Satu minggu kemudian.....
Eduardo merasakan kehampaan seminggu ini, entah apa yang membuatnya hampa, Istrinya sudah membuatnya terbiasa kalau pulang larut bahkan tidak pulang namun wanita bernama Zavina yang membuat nya hampa karena satu minggu ini setelah Eduardo mengusirnya tidak ada kabar kembali dari wanita itu.
''Kemana Zavina?? ''
''Dimana Zavina?? ''
Pertanyaan demi pertanyaan terus terngiang di kepalanya, biasanya wanita itu selalu merecokinya namun satu minggu ini seolah tidak ada dan menghilang membuat hati Eduardo hampa.
Eduardo memilih pulang lebih awal karena tubuhnya terasa tidak enak dan kepalanya mendadak pusing, tiba di rumah semua pelayan di minta pulang dan Eduardo memilih duduk di sofa sambil menghubungi istrinya, dering ketiga barulah istrinya mengangkat panggilannya.
Dalam panggilan saat ini........
''Amanda......kamu bisa pulang lebih awal, aku sakit dan butuh kamu. ''
''Eduardo pliis aku sibuk dan mungkin malam ini gak bisa pulang, kamu jangan manja deh semua obat sudah aku sipkan di kotak obat. ''
''Aku hanya butuh kamu, bisa kah kamu kembali sekarang?? ''
''Maaf Edawar aku gak bisa karena nyawa pasien lebih penting, istirahat lah aku harus kembali bekerja. ''
Panggilan berakhir........
Eduardo langsung terdiam setelah panggilan telphone dari Amanda di tutup sepihak, inilah Amanda saat di butuhkannya tidak bisa datang tapi dia lebih mementingkan orang lain.
''Lama lama aku muak Manda dengan pernikahan ini, kamu mengecewakan mendiang Papa aku yang memilihkan kamu sebagai menantu idaman nya. ''
kesal Eduardo sambil merebahkan kepalanya di sandaran kursi karena kepalanya begitu berdenyut.
.
.
Di Bandara saat ini.......
Zavina baru kembali setelah satu minggu mengurus perusahaannya di negara B dan dia fokus dengan pekerjaannya seminggu itu bahkan rencana balas dendamnya di lupakan sejenak demi masa depannya.
''Kita jangan pulang ke rumah tapi ke rumah Eduardo saja Davin, wanita jahat itu ternyata sedang bersenang senang dengan selangkangannya. ''
pinta Zavina dan Davin mengiyakannya.
''Baik Nona, apa anda mau membeli sesuatu?? Sedari kita berangkat anda belum memakan apapun. ''
jawab Davin dan Zavina menggelengkan kepalanya.
''Gak usah Davin, nanti saya akan memasak di rumah Eduardo dan kamu makan saja sendiri. ''
ucap Zavina dan Davin hanya diam tanpa mau menjawab ucapan Nona nya.
Perjalanan empat puluh menit akhirnya mobil tiba di kediaman Eduardo dan Zavina meminta Davin pulang saja jangan menunggunya, Davin setuju dan langsung memutar mobilnya setelah Nona nya memasuki rumah.
Zavina langsung membuka pintu nya dan dia tersentak saat melihat laki laki yang biasanya gagah dengan pakaian kerjanya saat ini terlihat lemah dan tidak bertenaga di atas sofa.
Zavina langsung menghampiri dan memeriksa kening Eduardo ternyata sangat panas sekali, saat Zavina akan beranjak mencari obat tangannya di cekal Eduardo membuatnya langsung mematung karena ucapan Eduardo.
''Zavina jangan pergi aku membutuhkan kamu saat ini, temani aku. ''
ucap Eduardo di bawah alam sadarnya dan membuat Zavina mematung karena alam bawah sadar adalah kenyataan hati.
''Ada apa denganmu Edwar, kalau kamu gak bisa bertahan lebih baik menyerah saja. ''
ucap Zavina sambil melepaskan cekalan tangan Eduardo yang mulai melemah.
Zavina langsung menuju dapur untuk membuatkan bubur agar Eduardo bisa meminum obatnya, Zavina merasa kasihan melihat Eduardo dan menggeram kesal karena wanita jahat itu malah sedang bersenang senang, Zavina meminta memasukkan obat tidur dosis tinggi untuk Amanda agar dia tidak kembali malam ini sampai besok dan dia akan fokus merawat Eduardo hingga sembuh.
Tiga puluh menit kemudian bubur nasi selesai di buat, Zavina langsung membawa nya menggunakan nampan beserta air minumnya.
''Edwar bangun dulu. ''
ucap Zavina sambil menepuk pipi Edwar dan membuatnya membuka mata.
''Jangan marah dulu pliis!!! Paus marahnya nanti setelah makan bubur kamu punya tenaga dan boleh memarahi saya. ''
ucap Zavina kembali saat Eduardo akan mengeluarkan suara.
Zaina langsung membantu Eduardo duduk dan di berikan bantal kursi punggungnya agar lebih nyaman, Eduardo tidak protes dan menerima suapan demi suapan dari tangan Zavina hingga bubur habis, Zavina memberikan minumnya dan tanpa merasa risih Zavina mengelap bibir Eduardo yang sedikit terkena bubur.
''Tunggu yaa Saya simpan dulu mangkuk nya. ''
ucapnya dan Eduardo menganggukkan kepalanya.
Eduardo merasa hangat dengan perlakuan Zavina dan ini untuk pertama kalinya dia di rawat oleh seorang wanita namun bukan istrinya dan bahkan musuh istrinya yang akan menjadikannya alat balas dendam kepada istrinya.
Anehnya Eduardo tidak marah atau pun menghentikan Zavina untuk balas dendam, dia membiarkan nya seperti mendukung usaha Zavina.
''Minum obatnya dulu, ini obat ada di tas saya dan saya gak tahu dimana letak kotak obat di rumah ini. ''
ucap Zavina saat kembali dengan sebuah kotak berisi obat yang memang selalu dia bawa kemanapun.
''Kamu penyakitan?? Bawa obat lengkap sekali. ''
ucap Eduardo yang merasa heran dengan wanita di hadapannya.
''Aishhh.....kamu ini malah menuduh, memangnya orang penyakitan saja yang harus membawa obat, kamu tahu kan kalau sakit gak ada yang akan menolong kecuali diri kita sendiri dan kotak ini solusi paling membantu. ''
ucap nya sambil memberikan obat yang di carinya ternyata masih ada.
Eduardo menerima obatnya dan langsung meminumnya, setelahnya Eduardo memilih merebahkan tubuhnya karena kepalanya begitu berdenyut.
Zavina berjalan menuju kamar untuk membawa selimbut yang akan di pakai untuk menyelimuti Eduardo, dengan sangat hati hati Zavina menyelimuti tubuh Eduardo yang terlihat damai dalam tidurnya.
''Maaf karena aku menjadikan kamu alat, mudah mudahan kamu tidak menganggap nyata semua yang aku lakukan Eduardo. ''
ucap Zavina sambil mengecek kening Eduardo yang ternyata masih terasa panas.
Zavina membuka tasnya kembali dan mengeluarkan plester penurun panas dan menempelkannya di kening Eduardo.
Setelahnya Zavina memilih menuju dapur untuk membuatkan sereal susu karena dia malas memasak saat ini, tubuhnya sebenarnya lelah dan tadinya dia ingin bermain main dengan Eduardo namun saat tiba di kediaman Eduardo semua rencananya buyar dan malah iba melihat tubuh lemah Eduardo.
''Kenapa aku seperti istri yang merawat suami sakit, dulu Daren juga kalau sakit sangat manja dan inginnya di usap terus. ''
gumam Zavina sambil menuangkan susu nya ke wadah yang sudah terisi sereal.
Zavina memakannya sambil membuka berkas berkas pekerjaannya yang begitu sudah menggunung dan akhirnya Zavina harus kembali ke perusahaan karena Davin saja tidak akan bisa menanganinya.
''Hufftt.....besok ngantor kayanya, tapi males banget sih sebenarnya. ''
ucap Zavina sambil menyuapkan serealnya.
Selesai dengan makanannya Zavina mencuci bekasnya dan menata kembali pada rak piring lalu Zavina kembali ke ruang utama dan duduk di hadapan Eduardo, Zavina yang lelah pun akhirnya terlelap sambil duduk dan kepalanya bersandar di sandaran sofa.
.
.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
☠ Bala🦂Dewa 𝐀⃝🥀
jadi gk menikmati klw mkn sambil bkerja
2023-07-08
1
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
teledor.... nty kamu di tusuk sate.. nangis
2023-07-06
1
𝐙⃝🦜ֆɦǟզʊɛɛռǟ🍒⃞⃟🦅👻ᴸᴷ
nah kan eduardo rindu sma zavina pura pura g mau tp mau sih🤣🤣🤣
2023-06-18
1