Mesya dengan perasaan bahagia pergi keRumah Sakit untuk menjenguk dan menemani Tuan mudanya.
Saat sampai. Pak Mun datang menghampiri dan bertanya saat melihat Mesya begitu senang.
"Bapak lihat kamu begitu bahagia, ada apa?"
"Mesya berhasil membujuk Tuan untuk membayar biaya Rumah Sakit. Dan kini Mesya tidak perlu khawatir akan kesembuhan Tuan muda."
"Baguslah jika begitu, bapak ikut senang. Oh ya Sya, Bapak pulang dulu ya, takut nyonya nanti marah saat tahu Bapak lama disini?"
Mesya mengangguk dan Pak Mun pun pergi meninggalkan Mesya seorang diri menemani Tuan mudanya.
Tiga hari kemudian
Lucifer kini sudah di perolehan untuk pulang dan Mesya senantiasa menemaninya. Mereka berdua turun dari mobil kembali ke kediaman Bramestyo. Saat mereka masuk, suara seorang bocah menghentikan langkahnya. Alex anak dari Ana menyentil dengan kata yang pedas.
"Kenapa tidak mati saja. Padahal aku selalu berdoa agar anak haram ini mati menyusul Ibunya yang jalang itu."
Lucifer yang mendengar mengepalkan tangan, marah. Dia tidak terima ibunya dihina dengan sebutan wanita jalang walaupun Lucifer sendiri juga bingung kenapa mereka selalu menyebut Ibunya sebagai wanita jalang dan dirinya sebagai anak haram. Bukankah dirinya anak Bram? Lalu kenapa mereka selalu menyebut sebutan itu?
Lucifer menatap Alex dengan dingin. Sedangkan Alex yang ditatap malah menyeringai.
"Kenapa, kau tidak suka? Bukankah itu kenyataan nya, dasar anak wanita jalang." Ucapnya menantang.
Alex tahu Lucifer marah dengan nya terlihat dari wajah dan tangan yang mengepal erat. Namun itu malah membuat Alex senang. Alex ingin Lucifer marah dan membuat mereka berkelahi. Dan tentunya Alex ingin membuat Lucifer di marah oleh ibunya. Bisa jadi Lucifer akan diusir dari kediaman Bramestyo.
Alex tidak menyukai Lucifer karena menurutnya Lucifer adalah benalu yang mengganggu kehidupannya dan harus segera disingkirkan. Alex tidak tahan harus serumah dengan kakak angkat itu, membuatnya muak dan ingin menyingkirkan nya sesegera mungkin.
Mesya yang ada di samping Lucifer mengelus lengan bocah itu. Memberikan ketenangan untuk tidak melawan Alex. Karena jika Lucifer membuat masalah, bisa jadi Lucifer akan di usir bahkan dibunuh oleh mereka.
"Tuan muda, tenang. Jangan pedulikan Tuan muda Alex. Lebih baik kita masuk kedalam dan Tuan muda istirahat." Ucap Mesya pelan Dan Lucifer mengangguk.
"Tuan muda Alex kami permisi dulu. Tuan muda Lucifer baru pulang dari Rumah Sakit, dia butuh istirahat,"
Mesya membawa Lucifer pergi membuat Alex marah dan geregetan.
"Tetap di tempat! Siapa yang menyuruh kalian pergi? Kembali!" teriak Alex namun tidak digubris oleh Mesya dan Lucifer. Mereka tetap pergi menuju kamar para pelayan, karena kamar Lucifer sendiri berada di antara kamar pelayan.
Ana yang baru keluar dari kamarnya dan melihat putranya dengan wajah marah, menghampiri.
"Ada apa?"
"Aku kesal dengan anak haram itu. Kapan Mama dan Papa mengusirnya? Aku tidak suka melihat wajah yang menyebalkan itu."
"Tenang lah, tidak lama anak itu pasti angkat kaki dari tempat ini. Lagian Mama juga tidak suka dengan nya." Alex mengangguk, percaya dengan Mamanya.
Di kamar Lucifer.
Lucifer diam dengan penuh pikiran. Apa yang selalu didengar dan dialami membuatnya berpikir keras. Bertanya siapa sebenarnya dirinya. Kenapa semua keluarga tidak menyukainya, bahkan Bram padanya pun tidak menyukainya.
"Kenapa selama aku mengingat Papa tidak pernah menyukai ku dan selalu membenci ku. Bukankah seharusnya seorang Papa harus menyayangi anaknya? Tapi kenapa ini tidak. Bahkan dia selalu mengatakan aku anak haram. Sebenarnya apa maksudnya?"
Lucifer mencengkram pahanya. Banyak hal yang dipikirkannya. Namun jawaban tetap tidak ditemukan.
Mesya yang melihat mendekati dan duduk di samping Lucifer.
"Tuan muda. Ada apa dengan anda. Kakak lihat Tuan muda banyak pikiran. Katakan, siapa tahu Kakak bisa membantumu."
Tes..
Air mata Lucifer menetes dan ini kali pertama Mesya melihat Lucifer nangis sejak Lucifer berumur 8 tahun. Meysa yang melihat anak asuhnya menangis langsung memeluknya.
"Katakan, apa yang membuat Tuan muda sedih?"
"Hiks....Hiks... Apa salahku? Kenapa semua orang membenciku hiks...hiks.... Mereka semua mengatakan aku anak haram dan memiliki bu wanita jalang. Aku bukan anak haram kan? Bukankah Papa Bram adalah Papa ku. Jadi kenapa mereka selalu menyebut ku dengan anak haram, kenapa? Dan juga Ibu ku, Ibuku bukan wanita jalang kan? Hiks...hiks..."
Lucifer menangis sesegukan. Mesya yang melihat sungguh tidak tega. Mesya memeluk semakin erat, berharap Tuan mudanya sedikit tenang.
"Tuan muda bukan anak haram. Tuan muda punya Papa. Jadi sebutan itu tidak usah dihiraukan dan pikirkan."
"Tapi mereka selalu mengatakan seperti itu. Bahkan Papa juga mengatakan hal itu. Apa aku ini sebenarnya bukan anak papa hiks...hiks...Katakan, aku nak Papa kan?"
Mesya sungguh tak kuasa mendengar kesedihan mendalam perasaan tuan mudanya. Mesya ikut menangis sesegukan, mereka berpelukan semakin erat.
Namun siapa sangka, semua itu didengar oleh Ana. Ana tertawa melihat kesedihan Lucifer.
Lucifer dan Meysa yang melihat Ana dan Alex berdiri di pintu langsung melepas pelukan, dan menatap mereka berdua yang kini masuk kedalam kamar.
Ana duduk di kursi meja belajar Lucifer, menyilangkan kaki dan bersedekap dada. Menatap Lucifer dengan sinis.
"Apa kau tahu kenapa kami tidak menyukaimu?" Tanya Ana namun Lucifer tetap diam, seolah tidak peduli. Melihat wajah dingin Lucifer membuat darah Ana mendidih. Ingin membunuh anak haram itu.
"Akan ku beritahu alasan kami tidak menyukaimu dan tidak menerima mu di sini. Dengar baik-baik. Aku tidak akan mengulanginya. Jadi pasang telingamu dengan benar. KARENA KAU BUKAN ANAK BRAM!"
Deg
Jantung Lucifer seakan berhenti mengetahui kenyataan bahwa Papa Bram bukanlah Papa kandungnya.
Tes....
Air mata itu menetes tanpa disadari dan itu membuat Alex yang melihatnya senang.
"Kau itu bukan anak Papa. Tapi anak yang tidak jelas siapa Ayahnya."
"Apa yang dikatakan Alex seakan memperjelas semuanya dan itu membuat air matanya semakin deras mengalir.
Mesya yang mendengar tidak sanggup. Ia tidak tega melihat tuan mudanya mengetahui semua kenyataannya.
"Tuan muda,"
"Tidak! Pasti ini salah. Aku anak papa. Tidak mungkin Papa Bram bukan Papa ku. Papa Bram adalah Papa ku."
"Jangan keras kepala. Itu memang kenyataan nya. Coba kau pikir. Jika kau adalah anak Papa tidak mungkin papa dan semua keluarga papa membencimu. Tapi kenyataannya mereka sangat jijik dengan mu. Itu lah alasannya karena kau itu bukan anggota keluarga mereka."
"Tuan muda Alex hentikan. Jangan katakan itu lagi. Mesya mohon!" Mesya memohon agar Alex dan Ana tidak berkata lebih jauh. Mesya tidak ingin Tuan mudanya sakit dan hancur mengetahui kenyataan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ita rahmawati
anak sekecil alex uddh punya hati sejahat itu
2024-12-31
0
Albertus Sinaga
lucifer pergi aja dari situ
2024-12-19
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝑳𝒖𝒄𝒊𝒇𝒆𝒓 𝒅𝒓 𝒌𝒆𝒄𝒊𝒍 𝒅𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒔𝒊𝒌𝒔𝒂𝒂𝒏 𝒇𝒊𝒔𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒊𝒌𝒊𝒔 😭😭
2024-10-12
1