PEMBALASAN ANAK HARAM
Bugh
Bugh
Bugh
Tendangan dilayangkan oleh seorang pria yang tak lain ayah tirinya pada bocah cilik berumur 10 Tahun. Anak itu diam tanpa menangis sedikitpun saat mendapatkan perlakuan buruk dari seorang Ayah yang seharusnya memberikan kasih sayang dan cinta padanya.
Pria bernama Bram itu begitu marah dan muak saat melihat dan menatap wajah anak itu, mengingatkannya pada kelakuan istri dadakan yang sama sekali tidak diketahui dari asalnya.
"Aku memberikanmu hidup agar aku bisa menyiksa mu. Menjadikanmu pengganti untukku menyiksa Ibumu yang jalang itu. Bagaimana rasanya? Menyakitkan bukan?"
Bram begitu marah karena bocah bernama Lucifer itu mencoba mengambil uangnya untuk jajan. Padahal uang itu tidak seberapa bagi Bram. Namun karena memang Bram membencinya jadi jumlah yang sedikit itu membuatnya memiliki alasan untuk menyiksa dan menyakiti Lucifer.
Lucifer mengepalkan tangan. Walaupun sakit dan marah setiap kali diperlakukan buruk oleh Ayahnya, Lucifer tidak pernah membantah atau melawan. Karena jika itu terjadi dirinya pasti akan di usir dan di buang. Dan itu membuatnya takut harus tinggal dimana.
Bram yang melihat Lucifer mengepalkan tangan tahu jika putra haramnya itu sedang marah namun tidak berdaya. Dia berjongkok dan menarik rambut bocah itu, membuatnya mendongak menatap nya.
"Apa kau benci dengan ku, hm...? Katakan benci maka aku akan membunuhmu,"
Lucifer hanya diam tanpa berkata sedikitpun. Namun dari sorot matanya itu sudah membuktikan bahwa dia begitu membenci pria yang ada di hadapannya.
Dirinya yang masih kecil membuatnya tidak berdaya untuk melawan. Tapi suatu saat Lucifer pasti akan membuat pria dihadapannya ini menderita bersama dengan semua keluarga besar Bramestyo yang seluruhnya memperlakukan dirinya dengan buruk dan kejam. Apalagi istrinya Bram yang angkuh dan sombong serta anak mereka yang berumur satu tahun lebih muda darinya, Alex Bramestyo.
Ana Brown yang melihat apa yang suami nya lakukan tersenyum menyeringai.
"Bunuh saja anak itu. Dia tidak berguna sama sekali. Lagian dia merepotkan dan membuat semuanya pusing," ucap Ana membuat Lucifer langsung menatap Ana dengan tatapan dingin.
Bram yang melihat tatapan itu, mengeraskan rahangnya.
"Beraninya kau menatap istri ku seperti itu! Minta ku bunuh kau!"
Bram melepas jambakannya dengan kuat membuat kepala Lucifer terbentur di lantai dan itu sangat menyakitkan.
Dug.
Lucifer tidak mengeluh sedikitpun atau menangis. Hal seperti ini sudah biasa di alaminya dan itu membuat mentalnya menjadi mental baja.
Setelah puas membuat Lucifer terluka. Baik luka fisik maupun luka batin, Bram pergi meninggalkan bocah yang tergeletak di lantai.
Ana yang melihat suaminya telah pergi menghampiri dan duduk di hadapannya dengan senyum menyeringai.
"Bagaimana? Apa itu menyakitkan?"
Lucifer tidak menjawab. Lucifer hanya memberikan tatapan dinginnya dan itu membuat Ana begitu marah.
"Beraninya kau menatapku seperti itu anak haram! Kau tahu melihatmu seperti ini mengingatkan ku pada wanita jalang itu. Dan kau pastinya tahu siapa wanita jalang itu, Ibumu,"
Mendengar ibunya di katakan wanita jalang Lucifer tidak terima. Bagaimana pun wanita itu bertingkah, Ana tidak berhak mengatakan ibunya wanita jalang. Jika pun dirinya dianggap anda haram, Lucifer tidak keberatan. Tapi jangan sekali-kali menghina Ibunya.
"Berhenti menghina Ibuku,"
"Akhirnya kau berkata juga. Kenapa? Apa kau tidak terima aku menyebut Ibumu dengan wanita jalang? Asal kau tahu, Ibumu itu memang wanita jalang,"
Lucifer sungguh tidak sanggup mendengar ibunya dihina seperti itu. Tangannya bergerak cepat dan mencekik leher Ana dengan sekuat tenaga.
Ana yang melihat tentu saja terkejut. Ana menepis tangan kecil itu dengan kasar dan menampar Lucifer dengan kuat membuat wajah Lucifer memerah akibat bekas tamparan kuat itu.
"Kurang ajar! Beraninya kau pada ku anak haram!"
Ana benar-benar marah mendapatkan perlakuan kasar dari anak ingusan itu. Anak menarik rambut Lucifer dan membenturkan kepalanya di lantai berulang kali sampai membuat kepala Lucifer terluka dan berdarah.
"Mati saja kau!" Marahnya dengan membabi buta.
Seorang pelayan yang melihat Tuan muda kecilnya di perlakukan seperti itu tidak tega. Mesya pelayan muda berusia 22 Tahun berlari menghampiri Tuan mudanya dan memeluk, memohon agar nyonyanya tidak menyiksa tuan mudanya lagi yang saat ini sudah tidak berdaya.
"Nyonya, Nyonya mohon hentikan, hiks... Kasihan Tuan muda nyonya. Saya mohon hentikan!"
Ana yang melihat Mesya memohon semakin marah. Ana mendorong tubuh itu untuk menyingkir dari tubuh Lucifer yang sudah pingsan. Namun Mesya tidak menyerah. Mesya harus membantu Tuan mudanya. Jika tidak, Tuan mudanya akan mati di tangan Nyonya nya.
"Saya mohon Nyonya, lepaskan Tuan muda. Kasihani Tuan muda. Beliau sudah tidak berdaya Nyonya. Jika Tuan muda mati Nyonya mungkin bisa masuk penjara."
Ana yang mendengar kata penjara langsung sadar. Ana menjauh dan setelah itu pergi. Tapi sebelum pergi, Ana memberi perintah untuk Mesya merawat Lucifer agar anak itu tidak mati. Karena jika Lucifer mati cepat, Ana tidak bisa menyiksanya lagi.
"Rawat dia, jangan biarkan dia mati di rumah ku,"
"Baik Nyonya,"
Mesya lega karena akhirnya bisa membuat Nyonya nya menghentikan siksaan kepada Tuan muda kecilnya. Namun kelegaan itu tidak berlangsung lama, Mesya yang melihat tuan mudanya tidak sadarkan diri dengan luka di tubuh langsung mengangkat tubuh itu untuk dibawa kerumah sakit. Tapi saat Mesya menyentuh kepala Lucifer dia terkejut, banyak darah disana dan itu membuatnya semakin takut.
Mesya tidak menunggu waktu lama lagi. Dengan berderai air mata, Mesya meminta tolong kepada supir untuk membawanya kerumah sakit karena Tuan mudanya dalam bahaya.
"Pak cepat Pak. Tuan muda dalam bahaya."
"Bapak sudah cepat ini. Jika kita menambah lagi, bukannya kita selamat tapi kita semua akan mati disini."
Mesya diam. Benar kata Pak Mun. Bukannya menyelamatkan tuan muda tapi mungkin saja mereka akan mati semua.
Beberapa menit kemudian mereka akhirnya sampai di Rumah Sakit. Dengan cepat Meysa membawa Lucifer masuk agar segera ditangani. Mesya berteriak-teriak memanggil Dokter untuk segera menangani tuan mudanya.
"Dokter...Dokter....."
Seorang Suster dan Dokter yang mendengar dan melihat langsung membawa Lucifer masuk ruang operasi untuk segera ditangani. Sedangkan Mesya dan Pak Mun berjaga di luar mondar-mandir khawatir.
Semoga Tuan muda baik-baik saja." Mesya berdoa semoga tidak terjadi sesuatu dengan tuan muda yang dirawatnya.
Setelah menunggu dua jam, lampu berubah menjadi hijau pertanda operasi telah selesai. Mesya dan Pak Mun tidak sabar untuk mendengar kondisi tuan mudanya. Apakah baik-baik saja atau tidak.
Saat Dokter keluar, Mesya dan Pak Mun langsung menghampiri, bertanya apakah operasinya berjalan dengan baik.
"Bagaimana Dok? Tuan muda baik-baik saja kan?"
Dokter itu tersenyum, "Operasinya berjalan dengan lancar. Dan Tuan muda baik-baik saja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Fajar Ayu Kurniawati
.
2024-11-20
0
Anonymous
keren
2024-11-15
0
Tuti Tyastuti
mampir thor
2024-11-04
0