*
*
Setelah selesai makan siang, Xabiru menepati janjinya dengan mengajak Asta terapi jalan. Tapi Xabiru membawanya ke halaman rumah yang lebih luas. Agar tidak ada yang bisa Asta pegang ketika ia berjalan ketika Xabiru melepaskan cekalannya.
Selama satu jam, keduanya ada di halaman, akhirnya Xabiru menghentikan Asta yang masi bersikeras ingin melanjutkan terapinya. Tapi Xabiru menolak dengan keras. Jika memaksakan, bukannya cepat bisa berjalan lagi, tapi akan melukai kaki Asta lagi.
Alhasil, Asta hanya bisa mengangguk pasrah, menurut saja pada Xabiru. Membuat keduanya, kini masuk ke dalam cincin ruang, yakni memanen buah dan sayuran sesuai dengan perkataannya tempo hari. Asta bilang dua hari, ternyata dua hari di dalam cincin ruang, yakni hanya sekitar berapa jam di luar. Dan kini saatnya keduanya memanen lagi secara besar besaran.
Asta paling suka kegiatan ini, apalagi ditemani Xabiru yang kini duduk bersamanya, disampingnya. Asta kemudian mengangkat tangannya, dan memeragakan seolah memetik buah dan sayuran. Kemudian dengan cepat, buah dan sayuran dipetik Asta.
Setelahnya, Asta memasukkannya ke dalam gudang yang dibuat olehnya. Dengan tangan yang sama-sama hanya mengapung tanpa perlu usaha lebih. Apalagi, dia juga hanya duduk-duduk saja ketika memanen. Jadi, apa yang tidak dia sukai dengan memanen di dalam cincin ruangnya ini?
Setelah 30 menit, semua buah dan sayur telah dipetik. Dan Asta meminta benih pada Xabiru, yang kemudian tanah tersebut ditanami lagi lebih banyak buah dan sayur. Ada banyak sayur baru, seperti timun, jadi Asta memperluas kebunnya dengan membuat letak di setiap sayuran yang berbeda, agar tidak saling mengganggu satu sama lain.
Sekitar 20 petak tanah baru yang ditumbuhi benih baru. Selain sayur, ada juga buah-buah lain yang sama-sama ditanam di tanah baru. Setelah selesai, Asta kemudian beralih pada anak ayamnya yang sudah besar bahkan bertelur.
Telur berserakan di daerah ayam yang dipagari. Kemudian Asta mengumpulkannya, dan membuatnya terbang, menyimpannya juga ke dalam gudang.
Untuk hewan yang ada di bagian danau, Asta tidak buru-buru, jadi tetap membiarkannya saja sampai keduanya memiliki toserba. Jadi, setelah selesai, Asta dan Xabiru kemudian keluar lagi.
Kini, giliran Xabiru yang menyibukkan diri. Setelah memasukkan kuda ke dalam kandang, Xabiru kemudian menggemburkan tanah lainnya di halaman belakang. Jadi, ia juga akan menanam sebagian benih di halamannya ini agar tidak mendapat kecurigaan dari yang lain.
Meski para tetangga berjauhan, tapi nanti akan ada beberapa orang yang datang untuk membeli pir kemari. Contohnya Soni yang mungkin dalam dua hari akan menghabiskan jualan bajunya dan berpindah menjual sayur dan buah-buahan darinya.
Meski agak lambat, yakni satu Minggu waktu yang ditunggu untuk panen, tidak membuat Xabiru menyerah. Satu Minggu juga waktu yang cepat untuk memanen, karena biasanya panen sayur akan dilakukan selama 60-90 hari. Apalagi, berkat air ajaib, selain panen akan lebih cepat, tanaman juga tumbuh sangat subur, segar dan berisi. Juga lebih besar dari tanaman yang ditanam biasanya.
Tapi mungkin, Xabiru juga hanya akan panen satu kali saja, sebab rencananya adalah memasok bahan-bahan ini ke kabupaten, kemudian membuat toserba di kabupaten juga. Otomatis, nanti dirinya dan Asta akan pindah ke kabupaten agar lebih dekat dengan toserbanya.
Setelah selesai ditanami, Xabiru kemudian menyirami satu persatu tanaman yang ia tanam. Tidak lupa, ia juga memberi minum dan makan rumput kudanya.
Semuanya selesai 2 jam kemudian. Dan waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Xabiru membersihkan tubuhnya dan kemudian pergi ke dapur untuk memasak. Setelahnya makan malam bersama Asta. Keduanya akhirnya terlelap setelah lelah seharian.
Besoknya, Xabiru bangun lebih awal. Ia langsung membersihkan badan, dan menyirami tanaman. Kemudian ia memasak sarapan untuk Asta.
Melihat Asta yang masih terlelap, Xabiru mau tak mau harus membangunkannya. Karena selain harus sarapan, Asta masih harus mengisi tas tasnya dengan buah dan sayur yang ada di dalam ruang.
Begitu bangun, keduanya sarapan bersama. Dan setelahnya, Asta langsung mengisi 5 tas yang disiapkan Xabiru. Kali ini, tomatlah yang lebih banyak. 3 tas besar, dan 2 tas besar pir.
Begitu saja, Xabiru pergi, meninggalkan Asta yang kembali berjalan-jalan sendiri untuk membiasakan kakinya yang mulai bisa berjalan tanpa ada pegangan.
Xabiru sampai di pasar, dan langsung membuka lapak tepat pada pukul 8 pagi. Soni seperti biasa, juga baru datang, terlihat dari dirinya yang masih membuka tas besar berisi pakaian yang hendak dijual.
Setelah memarkir kereta, Xabiru mengangkat dua tas besar pertama yang berisi pir dan tomat. Kemudian mengeluarkan timbangan dan pisau, berjaga-jaga jika saja ada pelanggan yang belum pernah membelinya dan ingin mencobanya dulu. Juga kresek untuk membungkus. Tak lupa, dua wadah yang dikeluarkan untuk memajang tomat dan pir.
Setelah selesai, Xabiru duduk dan menunggu pelanggan, ia tidak berteriak lagi untuk memanggil pelanggan, karena para pelanggan akan datang dengan sendirinya nanti.
Dan benar saja, tak lama setelah ia duduk santai dan mengobrol dengan Soni, datang seorang pelanggan wanita pada lapak Xabiru.
"Bos, buah pir mu benaran enak! Itu sangat laris, aku ingin membeli banyak lagi, apakah bisa? Juga keluarkan tomat pesananku yang 10kg kemarin. 2kg benar-benar tidak cukup." Ucap wanita di depan Xabiru. Ia adalah nona yang kemarin membeli banyak pir dan membeli tomat 2kg saja karena kehabisan. "Oh ya, apa kau bisa memasok lebih banyak pir dan tomat kepadaku? Terlalu jauh jika harus kemari, aku dari kabupaten kau tahu bos?" Lanjutnya mengeluh.
Pantas saja sepagi ini sudah datang, ternyata memang datang dari jauh. Sepertinya ia takut kehabisan lagi, jadi mau tidak mau harus datang lebih awal.
Dan apa tadi? memasok, hehe. Mendengar itu, Xabiru tentu saja senang, bukankah dirinya jadi tidak perlu susah-susah mencari tempat untuk memasok nanti? Ini bagus.
"Tinggalkan kontakmu, nona, setelah aku selesai menjual ini semua, aku akan menghubungimu dan menemuimu di tempatmu." Balas Xabiru.
"Aiya, aku borong saja yang ini semuanya bagaimana? Agar kita bisa langsung membicarakannya." Balas nona tersebut.
"Nona, ini tidak baik. Aku masih punya beberapa pelanggan tetap. Juga, kemarin aku sudah janji membawa lebih banyak tomat untuk beberapa pelanggan, jika mereka kemari nanti dan aku tidak ada, kira-kira bagaimana tanggapan mereka?" Ucap Xabiru, ia dengan prinsipnya. Tidak bisa mengecewakan pelanggan yang sudah ia beri janji.
"Baru kali ini aku menemui penjual sepertimu. Lumayan." Ucap nona tersebuts eraya tersenyum. "Baik, bungkus saja tomat dan pirku, tomat 20kg, pir satu tas ini, bagaimana? Apa boleh?" Lanjutnya bertanya.
"Boleh nona, jika begini, masih ada sisa untuk yang lainnya. Segera aku bungkuskan." Ucap Xabiru kemudian menyibukkan diri membungkus tomat dan pir dengan kresek besar.
Setelahnya, ia menitipkan lapak pada Soni, kemudian mengantarkan dua kresek tersebut, menyimpannya di motor yang diparkir tidak jauh, seperti kemarin.
"Namaku Teren. Ini kontakku, dan ini uang pembelian dua kresek barusan." Ucap Teren, seraya menyodorkan kertas berisikan nomor ponselnya. Lebih ke kartu nama milik Teren.
Xabiru menerimanya, "Baik, aku akan menghubungimu nanti." Ucap Xabiru menganggukkan kepalanya.
Sepeninggal Teren, Xabiru kembali ke lapaknya, di perjalanan ia teringat, dirinya bahkan tidak punya ponsel, jadi dengan apa ia mengubungi nona tadi? Meringis, dan menepuk dahinya, ia harus dapat banyak uang hari ini, setidaknya ia harus bisa membeli ponsel untuk sekadar menghubungi Teren nanti.
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2023-10-30
3
Shai'er
mantap👍👍👍
2023-09-16
1
Shai'er
wuah😱😱😱😱
2023-09-16
1