita SAH di mata hukum dan agama barulah aku akan membebaskan kamu, bersabarlah hanya dua hari lagi kamu terkekang seperti ini. ''
ucap Eduardo sambil mencium kening Zavina sambil mengecup singkat bibir Zavina.
Eduardo melepaskan jas nya lalu menyelimbuti tubuh Zavina sebelum di angkat tubuh Zavina, Eduardo langsung membawa Zavina menuju lobi utama perusahaannya dimana supir sudah menunggunya untuk mengantarkannya menuju rumah barunya.
Tiba di lobi utama supir langsung membuka pintunya dan dengan pelan Eduardo merebahkan tubuh Zavina di kursinya sebelum Eduardo masuk.
''Ke rumah baru Pak. ''
ucap Eduardo saat duduk dan memangku kepala Zavina di atas pahanya.
Sang supir mengiyakannya dan langsung melajukan mobilnya menuju kediaman baru sang Tuan, sepanjang perjalanan tangan Eduardo terus saja mengusap rambut Zavina dan Zavina tidak terganggu sedikitpun.
''Pulas sekali kamu tidurnya Zavina, kalau aku culik jauh kamu pasti gak akan sadar. ''
ucap Eduardo dengan senyumnya sambil menoel hidung Zavina.
Perjalanan tidak terlalu lama karena jalanan begitu kosong malam ini, Eduardo kembali menggendong Zavina menuju rumah yang sudah terbuka lebar pintunya.
''Saya minta dua pelayan ikut dengan saya. ''
titah Eduardo saat tiba di barisan pelayan yang menyambutnya dan kepala pelayan langsung menunjuk dua pelayan sesuai titah Sang Tuan.
Tiba di kamar utama yang nantinya akan di jadikan kamar pribadi Eduardo dan Zavina, Eduardo dengan sangat hati hati merebahkan tubuh Zavina.
''Bangun Sayang, kita sudah sampai. ''
ucap Eduardo sambil menepuk pipi Zavina dan hanya terdengar geraman kecil dari bibir Zavina membuat Eduardo tergelak.
''Kalian kembali ke pekerjaan saja, istri saya sepertinya malas bangun. ''
titah Eduardo kembali pada kedua pelayan dan kedua pelayannya pun mengangguk lalu meninggalkan kamar utama Sang Tuan.
.
.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
☠ Bala🦂Dewa 𝐀⃝🥀
awas jatuh looo bung
2023-07-10
1
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
jngan main suntik loooooo
2023-07-07
1
𝐙⃝🦜ֆɦǟզʊɛɛռǟ🍒⃞⃟🦅👻ᴸᴷ
belum sah jadi istri eduardo🤣
2023-06-21
1