*
*
Esoknya, Xabiru kembali bersiap untuk berjualan. Tapi sebelum pergi, ia telah lebih dulu memasak makanan untuk sarapan dirinya dan Asta.
Setelahnya, ia barulah pergi, kembali meninggalkan Asta dengan tas besar yang berisikan buah Pir yang lebih banyak dua kali lipat dari kemarin.
Sepeda tetangga, tentu saja menjadi pinjaman Xabiru lagi. Kali ini, ia membayar sebanyak 20 ribu, jadi buah pir miliknya awet, tidak berkurang.
Begitu sampai, Xabiru datang lebih pagi dari hari kemarin, jadi masih belum banyak orang yang berlalu lalang. Tapi pedagang baju sebelahnya, yakni Kak Soni, sudah stand by. Ia juga sama-sama baru datang, terlihat dari kegiatannya, yang baru membuka tas berisikan baju-baju yang hendak dijualnya.
"Yo, Abi, kau lebih pagi hari ini?" Tanya Soni seraya tersenyum. Menyapa Xabiru dengan ramah.
"Iya, kak Soni. Kemarin aku masih harus mengambil barangnya, tapi hari ini mengambil lebih pagi, jadi bisa lebih awal membuka lapak." Balas Xabiru seraya tertawa. Ia juga mulai menghamparkan kain, tidak perlu repot seperti Soni yang harys menggantungkan baju, Xabiru hanya menghamparkan kain dan membuka tas berisikan pir.
"Ngomong-ngomong, terimakasih buah pir kemarin, anak dan istriku menyukainya. Sisakan aku 3 buah oke, kali ini aku akan membelinya darimu." Ucap Soni seraya menepuk pundak Xabiru.
"Mau aku bungkus sekarang?" Tanya Xabiru.
"Nanti saja, daganganku bahkan belum laris." Balas Soni seraya tertawa.
"Baiklah, kalau begitu, kak Soni, aku akan mulai berteriak, maaf ya!" Lanjut Xabiru seraya tertawa.
Sebelum Xabiru berteriak, ada dua wanita, seperti ibu dan anaknya yang menghampiri lapaknya. Ia langsung membeli buah pir Xabiru tanpa menawar.
Xabiru tebak, ia adalah pelanggan kemarin. Ia tak begitu memperhatikan pelanggan kemarin, sebab pusing terlalu banyak orang yang bertanya.
"Aku ingin 20 buah, nak. Kemarin tidak kebagian, tapi aku mencicipi buahnya. Itu sangat manis, berbeda dari buah pir biasanya.", Ucap ibu-ibu di depannya.
Tebakan Xabiru benar. Tapi sayang sekali, ternyata beliau malah tidak kebagian kemarin. Bagus juga, jadi hari ini ia bisa menjadi penglarisnya.
"Baiklah, aku bungkus ya! Semuanya 120 ribu, Bu, silahkan." Balas Xabiru seraya menyodorkan kreseknya pada si ibu.
Tapi tangan si ibu yang mau mengambil di tepis anaknya. "Bu, mahal sekali ini. Kau tahu, dia mau menipumu?" Ucap anaknya.
"Hust! Jangan so tahu! Diam saja." Pelotot ibunya, kemudian ia mengambil buah pir dalam kresek, kemudian membayarnya.
Xabiru mengucapkan terimakasih, kemudian keduanya pergi, meninggalkan Xabiru. Ibunya ramah, tidak dengan anak perempuannya yang mendelik sinis padanya.
Setelah kedua anak itu pergi, Selanjutnya mulai ramai, datang lagi sekitar 4 orang pelanggan yang kemarin sama-sama tidak kebagian.
"Pak, beri aku 10."
"Aku juga, aku ingin 15."
"Beri aku 15 juga."
"Ya, ya, aku ingin 20, nak."
"Aku ingin 30 saja, sekalian untuk dibagikan kepada ibuku."
Xabiru kelimpungan, tapi ia tetap tenang, menanyai satu persatu pelanggan setelah ia berkata pada semua pelanggannya bahwa semuanya akan kebagian, jadi tidak perlu khawatir tidak kebagian.
Kemudian Xabiru membungkus satu persatu pesanannya. Mulai dari yang 10 buah sampai yang 30 buah. Setelahnya, jual beli terjadi. Xabiru menyodorkan kresek pada pelanggan dan pelanggan memberikan uangnya. Beragam, ada yang 60 ribu, 90 ribu, 120 ribu, dan 180 ribu.
Setelah selesai melayani kelima pelanggan tersebut, Xabiru mulai memasukkan 4 buah pir pada kresek, dan menyimpannya lagi setelahnya. Itu untuk Soni, Xabiru memisahkannya dari awal agar tidak kehabisan.
"Baru sepagi ini, buahmu sudah habis banyak! Hebat, hebat!" Puji Soni seraya mengacungkan jempolnya dari jarak yang lumayan jauh, karena ia duduk di pojok lapaknya, agar baju-baju yang dikeluarkan bisa terlihat di atas lapak.
Soni melihati kegiatan jual beli Xabiru, dan ia tidak bosan, apalagi iri, ia hanya senang saja melihatnya, karena Xabiru tidak perlu banyak usaha, para pembeli malah langsung datang, pun tidak ada tawar menawar, begitu hebatnya.
"Hanya beruntung saja, kak Soni." Ucap Xabiru seraya mengibaskan tangannya malu sendiri.
"Hoi, lihat di sana, banyak wanita berlarian, sepertinya mereka akan ke lapakmu, haha.", Ucap Soni bercanda.
"Memang mau kemari, lihat dalam 10 detik, oke?" Balas Xabiru seraya tertawa, menanggapi candaan Xabiru.
Tapi dalam 10 detik keduanya tertawa, pelanggan wanita yang berlarian memang benar datang ke lapaknya, membuat Xabiru dan Soni saling menatap dan melebarkan matanya.
"Aku mau beli buah pir! Beri aku 20 buah!"
"Aku juga, beri aku 20 juga!"
"Aku mau 25 buah!"
"Aku 15 saja!"
"Aku beli 30 bauh, tapi dibagi dua!"
"Aku 15 buah juga!"
Sekitar 6 orang wanita yang langsung mengepung lapak Xabiru. Membuat Xabiru yang tidak siap langsung kelimpungan. Ia benaran sedang bercanda tadi, tapi siapa sangka ke 6 wanita ini langsung datang kemari?
Haha, keberuntungan besar. Pikir Xabiru.
Kemudian, Xabiru langsung membungkus pesanan-pesanan setiap pelanggan, dengan kembali bertanya masing-masing pesanannya, sebab tadi ia tidak begitu siap mendengarkan ucapannya. Suaranya bersahutan dengan pelanggan lainnya, membuat yang terdengar tidak begitu jelas juga.
Setelahnya, Xabiru menerima uang berurutan, ada yang 90 ribu, 120 ribu, 180 ribu, juga 150 ribu. Benar-venar untung banyak sekaligus.
"Kak, apa masih ada buahnya? Bibiku sedang ngidam ingin buah Pir darimu." Ucap seorang anak kecil berusia 14 tahunan, membuat Xabiru menatapnya dengan senyum ramah.
"Masih sisa 9, kau mau berapa?" Tanya Xabiru ramah.
"Aku hanya punya uang segini, kak, apa cukup?" Tanya anak tersebut, seraya memperlihatkan satu uang kertas lembar warna biru, yakni satu lembaran 50 ribu.
"Cukup, cukup, kemarikan uangnya. Mau dibelikan semua apa sebagian?" Tanya Xabiru lagi.
"Semua saja, kak, takutnya tidak cukup jika sebagian, ada adikku juga di rumah." Balasnya lagi.
"Baiklah, harganya 6000 per buah, lebih mahal karena lebih besar juga lebih manis dari buah biasanya, apalagi untuk bibimu yang sedang mengandung, akan membantu menyehatkan kandungannya. Karena kau pelanggan terakhirku, jadi aku berikan ke 9 buahnya padamu, oke?" Jelas Xabiru seraya membungkus ke 9 buah pir ke dalam satu kresek, dengan kresek double, karena takutnya ini memberatkan anaknya.
"Baik, kak, begitu Saja." Balas anak tersebut mengangguk seraya tersenyum.
"Baik, aku tidak menipumu, nanti coba tanyakan saja pada bibimu ya. Aku jujur berjualan, jadi jelaskan saja nanti apa yang aku jelaskan pada bibirmu, oke?" Ucap Xabiru lagi.
"Oke, kak!" Balasnya.
Kemudian Xabiru menyodorkan kresek berisi 9 buah pir tersebut pada anak berusia 14 tahun di depannya. Setelah bertanya apakah dia bisa membawanya atau tidak, dan mendapat jawaban bisa, barulah Xabiru memberikan kreseknya. Sebagai perpisahan, Xabiru melambaikan tangannya dan berucap hati-hati pada anak tersebut.
Xabiru kemudian beralih pada Soni, keduanya tidak langsung mengobrol karena Sonu sedang melayani pelanggannya.
Baru setelah pelanggannya pergi, Soni menatap Xabiru dan keduanya sama-sama tergelak.
"Kak Soni, ramalanmu sangat akurat, hahaha." Ucap Xabiru.
"Aku terkejut begitu melihat mereka benar-benar mendatangi lapakmu! Sial, daya tarikmu keren!" Pujinya.
"Sudah ah, daganganku sudah habis, ini buah untukmu saja, tidak perlu membayar. Aku sudah untung banyak. Oh ya, kak Soni, apa kau berencana mengganti produk jualanmu? Jika ya, datanglah ke rumahku." Ucap Xabiru seraya tertawa.
"Aiyo, aku jadi enak menerimanya. Kalau begitu terimakasih, akan aku pikir-pikir dulu, oke?!" Balasnya.
Kemudian Xabiru membereskan lapaknya, dan pergi meninggalkan Soni. Xabiru menaiki sepedanya, pergi ke bagian penjualan bibit ikan. Sudah memikirkannya sepanjang malam kemarin. Ia harus bisa membudidayakan ikan di danau cincin ruangnya. Juga, sekalian bertanya perihal harga kuda. Untuk keretanya mungkin akan dibuatnya sendiri saja nanti. Jadi ia juga akan membeli papan untuk pembuatannya.
"Hari ini dapat sekitar 1 juta 460 ribu. Lumayan, tapi apa kuda bisa dibeli dengan harga ini, ya?" Gumamnya bertanya, seraya mengayuh sepedanya.
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2023-10-30
2
Hani Arifin Hani
cerita novel ini setengah mejig ya.kaya pendekar punya cicin ruang dan waktu
2023-10-27
2
Shai'er
wuah😱😱😱😱😱😱😱
2023-09-16
1