''Dareeen.......''
teriak Zavina sambil membuka matanya dan terduduk dan tiba tiba pintu terbuka.
''Kamu kenapa Zavina?? Ada apa?? ''
tanya Narendra dengan paniknya karena Zavina menjerit histeris memanggil adiknya.
''Minum dulu biar kamu lebih tenang. ''
ucap Narendra sambil memberikan air minum untuk Zavina.
''Daren datang di mimpi aku Naren dan dia meminta aku untuk melanjutkan hidup, aku mau ikut Daren tapi dia menolaknya. ''
ucap Zavina sambil menangis tersedu di dalam dekapan Narendra.
''Benar yang di ucapkan Daren, kamu harus mulai menjalani masa depan, kamu bukan melupakan Daren tapi kamu tetap mengingatnya di dalam hati kamu, buka hati kamu untuk membuka hati pada laki laki lain Zavina, masa depan kamu masih panjang. ''
ucap Narendra sambil mengusap punggung Zavina yang terasa rapuh saat ini.
''Sudah jangan menangis, bersiaplah kita bertamu ke rumah Daren sekarang, kayanya dia sedang menunggu kamu untuk mengunjunginya. ''
ucap Narendra kembali dan Zavina menganggukkan kepalanya.
.
.
Disinilah sekarang Zavina, sebuah pemakaman umum dimana Darendra di semayamkan, rumah peristirahatan Daren terakhir yang damai.
''Daren maaf karena aku baru datang sekarang, aku mencari cari pemakaman kamu tapi tidak ketemu dan baru sekarang aku menemukannya, ternyata kamu jauh sekali dari negara kita. ''
ucap Zavina sambil menangis tersedu dan tangannya mengusap batu nisan bertuliskan nama Darendra.
Narendra memilih menepi di sebuah gazeebo di area pemakaman, dia sengaja memberikan ruang untuk Zavina berkeluh kesah pada mendiang sang adik.
Dua jam Zavina duduk di samping pemakaman Darendra dan langsung mengajak Narendra pulang karena hari pun mulai menuju sore hari.
''Kita makan dulu yaa, saya belum membeli bahan masakan jadi di rumah ga ada apapun hanya mie instan dan telur saja. ''
ajak Narendra dan Zavina hanya menghela nafasnya.
''Lebih baik ke supermarket saja belanja bahan makanan, lebih enak masakan sendiri ketibang beli loh, ayo kita ke supermarket. ''
jawab Zavina dan Narendra mengiyakannya.
Narendra langsung melajukan mobilnya menuju sebuah supermarket lengkap, Zavina memilih bahan bahan masakannya dan Narendra mendorong trolli nya.
''Daren gak bisa masak makanya aku selalu datang ke rumahnya untuk membuatkan makanan, aku simpan di penghangat jadi saat Daren pulang kerja makanan sudah siap, kenangan itu begitu indah dan aku sangat beruntung saat itu. ''
ucap Zavina sambil menyimpan bahan bahan pilihannya kedalam trolli yang di dorong Narendra.
''Tapi aku bisa masak beda dengan Daren, jadi nanti aku saja yang menyiapkan makanannya. ''
ucap Narendra dan Zavina hanya mengangguk saja tanpa mau menjawab.
''Oh iya, Zavina..... siapa laki laki yang kemarin sangat panik melihat kamu pingsan?? ''
tanya Narendra yang baru mengingat laki laki yang datang kemarin ke rumah Daren.
''Dia laki laki yang menjadi alat balas dendamku Naren, siapa sangka aku malah terantai sangat kuat oleh nya, dia adalah suami nya Amanda dan dia juga tertipu oleh kejahatan Amanda, dia juga yang memberikan bukti kejahatan Amanda kepada polisi. ''
jawab Zavina dan Narendra tersenyum mendengarnya.
''Sepertinya dia laki laki baik baik Zavina, dia juga terlihat mencintai kamu jadi terimalah dia dengan ketulusan kamu, aku yakin Daren juga bahagia melihat kamu bahagia dan ada yang melindungi, bukan maksud aku meminta kamu melupakan Daren itu tidak benar, tapi sayangilah hidup kamu yang masih panjang ini Zavina dan jangan sia siakan laki laki yang benar benar mencintai juga menerima kamu. ''
ucap Narendra dan membuat Zavina mengingat percakapannya Daren di alam mimpinya tadi semua terasa nyata.
''Baiklah aku akan mencoba menerimanya. ''
ucap Zavina dan Narendra tersenyum mengangguk.
Selesai berbelanja kebutuhan memasaknya, Narendra langsung mengajak Zavina kembali ke rumah sebelum malam menjelang karena Narendra harus memasak untuk makam malam nya.
Perjalanan lancar dan sampai cepat ke rumah, Zavina langsung membantu membawakan belanjaannya dan mengikuti Narendra yang lebih dulu masuk kedalam rumah.
Keduanya langsung sibuk memasak seperti berkolaborasi jadinya, Zavina sesekali tertawa karena Narendra begitu humoris dan berbeda dengan Daren yang ceria namun sangat serius.
.
.
Ke esokan paginya.......
Di kediaman Eduardo saat ini, Eduardo begitu gelisah mengingat Zavina yang jauh darinya, dia ingin menyusul Zavina namun pekerjaannya sudah menumpuk sekali karena dua hari kemarin dia sibuk mengurus Zavina.
''Cepatlah pulang Zavina, aku rindu kamu dan aku takut kamu melupakan aku. ''
gumam Eduardo sambil menatap halaman luas di belakang rumah Zavina.
Semalam Eduardo datang ke rumah Zavina dan tidur di kamar Zavina karena merasakan kegelisahan mengingat Zavina akhirnya dia tidak bisa memejamkan matanya, setelah merebahkan tubuhnya di kasur Zavina tempati barulah dia bisa terlelap.
Eduardo langsung pergi menuju perusahaannya, karena semua pekerjaan sudah menunggunya dan Eduardo tidak bisa mengandalkan asistennya terus menerus.
Tiba di perusahaannya, Eduardo langsung meminta di pesankan makanan untuk sarapannya pada sekertarisnya, setelahnya Eduardo memilih masuk kedalam ruangannya.
Ternyata foto bersama Amanda masih terpajang di meja kerjanya membuat Eduardo langsung mengumpulkan semua dan membuangnya kedalam tong sampah.
Dulu saat sebelum ayahnya meninggal, Amanda lah dokter yang menangani ayahnya hingga saat hembusan nafas terakhirnya Eduardo di minta menikahi Amanda karena dia wanita baik menurut sang ayah dan Eduardo tidak bisa menolaknya hingga menerima pernikahannya dengan Amanda.
Saat ini bagi Eduardo adalah suatu kesialan telah menikahi wanita sejahat Amanda dan Eduardo menyesalinya.
Pintu ruangan di ketuk dan ternyata sekertarianya yang masuk membawakan pesanan dari Eduardo.
''Terimakasih dan lanjutkan pekerjaan kamu kembali. ''
ucap Eduardo dan sekertarisnya pun mengangguk.
Eduardo langsung memakan makanannya sambil membaca berkas berkas pekerjaannya, hingga makanan habis pun Eduardo masih membaca pekerjannya.
.
.
Di tempat Zavina saat ini......
Narendra sudah berangkat bekerja saat Zavina masih terlelap, tapi Narendra sudah menyiapkan makanan untuk Zavina santap dan saat Zavina membuka matanya dia langsung mencuci mukanya lalu menyantap makanannya.
''Kenapa tiba tiba aku teringat Eduardo yaa?? Dia baik gak disana karena terlihat sekali wajah sendu Eduardo saat kemarin aku masuk ke mobil. ''
gumam Zavina sambil membuka handphone nya dan dia tersentak kaget saat melihat sebuah pesan dari pelayan di rumahnya.
''Astaga ternyata semalam dia menginap di rumah dan parah sekali sampai tidur di kamar aku lagi. ''
ucap Zavina sambil menatap foto Eduardo yang memasuki rumahnya lalu menuju kamarnya.
''Apa kamu di takdirkan untuk menggantikan Daren di hatiku?? Kamu laki laki baik yang Daren pilih untuk aku, tunggu aku kembali Eduardo. ''
gumam Zavina sambil menyimpan handphone nya dan kembali memakan sarapannya.
Zavina mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru rumah Narendra dan ternyata rumahnya rapih juga barang barang tertata dengan rapih sekali.
.
.
Bersambung..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
☠ Bala🦂Dewa 𝐀⃝🥀
pasti nyaman dan tentram
2023-07-09
1
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
jngan terlalu lama nty di ambil orang
2023-07-07
1
𝐙⃝🦜ֆɦǟզʊɛɛռǟ🍒⃞⃟🦅👻ᴸᴷ
oh begitu awal mula ed menikahi amanda karena keinginan terakhir ayahnya
2023-06-21
1