Sesuai tugas mereka masing-masing. Hamdan mencari tempat yang strategis untuk membuka bengkel. Dion dan Rifky mencari alat-alat untuk bengkel. Sedangkan Lucifer santai, menunggu semuanya beres.
"Saya akan membeli lahan serta bangunnya, berapa harga yang harus saya bayar pak?" Tanya Hamdan bersama si pemilik lahan.
"200 juta tidak bisa kurang," jawab penjual.
"200 juta? Apa tidak kemahalan itu pak. Tidak bisakah bapak menguranginya?" Hamdan merasa itu terlalu mahal. Memang dia menginginkan rematik itu karena menurutnya tempat sangat cocok jika di buat bengkel tempat nya membuka usaha nanti. Tapi saat mendengar harganya, Hamdan seakan tidak percaya. Bahkan pria itu sama sekali tidak mau mengurangi harga nya sedikitpun.
"Tidak bisa. Jika mau segitu, ambil. Jika tidak, silahkan pergi. Saya bisa menjual pada orang lain nanti,"
Hamdan menghela nafas berat. Dia tidak bisa melepas begitu saja tempat itu, karena menurutnya sangat cocok.
"Baiklah, 200 juta deal,"
"Deal,"
Hamdan meminta pemilik tempat untuk mengurus semuanya. Dia ingin terima bersih. Dan pemilik lahan menyetujui.
"Satu minggu lagi suratnya jadi. Saya akan mengantarkannya ke tempat anda,"
"Baiklah." Jawab Hamdan sebelumnya sudah mengatakan surat tanah itu atas nama Lucifer, karena memang itu uang milik Lucifer untuk membeli.
Sedangkan di lain tempat, Dion dan Rifky memilih banyak alat-alat untuk di gunakan di bengkel. Baik itu alat untuk dandan mereka ataupun alat yang akan di jual, semuanya di beli tanpa terkecuali.
Setelah membeli semuanya, Rifky meminta pihak toko untuk mengantarkan nya ke tempat bengkel mereka nanti. Tapi menunggu Rifky menghubunginya karena bengkel mereka belum jelas di mana tempatnya. Karena Hamdan belum mengkonfirmasi tempatnya.
"Saya akan menghubungi anda nanti tuan,"
"Baik tuan," jawab pemilik toko.
Setelah selesai berbelanja, Rifky menghubungi Hamdan dan Lucifer bahwa semua peralatan sudah selesai di beli, tinggal mengantarkannya.
"Aku sudah membeli semuanya, tinggal menunggu Hamdan dapat tempatnya," Pesan Rifky pada Lucifer.
"Tanyakan pada Hamdan, apa dia sudah mendapatkan tempatnya." Balas Lucifer.
"Baiklah. Jika sudah kapan kita akan buka?"
"Hari minggu aku libur kita bersihkan dan tata ulang tempatnya itu. Buat tempatnya semenarik mungkin agar pelanggan tertarik,"
"Oke."
Hamdan sudah mengkonfirmasi tempatnya. Dan seperti yang di katakan Lucifer, hari minggu mereka bertempat kini sudah ada di depan bangunan yang di beli Hamdan sebelumnya.
"Ini tempatnya?" Tanya Lucifer
"Bagaimana menurutmu?" tanya Hamdan, takut Lucifer tidak suka.
"Bagus, tempatnya juga besar. Dan letaknya juga strategis. Baiklah, hari ini kita akan bersih-bersih,"
Semua mengangguk dan hari itu juga mereka membersihkan bangunan tersebut. Dari mengecat ulang, menata tempat untuk meletakkan barang-barang bengkel dan lain sebagainya.
Dua hari berlalu dan bengkel siap dioperasikan. Tak lupa mereka membuat spanduk di depan toko agar semua orang tahu dan tertarik untuk menservis kendaraan mereka. Mereka juga memberikan promo khusus untuk hari ini potongan harga sebesar 20%.
Pelanggan pun banyak yang datang dan sejak saat itu bengkel mulai ramai. Banyak pengunjung yang datang untuk menservis motor maupun mobil mereka karena puas dengan kinerja mereka yang rapi, baik dan juga ramah.
Dion, Hamdan san Rifky tidak bergantung lagi dengan hasil balapan, karena kini mereka memiliki hasil yang lebih besar dari sebelumnya, hasil yang sudah jelas di berikan Lucifer dari kerja mereka di bengkel. Bahkan Lucifer sering memberikan bonus, hingga membuat isi ATM mereka begitu gemuk.
Lucifer pemuda yang baik, tidak pelit ataupun perhitungan. Bahkan saat dirinya melakukan hal nakal, mengambil uang milik pejabat-pejabat yang melakukan korupsi, mereka bertiga mendapatkan jatah masing-masing. Tak lupa, Lucifer juga berbagi uang ataupun makanan di panti asuhan ataupun anak jalanan. Dan apa yang dilakukan Lucifer membuat ketiga teman dewasanya senang dengan siapa baik Lucifer.
Tak terasa 3 tahun berlalu, Lucifer menjadi pria yang sukses. Uangnya menumpuk ratusan miliar di ATM nya, bahkan ATM tidak hanya satu. Ada beberapa yang dia miliki. Namun semua itu tidak membuatnya sombong, bahkan dia masih sama seperti sebelumnya. Tetap menjadi pemuda biasa tanpa ada rumah mewah dan mobil mewah. Hanya ada Motor Sport dan Matic yang di miliki.
Uang hasil Bengkel dia sendirikan, tidak dicampur adukkan dengan uang hasil rampokan meretas dan hasil bisnis jual senjata ilegal dan narkoba. Bahkan uang pemberian dari pria tua juga ia sendirian. Jika dihitung jumlah kekayaan uang yang dimiliki Lucifer mungkin sudah melebihi orang terkaya di jakarta. Namun semua itu tidak ada yang tahu karena Lucifer tidak menunjukan siapa dia sebenarnya.
Hari ini hari dimana kakaknya akan melahirkan. 2 tahun setengah Mesya menikah dan kali ini akan diberikan momongan. Lucifer tidak sabar menunggu keponakannya lahir. Dia ingin memberikan yang terbaik untuk keponakan dan juga kakaknya.
Jika sebelumnya Lucifer tidak memberikan apapun di hari pernikahan kakaknya karena menutupi pekerjaannya, kini Lucifer akan memberikan hadiah untuk mereka karena mereka tahu saat ini dirinya telah sukses dengan hasil bengkel yang mereka ketahui.
Lucifer duduk di ruang tunggu bersama 3 kawannya. Dion, Hamdan, Rifky dengan gelisah. Sejak tadi mereka menunggu namun kakaknya belum juga melahirkan. Dan tak lama, terdengar suara tangisan bayi yang membuat mereka bersorak bersama dengan bahagia. Akhirnya kakak mereka melahirkan bayi pertamanya.
"Wah, kita akan jadi Om ya," ucap Dion senang.
"Aku tidak mau dipanggil om, terlihat tua. Aku lebih suka dipanggil abang," jawab Rifky mendapatkan cebikan dari mereka bertiga.
"Kau itu memang sudah tua, tidak nyadar apa." Jawab Hamdan
"Heh, aku memang belum tua kali. Lihatlah wajahku yang awet muda ini, tidak pantas jika dikatakan tua. Kalau kalian iya, wajah-wajah boros," tunjuknya pada Dion dan Hamdan.
"Sialan!"
"Lebih baik kalian segera menikah. Umur kalian sudah waktunya menikah. Pekerjaan sudah mapan, apa lagi yang ingin kalian tunggu," ucap Lucifer yang pemikirannya lebih dewasa dari mereka.
"Inginnya sih seperti itu. Hanya saja aku belum ada pandangan yang cocok," jawab Dion.
"Kalau aku masih ingin sendiri. Nanti jika sudah pengen aku akan menikah," jawab Rifky
"Kalau kamu?" Tanya Lucifer pada Hamdan.
"Aku suka yang muda, tapi tidak ada yang mau dengan ku,"
"Itu karena keinginan mu terlalu aneh. Sudah tua pengennya yang muda. Siapa yang mau coba," jawab Rifky membuat Hamdan mendengus.
"Aku akan menunggu anak kak Meysa saja,"
"Sialan! Dasar pedofil," seru mereka kompak membuat Hamdan tertawa.
.
.
.
Saat mereka menunggu tiba-tiba suara seseorang menghentikan canda mereka. Lucifer yang melihat berubah menjadi dingin dan datar. Ingatan tentang beberapa tahun silam membuatnya mengepalkan tangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ita rahmawati
siapa tuh
2024-12-31
0
Albertus Sinaga
siapa yg datang
2024-12-19
0
Tuti Tyastuti
nah siapa tuh
2024-11-12
1