*
*
Keuntungan Xabiru hari ini dari penjualan buah pir adalah sekitar 3 jutaan, dan penjualan tomat sekitar 4juta 200ribu, karena yang terjual ada sekitar 80 an kg. Sedangkan untuk pir, harga lebih murah dan ada yang memborongnya juga di akhir, jadi Xabiru juga memberikan diskon padanya.
Jumlah penghasilan hari ini adalah sekitar 7juta 200 ribu. Kemudian Xabiru membeli benih sekitar 1 juta 200 ribu, dan sembako yang dibeli sekitar 800 ribu lengkap dengan daging ayam dan sapi, tapi tanpa beras.
Sisa uangnya adalah 5 juta 200 ribu. Ditambah uang sisa kemarin sekitar 950 ribu, jadi sisa semuanya adalah 6juta 150ribu.
Mempunyai sisa 6 jutaan setelah membeli begitu banyak barang adalah kesenangan tersendiri bagi Xabiru. Setelah merasakan hidup amat miskin selama 1 bulan, akhirnya kini keadaan ekonominya menjadi lebih baik dari hari ke hari. Ini semua berkat Asta. Asta adalah pembawa keberuntungan.
Xabiru tersenyum lebar, kemudian ia turun dari kereta dan memanggil Asta dari luar rumah. Asta yang ada di kamar dan berada di cincin ruangnya, seketika keluar. Teriakan Xabiru sangat kencang, gila saja, untung rumah-rumah disini setiap jaraknya sangat jauh. Jadi para tetangga juga tidak ada yang marah dan protes atas suara Xabiru.
Asta juga tersenyum ia kemudian turun dari ranjang kayu keras miliknya. Kedua kakinya sudah bisa digerakkan. Sembuh total setelah setiap jam Xabiru tidak di rumah, Asta akan selalu terapi kaki di dalam cincin ruangnya. Asta juga sampai membaw air ajaib danau ke luar cincin, dan merendam kaki di kamar bobroknya.
Alhasil, hasilnya memuaskan, kini Asta juga sudah bisa berjalan meski pelan sekali. Karena kakinya masih belum kuat penuh. Setelah tidak berjalan selama beberapa tahun, tentu saja kakinya tidak akan langsung bisa berjalan kuat, karena saraf di kaki akan pulihh perlahan.
Keduanya sama-sama punya kabar baru dan bahagia. Keduanya tidak sabar saling memperlihatkan kebahagiaan. Jadi, Xabiru berjalan cepat masuk ke dalam rumah, sedangkan Asta berjalan pelan dengan berpegangan pada setiap dinding rumah yang masih terbuat dari papan. Tapi kakinya tidak pakai alas, karena memang tidak punya, jadilah kaki putihnya langsung menginjak lantai yang masih bertatahkan tanah.
Xabiru lebih dulu masuk, kemudian ia melihat Asta berjalan pelan, berpegangan pada dinding dengan kepala menunduk, karena memperhatikan langkah kakinya. Terkejut tapi kemudian menyeringai lebar. "Asta! Kakimu sembuh!" Pekik Xabiru membuat Asta mendongak dan menatap Xabiru yang tersenyum lebar menatap dirinya.
5 detik kemudian, Xabiru berlari dan memeluk Asta. Asta yang tidak siap, melebarkan matanya. Tapi kakinya masih lemas, jadi ia hampir jatuh. Untungnya, Xabiru kuat, ia menahan Asta yang akan jatuh.
Asta memukul bahu Xabiru, mengomelinya, tapi Xabiru malah tertawa senang. Membuat Asta kesal jadinya.
"Kakiku belum sembuh betul, hati-hati oke? Aku tidak mau jatuh." Ucap Asta akhirnya. Pasrah saja dengan kelakuan Xabiru.
"Aku terlalu senang! Tidak apa-apa, aku akan menahanmu agar tidak jatuh!" Balas Xabiru seraya tertawa. "Masih butuh terapi, kan? Aku akan membantumu, tapi setelah aku membereskan semua barang yanga da di kereta, boleh?" Lanjut Xabiru bertanya.
Asta menganggukkan kepalanya, "Boleh, pergilah, aku akan ke kamar dulu." Ucapnya. "Jangan bantu aku, aku ingin bisa sendiri. Nanti setelah kau selesai, baru bantu aku!" Lanjut Asta, membuat Xabiru yang sudah sigap akan membantunya, mengurungkan niatnya kemudian.
"Yasudah, hati-hati. Aku akan lihati dulu, takutnya kau jatuh tanpa sepengetahuanku." Ucap Xabiru, melepas Asta. Tapi tetap diam ditempat untuk mengawasinya.
Asta diam-diam tersenyum mendengarnya. Sikap hangat Xabiru, sepertinya adalah hal yang belum pernah ia rasakan di kehidupan sebelumnya. Sewaktu menjadi Asta dari keluarga Baskoro, ia memang punya tunangan, tapi meski romantis, itu hanya sekedarnya. Jatuhnya juga lebih ke formal, bukan hal-hal kecil seperti ini.
Asta mendapatkan perhatian begini, wajar saja jika hatinya menghangat, kan? Apa boleh ia mulai membuahkan harapan pada Xabiru? Apa ia sudah boleh percaya padanya? Apa Xabiru tidak akan seperti Eddin yang mengkhianati cintanya di kehidupan sebelumnya?
Tapi Asta ingat, dirinya bukan Asta yang sebenarnya yang Xabiru sayang, kan? Apa jadinya jika Xabiru tahu dirinya bukan Asta yang dulu? Apa ia akan seperti Eddin nantinya?
Tapi, satu hal yang penting, Xabiru tulus. Bahkan disaat Asta lumpuh, juga jatuh miskin bersamaan dengannya, Xabiru masih tetap mengurusi dan menemaninya. Padahal, jika bukan karena ia menikah dengan Asta, ia tidak akan jatuh miskin, kan? Tapi Xabiru tetap disampingnya meski disaat-saat sulit.
Jadi, sikap Xabiru sudah jelas. Ia pikir Xabiru tidak akan pernah bersikap seperti Eddin. Tapi jika Xabiru tahu dirinya bukan Asta-nya. Entahlah, ia juga tidak tahu apa yang akan Xabiru lakukan. Mungkin akan bersikap lebih kejam daripada Eddin?
Asta menggelengkan kepalanya, membuang semua pikirannya jauh-jauh. Kemudian melanjutkan jalan kaki pelan-pelan dengan Xabiru yang masih ada di belakang mengawasinya. Barulah, setelah sampai dan duduk, Asta melambaikan tangannya menyuruh Xabiru melakukan urusannya.
Xabiru tersenyum, ia bahkan mengacungkan jempolnya memuji Asta. Kemudian pergi ke depan rumah dan mengangkat satu persatu barang yang dibelinya. Yang pertama ia angkat tentu saja sembako. Mengangkat dan menyimpannya ke dapur.
45 menit berlalu, dan Xabiru telah menyelesaikan semuanya. Ia juga membawa makan siang untuk Asta. Hanya menghangatkan makanan yang disisihkan olehnya tadi pagi. Lagipula sudah saatnya makan siang, jadi sekalian saja Xabiru bawa setelah dihangatkan.
Meja yang biasa dipakai untuk makanan, sudah ada dikamar, sengaja tidak ia pindahkan agar ketika mau makan, Xabiru tidak perlu susah payah lagi mengangkatnya dari ruangan lain. Hanya tinggal memindahkannya saja ke atas ranjang kayu Asta. Lebih mudah dan praktis.
"Pantas lama, sambil masak ternyata." Ucap Asta, demi menunggu Xabiru selesai ia bahkan tidak masuk ke ruangannya. Tapi Xabiru lama, membuatnya bosan menunggu.
"Sudah waktunya makan siang, sekalian saja. Lagipula, baru ada tenaga jika perut penuh.", Balas Xabiru seraya tersenyum, tangannya bahkan mengacak rambut Asta gemas.
"Oke, ayo cepat makan, aku ingin cepat-cepat bisa jalan." Ucap Asta semangat. Membuat Xabiru menganggukkan kepalanya.
Seraya makan, keduanya mengobrol banyak hal, terutama Xabiru, yang berhasil menjual banyak tomat dan pir dengan harga yang fantastis. Tapi meski harga fantastis, semua tomatnya habis terjual.
Xabiru juga menunjukkan semua uangnya pada Asta. Ia bahkan tak segan memberikan semua uangnya untuk disimpan oleh Asta.
Sikap Xabiru yang sangat terbuka begini, bahkan pada hal kecil sekalipun tak ayal membuat hati Asta lagi-lagi menghangat.
Asta tersenyum, sesekali juga bersemangat membahas masalah uang dengan Xabiru. Keduanya adalah direktur sebelumnya, jadi sedikit banyaknya pasti suka membicarakan bisnis yang mendaoat untung banyak. Contohnya penjualan tomat.
"Jika tomat saja laku sebegininya, bagaimana dengan yang lainnya ya? Ahh aku tidak sabar menerima uang lebih banyak!" Seru Asta kemudian tertawa.
Xabiru ikut tertawa, meski ia yang berjualan, tapi memang kewajibannya sebagai laki-laki mencari nafkah, bukan? Jadi senang-senang saja jika Asta senang.
"Besok aku akan mencari restoran di kabupaten setelah berjualan di pasar. Jadi begitu semua buah dan tanaman dipanen, kita bisa langsung mengirimnya. Oke tidak?" Tanya Xabiru seraya menaikkan alisnya, dengan senyum menggoda.
"Sangat oke!" Balas Asta memekik semangat. Alhasil, setelahnya keduanya tertawa bersamaan.
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘ok
2023-10-30
2
Jarmini Wijayanti
aku bacanya sambil menghayal seandainya aku jadi seperti itu gi mana ya 😄😄😄😄😄😄
2023-10-09
4
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2023-09-16
1