*
*
Setelah berada 6 jam di dalam ruangan, yang artinya 1 jam di luar, akhirnya Asta dan Xabiru keluar, karena keduanya sama-sama lapar.
Asta juga telah membereskan pengaturan di dalam ruang, jadi meski banyak tanaman, dan hewan, juga gudang, ruangan terlihat masih tetap asri. Ia juga tidak khawatir meninggalkan hasil panen digudang, karena di dalam cincin ruang, hasil panen tidak akan pernah layu. Semuanya akan tetap segar dan bugar seperti pertama kali dipetik. Itulah pengaruh ruangannya, aura di dalam sangat tebal, jadi sangat baik bagi pertumbuhan, juga kesehatan. Terlebih air ajaib di danau, banyak manfaat lainnya yang masih belum diketahui.
Sementara Asta diam di kamar, Xabiru pergi ke dapur untuk memasak. Menu yang kemarin dibelinya masih ada, jadi hari ini ia tidak membeli lagi.
Tunggu sampai habis, baru Xabiru akan membeli bahan makanan lagi. Karena ditakutkan akan buang-buang makanan jika bahan yang sebelumnya masih ada, tapi hari ini membelinya lagi.
30 menit menunggu, akhirnya Xabiru selesai memasak nasi dan daging kecap seperti biasa. Agar tidak bosan, Xabiru juga menambahkan oseng kangkung, juga tumis sawi dengan bumbu lengkap, yang diambil dari ruangan.
Keduanya makan dengan senang. Setelah satu bulan tidak makan sampai kenyang, keduanya sangat bersyukur dapat menikmati menu ini lagi.
Begitu selesai, makan, Xabiru langsung menenggelamkan dirinya mengerjakan pekerjaan di belakang rumah yang luas. Mulai dari pembuatan kandang. Ada kandang kuda juga kandang Ayam yang dibuat senyaman mungkin untuk nanti. Di kandang Ayam juga ditambahi bagian untuk pengambilan telur, jika sewaktu-waktu Ayam bertelur.
Dalam waktu 3 jam saja, kandang sederhana telah selesai dibuat. Berikutnya, Xabiru membuat gerbong kereta yang sebelumnya dipikirkannya. Tapi karena papan tidak cukup, Xabiru hanya membuat alas dan atap saja. Untuk bagian samping, akan ditutup dengan kain dan plastik untuk menahan air jika sewaktu-waktu turun hujan.
Mengingat jalan raya tidak sebesar di zaman dahulu, jadi keretanya dibuat memanjang ke belakang oleh Xabiru, agar dapat muat banyak barang, juga cukup untuk Asta berbaring. Setelah dibuat badannya, Xabiru kemudian membuat satu pintu di samping kirinya. Juga, memasang pegangan di masing-masing sisinya, agar nanti ikatan untuk kuda bisa lebih aman.
1 jam terlwati lagi. Xabiru dengan cepat menyelesaikan pembuatan ketiga hal yang harus dibuat dari papan.
Ia kemudian duduk menyandarkan tubuhnya di dinding rumah bagian belakang. Mengistirahatkan diri sebentar. Tapi tidak lama, karena ia masih harus menyiram tanaman yang sudah ditanamnya kemarin.
Menimba air dari sumur yang telah dicampuri air ajaib, Xabiru kemudian mengangkat dua ember tinggi yang telah diisi air ke tempat penanaman. Kemudian pelan-pelan menyiramkan air.
Setelah selesai, hari sudah mulai gelap, ia langsung membersihkan dirinya, dan kembali memasak. Hanya saja, kali ini, menu yang dimasak berupa sayur sop dengan irisan daging.
Asta yang seharian ada di cincin ruang, selagi Xabiru bekerja pun, kini sudah ada di luar, menanti Xabiru membawa makan malam.
Keduanya kembali makan dengan berbincang ringan. Sesekali juga tertawa mendengar Xabiru yang membuat lelucon.
Sampai pada Xabiru menyerahkan uang yang dihasilkannya hari ini pada Asta. Xabiru menyerahkan sisa uangnya tanpa ditutup-tutupi.
Sebanyak 1 juta 460 ribu adalah penghasilan penjualan pertama. Tapi dibelikan kuda sebanyak 500 ribu. Sisa uangnya adalah 960ribu. Lalu Xabiru kembali berdagang dan mendapatkan 1 juta lagi, lebih tepatnya 1 juta 905 ribu, karena penjualan kedua juga lebih banyak buah yang dijual. Tapi kemudian ia membeli Papan dengan harga 800 ribu, kemudian membeli benih perikanan, dan Hwan laut lainnya sebanyak 1 juta 270 ribu. Jadi sisa uang yang ada ditangannya saat ini adalah sebanyak 795 ribu. Ditambah 130 ribu sisa kemarin karena yang 20 ribu dipakai menyewa sepeda. Jadi jumlah semuanya adalah 925 ribu.
"Hanya segini, tidak apa-apakan?" Tanya Xabiru seraya tersenyum.
"Tidak, ini lebih baik dari kemarin. Apalagi, sekarang di dalam ruang juga sudah lumayan penuh. Kita harus bersyukur, ini bahkan lebih banyak dari gaji harian pekerja pabrik." Ucap Asta.
"Tapi, aku ada niatan membuat toserba, bagaimana menurutmu?" Tanya Xabiru mengungkapkan idenya.
"Itu bagus, hanya saja membeli lahan dan membangun tokonya akan membuat kita mengeluarkan uang banyak. Kita masih belum mampu." Ucap Asta.
"Tidak apa, selagi menunggu tanaman dipanen semua diruang, aku akan terus berjualan buah pir. Jadi begitu tanaman dipanen semua, dan benih baru ditanam lagi, mari kita cari restoran untuk memasok bahan. Dengan begini, kita bisa dapat uang banyak sekaligus, kan?" Jelas Xabiru, dengan semangat, mengungkapkan ide yanga da di dalam kepalanya.
"Jadi, maksudmu, selain memasok bahan, kita juga akan membuka toserba yang isinya buah, sayur, padi, ayam, dan lainnya yang ada di ruang begitu? Berupa bahan mentah?" Tanya Asta.
Xabiru menganggukkan kepalanya, membenarkan pertanyaan Asta. Jadi, memasok bahan sebetulnya adalah langkah awal saja agar keduanya bisa mendapat uang untuk membangun toserbanya sendiri. Dengan begitu, jika toserba sudah berdiri, bukan dirinya yang mencari orang untuk memasok bahan, tapi oranglah yang akan mencarinya untuk jadi pemasoknya.
"Kau, otak kecilmu pintar juga." Puji Asta.
"Kalau tidak pintar, sebelumnya aku tidak akan bisa menjadi direktur perusahaan Alexander, tahu!" Balas Xabiru sombong.
"Tapi, tetap saja malah terkena jebakan Batman, haha." Ucap Asta.
"Aish, itu aku sedang lengah saja, oke? Si brengsek saja yang terlalu licik. Aku orang jujur, jika tidak mencari tahu trik liciknya, bagaimana mungkin tahu, kan? Lagipula, kemarin itu pikiranku sedang terbagi, jadi tidak fokus. Huh." Jelas Xabiru, kemudian mendengus kesal.
Asta tertawa, "Haha, baik, aku paham, aku paham. Sudahlah, sekarang kita bangun kekuatan kita sendiri dulu, oke? Setelah pijakan kita kuat, ayo rebut kembali apa yang seharusnya menjadi milik kita! Setuju?!" Ucap Asta.
Xabiru mengangguk, tatapannya yang tajam berubah lembut setelah Asta yang mengajaknya membuat pijakan di tanah yang sama.
Ini adalah Astanya. Meski aslinya, Astanya sudah berganti jiwa, tapi merupakan jiwa yang sama-sama tersakiti. Jadi, dengan saling menguatkan adalah hal yang baik, yang terjadi antara keduanya.
"Oh, ya, semua tanaman bisa panen dalam dua hari. Selama menunggu, mari perbanyak benih. Ambil uangnya, belikan saja pada semua benih tanaman, baik buah maupun sayur. Ah, juga, kalau ada belilah benih obat herbal seperti Gingseng dan teman-temannya. Jika sudah saatnya, kita juga bisa memasok obat herbal ke perusahaan farmasi tradisional di ibukota." Ucap Asta, kembali memunculkan ide-idenya, seraya memberikan kembali uang yang diberikan Xabiru padanya.
Xabiru berbinar mendengar ide dari Asta. Kemudian ia mengangguk penuh semangat, dan mengambil uang yang diberikan Asta, untuk disimpannya untuk besok.
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Shai'er
setuju👍👍👍 💪💪💪
2023-09-16
1
Shai'er
ouhhhh🥺🥺🥺
2023-09-16
1
Shai'er
semua jadi jalan cuan🤑🤑🤑
2023-09-16
1