Tiba di kamar hotelnya, Zavina langsung merebahkan tubuhnya di ranjang sambil menatap langit kamar hotelnya, dia terpaksa menjadikan Eduardo sebagai alat balas dendam nya karena hanya Eduardo yang bisa menghubungkan dia dengan musuhnya.
''Aku sebenarnya lelah Daren tapi melihat wanita itu baik baik saja membuatku kembali sangat muak dan ingin menghancurkan wanita itu, Daren bantu lancarkar aku dari sana yaa. ''
ucap Zavina sambil meneteskan air matanya.
Pintu kamar Hotel Zavina di ketuk dan Zavina langsung beranjak untuk membukanya, ternyata asistennya yang datang.
''Nona......rumah sudah menjadi milik Nona dan besok sertifikat kepemilikannya sudah ada di tangan Nona, mau pindah sekarang atau menunggu selesai persiapan rumahnya?? ''
jelas Davin dan membuat Zavina tersenyum senang mendengarnya.
''Persiapkan dulu rumah nya baru saya akan menempatinya. ''
jawab Zavina dan Davin langsung mengangguk lalu pamit keluar dari kamar hotel milik Zavina.
Zavina benar benar bahagia karena rumah itu menjadi miliknya, lain dengan Eduardo yang sedang terdiam di rumahnya.
Seperti biasa Eduardo pulang tapi istrinya belum pulang dan kadang tidak pulang, Eduardo pun mengerti karena pekerjaan sebagai kepala Dokter bedah sangat membuatnya sibuk.
''Sedang apa wanita itu?? Tumben belum menerorku hari ini. ''
gumamnya saat melihat handphone nya senyap.
Eduardo memberanikan diri menghubungi terlebih dahulu namun sayang sekali, Zavina tidak mengangkat panggilannya dan membuat Eduardo prustasi.
''Wanita itu benar benar sangat mengganggu sekali, giliran di hubungi susah sekali. ''
geram Eduardo dan langsung beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
.
.
Pagi hari menjelang di kediaman Eduardo......
Eduardo terpaksa membuka matanya karena merasakan sentuhan di inti tubuhnya dan ternyata Amanda sang Istri sedang memanjakan kejantanannya.
Eduardo ingat semalam saat dia meminta di layani oleh Amanda, Amanda menolak beralasan lelah bekerja dan Eduardo pun memakluminya dan membiarkan sang istri beristirahat.
Namun saat ini Eduardo sedang merasakan sebuah rasa yang dalam dan sulit di artikan dengan kata kata, Eduardo menarik kepala Amanda dan membalikkan tubuh Amanda.
Pagi itu akhirnya Eduardo mendapatkan hak nya dan Amanda melayaninya dengan senang hati karena merasa bersalah semalam menolak ajakan suaminya.
Dua jam kemudian Eduardo mengakhiri permainannya yang membuat Amanda langsung terlelap karena kelelahan, Eduardo memilih membersihkan tubuhnya dan menuju kantor karena amunisi nya sudah full sekarang.
.
.
Pagi ini senyum di bibirnya Eduardo begitu merekah, dia bahagia karena mendapatkan amunisi dari sang Istri yang sudah lama tidak di dapatkannya.
Semua berjalan lancar sampai siang hari namun sebuah pintu terbuka membuatnya menggeram kesal, senyum wanita yang semalam dia hubungi begitu merekah menghampirinya setelah pintu tertutup.
''Keluar dari ruangan ini sebelum aku panggilkan keamanan untuk menyeret kamu. ''
ucap Eduardo dengan nada tegasnya namun wanita di hadapannya hanya tersenyum.
Zavina langsung bersandar di meja kerja Eduardo sambil melipat tangannya, dia menatap wajah Eduardo yang memancarkan kemarahan.
''Aku akan membuat kamu menghilangkan kemarahan, beri aku waktu beberapa saat. ''
ucap Zavina sambil berjongkok tepat di depan Eduardo.
Zavina mulai membelai dada bidang Eduardo dan sengaja memberikan rangsangaan agar Eduardo terbawa suasananya, Eduardo tidak bergeming dan diam saja menikmati apapun yang Zavina lakukan.
''Sial tubuhku tudak bisa menolak nya lagi. ''
geram Eduardo yang memang ingin mengenyahkan Zavina namun tubuhnya malah menerima perlakuan Zavina.
Zavina tersenyum dan langsung membuka sesuatu yang tertutup sempurna, berhasil terbuka dan membuat Eduardo tersentak karena inti tubuhnya di manjakan oleh Zavina, bahkan Amanda pun kalah oleh perlakuan Zavina.
Beberapa menit Zavina melakukannya dan langsung berhasil memuntahkan lahar hangat yang ada di tubuh inti Eduardo.
''Eduardo......kamu kalah sayang, ayo bandingkan dengan istrimu. Mana yang paling membuat kamu puas?? ''
ucap Zavina sensual sambil mengelap mulutnya dengan tissu yang ada di samping meja Eduardo.
Eduardo tidak beraksi dan dia hanya diam karena tubuhnya masih menikmati pelepasan singkatnya, walaupun dengan mulut tapi dia benar benar melepaskan semua penatnya.
Eduardo langsung tersadar saat terdengar suara Amanda yang ada di depan pintu, tangan Eduardo reflek menekan kepala Zavina yang berjongkok di hadapannya.
''Kamu kenapa Edwar?? Kenapa wajahnya kaget seperti itu?? ''
tanya Amanda yang heran melihat raut wajah Eduardo yang kaget melihatnya.
''Ayo kita makan siang, aku sengaja menyempatkan diri sebelum ke rumah sakit. ''
ucap Amanda kembali karena Eduardo hanya diam.
Zavina langsung terdiam merasakan sakit di dadanya, mendengar suara wanita yang dulu membuatnya terpisah selamanya dengan orang yang sangat di cintainya.
''Kurang ajar, aku disini kesusahan mereka malah asik bertamasya. ''
geram Zavina saat mendengar suara tawa Amanda dan Eduardo.
''Malam ini aku akan telat pulang, kamu duluan saja tidur jangan menungguku. ''
ucap Amanda sambil merapihkan bekas makannya.
''Manda bisa tidak kamu lebih fokus dengan pernikahan kita, tiga tahun kita menikah tapi kamu tidak berubah dan mementingkan karir kamu. ''
ucap Eduardo dan berhasil membuat Amanda langsung menggeram kesal.
''Eduardo pliis jangan mendebat lagi aku malas. ''
jawab Amanda sambil berjalan menuju pintu dan membantingnya.
''Akhhh..... selalu saja seperti itu maunya dasar wanita egois. ''
geram Eduardo sambil mengacak rambutnya.
Eduardo terdiam sebentar dan langsung kembali berjalan menuju kursi kebesarannya, dia tidak menyadari kalau Zavina masih duduk di bawah kolong meja nya karena Zavina masih diam merasakan sakit di dadanya yang belum menghilang.
Eduardo pun sama dia tidak menyadari kalau Zavina ada di bawah kakinya.
Beberapa saat kemudian Zavina sudah baikan dan langsung menepuk paha Eduardo yang berhasil membuah Eduardo tersentak kaget.
''Astaga Zavina kamu masih di bawah sana?? ''
ucap Eduardo sambil membantu Zavina untuk keluar dari kolong meja nya.
''Kamu yang membuat aku di bawah sana harusnya kamu juga bawa aku keluar, kamu malah asik dengan wanita jahat itu. ''
ucap Zavina dengan nada kesal dan membuat Eduardo mengerutkan keningnya.
''Maksud kamu wanita jahat itu siapa?? Amanda?? ''
tanya Eduardo dan Zavina langsung menepis tangan Eduardo yang memengang bahunya.
''Zavina jawab aku, maksud kamu apa dengan menyebut istriku wanita jahat. ''
tanya kembali Eduardo yang belum mendapatkan jawabannya.
''Iyaa dia wanita jahat yang telah menghancurkan hidupku, aku menjadikan kamu alat untuk balas dendam yang akan menghubungkannya dengan wanita itu, PUAS kamu. ''
jawab Zavina dengan nada marahnya dan membuat Eduardo terdiam.
''Kamu gak akan bisa melakukan nya pada saya Zavina, ingat itu karena saya bukan alat kamu. ''
ucapnya penuh penekanan dan membuat Zavina langsung tersenyum mengejek.
''Kamu munafik Edwar, bahkan kamu sudah terbuai denganku dan dengan semua rencana ini kamu juga akan menyadari siapa wanita itu yang tidak pantas untuk di cintai siapapun, aku bertaruh dengan kamu kalau kamu akan tunduk padaku. ''
ucap Zavina dengan penuh keyakinan lalu berjalan keluar dari ruangan kerja Eduardo.
''Apa kesalahan Amanda padamu Zavina?? Hingga dendam kamu begitu membara padanya. ''
gumam Eduardo yang menatap pintu ruangan kerjanya tertutup.
.
.
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
☠ Bala🦂Dewa 𝐀⃝🥀
takut ketahuan ea bos
2023-07-08
1
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
wooow... wanita yang pemberani
2023-07-06
1
𝐙⃝🦜ֆɦǟզʊɛɛռǟ🍒⃞⃟🦅👻ᴸᴷ
kira kira apa ya kesalahan amanda yg membuat zavina dendam? jadi bikin penasaran
2023-06-18
1