Tempat Baru

Saat Lucifer mengemasi barang-barangnya. Mesya yang mendengar keributan tadi langsung menyusul Lucifer di kamar.

"Luci,"

Lucifer menoleh, dilihatnya pengaruhnya yang sudah dianggap kakaknya berjalan ke arahnya dengan wajah sedih.

"Kakak,"

"Apa kami akan pergi?" Mesya menatap wajah adiknya yang terdapat lebam di wajahnya. 

Lucifer mengangguk, "Aku akan pergi dari sini. Apalagi ini memang kesepakatan ku dengan Tuan Bram. Aku harus pergi saat umurku 15 tahun," jawab Lucifer masih mengemasi pakaiannya.

Mesya diam. Mesya tahu akan kesepakatan itu. Dan hari ini adalah waktunya Lucifer meninggalkan kediaman Bramestyo. 

"Kakak akan ikut denganmu,"

Lucifer langsung menoleh menatap Mesya, menghentikan apa yang dilakukannya. 

"Kakak tetap disini. Jika kakak ikut kita tidak punya tempat tinggal. Kalau aku sendiri, aku bisa menumpang di rumah teman."

"Kakak punya tabungan. Kita sewa kontrakan. Kakak tidak bisa membiarkanmu hidup sendirian di luar sana. Kakak terlalu khawatir dengan mu,"

Lucifer tersenyum. Lucifer tahu kakaknya akan melakukan itu. Tapi jika dia membawa kakaknya, kakaknya pasti akan menderita bersama dengannya.

"Terimakasih karena kakak mengkhawatirkan ku. Tapi percayalah adik mu ini akan baik-baik saja,"

"Tidak, kakak tidak ingin mendengar penolakan.  Jika kamu keluar kakak juga akan keluar,"

Lucifer hanya diam, tidak bisa membantah lagi. "Hah, baiklah," 

Mesya yang mendengar langsung pergi ke kamarnya, mengemasi pakaiannya. Sedangkan Lucifer memutar otaknya, bagaimana caranya kakaknya tidak curiga dengan pekerjaannya. 

"Aku akan memikirkannya nanti," Lucifer memasukkan semua barangnya dalam ransel. Dan setelah itu menunggu kakaknya selesai.

"Kakak sudah selesai." Mesya muncul dengan membawa Dua ransel di tangannya. Lucifer hanya mengangguk dan setelah itu mereka keluar untuk berpamitan kepada keluarga Bramestyo. 

Saat mereka ada di hadapan Bram beserta istrinya, Mesya berpamitan, mengundurkan diri dari pekerjaannya. Baik Ana, Alex dan Bram tidak keberatan. Mereka malah senang Mesya juga pergi karena mereka tahu, Mesya adalah pengasuh Lucifer sejak kecil.

"Pergilah, dan asuh anak haram itu. Jangan biarkan dia keluyuran tidak jelas dan muncul di hadapan ku," 

Lucifer mengepalkan tangan. Namun mesya yang tahu menggenggamnya, memberikan ketenangan untuk adiknya itu.

"Baik nyonya. Kalau begitu kami permisi dulu," 

Mesya menarik Lucifer untuk keluar. Dia tidak ingin Lucifer kembali emosi dan memukul Nyonya nya. Dan setelah mereka berdua keluar dari kediaman Bramestyo, keduanya kini duduk di halte bus untuk istirahat.

"Kita mau kemana?" Tanya Mesya bingung.

"Aku akan menghubungi teman ku. Biar mereka menjemput kita,"

Lucifer mencari nomor ponsel Rifky dan menghubunginya. 

Tut….

Tut….

Tut….

Panggilan tersambung. 

"Hallo bro, ada apa? Kau minta di jemput sekarang?"

"Jemput aku di halte bus tak jauh dari kediaman Bramestyo. Bawa satu teman mu juga," 

Rifky mengerutkan kening. "Kamu membawa siapa?"

"Nanti kau tahu. Oh ya, tolong carikan aku kontrakan hari ini,"

"Kontrakan? Apa kau sudah keluar dari rumah neraka itu?" 

Rifky tahu apa yang dialami temannya itu. Rifky selalu mengatakan untuk membalas dan melawan mereka. Namun temannya itu selalu menolak dengan kata 'Biarkan saja' Dan kini akhirnya teman nya itu benar-benar keluar. 

"Cepatlah datang. Aku tunggu kalian," Lucifer memutuskan panggilan sepihak, membuat Rifky mendengus sebal. 

"Kebiasaan,"

Walaupun kesal dengan sikap Lucifer, tapi Rifky tidak mempermasalahkan nya. Memang anak itu sudah sifatnya seperti itu. Rifky pun menghubungi teman nya dan mereka pun menjemput Lucifer dan Mesya. Sedangkan satu teman lainnya diperintahkan untuk mencari sebuah kontrakan untuk tempat tinggal Lucifer.

Saat mereka berdua sampai, Rifky mengerutkan kening saat melihat seorang wanita ada di samping Lucifer.

Bruum…

Bruum…

Bruum…

Motor berhenti tempat di depan mereka. Rifky melepas helmnya, begitupun dengan satu temannya bernama Dion.

Kedua turun dan menghampiri Lucifer, menatap kearah Meysa yang tidak pernah mereka lihat. Lucifer yang tahu tatapan penasaran itu langsung memperkenalkan. 

"Dia kakak ku, Mesya," Lucifer memperkenalkan kakak angkatnya.

"Salam kenal kak, aku Rifky," 

"Mesya,"

"Aku Dion," 

"Mesya,"

Keduanya menjabat tangan, memperkenalkan nama masing-masing.  Setelah saling mengenal, mereka pun pergi dan menuju kontrakan yang telah di carikan teman Rifky sebelumnya.

Tak perlu menempuh waktu lama, kini mereka sampai di depan kontrakan berukuran kecil. Semua turun. Mesya menatap kontrakan itu. Yah, walaupun terlihat kecil tapi tidak apa-apa. Asalkan bersama adiknya dan menjaganya, Mesya sudah senang.

"Ini tempat tinggal kita nanti kak. Maaf kalau kontrakan nya kecil," Lucifer sebenarnya ingin membelikan sebuah rumah. Namun untuk saat ini sepertinya tidak bisa, karena jika dia melakukannya kakaknya akan bertanya-tanya dari mana dia mendapatkan uang itu.

"Tidak masalah. Asal kita nyaman, kecil pun tidak apa-apa." Jawabnya mengelus kepala Lucifer dengan sayang. Rifky dan Dion yang melihat langsung berdehem, menahan tawa.  Ternyata si wajah dingin sering diperlakukan seperti itu oleh kakaknya, sungguh tidak pantas dan tidak sesuai dengan karakter Lucifer.

Lucifer melirik dua temannya itu dengan tatapan tajam tanpa di ketahui oleh Mesya.

"Kakak masuklah. Aku masih ingin berbicara dengan mereka," 

"Baiklah, kakak masuk dulu,"

Mesya pun pergi dan kini tinggal mereka bertiga. Lucifer bersedekap dada, memberikan tatapan tajam dan membunuhnya.

"Hehehe….aku baru kali ini melihat di perlakukan seperti itu. Maaf, itu membuat ku terkejut." Jawab Dion cengengesan tidak ingin kena tabok Lucifer. 

Berbeda dengan Dion, Rifky malah terpingkal-pingkal mengingat wajah Lucifer saat kepala nya di elus Mesya. Lucifer seperti kucing yang menggemaskan. 

"Adik ku yang manis, sini kakak elus," Rifky bertingkah seperti Mesya. Tangannya hendak menyentuh kepala Lucifer. Namun saat tangan itu hendak menyentuh kepalanya, tangannya lebih dulu di cekal dan di pelintir.

"Aduh….aduh….aduh….sakit Luc. Lepaskan tangan ku," Rifky meringis karena tangannya terasa sakit.

Namun Lucifer tidak melepas. Dia malah mencengkram lebih kuat membuat Rifky memohon ampun.

"Ampun…Ampun…aku tidak akan main-main lagi dengan mu. Lepaskan tangan ku. Jika tangan ku patah aku tidak bisa menggrape-grape cewek ku lagi,"

Lucifer mendengus. Masih bisa-bisanya temannya ini memikirkan hal seperti itu. 

"Dasar playboy cap kakap."

Lucifer melepaskan tangan Rifky. Sedangkan Rifky mendengus merasakan sakit di pergelangan tangannya. 

"Kau itu kejam sekali. Tidak bisakah kau lembut seperti hello kitty?" 

Lucifer langsung melotot dengan tatapan tajamnya, membuat Rifky langsung diam.

"Untung teman. Jika bukan sudah ku becek-becek tu wajah tampannya," kesalnya hanya bisa dalam hati.

"Nanti malam kamu datang sendiri atau mau ku jemput?"

"Datang sendiri. Antarkan motor ku kesini,"

"Motor yang mana?" Tanya Rifky karena Lucifer punya dua motor. Satu motor super butut yang mempunyai membuat gendong telinga sakit. Satu nya lagi motor sport nya. 

"Motor butut ku. Jika kau mengantarkan motor sport ku, kau kira aku mampu menjawab pertanyaan kakak ku,"

"Yah, siapa tahu kan, dari pada aku salah terus kena omel mulut tajam mu,"

"Berani bicara lagi, ku sumpal dengan kaos kaki ku,"

"Oke..oke…kami pergi dulu." Rifky tidak ingin berdebat. Mereka berdua pun pergi meninggalkan Lucifer.

.

.

.

Bersambung 

Terpopuler

Comments

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

diam diam Lucifer sdh punya harta

2024-05-06

0

Erna

Erna

mulai menunjukan taringny luci

2024-04-07

0

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

wahhh Lucifer GK jadi beli rumah .. eh ternyata sudah mulai bnyk uang ya punya motor sport pula 🥰🥰

2024-03-14

2

lihat semua
Episodes
1 Lucifer
2 Masuk Rumah Sakit
3 Kenyataan.
4 Aku Bukan Anak Papa
5 Menahan Diri
6 Hari Kelulusan
7 Melawan
8 Pergi
9 Tempat Baru
10 Adu Balap
11 Sekolah Baru
12 Membuat Kesal
13 Pria Tua
14 Menyerahkan Semua Harta
15 Pengganggu
16 Rencana Membuka Usaha
17 Merampok Uang Keluarga Maherson
18 Membuka Usaha
19 Tiga Tahun
20 Adik Baru
21 Penghianat
22 Penolong
23 Amerika
24 Bobby Albern
25 Bisnis
26 Siuman
27 Teman Baru
28 Tempat Tinggal Baru
29 Menangkap Mata-mata
30 Mengabari
31 Aksi Lucifer Membuat Evan Terkejut
32 Datang Ke Markas VOLDEMORT
33 Latihan
34 Menolong Seorang Gadis
35 George Maven dan Jaxon Maven
36 Mencurigai
37 Menyelidiki Siapa Lucifer Sebenarnya
38 Saling Menguntungkan
39 Merampok Uang kelompok XLOVENOS
40 Menemukan Kedimaan Bramestyo
41 Desha Atau Joice
42 Ancaman Untuk Mesya
43 Dua Pria Mencari Lucifer
44 Merindukan
45 Menolong Seseorang
46 Kekhawatiran Evan
47 Pilihan
48 Menerima Persyaratan Lucifer
49 Dasar Mata Duitan
50 Ancaman Wanita Dalam Mimpi
51 LUCKECR
52 Menemui Alezza
53 4 Tahun Kemudian
54 Kembalinya Lucifer Membuat Pihak Lain Mengetahui
55 Bertemu Mesya
56 Masalah Datang Lagi
57 Menginginkan Apapun Milik Lucifer
58 Kedatangan Alezza Di Indonesia
59 Mempermainkan Alex Bramestyo
60 Penyerangan Terhadap Lucifer
61 Kekhawatiran Alezza
62 Mengetahui Kenyataan
63 Tunggu Tanggal Mainnya
64 Rencana Musuh
65 Menangkap Rifky
66 Mesya Menghilang
67 Mengejar Keluarga Bramestyo
68 Menangkap Bram dan Ana
69 Memberi Pelajaran Pada Ana
70 Menyiksa Bram Dan Ana
71 Bertemunya Cucu dan Kakek
72 Kematian Bram Bramestyo
73 Mesya, Dion dan Hamdan Bertemu
74 Bertemu Rifky
75 Penjelasan Rifky
76 Menyusun Rencana Penyerangan
77 Menyerang Markas Mafia XLOVENOS
78 Saling Berhadapan
79 Pertarungan Sengit Lucifer Dan Bobby
80 Pilihan Yang Berat
81 Farhat Si Penghianat
82 Memberi Pelajaran Pada Farhat, Alex dan Bobby
83 Dendam Terbalaskan
84 Menikah, Hari Kebahagiaan
85 JAY ABIMANYU
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Lucifer
2
Masuk Rumah Sakit
3
Kenyataan.
4
Aku Bukan Anak Papa
5
Menahan Diri
6
Hari Kelulusan
7
Melawan
8
Pergi
9
Tempat Baru
10
Adu Balap
11
Sekolah Baru
12
Membuat Kesal
13
Pria Tua
14
Menyerahkan Semua Harta
15
Pengganggu
16
Rencana Membuka Usaha
17
Merampok Uang Keluarga Maherson
18
Membuka Usaha
19
Tiga Tahun
20
Adik Baru
21
Penghianat
22
Penolong
23
Amerika
24
Bobby Albern
25
Bisnis
26
Siuman
27
Teman Baru
28
Tempat Tinggal Baru
29
Menangkap Mata-mata
30
Mengabari
31
Aksi Lucifer Membuat Evan Terkejut
32
Datang Ke Markas VOLDEMORT
33
Latihan
34
Menolong Seorang Gadis
35
George Maven dan Jaxon Maven
36
Mencurigai
37
Menyelidiki Siapa Lucifer Sebenarnya
38
Saling Menguntungkan
39
Merampok Uang kelompok XLOVENOS
40
Menemukan Kedimaan Bramestyo
41
Desha Atau Joice
42
Ancaman Untuk Mesya
43
Dua Pria Mencari Lucifer
44
Merindukan
45
Menolong Seseorang
46
Kekhawatiran Evan
47
Pilihan
48
Menerima Persyaratan Lucifer
49
Dasar Mata Duitan
50
Ancaman Wanita Dalam Mimpi
51
LUCKECR
52
Menemui Alezza
53
4 Tahun Kemudian
54
Kembalinya Lucifer Membuat Pihak Lain Mengetahui
55
Bertemu Mesya
56
Masalah Datang Lagi
57
Menginginkan Apapun Milik Lucifer
58
Kedatangan Alezza Di Indonesia
59
Mempermainkan Alex Bramestyo
60
Penyerangan Terhadap Lucifer
61
Kekhawatiran Alezza
62
Mengetahui Kenyataan
63
Tunggu Tanggal Mainnya
64
Rencana Musuh
65
Menangkap Rifky
66
Mesya Menghilang
67
Mengejar Keluarga Bramestyo
68
Menangkap Bram dan Ana
69
Memberi Pelajaran Pada Ana
70
Menyiksa Bram Dan Ana
71
Bertemunya Cucu dan Kakek
72
Kematian Bram Bramestyo
73
Mesya, Dion dan Hamdan Bertemu
74
Bertemu Rifky
75
Penjelasan Rifky
76
Menyusun Rencana Penyerangan
77
Menyerang Markas Mafia XLOVENOS
78
Saling Berhadapan
79
Pertarungan Sengit Lucifer Dan Bobby
80
Pilihan Yang Berat
81
Farhat Si Penghianat
82
Memberi Pelajaran Pada Farhat, Alex dan Bobby
83
Dendam Terbalaskan
84
Menikah, Hari Kebahagiaan
85
JAY ABIMANYU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!