Masuk Rumah Sakit

Lucifer kini di pindahkan di ruang rawat. Mesya senantiasa menemaninya tanpa meninggalkan sedetikpun.

"Tuan muda," Meysa menangis melihat keadaan Tuan mudanya yang memprihatinkan.

Meysa tidak bisa berkata-kata kenapa Tuan besar dan Nyonyanya melakukan hal ini, menyiksa Tuan mudanya yang masih bocah ini.

Beberapa kali Meysa mengusap air matanya mengingat penderitaan tuan mudanya hidup di keluarga yang tidak menerimanya. Walaupun Mesya tahu tuan nya bukanlah Ayah kandung dari Tuan muda Lucifer, tapi Mesya berharap tuannya itu memperlakukan Lucifer dengan baik. Seperti hal nya memperlakukan Tuan muda Alex.

Cklek

Pak Mun masuk mendekati Meysa yang senantiasa menemani Tuan mudanya. Pak Mun menyentuh kepala Mesya yang sudah di anggap putrinya sendiri.

"Kamu pulanglah. Bersihkan tubuhmu dan istirahatlah. Bapak yakin kamu pasti lelah,"

"Tidak, Mesya tidak lelah sama sekali. Masya ingin menemani Tuan muda."

"Pulanglah terlebih dahulu. Setelah itu kembali lagi. Baju mu kotor terkena noda darah tuan muda. Lebih baik kamu membersihkan tubuh mu terlebih dahulu dan setelah itu menemani Tuan muda sampai kapan pun kamu mau,"

Meysa menimbang omongan Pak Mun. Benar katanya. Meysa mengangguk, "Baiklah, Meysa pulang dulu sekalian mengabarkan jika Tuan muda Lucifer di rawat di rumah sakit." Pak Mun mengangguk. Memang seharusnya Meysa mengatakan kepada nyonya Ana dan Tuan Bram.

"Oh ya Mesya pulang dulu ya Pak Mun. Jika nanti ada apa-apa, Pak Mun harus hubungi aku secepatnya,"

"Ya pergilah," Pak Mun mengangguk dan Mesya pun pergi, kembali ke kediaman Bramestyo

Saat Mesya sampai di sana, Mesya langsung ditodong pertanyaan oleh Ana tentang keadaan Lucifer.

"Mana anak haram itu? Apakah dia sudah mati?" Tanya Ana dengan pertanyaan yang sungguh menyakitkan hati.

"Tuan muda ada di rumah sakit Nyonya. Tuan muda kini sedang di rawat setelah menjalani operasi,"

Mendengar Lucifer tidak mati, Ana menghela nafas dengan kasar. "Kenapa anak itu tidak mati saja." Gumamnya masih dapat didengar oleh Mesya.

Mesya hanya diam dan setelah itu pamit untuk membersihkan tubuh. Dan setelah membersihkan tubuh, Mesya mondar mandir, bingung untuk berbicara kepada nyonya tentang biaya rumah sakit Tuan mudanya.

"Bagaimana aku mengatakannya ya? Nyonya pasti marah dan tidak mau memberikan biaya untuk tuan muda."

Mesya gelisah. Jika tidak meminta bantuan kepada mereka berdua, lalu kepada siapa lagi Karena Mesya tidak memiliki uang sedikitpun untuk membayar pengobatannya tuan mudanya.

"Aku harus mencoba. Ya, aku harus mencobanya. Walaupun nanti aku akan kena marah Nyonya,  aku harus tetap melakukannya. Ini demi Tuan muda Lucifer."

Dengan semua keberaniannya, Mesya datang menemui Ana untuk meminta bantuan. Mesya berdiri tepat di depan Nyonya nya itu dengan meremas tangannya, takut dan bingung untuk memulai berbicara.

Ana yang kini menatapnya menaikkan sebelah alisnya saat melihat kegugupan pelayan yang merawat putra angkatnya itu.

"Katakan, ada apa kau ingin menemuiku?"

Bruk....

Mesya bersimpuh di hadapan Ana sambil menundukkan kepalanya. Ana yang melihat mengerutkan kening.

"Ada apa dengan pelayan ini?" Gumam Ana dalam hati. "Cepat katakan! Apa yang ingin kau bicarakan dengan ku? Aku tidak ada waktu untuk meladeni pelayan rendahan seperti mu."

"Nyo...Nyonya, maafkan saya jika saya lancang. Tapi saya disini ingin memohon dengan sangat kepada anda. Ini tentang Tuan muda Lucifer,"

Ana yang mendengar langsung mendengus. "Sudah kuduga ini tentang anak haram itu. Apa tidak akan ada habisnya anak itu membuat ku dan repot."

"Apa maumu?" Tanya Ana dan membuat Mesya langsung mendongak. Berpikir, mungkin Nyonya nya akan membantunya.

"Nyonya, Tuan muda saat ini di rawat di Rumah Sakit. Sa...saya mohon kepada anda untuk mengurus semua administrasi Rumah Sakit. Saya tidak memiliki uang. Jadi hanya kepada anda saya hanya bisa meminta dan memohon."

"Heh, kau pikir aku ini Bank? Enak saja meminta uang untuk membayar semua pengobatannya. Aku bukan Ibunya, jadi jangan harap aku akan memberikannya. Biarkan saja dia mati. Jadi tidak perlu kau mencari biayanya. Lagian jika dia mati aku lebih senang. Dasar anak merepotkan."

"Saya mohon Nyonya tolong Tuan muda. Jika anda tidak menolongnya, saya takut Dokter tidak akan merawatnya. Saya tidak ingin Tuan muda mati."

"Kalau mau mati biarkan saja. Aku malah lebih senang dia menyusul Ibunya yang menjijikkan itu."

Ana beranjak membuat Mesya terus memohon agar Ana membantunya. Tapi tetap saja Ana tidak memberikan bantuan itu.

.

"Jika kau tidak sanggup, lebih baik bawa dia pulang dan biarkan dia mati."

"Tapi Nyonya."

"Oh ya, aku lupa. Jika kau ingin mencari bantuan, kau cari saja Ayah anak sialan itu."

"Ayah?" Bingung Mesya. Bukankah maksud Nyonya Ana berarti Tuan Bram? Senyum Mesya terbit. Mesya akan meminta bantuan pada Bram untuk membayar semua pengobatan Tuan mudanya.

"Baik Nyonya, saya akan menemui Tuan," senangnya.  Namun kesenangan itu tidak bertahan lama karena Ana membuatnya terkejut.

"Apa kau mau menemui Tuan mu?"

"Benar Nyonya.  Bukankah anda meminta saya untuk menemui Tuan?"

"Tuan yang ku maksud bukan suami ku. Tapi Ayah kandung dari anak sialan itu!"

"Ayah kandung? Bukankah Tuan Bram Ayah Tuan muda Lucifer?"

"Dia bukan Ayah kandungnya. Dia pria yang di jebak wanita jalang itu untuk mengakui anak sialan itu?"

Ana begitu geram saat mengingat ibu dari Lucifer datang ke pernikahan dengan membawa bayi dalam gendongannya dan meminta suaminya bertanggung jawab atas perbuatan yang tidak diperbuat. Dan sejak kejadian itu membuatnya hancur karena suaminya terpaksa menikahi demi menutupi aib dari banyaknya tamu undangan yang datang. Dan sejak itu kebencian semua keluarga terhadap ibu Lucifer dan Lucifer membawa.

Namun anehnya sejak sebulan Bram menikah dengan Ibu Lucifer. Ibu Lucifer tiba-tiba ditemukan mati di suatu tempat dengan mengenaskan. Tidak ada yang tahu apa penyebab kematian ibunya Lucifer. Tapi semuanya menduga, Ibunya Lucifer mati karena dibunuh.

Mesya yang mendengar sungguh terkejut. Jadi Tuan Bram bukanlah ayah kandung Tuan mudanya. Lalu siapa? Pantas saja semua keluarga tidak ada yang menyukai atau menganggap Tuan mudanya sebagai anggota keluarga. Ternyata inilah alasannya.

Tapi demi menyelamatkan tuan mudanya, Mesya tetap mencari bantuan dan meminta tolong. Mesya mendatangi Tuan Bram untuk membantu biaya perawatan. Dan walaupun berat dan enggan, Bram menyetujui. Karana Lucifer masuk Rumah Sakit karena perbuatan istrinya.

Bram tidak ingin Lucifer mati dan istrinya masuk penjara karena kasus pembunuhan. Maka dari itu Bram pun membantu.

"Aku akan mengurus semua biaya nya. Kau rawat dan temani dia,"

"Baik Tuan. Terima Kasih,"

Bram menghela nafas dengan berat. Selalu saja ada masalah. Dan ini selalu tentang Lucifer. Bram meminjam pelipisnya yang sakit memikirkan masalah terus datang karena bocah itu.

"Tidak Ibu tidak anak mereka sama saja. Merepotkan,"

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

bknnyanpas di rs ,mesya blg meskipun bknayah kandungnya harusnya bram gk sekejam itu tp di bab inibkok dia masih kaget pas ana blg bram bkn ayah kandung lucifer 🤔
aku penasaran knp ibunya lucifer tiba² datang dn bawa lucifer ke bram kalo bkn anaknya bram trus anak siapa dn di tetiba metong itu knp 🤔

2024-12-31

0

Albertus Sinaga

Albertus Sinaga

sadis dan kejam perbuatan bramdan ana

2024-12-19

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

kasihan lucifer😔

2024-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 Lucifer
2 Masuk Rumah Sakit
3 Kenyataan.
4 Aku Bukan Anak Papa
5 Menahan Diri
6 Hari Kelulusan
7 Melawan
8 Pergi
9 Tempat Baru
10 Adu Balap
11 Sekolah Baru
12 Membuat Kesal
13 Pria Tua
14 Menyerahkan Semua Harta
15 Pengganggu
16 Rencana Membuka Usaha
17 Merampok Uang Keluarga Maherson
18 Membuka Usaha
19 Tiga Tahun
20 Adik Baru
21 Penghianat
22 Penolong
23 Amerika
24 Bobby Albern
25 Bisnis
26 Siuman
27 Teman Baru
28 Tempat Tinggal Baru
29 Menangkap Mata-mata
30 Mengabari
31 Aksi Lucifer Membuat Evan Terkejut
32 Datang Ke Markas VOLDEMORT
33 Latihan
34 Menolong Seorang Gadis
35 George Maven dan Jaxon Maven
36 Mencurigai
37 Menyelidiki Siapa Lucifer Sebenarnya
38 Saling Menguntungkan
39 Merampok Uang kelompok XLOVENOS
40 Menemukan Kedimaan Bramestyo
41 Desha Atau Joice
42 Ancaman Untuk Mesya
43 Dua Pria Mencari Lucifer
44 Merindukan
45 Menolong Seseorang
46 Kekhawatiran Evan
47 Pilihan
48 Menerima Persyaratan Lucifer
49 Dasar Mata Duitan
50 Ancaman Wanita Dalam Mimpi
51 LUCKECR
52 Menemui Alezza
53 4 Tahun Kemudian
54 Kembalinya Lucifer Membuat Pihak Lain Mengetahui
55 Bertemu Mesya
56 Masalah Datang Lagi
57 Menginginkan Apapun Milik Lucifer
58 Kedatangan Alezza Di Indonesia
59 Mempermainkan Alex Bramestyo
60 Penyerangan Terhadap Lucifer
61 Kekhawatiran Alezza
62 Mengetahui Kenyataan
63 Tunggu Tanggal Mainnya
64 Rencana Musuh
65 Menangkap Rifky
66 Mesya Menghilang
67 Mengejar Keluarga Bramestyo
68 Menangkap Bram dan Ana
69 Memberi Pelajaran Pada Ana
70 Menyiksa Bram Dan Ana
71 Bertemunya Cucu dan Kakek
72 Kematian Bram Bramestyo
73 Mesya, Dion dan Hamdan Bertemu
74 Bertemu Rifky
75 Penjelasan Rifky
76 Menyusun Rencana Penyerangan
77 Menyerang Markas Mafia XLOVENOS
78 Saling Berhadapan
79 Pertarungan Sengit Lucifer Dan Bobby
80 Pilihan Yang Berat
81 Farhat Si Penghianat
82 Memberi Pelajaran Pada Farhat, Alex dan Bobby
83 Dendam Terbalaskan
84 Menikah, Hari Kebahagiaan
85 JAY ABIMANYU
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Lucifer
2
Masuk Rumah Sakit
3
Kenyataan.
4
Aku Bukan Anak Papa
5
Menahan Diri
6
Hari Kelulusan
7
Melawan
8
Pergi
9
Tempat Baru
10
Adu Balap
11
Sekolah Baru
12
Membuat Kesal
13
Pria Tua
14
Menyerahkan Semua Harta
15
Pengganggu
16
Rencana Membuka Usaha
17
Merampok Uang Keluarga Maherson
18
Membuka Usaha
19
Tiga Tahun
20
Adik Baru
21
Penghianat
22
Penolong
23
Amerika
24
Bobby Albern
25
Bisnis
26
Siuman
27
Teman Baru
28
Tempat Tinggal Baru
29
Menangkap Mata-mata
30
Mengabari
31
Aksi Lucifer Membuat Evan Terkejut
32
Datang Ke Markas VOLDEMORT
33
Latihan
34
Menolong Seorang Gadis
35
George Maven dan Jaxon Maven
36
Mencurigai
37
Menyelidiki Siapa Lucifer Sebenarnya
38
Saling Menguntungkan
39
Merampok Uang kelompok XLOVENOS
40
Menemukan Kedimaan Bramestyo
41
Desha Atau Joice
42
Ancaman Untuk Mesya
43
Dua Pria Mencari Lucifer
44
Merindukan
45
Menolong Seseorang
46
Kekhawatiran Evan
47
Pilihan
48
Menerima Persyaratan Lucifer
49
Dasar Mata Duitan
50
Ancaman Wanita Dalam Mimpi
51
LUCKECR
52
Menemui Alezza
53
4 Tahun Kemudian
54
Kembalinya Lucifer Membuat Pihak Lain Mengetahui
55
Bertemu Mesya
56
Masalah Datang Lagi
57
Menginginkan Apapun Milik Lucifer
58
Kedatangan Alezza Di Indonesia
59
Mempermainkan Alex Bramestyo
60
Penyerangan Terhadap Lucifer
61
Kekhawatiran Alezza
62
Mengetahui Kenyataan
63
Tunggu Tanggal Mainnya
64
Rencana Musuh
65
Menangkap Rifky
66
Mesya Menghilang
67
Mengejar Keluarga Bramestyo
68
Menangkap Bram dan Ana
69
Memberi Pelajaran Pada Ana
70
Menyiksa Bram Dan Ana
71
Bertemunya Cucu dan Kakek
72
Kematian Bram Bramestyo
73
Mesya, Dion dan Hamdan Bertemu
74
Bertemu Rifky
75
Penjelasan Rifky
76
Menyusun Rencana Penyerangan
77
Menyerang Markas Mafia XLOVENOS
78
Saling Berhadapan
79
Pertarungan Sengit Lucifer Dan Bobby
80
Pilihan Yang Berat
81
Farhat Si Penghianat
82
Memberi Pelajaran Pada Farhat, Alex dan Bobby
83
Dendam Terbalaskan
84
Menikah, Hari Kebahagiaan
85
JAY ABIMANYU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!