Aku Bukan Anak Papa

Setelah mendengar kebenaran bahwa dirinya bukan anak dari Bram Bramestyo. Lucifer perlu memastikan lagi dari mulut Bram sendiri tentang kebenaran itu.

Saat malam tiba. Semuanya makan malam bersama, kecuali Lucifer. Karena Lucifer sejak kecil tidak di perolehan ikut makan bersama dengan mereka. 

Keluarga itu terlihat bahagia. Hanya Lucifer yang sedih melihat kebahagiaan yang terlihat jelas di matanya. Walaupun kenyataannya Lucifer sedih, tapi Lucifer tidak menunjukkan kesedihan itu. Dia hanya menatap dingin dan datar.

Mesya yang melihat tuan mudanya mengintip di pintu merasa sedih. Meysa tahu tuannya juga ingin bergabung bersama mereka. Merasakan kasih sayang seperti Tuan Alex. Tapi mengingat apa yang di katakan nyonya nya tadi tidak mungkin tuan mudanya berani. Karena Lucifer tahu diri.

Setelah melihat papanya selesai. Lucifer dengan cepat menghampiri.

"Pa," panggilnya mengejar. 

Bram yang mendengar langsung menoleh. Di lihatnya Lucifer dengan luka di kepala. Bram tahu luka itu karena ulah dari istrinya.

Bram bersedekap dada, menatap benci anak itu. "Ada apa?" Tanyanya dengan nada dingin.

Lucifer diam sejenak. Meremat tangannya. Lucifer mendongak menatap wajah Bram yang terlihat dingin. 

"Bisakah Luci berbicara dengan papa?"

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Bram memicingkan mata, penuh selidik. Karena tidak biasanya Lucifer akan meminta bicara dengannya. 

"Aku hanya ingin bertanya sesuatu dengan papa,"

"Baiklah, ikut dengan ku," 

Lucifer pun membuntuti Bram, berjalan di belakangnya.  Ana dan Alex yang melihat Lucifer bersama papanya saling pandang. Buat apa mereka bersama.

"Kenapa anak haram itu bersama dengan papa, ma?" Tanya Alex pada Ana.

"Mungkin anak haram itu ingin berbicara dengan papa mu."

"Tentang apa?"

"Tentu saja untuk memastikan apa yang kita katakan tadi siang,"

"Semoga saja papa mengatakan sejujurnya agar anak itu cepat pergi dari sini,"

"Ya, mama harap juga seperti itu."

.

.

Di ruang kerja Bram. Bram duduk di sofa, menyilangkan kakinya dan menatap Lucifer penuh dengan intimidasi.

Tangan Lucifer begitu dingin, berkeringat. Jika dia bertanya apakah papanya akan mengatakan hal yang sama seperti yang di katakan Mama Ana nya. Jika ternyata semua benar, apa yang harus di lakukannya. 

Bram yang melihat Lucifer diam menunduk, menghela nafas. Sebenarnya apa yang akan di katakan anak di depannya ini.

"Apa kau akan tetap diam? Aku banyak kerjaan. Jika kau tetap diam, lebih baik kau pergi dari hadapan ku,"

Lucifer langsung mendongak, menatap wajah ayahnya. Wajah yang selalu memberikan tatapan dingin dan tajam. 

"Pa, boleh kah aku bertanya?"

"Katakan, apa yang ingin kau tanyakan?"

"Tapi ku harap papa jujur,"

"Hm…"

"Apa aku bukan anak papa?"

Bram yang mendengar diam. Dia tidak langsung menjawab. Bram menatap mata Lucifer yang jernih dengan iris biru dan memiliki wajah yang tampan. Bram sempat berpikir anak ini tidak ada dosa maupun kesalahan. Namun saat mengingat ibunya yang membuat dirinya di usir dari keluarganya, membuatnya marah dan kesal. Dan pelampisaan terbaik adalah dengan membenci anak dari wanita yang merusak hidupnya.

"Apa kau ingin tahu yang sebenarnya?" Lucifer mengangguk. "Jika kau tahu kenyataannya, apa yang akan kau lakukan?"

Lucifer diam, berpikir. Dia tidak tahu apa yang akan di lakukannya setelah mengetahui kebenarannya. 

"Aku tidak tahu,"

"Aku akan mengatakan. Ku rasa ini saat nya kau mengetahui semua kebenaran. Dan kenapa alasan aku sangat membenci mu."

Lucifer diam, tidak berkata sama sekali. Karena dia tahu papa nya ini memang sejak dulu sangat membencinya.

"Luci akan mendengarkan nya,"

Dengan segenap hati, Lucifer akan mendengar kebenaran itu. Tapi Lucifer berharap Bram adalah papanya.

"Kamu memang bukanlah anak kandung ku,"

Deg

Detak jantung Lucifer seakan berhenti mendengar kenyataan, bahwa dirinya memang bukanlah anak kandung Bram Bramestyo. 

Tes

"Jadi aku memang benar bukan anak papa?" 

Bram tidak berkata. Biarkan Lucifer menganggapnya benar. Lucifer mengusap air matanya, ia tidak boleh terlihat lemah. Bram yang melihat memang mengakui, Lucifer adalah anak yang kuat.

"Lalu siapa papa kandung ku?" 

"Aku tidak tahu," jawab Bram membuat Lucifer diam. Papanya tidak tahu. Lalu siapa dan bagaimana caranya dia mengetahui dan menemukannya.

Bram yang melihat Lucifer diam memutar bola mata matanya dengan malam. Bram tahu kebingungan Lucifer. Bram pun beranjak, mengambil sesuatu di laci meja kerjanya. Setelah itu memberikannya pada Lucifer.

"Itu peninggalan dari ibu. Sesuatu yang ku temukan di dalam kamarnya. Aku tidak tahu apa itu. Ku harap itu berguna bagi mu."

Lucifer tersenyum. Akhirnya dia memiliki suatu barang milik ibunya. 

"Terimakasih pa."

"Bram tidak menjawab, malas untuk menjawab. "Sekarang pergilah dan jangan ganggu aku."

Lucifer yang mendengar langsung menatap papanya. Bram di tatap seperti itu memberikan tatajam tajam. "Beraninya kau menatap ku seperti itu. Apa kau ingin biji mata mu ku congkel?"

Lucifer menggelang dengan cepat. Saat ini yang ada di pikirannya adalah, jika dirinya bukan anak kandung papanya, apakah dirinya harus pergi dari kediaman Bramestyo. Tidak! Lucifer tidak ingin pergi untuk saat ini. Dirinya masih kecil untuk berkeliaran di luar sana. Apapun yang harus dia hadapi, Lucifer harus memohon dan meminta papanya mengizinkannya tetap tinggal di rumah itu. Dan setelah dirinya bisa untuk menghidupi dirinya sendiri, Lucifer akan angkat kaki dari rumah Bramestyo. 

"Pa, bisakah papa mengabulkan satu permintaan ku. Aku tahu papa akan sulit menerimanya karena papa sangat membenci ku. Tapi Luci mohon, izinkan Luci tetap tinggal disini sampai umur ku 15 tahun. Dan setelah umur ku 15 tahun, Luci akan angkat kaki dari rumah ini,"

"Kau pikir tempat ini penampungan anak? Kau bukan anak ku, buat apa aku harus mengasihani mu. Tidak ada gunanya kau hidup di rumah ku. Yang ada kau membuat ku muak dan semakin membenci mu,"

"Luci mohon pa." Lucifer memohon dan bersimpuh di bawah kaki Bram agar tetap di izinkan untuk tetap tinggal.

"Tidak. Aku mengatakan ini memang berharap kau pergi dari rumah ini."

"Tapi Luci tidak tahu harus kemana. Luci tidak punya tujuan. Hanya papa yang aku punya saat ini. Walaupun papa membenci ku, akan aku terima. Jika papa ingin menyiksa ku setiap hari akan aku trima, asalkan papa mengizinkan ku tetap tinggal hingga umur ku 15 tahun. Luci mohon pa, Luci mohon,"

Air mata Lucifer mengalir deras di pipinya. Walaupun dia benci tapi dia harua tetap harus bertahan untuk saat ini.

Lucifer tahu semuanya tidak akan suka. Apalagi Alex dan Nyonya Ana. Pasti mereka akan membenci mati-matian dirinya dan mencoba untuk menyingkirkannya. Lucifer harus tetap bertahan, demi membuat nya kuat. 

Lucifer memiliki rencana lain, dia harus menjadi orang yang memiliki kuasa agar semua hinaan, kebencian dapat ia balaskan.  Untuk saat ini memohon adalah hal utama untuk bertahan hidup. Seiring berjalan nya waktu pasti dia bisa membungkam dan membalas semua perlakuan buruk mereka semua padanya.

Mohon dukungannya.

Like

Komen

Vote

Terpopuler

Comments

Yus Nita

Yus Nita

Lucifier yg malang, semoga tetap kuat menjalani hidup dengan segala siksaan dan jinan, yg tak pernah di harap kan ny

2024-12-20

0

Taryumi 2003

Taryumi 2003

palingan anak nya bram .. cuma Bram lupa udh nabur benih... ga mungkin kan ibu Lucifer salah org..

2025-01-13

0

Albertus Sinaga

Albertus Sinaga

bertahan ya harus tahan sama siksaan luci

2024-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 Lucifer
2 Masuk Rumah Sakit
3 Kenyataan.
4 Aku Bukan Anak Papa
5 Menahan Diri
6 Hari Kelulusan
7 Melawan
8 Pergi
9 Tempat Baru
10 Adu Balap
11 Sekolah Baru
12 Membuat Kesal
13 Pria Tua
14 Menyerahkan Semua Harta
15 Pengganggu
16 Rencana Membuka Usaha
17 Merampok Uang Keluarga Maherson
18 Membuka Usaha
19 Tiga Tahun
20 Adik Baru
21 Penghianat
22 Penolong
23 Amerika
24 Bobby Albern
25 Bisnis
26 Siuman
27 Teman Baru
28 Tempat Tinggal Baru
29 Menangkap Mata-mata
30 Mengabari
31 Aksi Lucifer Membuat Evan Terkejut
32 Datang Ke Markas VOLDEMORT
33 Latihan
34 Menolong Seorang Gadis
35 George Maven dan Jaxon Maven
36 Mencurigai
37 Menyelidiki Siapa Lucifer Sebenarnya
38 Saling Menguntungkan
39 Merampok Uang kelompok XLOVENOS
40 Menemukan Kedimaan Bramestyo
41 Desha Atau Joice
42 Ancaman Untuk Mesya
43 Dua Pria Mencari Lucifer
44 Merindukan
45 Menolong Seseorang
46 Kekhawatiran Evan
47 Pilihan
48 Menerima Persyaratan Lucifer
49 Dasar Mata Duitan
50 Ancaman Wanita Dalam Mimpi
51 LUCKECR
52 Menemui Alezza
53 4 Tahun Kemudian
54 Kembalinya Lucifer Membuat Pihak Lain Mengetahui
55 Bertemu Mesya
56 Masalah Datang Lagi
57 Menginginkan Apapun Milik Lucifer
58 Kedatangan Alezza Di Indonesia
59 Mempermainkan Alex Bramestyo
60 Penyerangan Terhadap Lucifer
61 Kekhawatiran Alezza
62 Mengetahui Kenyataan
63 Tunggu Tanggal Mainnya
64 Rencana Musuh
65 Menangkap Rifky
66 Mesya Menghilang
67 Mengejar Keluarga Bramestyo
68 Menangkap Bram dan Ana
69 Memberi Pelajaran Pada Ana
70 Menyiksa Bram Dan Ana
71 Bertemunya Cucu dan Kakek
72 Kematian Bram Bramestyo
73 Mesya, Dion dan Hamdan Bertemu
74 Bertemu Rifky
75 Penjelasan Rifky
76 Menyusun Rencana Penyerangan
77 Menyerang Markas Mafia XLOVENOS
78 Saling Berhadapan
79 Pertarungan Sengit Lucifer Dan Bobby
80 Pilihan Yang Berat
81 Farhat Si Penghianat
82 Memberi Pelajaran Pada Farhat, Alex dan Bobby
83 Dendam Terbalaskan
84 Menikah, Hari Kebahagiaan
85 JAY ABIMANYU
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Lucifer
2
Masuk Rumah Sakit
3
Kenyataan.
4
Aku Bukan Anak Papa
5
Menahan Diri
6
Hari Kelulusan
7
Melawan
8
Pergi
9
Tempat Baru
10
Adu Balap
11
Sekolah Baru
12
Membuat Kesal
13
Pria Tua
14
Menyerahkan Semua Harta
15
Pengganggu
16
Rencana Membuka Usaha
17
Merampok Uang Keluarga Maherson
18
Membuka Usaha
19
Tiga Tahun
20
Adik Baru
21
Penghianat
22
Penolong
23
Amerika
24
Bobby Albern
25
Bisnis
26
Siuman
27
Teman Baru
28
Tempat Tinggal Baru
29
Menangkap Mata-mata
30
Mengabari
31
Aksi Lucifer Membuat Evan Terkejut
32
Datang Ke Markas VOLDEMORT
33
Latihan
34
Menolong Seorang Gadis
35
George Maven dan Jaxon Maven
36
Mencurigai
37
Menyelidiki Siapa Lucifer Sebenarnya
38
Saling Menguntungkan
39
Merampok Uang kelompok XLOVENOS
40
Menemukan Kedimaan Bramestyo
41
Desha Atau Joice
42
Ancaman Untuk Mesya
43
Dua Pria Mencari Lucifer
44
Merindukan
45
Menolong Seseorang
46
Kekhawatiran Evan
47
Pilihan
48
Menerima Persyaratan Lucifer
49
Dasar Mata Duitan
50
Ancaman Wanita Dalam Mimpi
51
LUCKECR
52
Menemui Alezza
53
4 Tahun Kemudian
54
Kembalinya Lucifer Membuat Pihak Lain Mengetahui
55
Bertemu Mesya
56
Masalah Datang Lagi
57
Menginginkan Apapun Milik Lucifer
58
Kedatangan Alezza Di Indonesia
59
Mempermainkan Alex Bramestyo
60
Penyerangan Terhadap Lucifer
61
Kekhawatiran Alezza
62
Mengetahui Kenyataan
63
Tunggu Tanggal Mainnya
64
Rencana Musuh
65
Menangkap Rifky
66
Mesya Menghilang
67
Mengejar Keluarga Bramestyo
68
Menangkap Bram dan Ana
69
Memberi Pelajaran Pada Ana
70
Menyiksa Bram Dan Ana
71
Bertemunya Cucu dan Kakek
72
Kematian Bram Bramestyo
73
Mesya, Dion dan Hamdan Bertemu
74
Bertemu Rifky
75
Penjelasan Rifky
76
Menyusun Rencana Penyerangan
77
Menyerang Markas Mafia XLOVENOS
78
Saling Berhadapan
79
Pertarungan Sengit Lucifer Dan Bobby
80
Pilihan Yang Berat
81
Farhat Si Penghianat
82
Memberi Pelajaran Pada Farhat, Alex dan Bobby
83
Dendam Terbalaskan
84
Menikah, Hari Kebahagiaan
85
JAY ABIMANYU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!