Menemukan Kunci Keluar

*

*

Asta dan Xabiru saling melamun di depan Danau besar tersebut. Keduanya kebingungan memikirkan bagaimana cara keduanya keluar dari ruangan ini.

Xabiru tidak tahan lagi, perutnya lapar, sekarang, ia menatap sekelilingnya, kemudian matanya berbinar, kenapa ia baru sadar jika di ruangan ini ada pohon pir?

Meninggalkan Asta sendirian, Xabiru berlari ke arah pohon tersebut untuk mendapatkan buah pir, sebagai pengisi perut pagi ini.

Asta tidak terganggu dengan pergerakan Xabiru, ia fokus menatap cincin tersebut, yang aslinya, dalam pikirannya ternyata ia diam-diam merapalkan kata-kata, seperti keluar, menghilang, dan lain sebagainya, sebagai upaya apakah bisa keluar dengan menggunakan pikiran.

Tapi nihil, berkali kali mencoba, tidak ada hasil apapun, membuat Asta kesal, akhirnya ia menepuk cincin di tangannya saking kesalnya.

Disisi lain, Xabiru telah mendapatkan 6 pir ditangannya, ia berbalik, berniat menghampiri Asta, tapi tidak ada Asta dimana mana. Xabiru panik, ia melihat ke sekeliling dengan benar, tapi benaran tidak ada Asta.

Rautnya berubah, panik, takut, khawatir, menjadi satu. Kemana perginya Asta di ruangan seperti ini? Apa Asta masuk ke danau? Tapi danau itu terlihat tenang. Tapi, Xabiru berpikir kemana-mana, sampai berpikir, apa mungkin di danau ada makhluk buas? Menelan Asta tanpa sepengetahuannya?

"Ah, Asta!!! Kau dimana, sayang, jangan tinggalkan aku! Asta!" Teriak Xabiru, buah pir nya bahkan sudah berjatuhan, ia tidak lagi peduli pada perutnya.

"Asta! Kau dimana, Asta!!" Lagi, Xabiru berteriak menggila, air matanya bahkan sudah berjatuhan saking takutnya ia ditinggalkan istrinya.

"ASTA!!" Teriak Xabiru lagi, dengan sekuat tenaga, kemudian ia ambruk, berlutut di tanah dengan kepala menunduk.

Baru saja kehilangan ibu, sekarang ia kehilangan istri? Apa-apaan takdir ini? Juga, ini di ruangan yang dirinya saja tidak tahu menahu tempat apa ini. Meski banyak hal ajaib seperti air danau, dan pohon buah, tetap saja hidup sendirian disini, apa dirinya tidak akan menjadi gila?

"Xabiru, apa yang kau lakukan? Mencari cacing tanah?" Tanya Asta, ia berdiri di depan Xabiru yang masih menunduk dengan kaki berlutut.

Xabiru yang mendengar suara Asta, segera mendongak, "Asta, huhuhu, kau kemana saja?!" Pekiknya kemudian menangis keras, bukannya bangun, tapi Xabiru menangis.

Asta menahan tawanya, raut wajah Xabiru benar-benar membuatnya ingin tertawa, memelas dengan air mata bercucuran, hahaha. Kemana wibawa dan aura kejamnya? Sial, ini benar-benar Xabiru si cengeng. Pikir Asta.

Asta kemudian menyamakan tingginya dengan Xabiru, setelahnya, ia tidak memeluk Xabiru, melainkan mengusapi kepalanya dengan lembut. Diam-diam juga tersenyum tertahan, sampai menggigit bibirnya karena takut gelak tawanya keluar.

"Asta, aku takut sekali kau hilang." Ucap Xabiru, langsung memeluk Asta erat.

Setelah dipeluk, barulah Asta tertawa tanpa suara, bahkan kedua matanya terpejam saking ingin menahan suara agar tidak keluar. Tapi tetap saja, badannya bergetar, membuat Xabiru merasa aneh dan melepaskan pelukannya. Sedangkan Asta tidak sadar begitu pelukannya terlepas, karena ia tertawa sambil memejamkan mata.

"Kau tertawa?! Aku panik, dan kau tertawa?!" Desis Xabiru seraya mengusap air mat di kedua pipinya.

Asta akhirnya sadar, ia kemudian menatap Xabiru yang menatapnya tajam. Membuat Asta gugup, tolong, Xabiru menunjukkan keganasannya. Ia terlihat seram dengan mata tajam itu.

"A-aku, dengarkan penjelasanku o-oke?" Ucap Asta gugup. "Sebenarnya, aku---hmph!" Selanjutnya, ucapan Asta tidak berlanjut, sebab terpotong oleh Xabiru yang membungkam mulutnya.

Xabiru memegangi tengkuk leher Asta, begitu Asta memundurkan kepalanya, ingin menyudahi. Xabiru tidak akan melepaskan Asta. Lagipula, hanya menempel saja, jadi tidak apa-apa kan, pikir Xabiru.

Sedangkan Asta, kegugupannya bertambah, jantungnya berdebar bukan main. Tapi kedua matanya terpejam. Seolah menunggu aksi Xabiru selanjutnya.

Tapi hal yang dilakukan Xabiru adalah melepas bungkamannya. Kemudian menempelkan keningnya pada kening Asta. "Jangan hilang lagi, jangan tinggalkan aku..." Bisik Xabiru dalam, dengan mata terpejam.

Asta terpana, seketika ia juga memejamkan matanya, tapi 5 detik kemudian, ia dengan cepat menjauhkan dirinya dari Xabiru.

"A-ahahaha, t-tenang saja, aku barusan keluar dari ruangan ini, jadi hilang." Ucap Asta dengan canggung.

"Kau sudah menemukan kunci keluar? Tapi mengapa lama sekali?! Apa yang kau lakukan di luar?" Tanya Xabiru merengut kesal.

"Hah? Aku di luar hanya sekitar 10 menit?" Beo Asta bingung.

"Kau hilang satu jam, Asta! " Balas Xabiru.

Asta yang mendengarnya, melebarkan kedua matanya. Ia tidak salah dengar? Benarkan? 10 menit sama dengan 1 jam disini?

"Yang benar 1 jam?" Tanya Asta tidak percaya.

"Aku tidak tahu pastinya, tapi yang aku rasakan sekitar satu jam bahkan lebih, karena awalnya aku berkeliling ke seluruh ruangan, untuk mencarimu." Ucap Xabiru.

Asta tidak melihat kebohongan dimatanya, membuat Asta langsung melebarkan senyumnya. Itu bagus, kan?!

"10 menit diluar sama dengan 1 jam disini. Kau tahu ala artinya?" Tanya Asta tersenyum, semangat.

"Huh? Waktu lebih cepat disini, kan?" Balas Xabiru, masa yang seperti ini saja Asta masih bertanya, sih? "AH! KITA BERUNTUNG!" Pekik Xabiru kemudian. Membuat Asta tertawa-tawa, Xabiru ini jika diibaratkan ponsel, nge-bug sebentar.

10 menit sama dengan 1 jam di dalam, 1 jam diluar sama dengan 6 jam di dalam, bukan? Jika 24 jam di luar maka? 144 jam! Artinya 1 hari di luar, sama dengan 6 hari di dalam.

"Hebat!" Seru Xabiru dan Asta bersamaan.

Xabiru tersenyum, pun dengan Asta, keduanya jadi makin bersemangat kini.

"Tapi, Xabiru, begitu keluar, aku masih belum bisa berjalan. Kakiku tetap tidak bisa digerakkan." Ucap Asta dengan raut sedih, begitu ia ingat jika kedua kakinya masih belum bisa bergerak.

"Efek airnya hanya bisa dipakai disini saja, kah?" Tanya Xabiru bingung.

"Tidak, sepertinya berefek juga, hanya saja kakiku sudah lama lumpuh, jadi mungkin butuh waktu? Selain itu, aku merasa kakiku mulai membaik, terasa hangat sekarang tidak dingin seperti sebelumnya." Ucap Asta, menjelaskan, membuat Xabiru refleks memegang kaki Asta.

"Kau benar, ini terasa hangat. Syukurlah, kau ada harapan sembuh, Asta. Aku pikir, mungkin karena waktu disini relatif cepat, makanya kakimu langsung merespon, kan?" Ucap Xabiru mengeluarkan pendapat.

"Ya, mungkin begitu. Tapi, sudahlah, ayo keluar dari sini dulu. Kita masih harus membeli benih, dan aku merasa lapar sekarang." Ucap Asta sadar, jika keduanya sedari tadi membuang waktu disini.

Asta bersiap memegang tangan Xabiru, karena jika tidak bersentuhan, maka keduanya tidak bisa keluar bersama seperti sebelumnya. Untuk keluar, Asta juga perlu menekan berlian kecil di atas cincinnya. Tapi sebelum Asta menekannya, Xabiru membuatnya mengurungkan niatnya.

"Tunggu, Asta, aku tadi menemukan pohon buah pir, aku sudah memetiknya juga. Tunggulah disini." Ucap Xabiru, dengan cepat pergi ke arah dimana ia menjatuhkan buah pir yang tadi dipetiknya.

Kemudian Xabiru kembali lagi ke hadapan Asta begitu ia telah mendapatkan Pir yang dipetiknya. "Ini, aku memetik 6 buah. Di luar kita tidak ada makanan, kau lupa? Kita sangat miskin sekarang." Ucap Xabiru seraya tersenyum pahit. Ibunya bahkan mati karena kelaparan. Betapa menyesal dirinya, membuat ibu yang menyayanginya mati karena hal ini.

Kemudian keduanya keluar ruangan dengan membawa ke 6 pir tersebut, begitu kembali, keduanya langsung menekan Pir tersebut, yang ternyata rasanya lebih enak dan lebih banyak air di dalamnya. Sangat subur, membuat keduanya merasa bertenaga meski hanya sekadar Pir.

Setelah menghabiskan Pir, kemudian Xabiru pergi ke rumah kepala desa yang lumayan jauh, meninggalkan Xabiru di rumah sendirian.

Asta menyuruh Xabiru untuk meminjam uang kesana. Jadi keduanya bisa membeli benih buah dan sayur mayur untuk ditanam di dalam cincin ruang. Bersama dengan anak ayam, yang sama-sama akan dipelihara di cincin ruangnya.

*

*

Terpopuler

Comments

Ira Rachmad

Ira Rachmad

menekan => memakan

2025-02-01

1

Deny Densy

Deny Densy

/Facepalm//Facepalm/

2024-03-20

0

_cloetffny

_cloetffny

kasian si bapak wkwk

2024-01-12

2

lihat semua
Episodes
1 Penghianatan dan Perpindahan
2 Kebingungan Anastasia dan Xabiru
3 Cincin Ruang dan Waktu
4 Menemukan Kunci Keluar
5 Menjual Pir
6 Untung Banyak
7 Semangat Kerja Xabiru
8 Hari kedua Jualan
9 Membeli Kuda Sakit
10 Memanen
11 Ide menghasilkan Uang
12 Tomat Harga Selangit
13 Tomat sangat Laris
14 Sembuh?
15 Teren, calon pelanggan besar.
16 Apa memang semudah itu?
17 Perjalanan ke Kabupaten
18 Antana's De Flour Restoran
19 Cita Rasa Lebih Enak
20 Membeli rumah
21 Berkah Soni
22 4 jenis pilihan saja
23 Xabiru yang Bersemangat
24 Rencana Renovasi
25 Panen
26 Membeli Furniture
27 Persiapan
28 Pembukaan Xabasta's Store
29 Adik Sepupu
30 Hari kedua
31 Ada masalah di toko
32 Mencari pekerja keamanan
33 Apa yang terjadi?
34 Doni si bajingan
35 Ajakan Kerja Sama
36 Sibuk, membuat Rindu
37 Umpatan Asta
38 Rencana Agen
39 Rencana Agen (2)
40 Piknik
41 Asta gemetar
42 Melanjutkan Perjalanan
43 Percaya tanpa Syarat
44 Balas Dendam?
45 Persiapan Balas Dendam
46 Memulai Misi Penyelamatan
47 Menyusup
48 Kakek?
49 Keluar dari Penjara
50 Berhasil meninggalkan Pulau
51 Pulang, menemui Istri
52 Kembali ke Kampung
53 Mengunjungi Ibu
54 Pergi ke gunung
55 Xabiru bosan
56 Kembali ke Kabupaten
57 Mari Hadapi Bersama
58 Menunggu Waktu Balas Dendam
59 Xabiru Tertegun
60 Pembalasan Kecil
61 Let's Play the Game
62 Berjanjilah
63 Memutuskan Hubungan
64 Diikuti
65 Menghabisi Lawan
66 Meledak
67 Diskusi Lagi
68 Permohonan Teren
69 Kau menggemaskan
70 Masalah Keuangan segera Teratasi
71 Pergi Cek
72 Akting bersama K1
73 Pujian
74 1 bulan persiapan
75 Sebelum Keberangkatan
76 Pengawasan di Ibukota
77 Situasi di Perbatasan Ibukota dan Kabupaten
78 Perubahan Sedikit Rencana
79 Ketahuan?!
80 Asta dikurung
81 Menyerang dan Menyelamatkan Xabiru
82 Asta melarikan diri
83 Terdesak
84 Menghilang di depan Clode
85 Mengobrol sebagai Ayah dan Anak
86 Menyerahkan bukti Kejahatan
87 Penyesalan Xabiru
88 Alasan pengusiran Xabiru
89 Jangan Pergi
90 Asta Tertekan
91 Mengungkap Kebenaran
92 Permohonan Asta
93 Kondisi Menurun Lagi
94 Membaik, menunggu Waktu
95 Maafkan aku, jangan tinggalkan aku
96 Penyebab Luka Xabiru
97 Sifat Manja Xabiru
98 Gerutuan Xabiru
99 Membuka diri sepenuhnya
100 Batu dihati akhirnya terangkat
101 Kembali beroperasi
102 Merajuk Ala Xabiru
103 Tidak dalam lingkup prediksi
104 Konspirasi Eddin
105 Jahil
106 Sekertaris Unind Datang
107 Diskusi tertunda
108 1 bulan sebelum pembalasan
109 Kesalahan Dean dan Nira
110 Masuk rumah keluarga Baskoro
111 Fakta Baru yang diketahui Asta
112 Rencana Baru berdasarkan Fakta Baru
113 It's Show Time
114 Kabar buruk dan Kabar baik
115 Masih Belum Terlambat
116 Lewati Bersama
117 Semuanya Akan Baik-Baik Saja
118 Rapat Umum Pemegang Saham
119 Hasil Akhir Rapat
120 Kesibukan Xabiru dan Permintaan Asta
121 Semuanya telah berakhir
122 Ending
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Penghianatan dan Perpindahan
2
Kebingungan Anastasia dan Xabiru
3
Cincin Ruang dan Waktu
4
Menemukan Kunci Keluar
5
Menjual Pir
6
Untung Banyak
7
Semangat Kerja Xabiru
8
Hari kedua Jualan
9
Membeli Kuda Sakit
10
Memanen
11
Ide menghasilkan Uang
12
Tomat Harga Selangit
13
Tomat sangat Laris
14
Sembuh?
15
Teren, calon pelanggan besar.
16
Apa memang semudah itu?
17
Perjalanan ke Kabupaten
18
Antana's De Flour Restoran
19
Cita Rasa Lebih Enak
20
Membeli rumah
21
Berkah Soni
22
4 jenis pilihan saja
23
Xabiru yang Bersemangat
24
Rencana Renovasi
25
Panen
26
Membeli Furniture
27
Persiapan
28
Pembukaan Xabasta's Store
29
Adik Sepupu
30
Hari kedua
31
Ada masalah di toko
32
Mencari pekerja keamanan
33
Apa yang terjadi?
34
Doni si bajingan
35
Ajakan Kerja Sama
36
Sibuk, membuat Rindu
37
Umpatan Asta
38
Rencana Agen
39
Rencana Agen (2)
40
Piknik
41
Asta gemetar
42
Melanjutkan Perjalanan
43
Percaya tanpa Syarat
44
Balas Dendam?
45
Persiapan Balas Dendam
46
Memulai Misi Penyelamatan
47
Menyusup
48
Kakek?
49
Keluar dari Penjara
50
Berhasil meninggalkan Pulau
51
Pulang, menemui Istri
52
Kembali ke Kampung
53
Mengunjungi Ibu
54
Pergi ke gunung
55
Xabiru bosan
56
Kembali ke Kabupaten
57
Mari Hadapi Bersama
58
Menunggu Waktu Balas Dendam
59
Xabiru Tertegun
60
Pembalasan Kecil
61
Let's Play the Game
62
Berjanjilah
63
Memutuskan Hubungan
64
Diikuti
65
Menghabisi Lawan
66
Meledak
67
Diskusi Lagi
68
Permohonan Teren
69
Kau menggemaskan
70
Masalah Keuangan segera Teratasi
71
Pergi Cek
72
Akting bersama K1
73
Pujian
74
1 bulan persiapan
75
Sebelum Keberangkatan
76
Pengawasan di Ibukota
77
Situasi di Perbatasan Ibukota dan Kabupaten
78
Perubahan Sedikit Rencana
79
Ketahuan?!
80
Asta dikurung
81
Menyerang dan Menyelamatkan Xabiru
82
Asta melarikan diri
83
Terdesak
84
Menghilang di depan Clode
85
Mengobrol sebagai Ayah dan Anak
86
Menyerahkan bukti Kejahatan
87
Penyesalan Xabiru
88
Alasan pengusiran Xabiru
89
Jangan Pergi
90
Asta Tertekan
91
Mengungkap Kebenaran
92
Permohonan Asta
93
Kondisi Menurun Lagi
94
Membaik, menunggu Waktu
95
Maafkan aku, jangan tinggalkan aku
96
Penyebab Luka Xabiru
97
Sifat Manja Xabiru
98
Gerutuan Xabiru
99
Membuka diri sepenuhnya
100
Batu dihati akhirnya terangkat
101
Kembali beroperasi
102
Merajuk Ala Xabiru
103
Tidak dalam lingkup prediksi
104
Konspirasi Eddin
105
Jahil
106
Sekertaris Unind Datang
107
Diskusi tertunda
108
1 bulan sebelum pembalasan
109
Kesalahan Dean dan Nira
110
Masuk rumah keluarga Baskoro
111
Fakta Baru yang diketahui Asta
112
Rencana Baru berdasarkan Fakta Baru
113
It's Show Time
114
Kabar buruk dan Kabar baik
115
Masih Belum Terlambat
116
Lewati Bersama
117
Semuanya Akan Baik-Baik Saja
118
Rapat Umum Pemegang Saham
119
Hasil Akhir Rapat
120
Kesibukan Xabiru dan Permintaan Asta
121
Semuanya telah berakhir
122
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!