*
*
Awalnya, Xabiru mengurungkan niat untuk ke bagian penjualan kuda. Karena uang 1 jutaan miliknya, ia pikir tidak akan cukup untuk membeli satu kuda. Tapi, entah kenapa sekarang dirinya malah berdiri dengan memegang sepeda, menatap kuda-kuda yang sedang memakan rumput.
"Tuan, anda mau beli kuda?" Tanya seorang lelaki yang Xabiru perkirakan adalah pemiliknya.
"Aku tidak bawa cukup uang hari ini, sebetulnya. Tapi, bisakah melihat-lihat dulu? Besok aku bisa datang lagi dan membeli kuda yang sudah aku tandai, bagaimana? Bisa tidak?" Balas Xabiru, kemudian bertanya hati-hati.
"Kembali besok saja, Tuan. Sekalian dengan uangnya.", Balas penjual masih dengan ramah. Tapi Xabiru yakin, di hatinya mencibir dirinya yang terlihat miskin tapi berkeinginan membeli kuda.
Xabiru sudah menduga hal ini, tapi tetap saja kecewa. Ah, sudahlah, ayo putar balik saja, dan beli bibit ikan untuk danau di ruangan.
"Bos, gawat! Anak Mustang yang ditinggal ibunya hampir mati! Hari ini, kudanya bahkan tidak bisa berdiri!" Pekik seorang laki-laki lainnya seraya berlari menghampiri bos, yakni orang yang ada di depan Xabiru.
Xabiru yang mendengar hal tersebut, diam-diam berbinar. Bisakah kuda yang hampir mati ini dibeli olehnya? Harga murah bukan tidak mungkin, kan? Lagipula hampir mati, mungkin besok.
Xabiru kemudian menyimpan sepedanya, dan mengikuti kedua orang yang berlari ke arah kandang kuda tersebut. Kandangnya dipisahkan dari kuda-kuda yang lain karena ia sakit-sakitan, ditakutkan menjalar pada yang lain.
"Astaga, apa tidak bisa diselamatkan lagi? Bagaimana kata dokter hewan kemarin?" Tanya penjual kuda.
"Tidak, bos, kata dokter hewan juga, tidak ada harapan, ia bisa mati kapan saja." Balas pegawainya, dengan cemas.
Keduanya sudah ada di kandang, Xabiru juga melihat, anak kuda berjenis Mustang ini memang terlihat sangat memperihatinkan. Untuk berdiri saja, sepertinya tidak mampu.
"Kita akan merugi, lagi? Aih, sial sekali." Ucap Penjual menyayangkan.
"Bos! Jual murah padaku saja, bagaimana?" Tanya Xabiru tiba-tiba, membuat kedua orang yang berbincang terkejut, seketika membalikkan badannya.
"Kau masih belum pergi?" Tanya penjual dengan senyum yang dipaksakan, bagaimanapun ia harus ramah pada pelanggan. "Kau bilang apa, tadi?" Lanjutnya memastikan.
"Jual murah kudanya padaku." Ucap Xabiru.
"Kau mengikuti kami, kan? Kau tahu kudanya bisa mati kapan saja. Kami tidak berniat menipu orang, jadi jangan menyusahkan ku oke?" Ucap Penjual, ia takut orang ini di masa depan meminta ganti rugi dengan menggugat dirinya yang menjual kuda sakit. Sudah banyak kejadian, meski dirinya belum pernah mengalaminya, tapi waspada harus tetap di kedepankan.
"Aku tahu, jual saja padaku, untuk urusan lainnya biar aku tangani. Jika kau tidak percaya, kau punya ponsel kan? Ayo rekam video, aku akan membuat pernyataan, dan hal ini akan membantumu di masa depan, untuk mencegah gugatan. Bagaimana?" Tanya Xabiru, setelah mengusulkan ide pada penjual kuda.
"Boleh saja, tapi aku benaran tidak tanggung jawab setelah kau membelinya, oke? Aku sudah memberitahumu sebelumnya, kuda ini bisa mati kapan saja, bahkan besok." Jelas Penjual lagi.
"Baik, tapi jual dengan harga 500, bagaimana?" Tanya Xabiru yang langsung menekan harga ke paling terendah.
Penjual memelototkan kedua matanya, harganya rendah sekali, tapi, ini memang kuda sakit, jadi mau tak mau bukan? Daripada tidak dapat untung sama sekali? Lagipula, ini juga masih anak kuda berusia 7 tahunan. Meski sudah bisa ditunggangi, tapi tetap saja, dia sakit parah, bisa mati kapan saja.
"Baik, begitu saja." Ucap Penjual seraya menggerakkan giginya. Keputusan sulit, tapi jika tidak dijual, ia akan merugi sekali.
"Oke, ayo rekam videonya dulu." Ucap Xabiru.
Kemudian ketiganya bersiap, Xabiru berdiri di depan kandang kuda yang sakit, penjual juga sama, ia akan sama-sama direkam sebagai bukti jika ia sudah menjalankannya secara rinci pada pembelinya. Dan pegawainya, yang merekamnya, sesekali juga menyorot kondisi kuda yang terbaring di tanah dengan lemah.
Setelah selesai, Xabiru kemudian mengeluarkan 500 ribu dari sakunya, dan mengambil kuda yang terbaring lemah tersebut. Xabiru bingung membawanya, tapi kemudian ia dipinjami gerobak tali, jadi ia bisa membawanya meski dengan sepeda.
Xabiru langsung pulang, kali ini ke rumahnya. Ia harus cepat sampai, dan memberi kudanya minum air ajaib dari danau. Xabiru pikir ini patut dicoba, karena bahkan kaki lumpuh saja bisa tiba-tiba sembuh. Apalagi kuda sakit-sakitan begini, kan?
Begitu sampai, Xabiru langsung masuk dan meneriaki Asta yang memang tidak ada di kamar, yakni sedang di dalam cincin ruangnya. Asta yang mendengar teriakan Xabiru, kemudian keluar dan bertanya.
Setelah Xabiru menjelaskan semuanya, Asta kemudian kembali masuk ke dalam ruang dan mengambil air ajaib dari danau. Kemudian Xabiru dengan cepat berlari keluar, dan langsung meminumkannya pada kuda yang masih terbaring di atas gerobak tali.
Tak hanya air, Xabiru juga memberi makan kuda tersebut rumput yang sekalian diambil Asta dari cincin ruangnya. Dan berhasil! Kudanya terlihat membaik, juga sudah mau makan.
"Terselamatkan! Asta, kudanya membaik!" Seru Xabiru, ia dengan cepat kembali ke dalam dan memeluk Asta.
"Pengap, Xabiru!" Ucap Asta kesulitan.
"Maaf." Ucap Xabiru seraya menampilkan deretan giginya.
"Sudah, bawa kudanya kemari. Untuk penyembuhan, aku akan membawanya ke dalam ruang. Siapa tahu cepat sembuhnya." Ucap Asta tersenyum.
Xabiru segera mengangguk dengan mata berbinar. Jika begini, maka kudanya bisa cepat ia pakai, bukan?
"Kau bawalah, aku harus mengembalikan gerobak dulu. Oh, ya, sekalian saja keluarkan pir lagi. Aku rasa, masih bisa berjualan hari ini." Ucap Xabiru.
"Oh baik, sebentar." Ucap Asta, yang kemudian membawa kudanya masuk, memosisikannya di Padang rumput dekat danau. Kemudian ia memetik pir dengan tangan yang diangkat dari kejauhan. Lalu memasukkannya ke dalam tas yang sebelumnya sudah disodorkan Xabiru.
Setelah penuh, Asta kemudian keluar dan memberikan tas berisi pir pada Xabiru lagi.
"Kau jaga diri baik-baik, oke? Jangan terlalu kelelahan." Ucap Xabiru, kemudian mencium kening Asta dan berlalu pergi. Meninggalkan Asta yang terdiam dengan wajah memerah.
'Sial, apa-apaan dia? Bahkan tidak ada aba-aba!' Pekik Asta dalam hati.
Sedangkan Xabiru tertawa-tawa sendiri, terkikis sepanjang jalan menuju tempat penjualan kuda.
Tapi begitu berhadapan dengan orang, wajahnya tidak seramah biasanya. Tentu akan dibuat biasa saja.
Setelah mengembalikan gerobak dengan tali. Xabiru kembali ke lapaknya di samping lapak Soni, membuat Soni terkejut. Membuat Xabiru tertawa kecil.
"Kau bocah, semangatmu oke juga?" Ucap Soni dengan jempol terangkat.
"Kebetulan masih ada stok buah di rumah, hari juga masih terbilang pagi, jadi kenapa tidak kembali dan menghasilkan lebih banyak uang? Haha." Balas Xabiru, membuat Soni menganggukkan kepalanya seraya tertawa.
Berikutnya, tidak sampai 5 menit lapaknya dibuka, pelanggan kembali berdatangan, memenuhi lapak Xabiru.
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘ok
2023-10-30
2
Shai'er
cuan mengalir terosss 🤑🤑🤑🤑🤑🤑
2023-09-16
1
Shai'er
kan suami sendiri 😘😘😘
2023-09-16
2